Konsep anticipatory guidance (AG) dan toilet training(TT) Pengertian AG dan TT sesuai tugas perkembangan AG dan TT terhadap perilaku negatif pd anak Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak. 1. Usia 12 – 18 bulan a. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toddler. b. Penyapihan secara bertahap. c. Adanya jadwal waktu makan yang rutin. d. Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi. e. Perlunya ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi negatifistik dan tempertantrum. f. Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan dan ketrampilan social. 2. Usia 18 – 24 bulan a. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain. b. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru. c. Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. d. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras. e. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda- tanda regresi pada waktu anak mengalami stress. 3. Usia 24 – 36 bulan a. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru. b. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan sikap menghadapi keadaan- keadaan seperti mengompol atau BAB dicelana. c. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler mis : melalui bahasa yang digunakan ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang lain. d. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian. Bimbingan terhadap ortu selama usia prasekolah 1. Usia 3 tahun a. Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas. b. Menekankan pentingnya btas2/peraturan2 c. Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension). d. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat anak bimbang. e. Perlunya perhatian ekstra. 2. Usia 4 tahun a. Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa. b. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual. c. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah lakunya. 3. Usia 5 tahun a. Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah. b. Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak. Bimbingan pada orang tua pada usia sekolah. 1. Usia 6 tahun a. Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan temannya. b. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda. c. Siapkan orang tua akan peningkatan inters keluar rumah. d. Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda. 2. Usia 7 – 10 tahun a. Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian. b. Interes beraktivitas di luar rumah. c. Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita memasuki prapubertas. 3. Usia 11 – 12 tahun a. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat pubertas. b. Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat. c. Sex education yang adekuat dan informasi yang akurat. Kesiapan anak : 1. Fisik a. Pengontrolan saraf usia 18 – 24 bulan.volunter spinkterani dan uretra b. Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2 jam. c. Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk, jongkok, berjalan. d. Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu membuka celana dan berpakaian. 2. Psikologis a. Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi. b. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi. c. Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkahlaku dan mengikuti pengarahan. d. Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua. e. Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 – 10 menit tanpa cerewet atau turun. f. Mengikuti tingkat kesiapan anak. g. Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan pengertian. h. Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti : perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau akan berlibur. i. Memberi pujian jika anak berhasil. Kemampuan toileting dalam hal BAK/BAB anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah stimulasi toilet training yang dilakukan oleh orang tua khususnya ibu. Stimulasi toilet training pada anak merupakan cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol BAK/BAB. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Balung Lor diperoleh bahwa dari 10 anak usia prasekolah di Desa Balung Lor Kecamatan Balung terdapat 70% anak belum bisa menunjukkan kemandirian dalam melakukan toileting (Wulandari, 2011) dalam penelitinnya dengan judul: HUBUNGAN ANTARA STIMULASI TOILET TRAINING OLEH IBU DENGAN KEMAMPUAN TOILETING ANAK USIA PRASEKOLAH DI DESA BALUNG LOR KABUPATEN JEMBER Ada hubungan antara pola asuh orang tua dan kesiapan psikologis anak prasekolah dengan keberhasilan toilet training (zuraidah, erman, & elviani, 2014) TERIMA KASIH