Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki
nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses
pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang
dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor – faktor apa saja yang
dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aliran pendidikan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
2. Apa saja factor - faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
(intern dan ekstern) ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan memahami aliran – aliran yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik.
2. Mengetahui faktor – faktor yang dominan yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran – Aliran Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik


1. Aliran Nativisme
Native, artinya mengenai kelahiran atau pembawaaan, jadi aliran
nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya factor dasar yang
dibawa sejak lahir, Menurutnya perkembangan-perkembangan individu
semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor–factor yang dibawa
sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran itu keberhasilan belajar
ditentukan oleh individu itu sendiri
Para pendukung nativisme, biasanya mempertahankan kebenaran
pandangan tersebut, yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau
kemiripan antara pihak orang tua dengan anak – anaknya. Kata mereka :
kalau ayahnya ahli musik maka anaknya ahli musik pula, anak pelukis
akhirnya menjadi pelukis, anak pelayan demikian juga, bahkan anak penjahat
akan cenderung jahat pula kelakuanya. Pepatah jawa menyatakan : “Kacang
mongso ninggalno lanjaran” . Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Sopenhauer (1788 - 1860) seorang filsuf jerman. Aliran filsafat nativisme
konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu
dengan kaca mata hitam.
2. Aliran Empirisme
Emperis berarti “pengalaman”. Maka emperisme maksudnya adalah:
aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan,
pendidikan, dan tidak mengakui peranan factor dasar atau pembawaan sejak
lahir.
Menurut kaum empiris, perkembangan individu itu semata – mata
dimungkinkan dan ditentukan oleh factor lingkungan, sedang factor
pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama aliran
empirisme adalah John Locke (1632 -1704), seorang yang terkenal
menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia
macam apa saja yang dicita - citakan. Sehingga tak ayal lagi sebagai hujjah
untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjuk pada
pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang -
orang besar caliber dunia.
3. Aliran konvergensi
Dalam bahasa inggris converge artinya memusatkan pada satu titik,
atau bertemu . Maka bisa diartikan, konvergensi adalah ’’titik pertemuan”
Agaknya memang benar oleh karena kehadiran aliran ini telah
mempertemukan dua pandangan ekstrim, natifisme dan emperisme. Tokoh
utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871 - 1938), sleorang
filsuf dan psikolog Jerman, mengatakan bahwa perkembangan individu itu
dimungkinkan dan dipengaruhi oleh dua factor, pembawaan dan lingkungan
keduanya sama – sama penting, dan bisa diingkari satu oleh factor yang lain.
Dengan pembawaan saja tanpa lingkungan, anak manusia tidak akan
berkembang. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan, ini juga tidak
mungkin.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik


1. Factor Internal
Yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam
factor pisik dan factor psikis.
a. Factor fisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam –
macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang
sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing - masing
mempunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
b. Factor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan.
Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah
tersinggung karenanya suka menyendiri. Bersosialisasi memerlukan
kematangan fisik dan psikis.Untuk mampu mempetimbangan dalam proses
sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan
berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu
bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap
orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
2. Factor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa
tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal dibagi menjadi 6 macam : factor
biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious.
a. Factor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang
berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya:
Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak
ibu dan ayah.
b. Factor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis,
seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi
dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing –
masing terhadap perkembangan anak – anak yang lahir dan dibesarkan
disana.
c. Factor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi,
seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum
dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat – alat sekolah. Kehidupan sosial
banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam
konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu,
maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan
menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini
dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan
normanya sendiri.
d. Factor cultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada
berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing
mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini
jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak – anak.
e. Factor educatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering
kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar
pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga. Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan
warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka
di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan
anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada
peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah). Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan
dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan
norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

f. Factor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda
dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang
beragama, lebih – lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini
adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku
seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang
mempengaruhinya.
g. Factor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam
keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian
pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak
lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana
norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas
ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga
h. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara
baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan
berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling
pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal
utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh
remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aliran natifisme ialah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor
dasar yang dibawa sejak lahir, sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya
hanya sedikit saja
2. Aliran emperisme ialah paham yang mengutamakan perkembangan anak
tergantung pada faktor lingkungan sedangkan faktor bakat tidak ada
pengaruhnya.
3. Aliran konvergensi adalah perpaduan antara pandangan natifisme dan
emperisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah.
4. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu
faktor fisik dan faktor psikis.
5. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu :
faktor biologis, faktor physis, faktor ekonomis, faktor kultural, faktor
edukatif, faktor religious, keluarga, mental, emosi dan intelegensi.
6. Metodologi pendidikan islam dalam proses mengajar harus menggunakan
learning based.
7. Tugas-tugas perkembangan peserta didik adalah Pertumbuhan,
perkembangan, pendidikan, pembelajaran, dan latihan.

B. Saran-saran
1. Diharapkan kepada para pembaca untuk bisa memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi pserkembangan psesrta didik secara umum dan
khusus, internal dan ekstrenal.
2. Diharapkan kepada para pembaca untuk bisa menangkap teori tugas-
tugas perkembang peserta didik.
3. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami (penulis)
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dimohon kritik dan sarannya
yang sekiranya bisa membangun kreativitas kami para penulis
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abu ahmadi, Drs, 1975, Didaktik Mtodik, Semarang, CV. Toha Putra.
Abu ahmadi, Drs, 1976, Ilmu pendidkan I-II, Semarang, CV. Toha Putra.
Amir Daien Indrakusuma, 1973, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Usaha
Nasional.
Crijns, Reksosiswojo 1984, Pngantar Dalam Praktek Pengajaran dan Pendidikan,
Jakarta, Prajnaparamita.
Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa, Karya Ki Hadjar Dewantara, Bagian
Pertama,
1962, Pndidikan, Yogyakarta, Percetakan Taman Siswa.
www.google.com :
http://www.rapidmusicsearch.com/music/tugas-perkembangan-peserta-didik-doc

Anda mungkin juga menyukai