Anda di halaman 1dari 10

BOOK CHAPTER

PENGANTAR PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Andromedia Valentino Sinaga, S.S., M. Pd.

Disusun oleh :

Kelompok I

1. Arhan Nur Mansur (230301500135)


2. Widhya Sirumba (230301500102)
3. Asrun (230301500097)
4. Asril (230301500096)
5. Marsya (230301500130)

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak,
khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal
sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu, baik sendiri-
sendiri maupun bersama sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan
pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber
daya manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi dan
peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan
nasional. Misi pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan,
karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Sebabnya karena pembangunan sendiri
selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu berubah. Masalah yang dihadapi dunia
pendidikan sangat luas dan kompleks. Misi pendidikan tersebut tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke 4, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan
Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki,merenungkan
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.Pedagogik berasal dari kata Yunani Paedagogia yang
berarti”pergaulan dengan anak-anak”.Paedagogos adalah seorang pelayan atau bujang pada zaman
Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput ke dan dari sekolah.Juga
dirumahnya,anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos
itu.Jadi nyatalah bahwa pendidikan anak-anak Yunani kuno sebagian besar diserahkan kepada
Paedagogos tersebut.
Paedagogos berasal dari kata Paedos(anak) dan agoge(saya membimbing,memimpin).Perkataan
Paedagogos yang mulanya berarti “rendah”(pelayan,bujang),sekarang dipakai untuk pekerjaan yang
mulia.Paedagoog(pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam
pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.
“Pendidikan adalah segala sesuatu usaha orang dewasadalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin perkembagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.
A. TEORI-TEORI PENDIDIKAN
Dalam mendidik pembawaan dan lingkungan sangatlah penting. Pembawaan adalah soal yang
sulit dan memerlukan uraian yang banyak.
Mengenai hal ini ada beberapa pendapat :

1. TEORI NATIVISME
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktaor
yang dibawa manusia sejak lahir; pembawaan yang telah terdapat pada waktu di lahirkan itulah yang
menentukan hasil perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik; atau dengan
kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan,hal ini disebut pesimisme pedagogis.

2. TEORI NATURALISME
Nature artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir. Hamper senada dengan aliran nativisme,
maka aliran ini (naturalism) berpendapat bahwa pada hakikatnyasemua anak (manusia) sejak
dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil selanjutnya sangat ditentukan olehpendidikan yang
diterimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengaruh / pendidikan itu baik ,akan menjadi baiklah
ia ;akan tetapi jika pengaruhnya jelek , akan jelek pula hasilnya.
Seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini , yaitu J. J. Roussau sebagai berikut ,”semua anak
adalah baik pada saatbaru datangdari tangan sang pencipta,tetapi semua menjadi rusak di tangan
manusia”. Oleh karena itusebagai pendidik rousseau mengajukan “pendidikan alam”.
Artinya ,anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya;
manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.

3. TEORI EMPIRISME
Aliran empirisme berpendapat berlwanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa
dalam p[erkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya
atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia- manusia dapat di didik
menjadi apa saja (kearah yang lebih baik maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan
atau pendidiknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimism
pedagogis.
Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris tersebut. Sebagai contoh waston,
seorang behavioris tulen dari amerika “berikan saya seorang anak yang baik keadaan badannya dan
situasi yang saya butuhkan; dan setiap orang anak , entah yang mana, dapat saya jadikan
dokter,seorang pedagang, seorang ahli hukum,atau jika memang dihendaki menjadi seorang
pengemis atau seorang pencuri.”
Dari contoh diatas diketahui bahwa betapa ekstremnya pendapat tersebut. Dalam dunia
pengetahuan itu sudah tidak diakui lagi. Umumnya , orang sekarang mengakui pengaruh dari
keduanya ; yaitu pengaruh pembawaan dan lingkungan. Suatu pembawaan tidak dapat mencapai
perkembangannya jika tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung.
Disamping itu , orang berpendapat juga bahwa dalam batas-batas yang tertentu kita dilahirkan
dengan membawa inteligensi. Kita katakana dalam batas-batas yang tertentu karena sepanjang
pengetahuan , kita tahu bahwa inteligensi dapat kita kembangkan.

4. TEORI KONVERGENSI
Hukum ini berasal dari seorang ilmu jiwa dari jerman, bernama William stern. Ia berpendapat
bahwa pembawaan dan lingkungan keduanya menentukan perkembangan manusia.
Aliran hukum konvergensi masih terdapat dua aliran , yaitu aliran ini lebih menekankan
kepada pengaruh pembawaan daripada pengaruh lingkungan, dan di pihak lain mereka lebih
mengedepankan pengaruh lingkungan atau pendidikan.
Jika manusia adalah hasil dari pembawaan dan lingkungannya saja, seolah-olah manusia itu
hanya merupakan dari proses alam atau sama dengan ilmu kimia. tetapi perkembangan manusia
bukan hanya hasil dari pembawaan dan lingkungannya, manusia tidak hanya dikembangkan tetapi
mengembangkan dirinya sendiri. Ia bertanggung jawab terhadap perbuatan dan keputusan yang telah
diambilnya karena manusia adalah makhluk yang sanggupmemilih dan menentukan sesuatu
mengenai dirinya.
Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan dan faktor
lingkungannya saja, tetapi jalan perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaan yang turun
temurun, yang oleh aktivitas pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas
di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu, berkembang menjadi sifat-sifat.

5. TEORI TUT WURI HANDAYANI


Konsep ini berasal dari Ki Hajar Dewantara, seorang pakar pendidikan Indonesia , pendiri
perguruan taman siswa. “tut wuri handayani” berasal dari bahasa jawa “tut wuri” berarti”mengikuti
dari belakang” , dan “handayani” berarti ”mendorong, memotivasi atau membangkitkan semangat”.
Tut wuri handayani mengandung maksud pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan dan
memahamibakat yang timbul pada anak didik, selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan
motivasi atau dorongan kearah pertumbuhan yang sewajanya dari bakat tersebut. Dari pengertian
tersebut terlihat bahwa aliran ini mengkui adanya pembawaan, bakat ataupun potensi-potensi yang
ada pada ank sejak dilahirkan aliran ini lebih mirip dengan hokum konvergensi dari William stern.
Tut wuri handayani merupakan bagian dari konsep kependidikan ki hajar dewantara yang
secara keseluruhan berbunyi :
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Ing ngarso sung tulodho artinya jika pendidik sedang berada di “depan” maka hendaklah
memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak didiknya.
Ing madyo mangun karso berarti jika pendidik sedang berada di “tengah-tengah” anak
didiknya, hendaklah ia mampu mendorong kemauan atau kehendak mereka, membangkitkan
semangat mereka untuk berinisiatif dan bertindak.
Semboyan ki hajar dewantara tersebut ternyata tidak hanyaberlaku dalam dunia pendidikan,
tetapi lebih luas lagi dijadikan semboyan untuk dipedomani dalam melaksanakan kepemimpinan
masyarakat dan Negara, yang terkenal dengan kepemimpinan pancasila.

B. Keturunan dan Pembawaan


1. Keturunan
Sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak adalah keturunan jika sifat-sifat atau
ciri-ciri tersebut diwariskan atau ditirunkan dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang
lain. Sifat atau ciri yang terdapat pada diri seseorang yang merupakan keturunan itu belum tentu
diterimanya dari orang tuanya, mungkin jga sifat-sifat itu diwarisi dari nenek, atau buyutnya,
sebab tdak semua individu dari generasi menunjukkan sifat-sifat yang menurundapat juga sifat ini
tersembunyi selama beberapa generasi.
Sifat atau cirri badan yang tertentu banyak diperoleh karena keturunan. Untuk menentukan
keturunan mengenaisifat-sifat kejiwaan lebih sulit sebab sifat kejiwaan lebih mudah berubah dan
mudah terpengaruh oleh keadaan lingkunganya selama perkembangannya.
Faktor-faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan terhadap sifat-sifat kejiwaan
manusia adalah :
➢ Pada manusia tidak dapat dilakukan persilangan menurut rencana yang
tertentu
➢ Masa perkembangan manusia yang begitu lama
➢ Masa hidup generasi yangdemikian lama
➢ Adanya jumlah anak manusia yang relative sedikit

Soal keturunan adalah soal yang sulit yang tidak dapat dengan tergesa-gesa kita ambil
keputusan bahwa sifat atau ciri seseorang merupakan keturunan atau bukan.

2. Pembawaan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan atau kesanggupan(potensi) yang terdapat pada
suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).
Manusia dilahirkan dengan membawa sifat-sifat pembawaan yang merupakan struktur
pembawaan yang akan menentukan apakah yang mungkin akan terjadi pada seseorang.

3. Pembawaan dan Keturunan


Semua yang dibawa oleh anak sejak dilahirkan adalah diterima karena kelahiranya, jadi
memang adalah pembawaan. Tetapi, tidaklah semuanya diperoleh dari keturunan. Sebaliknya
semua yang diperoleh karena keturunandapat dikatakan pembawaan , atau lebih tepat lagi
pembawaan keturunan.

4. Pembawaan dan Bakat


Pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Hanya saja yang satu
mengandung pengertian yang lebih luas daripada yang lain. Kata bakat dalam hal ini lebih dekat
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti “kecakapan pembawaan”, yaitu yang mengenai
kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu. Sedangkan “pembawaan” mengandung
arti yang lebih luas, yaitu semua sifat, ciri, dan kesanggupan yang dibawa sejak lahir.
C. Pembawaan dan Pengaruh Keturunan
1. Beberapa macam pembawaan
❖ Pembawaan jenis
❖ Pembawaan ras
❖ Pembawaan jenis kelamin
❖ Pembawaan perseorangan
2. Pembawaan seseorang yang pertumbuhannya lebih ditentukan oleh
pembawaan keturunan :
❖ Konstitusi tubuh
❖ Cara bekerjanya alat indera
❖ Sifat-sifat ingatan dan kesanggupan belajar
❖ Tipe perhatian, intelejensi kosien (IQ) dan tipe intelejensi.
❖ Cara-cara berlangsungnya emosi yang khas.
❖ Tempo dan ritme perkembangan.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan bahwa jalan perkembangan manusia ditentukan oleh
pembawaan yang turun temurun, yang oleh aktifitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri
yang dilakukan dengan bebas dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu, berkembang
menjadi sifat-sifat.

B. PENUTUP
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi yang membacanya, dan jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, kami
mohon kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto , Ngalim, MP,Drs . , 2006, Ilmu pendidikan teoritis dan praktis, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sumaryanto, Harry., M.Pd., Drs., 2011, Modul pengantar pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai