Anda di halaman 1dari 13

RESUME

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN

PROSES PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. Zadrian Ardi, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Amylia Putri (21129006)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN

PROSES PEMBELAJARAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” sering digunakan seseorang, kedua istilah itu

digunakan secara silih berganti dengan maksud yang sama. Tetapi istilah tersebut mempunyai

pengertian yang berbeda dan perbedaan itu masih jarang diperhatikan.

1. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan

fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu

tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan

jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil

pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan

perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula

sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.

Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa pertumbuhan itu adalah matangnya fungsi-fungsi

fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah gemuknya badan juga membesarnya

lingkaran anggota tubuh.

Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the

process of coming into begin). Lebih jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar secara

kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis
secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan

mengukur a)berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran.

Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo

kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa

kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan

syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa

pubertas.Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya

perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan perbedaan

dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki dan

tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang dewasa

perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya.

2. Pengertian Perkembangan

Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang bersifat

kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis manusia, ”seperti

halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan, kemampuan, sifat

sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan

tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin

baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya


Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan

proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.Perkembangan bisa juga diartikan

sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor

lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.

Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu adalah proses

pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik) karena hasil dari pematangan yang disebabkan,

baik karena lingkungan atau karena belajar.

Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut :

a) Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang

b) Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya

c) Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

1) Faktor yang mempengaruhi Perkembangan

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran – aliran yang berhubungan dengan

faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa.

a) Aliran Nativisme

Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh

pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa–apa. Sebagai


contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak–anak yang mereka lahirkan akan menjadi

pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi

pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –

anaknya.

b) Aliran Empirisisme

Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin

yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin

tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti

perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman

pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.

Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam

keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa–apa.

Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik,

tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman belajar dibidang

politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati.

Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap

proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan

siswa.

c) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan

aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan

lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor

pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor

pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai

dengan harapan.

Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak diatas

kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat manusia,

misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan, maka bakat yang

ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut

diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan diatas kedua tangan dan kakinya. Dia

akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada

pengaruhnya apabila lingkuangan atau pengalaman tidak mengembangkannya.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah :

a) Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)

b) Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak

c) Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis

d) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa

menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
2) Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

a. Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu dan janin,

janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh

bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus, gondok, sakit gula dan

lain-lain.

b. Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh

tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada susunan syaraf

pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan.

c. Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala

bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar

matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis,

gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan

nutrisia atau zat makanan dan gizi.

d. Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan dalam

satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain lain).

Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan kasih sayang.

C. Prinsip/Hukum Perkembangan

Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia

peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau
patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan dapat

diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam

perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi,

mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.

1. Hukum konvergensi

Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia

berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan

bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor

perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari pembawaannya

dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan

dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan

pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam

pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas

sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu.

Contoh:

a) Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau

seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang

siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari
bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung

tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.

b) Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran

lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat

menjadi sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk

pandai berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai

berhitung tetapi bakat aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya

dirasakan sepihak saja.

c) Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran maka

seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak laki-laki yang

lebih menyukai sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai pelajar maka hasilnya

siswa tersebut akan ketinggalan pelajaran yang seharusnya dia peroleh.

2. Hukum perkembangan dan pengembangan diri

Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan

yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada

disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk

mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam

bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –anak

biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia
berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk

bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.

3. Hukum masa peka

Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah masa

yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti

fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa

“ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima

pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari

suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system

memorinya.

Contoh:

Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama.

Misalnya untuk menjelaskan proses

kemerdekaan siswa diajak untuk memahamikronologinya dengan drama. Setiapsiswa diberikan

peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila siswa yang

diberi peran mengetahui siapa tokoh yang dia perankan, sang siswa tidak akan mengalami

kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda dengan siswa yang tidak mengetahui siapa

tokoh yang diperankannya, dia akan mengalami kesusahan dalam praktek dan hal itu menandai

sang siswa tidak mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia

4. Hukum Keperluan belajar


Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi

psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit.

Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan

sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ

kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.

5. Hukum kesatuan anggota badan

Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses

perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak

terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak

terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya

kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan

berperasaan.

6. Hukum Tempo Perkembangan

Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain.

Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo

perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo

perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative

sangat jarang terjadi.

7. Hukum Irama Perkembangan


Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-

turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik

terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang,

sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.

8. Hukum Rekapitulasi

Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktr in yang

mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah

mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk

hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang

digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujatno.1996.Psikologi perkembangan.edisi revisi.(Jakarta:PT Rineka Cipta)

Kartini Kartono.2007.Psikologi Anak.cetakan Keenam.(Bandung:CV.Mandar Maju)


Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
http://mahaperpus.blogspot.com/2011/12/perkembangan-peserta-didik-hubungannya.html

http://permanadotorg.wordpress.com/2011/09/20/proses-perkembangan-dan-hubungannya-

dengan-proses-belajar/

Anda mungkin juga menyukai