Anda di halaman 1dari 10

Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi,Pendidikan

dan Karier, dan Kehidupan Berkeluarga.


BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1993:2). Manusia selalu dinamis dari semenjak
pembuahan sampai ajal selalu terjadi perubahan. Dalam rentang kehidupannya, manusia
melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan
yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai
dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat. Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang
lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Perkembangan Kehidupan Pribadi Sebagai Individu menurut Havighurst, tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya
juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst
adalah kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Sebagai insan yang selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan didalam kehidupannya,
manusia pasti akan selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kehidupannya. Oleh karena itu untuk memperbaiki kehidupannya, manusia akan berupaya
dengan segala cara untuk mencapainya. Salah satu sarana yang ditempuh manusia adalah dengan
menempuh pendidikan dalam rangka menempuh karier mereka saat telah memasuki lingkungan
kerja.

BAB II

PEMBAHASAN
Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier, dan Kehidupan Berkeluarga
A.

Perkembangan Kehidupan Pribadi sebagai Individu

Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya


Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki
ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain
aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu
secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan.
Pada awal kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap,
seorang individu berupaya untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri
sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta kebutuhan sehari-hari. Untuk itu
diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu
kestabilan pribadinya.
Kekhususan kehidupan pribadi bermakna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan
pemenuhan dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu
yang lain. Oleh karenanya, setiap pribadi akan dengan sendirinya menampakkan ciri yang khas
yang berbeda dengan pribadi yang lain.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukan dalam
perilaku. Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk di
dala lingkungan. Sebagaimana diketahui, lingkungan tempat anak berkembang sangat kompleks.
Seseorang individu, pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan
tugas keluarga dalam melaksanakan misinya sebagai penyelenggara pendidikan yang
bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga beserta berbagai
aspeknya. Seperti telah diuraikan di bagian terdahulu, perkembangan anak yang menyangkut
perkembangan psikofisis dipengaruhi oleh: status sosial ekonomi, fisafat hidup keluarga, dan
pola hidup keluarga seperti kedisiplinan, kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk
ketertiban menjalankan ajaran agama.
2. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi
Lingkungan kehidupan sosial budaya yang mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang
amatlah kompleks dan heterogen. Baik lingkungan alami maupun lingkungan yang diciptakan
untuk maksud pembentukan pribadi anak-anak dan remaja, masing-masing memiliki ciri yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan pribadi
setiap individu berbeda-beda pula sesuai dengan lingkungan di mana mereka dibesarkan.
Dua orang anak yang dibesarkan di dalam satu keluarga akan menunjukkan sifat pribadi yang
berbeda, karena hal itu ditentukan oleh bagaimana mereka masing-masing berinteraksi dan
mengintegrasikan dirinya dengan lingkungannya.
3. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kehidupan merupakan rangkaian yang berkesinambungan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya dan keadaan
yang akan datang banyak ditentukan oleh keadaan kehidupan saat ini. Dengan demikian, tingkah
laku seseorang juga dipengaruhi oleh hasil proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan
dalam perjalanannya berintegrasi dengan kejadian-kejadian saat sekarang.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika sejak awal perkembangan kehidupan pribadi
terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka dapat diharapkan tingkah laku yang merupakan
pengejawantahan berbagai aspek pribadi itu akan baik. Kehidupan pribadi yang mantap
memungkinkan seorang anak akan berperilaku mantap, yaitu : mampu menghadapi dan
memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara matang, tertib, disiplin,
dan penuh tanggung jawab.
4. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi yang merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan, perlu
dipersiapkan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pembiasaan dalam hal :
Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan pemahaman nilai
dan moral yang berlaku di dalam kehidupan perlu ditanamkan secara benar.
Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secar amandiri dengan penuh tanggung
jawab.
Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan sesama, terutama dengan teman
sebaya. Menunjukkan gaya dan pola kehidupan yang baik sesuai dengan kultur yang baik dan
dianut oleh masyarakat.
Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi. Menunjukkan dan melatih cara merespon berbagai
masalah yang dihadapi.
Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
Melakukan peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga. Di dalam keluarga perlu
dikembangkan sikap menghargai orang lain dan keteladanan.
Di samping perlu diciptakan suasana keteladanan oleh pihak-pihak yang berwewenang, seperti
orang tua di dalam keluarga, guru di sekolah, dan tokoh masyarakat dalam kehidupan sosial.
Dalam suasana ini yang perlu ditonjolkan antara lain adalah sifat sportif dan kejujuran, berjuang
keras dengan berpegang pada prispi yang maton (dapat dipercaya).

B.

Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier

Pengertian kehidupan pendidikan dan karier


Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya,
baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Kehidupan
berkarier adalah pengalaman seseorang yang telah memasuki dunia kerja sedang menurut
Garrison (1956) menyatakan bahwa setiap tahun jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia
kerja yang mana peristiwa itu merupakan awal ia terjun ke dunia kerja dan penanda dimulainya
kehidupan karier bagi mereka.
2. Karakteristik kehidupan pendidikan dan karier
Pada saat memasuki usia remaja telah terbentuk cita-cita saat memasuki usia dewasa nanti
sehingga pada masa remaja inilah tergambar minat mereka untuk memilih jenis pekerjaan yang
mereka inginkan. Untuk mencapai hal itu remaja harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki, dan untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan itu maka remaja harus
mengikuti pendidikan yang merupakan persiapan baginya untuk memasuki dunia kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama menempuh pendidikan.
Pada masa SMP remaja sudah mulai diperkenalkan dengan system pendidikan yang memiliki
banyak guru dan setiap guru memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini menunjukkan kepada
remaja bahwa mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam lingkungan yang
akan dihadapinya nanti. Sedang pada saat mereka memasuki tingkat SMA para remaja itu harus
mampu berlatih menentukan pilihan dengan adanya penjurusan.
Remaja sendiri memiliki tiga lingkungan pendidikan yang kompleks dan saling berkaitan satu
sama lain, yaitu:
1.Lingkungan Pendidikan Keluarga
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
moral yang berlaku dimasyarakat. Pola pendidikan anak dalam setiap keluarga berbeda karena
pandangan hidup masing-masing keluarga yang berbeda, yang mana ada yang berorientasi
dengan kehidupan agama, sosial, maupun ekonomi dalam mendidik anaknya.
Dalam lingkungan keluarga, remaja adalah peserta didiknya dan orang tuanya adalah pendidik
atau guru bagi mereka. Dalam lingkungan keluarga sendiri ada 3 pola pendidikan yaitu pola
otoriter, demokratis, dan liberal yang mana yang paling baik adalah pola pendidikan demokratis
yang oleh ki hajar dewantara dirumuskan dalam Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun
karsa, dan tut wuri handayani.
2. Lingkungan Pendidikan Masyrakat
Yaitu lingkungan pendidikan yang ada dalam masyarakat dalam bentuk pendirian kelompokkelompok atau paguyuban dan pendidikan kursus yang sengaja disediakan untuk anak dan
remaja dalam mempersiapkan kehidupan mereka dikemudian hari. Pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat pada dasarnya berorientasi pada penyiapan remaja untuk memasuki

dunia kerja. Selain itu pendidikan masyarakat juga menanamkan norma-norma masyarakat yang
disetujui secara umum oleh masyarakat.
3.Lingkungan Sekolah
Yaitu lingkungan pendidikan yang artificial yang sengaja diciptakan untuk membina peserta
didik ke arah tujuan yaitu menamkan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
sebagai bekal kehidupannya nanti. Dunia pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah
yang menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relevan dengan jenis kebutuhan
tenaga kerja yang ada pada masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis pendidikan dan
pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor prestasi, prediksi masa
depan yang menggambarkan minat dan bakatnya, faktor kehidupan yang dilihat dari lingkungan
sekitarnya, dan kemampuan daya saing setiap individu.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier
adalah:
1.Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan
karier anak. Faktor ini menjuga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan
dengan keadaan ekonomi orang tua. Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua
dan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan intelektual tinggi namun
tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan ekonomi dan juga berlaku sebaliknya.
2.Faktor Lingkungan
Lingkungan disini meliputi 3 macam. Pertama, lingkungan masyarakat, seperti lingkungan
masyarakat pertanian, perindustrian, perdagangan, lingkungan akademik atau lingkungan kurang
terdidik. Kedua adalah lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat
mempengaruhi kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga menjadi sarana
pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang diterapkan didalam
lingkungan. Ketiga, yaitu lingkungan teman sebaya, yang mana pergaulan teman sebaya
mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja, yang mana dengan adanya pengaruh itu
remaja akan menjadi dirinya masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya.
3.Faktor Pandangan Hidup
Lingkungan dapat membentuk suatu pandangan hidup seseorang. Pengejawantahan pandangan
hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Dalam
pemilihan pendidikan sendiri, seorang remaja dipengaruhi latar belakangnya, yaitu pada remaja
dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk menjadi kaya dengan menempuh pendidikan
yang cepat untuk mendapat kekayaan dengan menempuh pendidikan kedokteran, ekonomi, dan
ahli teknik.

Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Terhadap Tingkah laku dan Sikap
Pada beberapa keluarga memandang pendidikan kurang penting sebab mereka hanya melihat
pendidikan dari jenjang pendidikan dasar yang mana mengajarkan ilmu-ilmu dasar yang
memang belum dapat diaplikasikan untuk mendapat pekerjaan.
Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah sangat dipengaruhi oleh karakteristik guru yang
mengajarnya. Guru yang baik di mata remaja bukan hanya tergantung pada keadaan guru
tersebut melainkan pada banyak aspek yang mana yang paling utama adalah bagaimana guru itu
menolong dan membantu muridnya dengan memberi nilai yang tinggi. Hal ini sangat
berbahaya bagi sekolah karena mengaburkan tugas guru yaitu membimbing dan menilai
berdasarkan faktor objektif dan tidak hanya mengandalkan emosionalnya.
Perbedaan Individu dalam Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pencapaian tingkat pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecedasan atau IQ-nya.
IQ yang berbeda membuat tingkah laku setiap individu itu berbeda dan berpengaruh pada
perkembangan kehidupan pendidikan dan kariernya.
2.Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Dalam pengembangan kehidupan pendidikan dan karier, orang tua perlu memahami kemajuan
pendidikan baik disekolah atau di luar sekolah. Oleh karena itu para remaja masih memerlukan
bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan para guru mereka.
a.

Perkembangan karier remaja

Dalam arti sempit, pendidikan merupakan persiapan menuju suatu karier, sedangkan dalam arti
luas pendidikan itu merupakan bagian dari proses perkembangan karier remaja. Menurut
Ginzberg (Alexander, dkk., 1980) perkembangan kariernya telah sampai pada periode pilihan
tentatif dan sebagian berada pada periode pilihan realistis, sedangkan menurut Super (Alexander,
dkk., 1980) perkembangan karier anak remaja itu berada pada tahap eksplorasi, terutama
subtahap tentatif dan sebagian dari subtahap transisi.
Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg ada pada periode pilihan tentatif (11-17
tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam
memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang. Periode tentatif ini
meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu :
1.

Tahap minat (umur 11-12 tahun)

Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan karier yang didasarkan pada minat. Pilihan
didasarkan atas faktor-faktor subjektif, belum didasarkan atas pertimbangan pertimbangan
objektif.
2.

Tahap kapasitas (umur 12-14 tahun)

Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan pribadi sebagai pertimbangan dalam
memilih rencana kariernya. Selain itu remaja pada tahap ini mulai mengidentikkan dirinya
dengan tokoh idolanya.
3.

Tahap nilai (umur 15-16 tahun)

Remaja telah mulai menganggap penting peranan nilai pribadi dalam proses pemilihan karier.
Dimana anak mulai tahu akan kemampuan dirinya sendiri , sadar akan gaya hidup, dan mulai
menganggap waktu adalah hal yang sangat penting.
4.

Tahap transisi (umur 17-18 tahun)

Pada tahap ini remaja bergerak dari pemikiran yang masih dipinggir ke pemikiran yang lebih
sentral yaitu remaja tersebut mulai berpikir cepat, konkret, dan realistis terhadap pekerjaan yang
akan ditekuninya.
Pada periode ini remaja telah memasuki tahap eksplorasi yaitu mencari beberapa alternatif
pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu telah memilih suatu karier. Tahap akhir dari
perkembangan seseorang yaitu ia telah memiliki pekerjaan yang mantap dengan tugas dan posisi
yang spesifik.
b.

Masalah yang Dihadapi

Dalam proses perkembangan karir itu remaja sering mengalami berbagai hambatan dan masalah,
baik yang berasal dari dalam dirinya sendiri atau dari lingkungannya. Dari dalam diri seperti
ketidaksesuaian antara minat dan kemampuan, dari lingkungan misalnya dari faktor orang tua
yang menginginkan anaknya menjadi dokter, sedangkan anaknya menginginkan menjadi
astronot. Ketidaksesuaian tersebut akan menimbulkan permasalahan serius, terutama masalah
karir. Untuk menghadapi permasalahan tersebut Sherter menyarankan hal-hal berikut :
Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan dan ciri-ciri pribadi
yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karir
Di bidang apa kamu merasa paling sreg (comfortable)
Tulislah rencana dan cita-citamu secara secara formal
Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati
Tinjau dan bicarakan lagi rencana karirmu itu dengan orang lain
Jika ternyata pilihan karirmu tidak cocok, hentikan.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, remaja dapat dibantu dalam menghadapi permasalahan
perkembangan dan pilihan karir melalui kegiatan layanan bimbingan karir di SLTP dan SLTA,
kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
Pemahaman diri : bakat, kemampuan, minat, keterampilan dan ciri-ciri pribadi
Pemahaman lingkungan : lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan serta berbagai
kondisinya

C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga


Pengertian kehidupan berkeluarga
Secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa
secara biologis remaja telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual
tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan telah mulai tertarik terhadap lawan
jenis. Dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara
mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut
mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya (Garrison, 1956).
Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya dalam sikap pasif
dan perjaka yang lebih bersikap aktif.
Pada umumnya remaja khususnya wanita tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas
tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan umumnya mereka yang
mengalami kesulitan itu adalah gadis yang menginginkan kedudukan yang sama dengan lakilaki. Mereka merasa dan menganggap dirinya memiliki potensi yang sama dengan laki-laki,
sehingga ia ingin bebas dan mandiri seperti halnya laki-laki. Ia lebih mengagumi kehebatan
ayah, sehingga pemikirannya terbawa untuk ingin sama dengan ayahnya (Kasiram, 1985).
2. Timbulnya cinta dan jatuh cinta
Hampir setiap pemuda baik laki-laki maupun perempuan mempunyai dua tujuan utama, pertama
menemukan jenis pekerjaan yang sesuai dan kedua menikah dan membangun sebuah rumah
tangga. Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu dicatat bahwa
seorang remaja akan mengalami jatuh cinta di dalam masa kehidupannya setelah mencapai
belasan tahun (Garrison, 1956).
Alasan atau faktor yang mempengaruhi jatuh cinta bermacam-macam, antara lain adalah faktor
kepribadian, faktor fisik, faktor budaya, latar belakang keluarga, dan faktor kemampuan. Seperti
halnya ada istilah pemilihan pasangan berdasarkan bibit, bebet, dan bobot.
Dalam masa perkawinan, setiap masyarakat di dunia memiliki hukum dan aturan adat yang
menjadi pedoman bagi setiap anggota masyarakat dalam menetapkan pasangan hidupnya.
Apabila gadis dan perjaka melangsungkan perkawinan, banyak pihak yang kenyataannya akan
terlibat, sebab mereka akan turut menerima akibatnya, terutama keluarganya (Light and Keller,
1982).
Disamping faktor biologis dan psikologis, faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan dalam
menetapkan calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan dalam hal ras, bangsa, agama, dan
status sosial ekonomi. Khusus tentang faktor sosial ekonomi mencakup berbagai aspek antara
lain menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan. Remaja telah banyak memiliki pengalaman
dan memperhatikan serta belajar dari keadaan lingkungan, hal ini dengan sendirinya akan dapat
membentuk sikap dan cita-cita tentang kehidupan berkeluarga (yang dibayangkan) di masa yang
akan datang dan berpengaruh dalam kriteria penetapan pasangan hidupnya. Sikap yang terbentuk
pada remaja bervariasi, sehingga dapat menimbulkan perilaku yang positif, seperti belajar dan
bekerja keras, baik dalam upaya mewujudkan cita-citanya. Tetapi sebaliknya, hal ini dapat pula
menimbulkan bayangan rasa takut untuk melangkah mewujudkan cita-citanya. Akibat ketakutan

tersebut tentu saja dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya di dalam masyarakat yang
mungkin merupakan pelarian.

A.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari penulisan makalah ini adalah :
Bahwa asalnya perkembangan kehidupan dan karier remaja tergantung pada tingkat
perkembangan IQ atau kemampuan masing-masing remaja sehingga proses perkembangan
kehidupan pendidikan dan karier masing-masing remaja berbeda.
Dalam perkembangan kehidupan pendidikan dan karier dipengaruhi oleh berbagai faktor dan
pandangan hidup masing-masing individu.
Dalam perkembangan kehidupan pendidikan dan karier remaja banyak hambatan yang
dialaminya, namun secara garis besar terbagi 2 yaitu hambatan yang datang dari dalam dirinya
sendiri dan datang dari luar diri remaja itu sendiri.
Disamping faktor biologis dan psikologis, faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan dalam
menetapkan calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan dalam hal ras, bangsa, agama, dan
status sosial ekonomi. Khusus tentang faktor sosial ekonomi mencakup berbagai aspek antara
lain menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Alisuf Sabri,H.M.,Drs. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengadaan Buu Daras/Ajar
Atas Biaya Dipa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2005.
Garrison, Carl. Psychology of Adolescence. New Jersey : Prentice-Hall, Inc, 1956.
Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 1990.
Kasiram, Moh. Human Development and Education (Saduran Bebas). Surabaya : Penerbit Sinar
Wijaya. 1985.
Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka cipta. 2008.

Anda mungkin juga menyukai