Anda di halaman 1dari 18

Oleh:

Ns. Zulharmaswita, M.Kep., Sp. Kep. An.


 Konsep anticipatory guidance (AG) dan toilet
training(TT)
 Pengertian
 AG dan TT sesuai tugas perkembangan
 AG dan TT terhadap perilaku negatif pd anak
Memberitahukan/upaya bimbingan
kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan sehingga orang tua
sadar akan apa yang terjadi dan
dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan usia anak.
1. Usia 12 – 18 bulan
a. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya
perubahan tingkah laku dari toddler.
b. Penyapihan secara bertahap.
c. Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
d. Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial
terjadi.
e. Perlunya ketentuan/peraturan/aturan disiplin
dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi
negatifistik dan tempertantrum.
f. Perlunya mainan baru untuk mengembangkan
motorik, bahasa, pengetahuan dan ketrampilan
social.
2. Usia 18 – 24 bulan
a. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya
dalam bermain.
b. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk
kehadiran bayi baru.
c. Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis
anak untuk toilet training.
d. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut
seperti pada kegelapan atau suara keras.
e. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-
tanda regresi pada waktu anak mengalami stress.
3. Usia 24 – 36 bulan
a. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan
dalam kegiatan dengan cara meniru.
b. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam
toilet training dan sikap menghadapi keadaan-
keadaan seperti mengompol atau BAB dicelana.
c. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler
mis : melalui bahasa yang digunakan
ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif
yang lain.
d. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur
dengan benar dan nyata, ajukan alasan yang
rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
Bimbingan terhadap ortu selama usia prasekolah
1. Usia 3 tahun
a. Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan
minat anak dalam hubungan yang luas.
b. Menekankan pentingnya btas2/peraturan2
c. Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif
(menurunkan ketegangan/ tension).
d. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan
kepada anaknya alternative-alternatif pilihan
pada saat anak bimbang.
e. Perlunya perhatian ekstra.
2. Usia 4 tahun
a. Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas
motorik dan bahasa.
b. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu
tentang seksual.
c. Menekankan pentingnya batas-batas yang
realistic dari tingkah lakunya.
3. Usia 5 tahun
a. Menyiapkan anak memasuki lingkungan
sekolah.
b. Meyakinkan bahwa usia tersebut
merupakan periode tenang pada anak.
Bimbingan pada orang tua pada usia sekolah.
1. Usia 6 tahun
a. Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan
mendorong anak berinteraksi dengan temannya.
b. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan
keamanan terutama naik sepeda.
c. Siapkan orang tua akan peningkatan inters
keluar rumah.
d. Dorong orang tua untuk respek terhadap
kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan
kamar tidur yang berbeda.
2. Usia 7 – 10 tahun
a. Menekankan untuk mendorong kebutuhan
akan kemandirian.
b. Interes beraktivitas di luar rumah.
c. Siapkan orang tua untuk perubahan pada
wanita memasuki prapubertas.
3. Usia 11 – 12 tahun
a. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak
tentang perubahan tubuh saat pubertas.
b. Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat.
c. Sex education yang adekuat dan informasi
yang akurat.
Kesiapan anak :
1. Fisik
a. Pengontrolan saraf usia 18 – 24
bulan.volunter spinkterani dan uretra
b. Mampu untuk tetap kering (menahan BAK)
selama 2 jam.
c. Perkembangan ketrampilan motorik kasar :
duduk, jongkok, berjalan.
d. Perkembangan ketrampilan motorik
halus : mampu membuka celana dan
berpakaian.
2. Psikologis
a. Mengenai adanya dorongan untuk miksi
dan defikasi.
b. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan
non verbal mengindikasikan dorongan untuk
miksi atau defikasi.
c. Kemampuan kognitif : meniru dengan
tepat tingkahlaku dan mengikuti pengarahan.
d. Mengekspresikan keinginan untuk
menyenangkan orang tua.
e. Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 –
10 menit tanpa cerewet atau turun.
f. Mengikuti tingkat kesiapan anak.
g. Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu
kesabaran dan pengertian.
h. Tidak ada stress keluarga atau perubahan
seperti : perceraian, pindah rumah,
mendapat adik baru atau akan
berlibur.
i. Memberi pujian jika anak berhasil.
Kemampuan toileting dalam hal BAK/BAB
anak dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satunya adalah stimulasi toilet
training yang dilakukan oleh orang tua
khususnya ibu. Stimulasi toilet training pada
anak merupakan cara untuk melatih anak
agar mampu mengontrol BAK/BAB.
 Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
Desa Balung Lor diperoleh bahwa dari 10
anak usia prasekolah di Desa Balung Lor
Kecamatan Balung terdapat 70% anak belum
bisa menunjukkan kemandirian dalam
melakukan toileting (Wulandari, 2011) dalam
penelitinnya dengan judul:
HUBUNGAN ANTARA STIMULASI TOILET TRAINING OLEH
IBU DENGAN KEMAMPUAN TOILETING ANAK USIA
PRASEKOLAH DI DESA BALUNG LOR KABUPATEN JEMBER
Ada hubungan antara pola asuh orang tua
dan kesiapan psikologis anak prasekolah
dengan keberhasilan toilet training
(zuraidah, erman, & elviani, 2014)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai