Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK 4002)


Pokjar : Harau / Simalanggang
Prodi / Semester : PGSD 119 / 2
UPBJJ-UT : 14 / Padang
Tutor : Ujang Sayuti, S.Pd.,M.Pd

PERTANYAAN :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu?


2. Apa akibatnya apabila minat anak ke sekolah menjadi berkurang? Jelaskan!
3. Anda sebagai seorang guru, harus memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari
Pesertadidik Anda. Mengapa?

NAMA : MAITHIA RAHMI


NIM : 856215031
POKJAR : HARAU
JURUSAN : S1 / PGSD
SEMESTER : II

JAWABAN :
1. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu adalah :
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuhkembang anak, yakni faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua ciri atau karakteristik individu
yang diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang
sejak masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan disebut pula sebagai faktor
endogen. Faktor endogen adalah faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga
kelahiran. Hal ini sesuai dengan Aliran Nativisme, aliran ini berpendapat bahwa, perkembangan
manusia itu ditentukan oleh pembawaannya; sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh. Menurut Teori Nativisme yang dipelopori seorang ahli filsafat Schopenhauer ini juga
bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf kecerdasan sudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Para
ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75% – 80%
merupakan faktor keturunan.
Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.
✓ Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak adapat diubah, tetapi sebagian
ditentukan oleh pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga dan kesehatan umum.
✓ Jenis kelamin, berpengaruh pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap.
✓ Kesehatan, terutama penyakit turunan.
✓ Kecerdasan, yang berbeda bagi setiap orang.
✓ Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan.
Orang akan lebih berhasil jika belajar sesuai dengan bakatnya.
Faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Lingkungan dapat diartikan sebagai berbagai
peristiwa, situasi dan kondisi di luar individu yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tumbuh kembang anak atau perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas
lingkungan fisik dan lingkungan social.
Faktor lingkungan disebut juga faktor eksogen, yaitu faktor yang datang dari luar individu,
merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang sering
dikemukakan dengan pengertian milleu. Hal ini sesuai dengan pendapat aliran Empirisme yang
bertolak belakang dari aliran Nativisme, yang terkenal dengan doktrinnya “tabula rasa”
sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin ini
menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan
manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan
bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut
menganggap setiap anak lahir seperti tabularasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan
bakat apa-apa maksudnya hendak menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada pengalaman/
lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula rasa, perkembangan anak 100%
bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.Tokoh utama aliran ini
adalah John Locke (1632-1704).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.
a. Keluarga yang mencakup jumlah anak dalam keluarga, nomor kelahiran, perubahan struktur
keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan status sosial ekonomi.
b. Sekolah sebagai pendidikan formal, yang sangat besar pengaruhnya bagi setiap orang
terutama dalam bersikap dan bertindak.
c. Budaya dan masyarakat yang mempengaruhi berbagai aspek belajar terutama dalam sikap
dan nilai, bahasa, serta reaksi terhadap diri dan disiplin kelas.
d. Media, termasuk media elektronik dan media cetak
Ada beberapa aliran lagi seperti aliran Aliran Naturalisme yang hampir bersamaan dengan aliran
nativisme ialah aliran yang berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh JJ. Rousseau seorang
filsuf bangsa perancis, 1712-1778 dengan aliran naturalisme-nya. Menurut pendapat Rousseau
dalam bukunya Emile bahwa “Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari Sang
Pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia.” Pendidikan yang diinginkan Rousseau
hendaklah dimulai dengan mempelajari perkembangan anak. Anak tidak boleh dianggap sebagai
manusia dewasa yang kecil karena anggapan yang demikian mengabaikan tahap-tahap
perkembangan yang berbeda dimana didalamnya ada daya-daya khusus yang perlu dikembangkan
secara alamiah. dan juga Aliran Konvergensi Aliran konvergensi (convergence) merupakan
gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti
penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-
1938), seorang filosof dan psikolog Jerman. Namun pada intinya menyatakan bahwa
perkembangan dan pertumbuhan di pengaruhi oleh bawaan dan lingkungan.

2. Akibat apabila minat anak ke sekolah menjadi berkurang adalah:


a. Anak akan sering bolos
Karena anak tidak punya minat terhadap sekolah maka dia akan mencari cara untuk tidak masuk
sekolah, hal ini menghindari tuntutan orang tua.
b. Tingkah laku yang mengganggu
Jika anak bosan maka ia dapat menjadi anak yang bermasalah. Tidak jarang di kelas dan di
sekolah ia membuat keonaran yang juga membuat pihak sekolah memanggilnya, bahkan orang
tuanya.
c. Underachiever
Anak yang bosan pada sekolah atau tidak berminat pada sekolah akan berprestasi dibawah atau
tidak sesusi dengan tingkat kemampuan atau potensinya. Hal ini dikenal dengan sebutan
underachiever. Anak-anak semacam ini sebetulnya pandai, tetapi karena ia tidak termotivasi
untuk sekolah maka akan berprestasi yang tidak sesuai dengan potensinya
Sebagai guru kita harus mengusahakan agar minat anak ke sekolah dapat meningkat dengan
mengidentifikasi penyebabnya agar kita dapat mencari solusinya. Misalnya dengan mencari
pendekatan, strategi, metode dan teknik yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran. Dengan
tidak lupa mengenali karakteristik anak sehingga kita tahu apa yang sedang terjadi pada anak,
masalah apa yang sedang dialaminya, apa kesukaannya, apa bakatnya dan lain sebagainya.
Sehingga siswa merasa diperhatikan dan betah di sekolah.

3. Sebagai seorang guru kita harus memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari
seserta didik agar kita dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat
meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak
dan harapan orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, pimpinan sekolah dan guru harus mengenal perkembangan fisik dan mental serta
intelektual anak didiknya. dengan kata lain pengetahuan tentang perkembangan fisik, mental,
rohani, serta intelektual anak SD tersebut merupakan “modal” utama dalam rangka pembinaan
anak.
Misalnya:
Kita melihat anak dalam umur yang sama fisiknya bisa beda, kematangannya juga beda. Hal ini
dikarenakan latar belakang yang berbeda. Anak yang dari keluarga kurang mampu, fisiknya kuat,
dan kematangannya juga cepat. Sehingga dalam belajar guru memberi tugas atau tuntutan terhadap
anak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya.
Jadi dengan pahamnya kita dengan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, kita akan bisa
memberikan pelayanan yang baik terhadap anak.

Anda mungkin juga menyukai