Anda di halaman 1dari 14

Makalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN

Di Susun Oleh :
MOH. RINALDI GUDE

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa hereditas (nature) tertentu. Ini

berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orangtuanya.

Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit dan bentuk

rambut) dan psikis dan sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan, dan bakat).

Hereditas (nature) merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki

potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan

bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas (nature) dan

lingkungan (nurture) yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting

disamping hereditas (nature) yang menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu

meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan

membahas mengenai makna hereditas (nature) dan lingkungan (nurture).

B.  Rumusan Masalah

1.         Bagaimana pengaruh faktor nature terhadap perkembangan?

2.         Bagaimana pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan?

3.        Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan serta

implikasinya dalam pendidikan?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan

Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang

disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata

tergantung pada faktor dasar atau pembawaan. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah

schopenhauer. 1[1]

Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang

segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Maksudnya penganut ini berkeyakinan bahwa

perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dari

pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan pandangan ini disebut

“pesimisme pedagogis”. Contohnya harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak

akan pernah melahirkan domba atau bahkan burung. Jadi pembawaan selalu berpengaruh

terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.2[2]

Faktor nature atau genetika/hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi

perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik

individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun

psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua

melalui gen-gen.

Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang

bentuknya sanagat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inci (1/80 cm). Sel ini

merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dan sperma yang

berasal dari ayah. Didalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan

2
pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya

sehingga setelah kurang lebih 9 bulan menjadi organisme yang sempurna. Setiap sel benih

memiliki 48 kromosom yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang.

Tiap kromosom mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan/ faktor-faktor

dasar dalam pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik

fisik maupun psikisnya.

B.     Pengaruh Faktor Nurture Terhadap Perkembangan

Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu

sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan

aliran ‘empirisme’, kaum empiris ini berpendirian bahwa perkembangan anak itu

sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan. Pendapat ini terkenal dengan nama teori

tabularasa. Dengan teori tabularasa ini john locke telah mengungkapkan kekuasaan

lingkungan sebab manusia dapat di didik menjadi apa saja (kearah baik maupun buruk)

menurut kehendak lingkungan (termasuk juga pendidiknya).

Lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi

dan kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan

perkembangan siswa yang akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah,

kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat

1.      Lingkungan Keluarga

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan

pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-

nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang

kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

Keluarga juga dipandang sebagai insitusi (lembaga) yang dapat memenuhi

kebutuhan insani (manusiawi). Apabila mengaitkan peranan keluarga dengan upaya


memenuhi kebutuhan individu dari maslow, maka keluarga merupakan lembaga pertama

yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari

orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis

maupun sosio psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan

sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu

perwujudan diri (self- actualization).

Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila

keluarga dapat memerankan fungsinya secar baik. Fungsi dasar keluarga adalah

memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan membangun hubungan yang baik

diantara anggota keluarga. hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan,

akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, pehatian, pemahaman,

respek dan keinginan untuk menumbuh kembangkan anak yang dicintainya. Keluarga

yang hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication

dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental bagi anak.

Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga ini dapat diklasifikasikan

kedalam fungsi-fungsi berikut:

a.       Fungsi biologis

Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan dan

kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya.

b.      Fungsi ekonomis

Keluarga ( dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota

keluarganya (istri dan anak) dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 223)


Yang artinya, “dan kewajiban suami memberi makan dan pakaian kepada para istri

dengan cara yang baik. Seorang (suami) tidak dibebani (dalam memberi nafkah),

melainkan menurut kadar kesanggupannya”.

c.       Fungsi pendidikan

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak.

d.      Fungsi Sosialisasi

Keluarga merupakan buaian atau penyampaian bagi masyarakat masa depan dan

lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas

generasi yang akan datang.

e.       Fungsi perlindungan

Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya dari gangguan,

ancaman atau kondisi yan menimbulkan ketidak nyamanan (fisik-psikologis) para

anggotanya.

f.       Fungsi rekreatif

Untuk melaksanakan fungsinya ini, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang

memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semagat bagi anggotanya.

g.      Fungsi agama

Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka

memiliki pedoman hidup yang benar. Dalam al-Qur’an surat Al-Tahrim: 6

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka”

2.      Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga penddikan formal yang secara sistematis melaksanakan

program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengemankan potensiya, baik menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional

maupun sosial.

Mengenai peran sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock

mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian

anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berperilaku. Sekolah

berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru subtitusi orang tua.

Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting

dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal

ini, sekolah seyogianya berupaya menciptakan iklim yang kondusif, atau kondisi yang

dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai tugas perkembangannya

3.      Lingkungan kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) memiliki

peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadian. Hans Sebald

mengemukakan,bahwa teman sebaya lebih memberikan pengaruh dalam memilih: cara

berpakaian, hobi, perkumpulan (club), dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan untuk belajar

tentang: (1) bagaimana berinteraksi dengan orang lain, (2) mengontrol tingkah laku sosial,

(3) mengembangkan ketrampilan dan minat yang relevan dengan usianya, (4) saling

bertukar perasaan dan masalah. Uraian tersebut, menunjukkan bahwa kelompok teman

sebaya itu mempunyai kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian

remaja. Namun di sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena

pengaruh teman sebayanya. Keadaan ini seperti terungkap dari hasil-hasil penelitian

berikut:

a.    Healy dan Browner menemuan bahwa 67% dari 3.000 anak nakal di Chicago, ternyata

karena mendapat pengaruh dari teman sebaya.


b.    Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah akibat pengaruh anak

nakal lainnya..

Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan dengan

iklim keluarga remaja itu sendiri. Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan

orangtuanya (iklim keluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan diri pengaruh negatif

teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang hubungan dengan orangtuanya

kurang baik. Judith Brook dan kolegnya menemukan, bahwa hubungan orangtua dan

remaja yang sehat dapat melindungi remaja tersebut dari penaruh teman sebaya yang tidak

sehat.

4.      Lingkungan Masyarakat

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memliki kermampuan

untuk bergaul dengan orang lain untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar

tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak

melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang

dilingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau

bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial,

atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh

kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-

hari.

Melalui pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang tua, anggota keluarga,

orang dewasa lainnya maupun teman bermain, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk

tingkah laku sosial. Pada usia anak bentuk-bentuk tingkah laku sosial anak sebagai berikut

a.       Perkembangan (negativisme)

b.      Agresi (agresion)


c.       Berselisih atau bertengkar

d.      Menggoda

e.       Persaingan

f.       Kerja sama

g.      Tingah laku berkuasa

h.      Mementingkan diri sendiri

i.        Simpati

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang

tua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya.

Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap

perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial

secara matang.

C.    Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan serta Implikasinya

dalam Pendidikan

Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama bagi

perkembangan anak kedepannya. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga kedua yang formal

berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak dan

mengembangankan potensi yang ada pada anak serta masyarakat sebagai pendidikan

ketiga sesudah keluarga dan sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan

ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan

sosial serta berjenis-jenis budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial

budaya yang dijunjung tinggi oleh semua ilmu pendidikan.

Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nulture adalah penentu

perkembangan aspek-aspek psikofisik individu aspek-aspek individu meliputi fisik,

intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama perkembangan fisik meliputi
pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual atau daya fikir

merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau

lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan

dan selalu memerlukan manusia lainnya.

Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs

nulture). Dalam hal ini daat dipengaruhi berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap

perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari pendidikan anak

yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang dilakukan.

Anastasi mengatakan bahwa adanya interaksi saling mempengaruhi antara Nature dan

nurture, yang meliputi :

1.      Nature dan nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah

laku.

2.      Nature dan nurture tidak dapat berfungsi secara terpisah satu sama lain, tetapi harus saling

berinteraksi dalam memberikan kontribusinya.

3.      Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang majemuk, yaitu

suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan yang lain akan terjadi.

Demikian juga Hebb meyakini bahwa Nature dan nurture merupakan jalinan yang

tidak bisa dipisahkan dan terlibat sepenuhnya dalam setiap proses perkembangan. Bahkan

menurut Hebb, perilaku ditentukan 100% oleh faktor keturunan dan 100% oleh faktor

lingkungan. Faktor keturunan yang sama memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam

lingkungan yang berbeda. Demikian juga lingkungan yang sama menunjukkan efek yang

berbeda terhadap individu yng mempunyai faktor keturunan yang berbeda.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang

disebut juga dengan aliran ‘nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata

tergantung pada faktor dasar atau pembawaann. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah

schopenhauer. Faktor nature atau genetika/hereditas merupakan faktor pertama yang

mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas

karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik

fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari

pihak orang tua melalui gen-gen.

Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu

sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan

aliran ‘empirisme’, kaum empiris ini berpendirian bahwa perkembangan anak itu

sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan. Pendapat ini terkenal dengan nama teori

tabularasa. Dengan teori tabularasa ini john locke telah mengungkapkan kekuasaan

lingkungan sebab manusia dapat di didik menjadi apa saja (kearah baik maupun buruk)

menurut kehendak lingkungan (termasuk juga pendidiknya).Lingkungan perkembangan

siswa adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi dan kondisi)fisik atau sosial yang

mempengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan siswa yang akan dibahas


yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan

masyarakat

Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nulture adalah penentu

perkembangan aspek-aspek psikofisik individu aspek-aspek individu meliputi fisik,

intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama perkembangan fisik meliputi

pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual atau daya fikir

merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau

lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan

dan selalu memerlukan manusia lainnya. Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor

bawaan dan lingkunagn (nature vs nulture). Dalam hal ini dapat dipengaruhi berbagai

faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan awal anak sangat penting karena

disinilah awal mula dari pendidikan anak yang mana orang tua sebagai guru, anak akan

mencontoh apa yang dilakukan.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi

kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,


2009

Anda mungkin juga menyukai