Anda di halaman 1dari 37

UAS LANDASAN PENDIDIKAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN


GUNA MELENGKAPI UAS PADA MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing : Dr. Nasir Usman, M.Pd

Disusun Oleh:
Irfan Syahputra (2206101010064)

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022
JAWABAN UAS MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN
Nama : Irfan Syahputra
Npm : 2206101010064
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan
Bobot : 2 SKS
Dosen Pengampu : Dr. Nasir
Usman,M.Pd. Kelas/unit : 2.08 unit 03
Prodi : Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan

1. Pendidikan sebagai sebuah sistem dalam rancangan dan implimentasinya


dipengaruhi oleh aliran, teori dan lingkungan pendidikan.
A. Jelaskan arah perkembangan manusia yang dikemukakan oleh 4 (empat) aliran-aliran
pendidikan konvensional?
Jawab :
 Aliran Empirisme
Kata Empirisme berasal dari kata “empiri” yang berarti pengalaman. Aliran
empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal
dalam perkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.Stimulasi ini berasal dari alam bebas
ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan.
Menurut aliran ini, pendidikan adalah Maha Kuasa dalam membentuk anak
didik menjadi apa yang diinginkannya. Sedangkan, mendidik adalah membentuk
manusia menurut kehendak pendidik.
Aliran empirisme didasarkan atas konsepsi yang menyatakan bahwa
perkembangan individu bergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh
selama hidupnya.Sehingga, Aliran bersikap optimis terhadap hasil pendidikan
disebut aliran optimisme dalam pendidikan.
Tokoh perintisnya adalah John Locke. Aliran dipelopori oleh  John Locke
(1632-1704) seorang filsuf berkebangsaan Inggris, yang berpendapat :
1) Anak lahir di dunia ini seperti kertas kosong atau sebagai meja berlapis lilin
yang belum ada tulisan di atasnya.
2) Anak yang baru lahir tidak membawa potensi/kemampuan.
3) Perkembangan kepribadian anak sangat ditentukan oleh faktor lingkungan 
yang disengaja/dikondisikan dinamakan Pendidikan.
Teorinya disebut Tabula Rasa. Dalam teori ini, perkembangan anak bergantung 100%
dari dunia luar yang disebut lingkungan. Berdasarkan konsep dasar ini, maka hal
yang harus diperhatikan dalam pendidikan adalah :
1) Pendidikan diberikan seawal mungkin,
2) Pembiasaan dan latihan lebih penting daripada aturan, nasihat, atau perintah,
3) Mengamati anak didik secara lebih dekat :
a. Apa yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat
perkembangannya)
b. Hasrat-hasratnya yang kuat
c. Kecenderungannya mengikuti orang tua tanpa merusak semangat anak itu
4) Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional dalam hal ini, anak harus
diberikan alasan tentang hal-hal yang dituntut darinya.
5) Pelajaran di sekolah jangan sampai menjadi beban.
Misalnya, suatu keluarga kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. 
Segala alat diberikan dan para ahli didatangkan untuk mendidik anak tersebut
menjadi pelukis.Akan tetapi gagal karena tidak ada bakat melukis dalam diri anak
tersebut. Akibatnya dalam diri anak akan terjadi konflik, pendidikan mengalami
kesukaran dan hasilnya tidak optimal.
Contoh lain yaitu ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan
dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik oleh keluarga petani
yang miskin di desa dan satu yang lainnya dididik oleh keluarga kaya raya yang
tinggal di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Hasil pendidikan kedua anak
tersebut tidak sama.
Kelebihan aliran empirisme adalah dapat membimbing keluarga atau
lingkungan anak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak sehingga
perkembangan anak dapat berjalan dengan baik.
Kelemahan aliran empirisme adalah hanya mementingkan pengalaman.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir dikesampingkan.Padahal ada
anak yang berbakat dan dapat berhasil walaupun lingkungan tidak mendukung.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberhasilan belajar peserta didik
menurut aliran empirisme ini, adalah lingkungan sekitarnya.Keberhasilan ini
disebabkan oleh adanya kemampuan dari pihak pendidik dalam mengajar mereka.

 Aliran Nativisme
Konsep ini yang dianut oleh Schopenhauer seorang filsuf bangsa jerman
(1788-1860) yang berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk.Beliau berkata “yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan
menjadi baik “. Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan)
yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa
sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran Nativisme bertolak
dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak.
Aliran ini berpendapat bahwa sehubungan dengan perkembangan anak didik
usaha pendidikan tidak dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh
pendidik. Mendidik diartikan oleh aliran nativisme sebagai “membiarkan anak
bertumbuh berdasarkan pembawaannya”.
Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran.Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan
anak.
Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenheuer.Ia adalah filsof Jerman yang
hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir.Faktor lingkungan kurang berpengaruh
pada pendidikan dan perkembangan anak.Oleh karena itu, hasil pendidikan
ditentukan oleh bakat bawaan anak sejak lahir.Dengan demikian, keberhasilan
pendidikan seseorang ditentukan oleh individu itu sendiri.
Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat sejak lahir maka ia
akan menjadi jahat, jika anak memiliki bakat baik sejak lahir maka ia akan menjadi
baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan
berguna bagi perkembangan individu itu sendiri.
Pandangan tersebut tidak menyimpang dari kenyataan,misalnya anak mirip
orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orang tuanya. Prinsipnya,
pandangan nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk
sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kemampuannya berbeda dalam tiap
diri manusia.Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya seorang
anak yang berasal dari orang tua yang ahli seni musik akan berkembang menjadi
seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga
hanya sampai setengah kemampuan orangtuanya.
 Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau (1712-1778) seorang filsuf bangsa
Perancis, yang berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu lahir, tetapi
menjadi buruk di tangan manusia. Prinsip kembali ke alam menjadi ciri utama aliran
naturalisme.Aliran ini meragukan perlunya pendidikan bagi pengembangan bakat dan
kemampuan anak.Oleh karena itu aliran ini disebut juga aliran
negativisme.Pendidikan lebih baik ditunda daripada mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan pada diri anak didik.
Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan
Aminuddin R., 1992: 9),yaitu :
a) Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri, kemudian terjadi antara
interaksi pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di
dalam dirinya secara alami.
b) Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik
berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan
yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang
positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan
sugesti dari pendidik. Tanggungjawab belajar terletak pada diri anak itu
sendiri.
c) Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat yang
menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak
didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan
lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.
Dengan demikian, aliran naturalisme menitik beratkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya faktor kemampuan individu anak
didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.
 Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini yaitu William Stern , seorang ahli pendidikan asal jerman
(1871-1939).Beliau berpendapat bahwa konsepsi empirisme dan nativisme itu
masing-masing terlalu berat dan terlalu ekstrim. Menurut konvergensi baik
pembawaan maupun lingkungan kedua-duanya mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak didik.William berpendapat anak dilahirkan dengan pembawaan
baik maupun buruk dan lingkungan akan mempengaruhi pembawaan itu lebih
lanjut..Konvergen artinya memusat ke satu titikJadi menurut teori konvergensi:
a) Pendidikan mungkin dilaksanakan
b) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada
c) anak didik yang membatasi hasil pendidikan adalah lingkungan dan
pembawaan.
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu
titik pertemuan. Menurut konsepsi konvergensi baik pembawaan maupun lingkungan
kedua-duanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak didik.Hasil
pendidikan bergantung pada besar kecilnya pembawaan serta situasi lingkungannya.
Jika kualitas pembawaan dan/atau lingkungan berubah, maka hasil
perkembangan/pendidikan akan berubah pula.
Misalnya, anak yang mempunyai pembawaan baik maka akan berkembangan
lebih baik jika didukung oleh lingkungan yang baik pula.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan dapat berkembang secara optimal
jika tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak akan dapat menghasilkan
perkembangan anak secara maksimal jika tidak didukung oleh bakat anak.
Perkembangan manusia bukan hasil dari pembawaan dan lingkungan saja.
Manusia tidak hanya diperkembangkan saja tetapi ia memperkembangkan dirinya
sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan
sesuatu mengenai dirinya dengan bebas. Karena itu ia bertanggungjawab terhadap
segala perbuatannya. Ia dapat mengambil keputusan yang berlainan dari apa yang
pernah diambilnya.
Jadi, kebanyakan ahli psikologi individual (a.l. Alfred Adler dan Kinkel) lebih
menitik beratkan pada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli-ahli
psikologi yang lain lebih menekankan pada kekuatan / pengaruh pembawaan atau
keturunan.

a. Jelaskan : 1) aliran pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat pendidikan, 3)


sekolah kerja dan 4) pengajar proyek?
Jawab :
 Aliran Pengajar Alam Sekitar
Jadi pengajaran alam sekitar adalah pengajaran yang dapat dimaknai
sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Melalui pendekatan lingkungan alam sekitar, siswa dapat berpengaruh
pada hasil belajar siswa untuk mengasah kemampuan pengetahuan, sikap
ilmiah dan rasa ingin tahu serta memelihara lingkungan alam sekitar.
Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan
pengamatan tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara
pengamatan dengan dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling
menunjang dan saling memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu
memanfaatkan lingkungannya.Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah
menetapkan tujuan, mengadakan persiapan, melakukan pengamatan, dan
mengolah apa yang diamati.
Keuntungan Pengajaran Alam Sekitar adalah Menentang verbalisme dan
intelektualisme. Dapat membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk
melakukan kegiatan dengan sepenuh hati. Anak-anak selalu didorong untuk
aktif dan kreatif. Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi
anak-anak Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-
1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda. Pengajaran alam sekitar ini
dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
 Pengajar pusat Pendidikan
Pengajaran pusat pendidikan didasarkan alam sekitar yang objek-objek
pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya. O. Declroy
(1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi tokoh pengajaran
pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empatinstink pokok yang ada
pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki dan mempertahankan,
untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.
 Sekolah kerja ( pendidikan individu dan sosial)
Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat
dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang yaitu
untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang individu
harus di bina agar dirinya dapat berkembang secara penuh menyumbangkan
kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan masyarakat, dan
sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar setiap warganya dapat
mencapai tingkat perkembangan.
 Pengajaran Proyek
W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu system pengajaran
proyek prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiah dan memasyarakat.
Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui suatu rencana dan
penyelenggaraan kegiatan secara baik. Langkah-langkah Pokok Pengajaran Proyek
yaitu :
1. Persiapan
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian

b. Jelaskan beserta contoh hirarkhi pencapaian tujuan pendidikan nasional?


Jawab :
Tujuan pendidikan jika ditinjau dari luas jangkauan lembaga, maka dikenal
stratifikasi tujuan. Terdapat tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler dan tujuan instruksional. Dari stratifikasi itulah dikenal hierarki.
1. Tujuan Pendidikan Nasional yaitu suatu tujuan pendidikan yang ingin dicapai
pada tingkat nasional hasil pencapaiannya akan terwujud bila warga negara yang
berkepribadian nasional, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung
jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air. Dan lebih jelas lagi
dapat dilihat pada UU No 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 yang berbunyi
sebagai berikut : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
2. Tujuan Istitusional , yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada
tingkat lembaga pendidikan. Hasil pencapaian dari tujuan institusional ini
berwujud tamatan sekolah yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu
dan atau mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang
tertentu dan pada jenjang tertentu pula (misalnya pendidikan SD, SMP, SMU,
PT).(Sardiman AM.2000.63).
3. Tujuan Kurikuler, adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata
pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasil pencapainya akan berwujud siswa
yang menguasai disiplin mata pelajaran ataubidnag studi yang diperlajarinya.
(Sardiman AM.2000.64)
4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pengajaran, yakni tujuan pendidikan yang ingin
dicapai pada tingkat pengajaran. Hasil pencapaiannya berwujud siswa yang
secara bertahap terbentuk wataknya, kemampuan berpikirnya, ketrampilan,
teknologinya.
5. Tujuan instuksional sering pula disebut sebagai tujuan pengajaran. Tujuan
pengajaran pada kurikulum 1994 dikenal dengan Tujuan Instuksional Umum dan
Tujuan Instruksional Khusus. Pengertian TIU menurut beberapa ahli antara lain
adalah :
Menurut Gene E. Hall dan Howarld L. Jones, TIU adalah pernyataan umum
mengenai hasil suatu program pengajaran. Menurut Dirk dan Carey, TIU adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan menurut Briggs, TIU
adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhir dari program pengajaran. (Sardiman
AM.2000.66-67)
Dengan melihat beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Tujuan Instruksional Umum adalah tujuan pembalajaran setelah siswa menyelesaikan
suatu materi pelajaran, dan untuk mengetahui atau membuktikan ketercapainnya
tujuan-tujuan umum dapat dilihat pada tujuan yang lebih khusus (TIK).

c. Jelaskan keterkaitannya dua faktor strategis dalam proses pendidikan guru dan
peserta didik?
Jawab :
Dua faktor strategis dalam proses Pendidikan guru dan peserta didik adalah
implementasi dari perencanaan,pemantauan, analisis serta evaluasi  yang dimuat
secara lanjut melalui beberapa aspek kewajiban yang dibutuhkan dari seorang
pengajar guna untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan, dan
dapat memperoleh hasil atas pencapaian yang di capai peserta didik dalam proses
belajar mengajar. Faktor-faktor Pemilihan Metode Pembelajaran diantaranya,
meliputi: tujuan pembelajaran, bahan/materi pembelajaran, sumber belajar, warga
belajar, sarana/fasilitas belajar, waktu pembelajaran dan besar-kecilnya kelompok.

d. Jelaskan keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan?


Jawab :
Beberapa orang mengartikan pengajaran adalah pendidikan itu sendiri, padahal
pengajaran hanyalah bagian kecil dari pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan
sebuah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Pengertian ini secara inplisit menafikan atau menampik kehadiran orang dewasa
sebagai satu-satunya orang yang yang berhak menjadi penyelenggara pendidikan atau
menjadi guru/pendidik.
Hakikat dan hubungan antara Pendidikan – pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu;
1)     Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran.
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara hafiah
artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “Pendidikan”, seperti yang
pernah penyusun singgung sebelum ini adalah tahapan – tahapan kegitan mengubah
sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok orang yang melalui upaya pengajaran
danpelatihan.
Dalam bahasa arab “Pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan
pengasuhan manusia pada fase – fase awal kehidupan yakni pada tahap
perkembangan masa baiyi dan kanak – kanak. Dan dalam bahas ainggris pendidikan
disebut education, istilah education memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang
yang menyelenggarakan pendidikan dan arti dari sudut orang yang di didik.
Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran disebut fannual –
taklim, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata Pedagogy dan
Pedagogics yang artinya ilmu mengajar. Pedagogi dan pedagogic adalah dua kata
yang sama artinya yakni pengetahuan, seni, prinsip, dan perbuatan pengajar.
Perbedaan arti pedagogi dan pedagogik adalah kalau pedagogi sebagai pendidikan,
dan pedagogik sebagai ilmu pengetahuan.
Selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa inggris disebut instruction atau
teaching. Akar kata instruction adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu,
mengajar agar melakukan sesuatu: member informasi.
2)     Hakikat Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Hubungan pendidikan dan pengajaran cukup erat kaitannya karena menurut
undang – undang nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional Bab 1
pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkanpeserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan agar peserta didik tersebut berperan
dalamkehidupan masa depannya. Selain pengajaran dalam pendidikan juga
diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam kutipan dari UUSPN di
muka. Bimbingan, seperti juga latihan adalah bagian penting yang ideal karena akan
berdampak kebaikannya penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan rimedial
teaching yang secara psikologis di diktis merupakan salah satu keharusan bagi guru.
Berdasarkan uraian diatas, dan juga uraian mengenai ragam arti pendidikan dan
pengajaran, jelas betapa eratnya hakikat hubungan antara pendidiakan dan
pengajaran.
Selain itu, ada juga pula beberapa macam peresepsi sumbang yang muncul
dikalangna mahasiswa mengenaihakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran,
antara lain yang paling menonjol bahwa pendidikan itu:
1) Jauh berbeda dangan pengajaran,
2) Lebih penting dari pengajaran,
3) Karena pengajaran hanya menanamkan pengetahuan kedalam aspek kognitif
(ranah cipta) dan sedikit memberikan keterampilan psikomotor, sedangalan aspek
efektif (ranah rasa) tak pernah tersentuh.
Persepsi – persepsi ini yang ada dalam pengalaman belajar mahasiswa, karena
kesaksian mereka terhadap kenyataan yang tampak dilapangan. Namun apapun
alasannya, mengubah peresepsi yang kurang selaras dangan perinsip – perinsip
psikologi pendidikan itu ternyat tidak gampang. Dan memberi latihan diperlukan
adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan berdasarkan pikiran.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses penubahan sikap
dan tingka laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui uapaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagi sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang mempeoleh pengetahuan,
pemahaman dan cara tingka laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam
pengertian luas pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemempuan –
kemampuan dan perilaku – perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan.
Dalam defenisi yang panjang ini terdapat dua kata kunci yang menurut hemat
penyusun perlu disoroti yaitu kedewasaan “dan tanggung jawab moril”. Kedewasaan
ini diartikan sebagai kondisi yang sudah akil baliq atau sudah berusia cukup tua. Dan
tanggung jawab moril ini juga diartikan sebagai segala perbuatan yang dilakukan
secara moral dan mampu bertanggung jawab segala perbuatannya. Karena tanggung
jawab moral itu bersifat nisbi (dapat begi atau begitu). Karena perlu pembatasan yang
tegas, apakah moral kemasyarakatan, moral hokum, atau moral keagamaan.

e. Jelaskan dan berikan contoh masalah aktual pendidikan di Indonesia dan


upaya penanggulangannya?
Jawab :
1. Keterbatasan Jumlah Guru yang Profesional
Entah disadari atau tidak, masalah pendidikan di Indonesia adanya keterbatasan
jumlah guru yang terampil. Umumnya, guru-guru terampil dan berkualitas tersebar di
kawasan kota atau daerah yang notabenenya mudah di akses. Sedangkan daerah-
daerah terpinggir dan terpencil, sulit sekali mendapatkan guru.
Memang ada banyak faktor hal ini terjadi. Dari banyak alasan, salah satunya
masalah minat dari guru itu sendiri. lebih banyak guru yang memilih lokasi yang
mudah diakses dari segi transformasi dan akses untuk mendapatkan kebutuhan pokok
mudah didapatkan.
Sedangkan daerah terpencil, lagi-lagi tidak dilirik sama sekali. Mungkin ada
saja guru yang terpanggil hati untuk bertugas di daerah pelosok yang minim akses,
sayangnya hanya 1:10 saja. Jumlahnya pun sangat kecil sekali. Sehingga wajar saja
jika terjadi kesenjagan tenaga guru terampil di pelosok dan di kota.
Sehingga terdapat pula kesenjangan kualitas lulusan peserta didik. Tidak heran jika
regenerasi yang tinggal di pelosok, nyari tidak terekspose atau muncul ke permukaan.
Itu sebabnya, ini menjadi PR bagi pemerintah dalam upaya pemerataan tenaga
pendidik terampil di pelosok, agar terjadi pemerataan.
Solusinya pemerintah harus lebih cermat dalam memilih dan melakukan
penempatan kepada guru yang nantinya akan mendidik seorang siswa. Dan
pemerintah seharusnya memberi pelatihan khusus mengenai ketrampilan dalam
mengajar kepada seorang guru, agar nantinya guru tersebut akan lebih professional
dan lebih terampil dalam mengajar siswa-siswanya.
2. Sarana dan Prasarana Tidak Memadai
Masalah pendidikan di Indonesia saya yakin sering dikeluhkan. Baik
dikeluhkan oleh wali murit, guru dan muridnya itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri
dadri segi sarana dan prasarana memang kurang memadai. Terutama sekolah-sekolah
yang ada di pedesaan, pinggiran dan sekolah yang ada di pelosok. Ini masalah yang
klasik dan sudah tidak asing lagi memang.
Namun, seburuk-buruknya sarana dan prasaran yang ada di pinggiran kota dan
desa, masih ada masalah pendidikan di Indonesia yang lebih parah. Kita tahu bahwa
Indonesia Negara kepaulauan yang memiliki banyak sekali pulau. Banyak daerah
bagian yang tidak terakses seperti halnya di tempat kita tinggal saat ini.
Banyak generasi penerus yang tinggal di kepualauan, mereka tidak hanya
terbatas pada sarana dan prasarana saja, tetapi terbatas dari banyak hal. Misalnya,
harus melintasi pulau seberang setiap hari agar bisa masuk sekolah. Hidup dengan
keterbatasan koleksi buku karena tidak terakses dan tidak terjamah. Belum lagi
masalah tidak ada jaringan listrik. Sehingga mereka harus menggunakan penerang
tradisional. Padahal, sekarang sudah era globalisasi, bahkan dunia teknologi yang
serba terhubung dengan dunia luar, tetapi masih ada daerah yang belum terjamah di
tanah Air kita.
Sebenarnya dari masalah sarana dan prasarana tidak memadai ini saya ceritakan
sebagai pembanding bagi pembaca. Sejelek-jeleknya prasarana yang sebagian putra-
putri rasakan, selama masih ada akses listrik dan melek bahkan bisa mengangses
internet dengan bebas, itu sudah lebih baik.

Memang ada kekurangan dari pihak pemerintah dalam melaksanakan peran


pendidikan, tetapi apakah kita selamannya akan menyalahkan dan menuding?
Alangkah baiknya tetap berjalan dan belajar dengan giat meski mengalami
keterbatasan. Karena keterbatasan sebenarnya bukan sebagai alasan.
Solusi harus adanya upaya pemerintah dalam melakukan perbaikan sarana dan
prasarana khususnya pada bidang teknologi agar Pendidikan di Indonesia tidak
tertinggal jauh dari Negara lain yang telah memiliki Pendidikan yang maju.
3. Minimnya Bahan Pembelajaran
Tidak dapat dipungkiri masalah pendidikan di Indonesia juga terbentur pada
keterbatasan bahan ajar. Kurangnya keterbatasan bahan wajar menurut saya hal yang
wajar, karena memang dari kesadaran akan literasi di Indonesia termasuk di urutan
akhir. Dari sudut perspektif lain, menurut saya bisa jadi bukan karena masalah
minimnya bahan pembelajaran, tetapi masalah kurangnya kesadaran untuk membuat
inisiatif mencari modul pembelajaran.
Lagi-lagi saya kurang setuju dengan masalah keterbatasan menjadi alasan.
Mungkin banyak yang menyebutkan bahwa keterbatasan bahan pembelajaran tidak
memadai. Padahal, sebenarnya kita bisa mencari sendiri. Tidak harus mengandalkan
huluran bahan aja dari pemerintah, tetapi inisiatif untuk mencari. Jika memang tidak
ada bahan pembelajaran tidak tersedia, bagi seorang pendidik bisa saja belajar dari
buku luar. Kemudian dari pesan buku tersebut di transformasikan ke peserta didik.
Atau bisa membuat atau menciptakan bahan pembelajaran jika memang tidak ada.
Dengan cara-cara seperti ini lebih solutif daripada menyalahkan ataupun
menuding. Setidaknya dengan cara ini menjadi upaya memberikan jalan keluar untuk
kebutuhan diri sendiri dan memberikan ruang jalan bagi orang lain. Bukan berarti
saya pro dengan pemerintah. Hanya saja, sampai kapan kita menunggu pemerintah
pendidikan. Menunggu belum tentu bertemu, tetapi dengan kita bergerak, meskipun
hasilnya bukan gerakan besar, minimal memberi sedikit perubahan.
Solusi harus adanya kreativitas yang lebih dari seorang guru dalam membuat
inovasi baru dalam mengajar di sekolah, dan juga pastinya harus adanya campur
tangan pemerintah atas hal tersebut terutama peran mentri dalam melakukan
pengembangan kurikulum.
4. Mahalnya Dana Pendidikan
Tidak dapat dipungkiri, masalah pendidikan di Indonesia yang paling mendasar
terletak pada masalah biaya pendidikan. Meskipun sudah digadang-gadang gratis,
tetap saja ada bagian yang membayar. Hal ini banyak terjadi pada daerah pelosok
negeri yang masih minim akan edukasi dan motivasinya akan Pendidikan, meskipun
untuk sekarang ini banyak platform beasiswa yang menampung orang-orang yang
kurang mampu untuk di sekolahkan, namun di daerah pelosok negeri masih
banyaknya dari mereka yang kesulitan dalam mengakses beasiswa tersebut atau
mendapatkannya. Dikarenakan kurangnya juga pengetahuan tentang hal tersebut.
Solusi : pemerintah di harapkan untuk menurunkan biaya Pendidikan dan juga
lebih memfokuskan beasiswa terhadap orang-orang yang memang membutuhkan dan
pantas untuk mendapatkannya. Dan juga lebih mensosialisasikan tentang beasiswa ke
pelosok negeri.
5. Mutu Pendidikan Rendah
Salah satu masalah pendidikan di Indonesia juga terletak pada mutu pendidikan
yang rendah. Masih menyambung pembahasan di atas. Salah satu penyebab
rendahnya mutu pendidikan bisa saja disebabkan oleh perspektif masyarakat secara
umum.
Solusi : seorang guru harus menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman
dan juga dengan teknologi yang tersedia saat ini, salah satu hal mendasar untuk
memperbaiki mutu Pendidikan di Indonesia ini adalah terdapat pada seorang guru
terlebih dahulu, dikarenakan gurulah yang akan membentuk individu dan karakter
seorang siswa agar menjadi manusia yang bermutu yang siap dalam menghadapi
tantangan di masa depan.

2. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas manajemen dalam rancangan dan


implimentasinya dipengaruhi oleh teori dan lingkungan pendidikan.
a. Jelaskan makna pendidikan sebagai suatu aktifitas manajemen (dikaji
dari planning, organizing, actuacting, dan controlling)
Jawab :
 Planning
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk
lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani
masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana
mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi
strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung
pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga
pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran
oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu
kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan
tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
 Organizing
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas
manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan
sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi
memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir
secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member,
kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan
sosial budaya.
 Actuating
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara
pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari
mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil
lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa
kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan
sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan
harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang,
profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan
organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
 Controlling
Pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar
prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan itu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang
paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
b. Mengapa tenaga pendidik dalam melaksanakan perannya harus memahami
teori-teori pendidikan?
Jawab :
karena Guru perlu menguasai teori belajar & pembelajaran karena
pengaruhnya besar pada anak didik. agar para guru memiliki dasar-dasar yang luas
dalam hal mendidik, sehingga murid bisa bertambah baik dalam cara belajarnya.
sebagai guru, kita dituntut memiliki empat kompetensi sebagai pendidik. Serta
filosofi pengajaran yang dilakukannya selama pembelajaran. Sebelum menjadi guru,
tentu seorang calon guru dibekali keilmuan mengenai teori belajar.
Dengan menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik setidaknya guru dapat memahami apa dan bagaimana sebenarnya proses
belajar itu terjadi pada diri peserta didik, sehingga guru dapat mengambil tindakan
pedagogik dan edukatif yang tepat bagi penyelenggaraan pembelajaran.
karena Guru perlu menguasai teori belajar & pembelajaran karena
pengaruhnya besar pada anak didik. agar para guru memiliki dasar-dasar yang luas
dalam hal mendidik, sehingga murid bisa bertambah baik dalam cara belajamya.

c. Uraikan beserta contoh tripusat pendidikan yang mempengaruhi perilaku


manusia?

Jawab :
Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan
Nasional. Tripusat pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan
pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di
lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda”.
Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam
tiga lingkungan pendidikan tersebut. Pada garis besarnya kita mengenal tiga
lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan ini disebut dengan Tripusat Pendidikan.
Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan contoh dari
tripusat Pendidikan itu sendiri adalah meliputi :
 Rumah ( keluarga )
 Sekolah (guru )
 Masyarakat ( lingkungan )
Sedangkan tripusat yang memengaruhi perilaku manusia adalah dari seluruh
aspek baik itu bimbingan orang tua ( rumah ) , sekolah atau dari bimbingan dan
didikan seorang guru, maupun masyarakat ( lingkungan ). Tetapi lingkungan adalah
tempat dimana seorang individu itu dapat terbentuk lebih cepat, karena pengaruh
lingkungan sangat kuat terhadap individu.
d. Jelaskan perbandingan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal
(dikaji dari tujuan, waktu pembelajaran, proses pembelajaran, dan isi
program/kurikulum)?
Jawab :
- Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Tujuan dari pendidikan formal adalah untuk membentuk sumber daya
manusia yang berpotensi, sehat secara jasmani dan rohani, serta memberikan manfaat
bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.
Waktu pembelajaran Pendidikan formal pada umumnya adalah 12 tahun yaitu
jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama , dan sekolah menengah keatas
(SMA). Tapi bagi yang melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi terbagi lagi
kedalam beberapa jenjang yaitu : Master Degre (S1) , Magister (S2) , dan doctorate
(S3).
Isi program atau kurikulum dari Pendidikan formal variative yang mana
tergantung dari jenjang apa yang seorang siswa jalankan, atau jenjang apa yang
seorang guru ajarkan untuk siswanya.
- Non formal
pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara terencana,
sistematis, fleksibel, integral dan berlangsung di luar system pendidikan formal
(sekolah).
Contoh : Sanggar, Tempat, Kursus, belajar baca tulis al-qur’an (dayah),
Lembaga pelatihan khusus.
Tujuan Pendidikan non formal adalah untuk melengkapi, menambah atau
mengganti dari pendidikan formal, serta memiliki fungsi penting dalam
mengembangkan potensi pelajar melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian yang profesional.
Waktu pembelajaran dari Pendidikan non formal adalah tidak terstruktur tidak
sama seperti Pendidikan formal Pendidikan non formal lebih kearah waktu luang
yang di miliki oleh seorang indivu untuk melakukan Pendidikan non formal seperti
bimbel, kursus , Latihan music, Latihan nari dll.
Proses pembelajaran Pendidikan non formal biasanya bebas tidak seperti
pedidikan formal. Pendidikan non formal dapat melakukan studynya dimana saja
tergantung dari bidang study non formal apa yang sedang ditekuni.
Program kurikulum Pendidikan non formal tidak terstruktur seperti
Pendidikan formal. Pendidikan non formal biasanya mereka hanya mengajarkan
bidang apa yang sedang ditekuni oleh seseorang untuk saat ini.
- Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah metode pendidikan yang berasal dari keluarga
dan lingkungan tertentu pada kegiatan belajar individu yang dilaksanakan dengan
sikap yang bertanggung jawab. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang
diperoleh seserang melalui pengalaman sehari-hari secara sadar atau tidak sadar.
• Tujuan Pendidikan informal Membantu meningkatkan hasil belajar anak,
baik pendidikan formal maupun non formal.
• Mengontrol dan memotivasi anak agar lebih giat belajar.
• Membantu pertumbuhan fisik dan mental anak, baik dari dalam keluarga
maupun lingkungan.
• Membentuk kepribadian anak dengan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan, kemampuan, dan perkembangan anak.
• Memotivasi anak agar mampu mengembangkan potensi atau bakat yang
dimilikinya.
• Membantu anak lebih mandiri dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Waktu pembelajaran Pendidikan informal setiap waktu dikarenakan yang
paling berpengaruh penting didalam Pendidikan informal ini adalah orang tua dan
lingkungan. Karena di dalam Pendidikan informal ini bukan lagi seorang guru yang
menjadi pembentuk dari individu dan karakter seorang anak dikarenakan seorang
guru hanya mendidik di dalam Pendidikan formal saja, sedangkan selebihnya adalah
peran orang tua dan lingkungan sekitarnyalah yang akan mempengaruhi dan
membentuk karakter atau akhlak dari seorang anak.
Proses pembelajaran di dalam Pendidikan informal tidak terstruktur setiap
saat dikehidupan individu adalah termasuk kedalam proses pembelajaraan dari
Pendidikan informal baik itu melalui lingkungan sekitar, pengalaman, atau contoh
baik dari sekitar lingkungan.
Program kurikulum Pendidikan informal tidak seperti Pendidikan formal
ataupun non formal dikarenakan proses terjadinya Pendidikan informal ini adalah
setiap saat di dalam kehidupan manusia.
3. Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu setiap calon
pendidik harus memahami aliran-aliran pendidikan baik secara klasik
maupun modern.
a. Jelaskan aliran filsafat yang mempengaruhi pendidikan?
Jawab :
- Aliran Progresivisme
progress (maju) adalah sebuah fahan filsafat yang lahir dan sangat
berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang
menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang
mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga
mereka dapat berfikir.
- Aliran Essensialisme
berasal dari kata essensial yang berarti sifat-sifat dasar atau dari kata asesnsi
(pokok). Essensialisme mempunyai pandangan bahwa pendidikan sebagai
pemelihara kebudayaan. Aliran ini ingin kembali kepada kebudayaan lama, warisan
sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan manusia.
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia. Esensialisme memandang
bahwa pendidikan harus berpijak pada nila-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan
lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai yang mempunyai tata jelas.
- Aliran Perenialisme
adalah sebuah aliran yang menekankan pada kebenaran, dimana dalam
pendidikannya menjelaskan tentang pentingnya berproses dalam belajar tetapi tidak
mengesampingkan nilai ajaran budayanya.
Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang
akan selalu sama bagi setiap manusia dimana pun dan sampai kapan pun dalam
pengembangan historisitasnya.
- Aliran Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “reconstruct” yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, aliran ini adalah suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern. Merupakan kelanjutan dari gerakan
progresivisme.
Rekonstruktivisme menganggap jika sekolah adalah agen perubahan, yang
tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga mengajarkan nilai nilai dalam kehidupan dan
membangun kembali atau merekonstruksi kan nilai nilai tersebut seoptimal mungkin
sehingga timbulah cara berpikir yang lebih efektif dan cara kerja yang lebih efektif.
b. Jelaskan mengapa aliran nativisme menolak pengaruh pendidikan?
Jawab :
Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Jadi. kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik, atau
dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut
pesimisme pedagugis. Dan juga karena Nativisme menekankan kemampuan dalam
diri anak , sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
c. Jelaskan mengapa aliran empirisisme menganggap penting pendidikan?
Jawab :
Karena di dalam pandangan empirisme ini anak dapat dibentuk sekehendak
pendidikannya. Aliran ini berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali
ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Berarti di dalam pandangan ini peran Pendidikan menjadi
peran penuh yang dapat membentuk karakter seorang anak, melalui Pendidikanlah
karakter seorang anak dapat terbentuk.
d. Jelaskan mengapa aliran konvergensi menganggap penting pendidikan?
Jawab :
Karena di dalam paham konvergensi ini berpendapat, bahwa didalam
perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan
memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-
masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia perlu menemukan lingkungan
yang sesuai supaya dapat berkembang. Mengapa aliran ini menganggap penting
aliran ini di dalam Pendidikan dikarenakan, Pendidikan dapat menjadi wadah atau
tempat dimana skill pembawaan dari seorang individu itu dapat terasah dan terarah
kejalan yang benar sesuai dengan proporsi soft skill yang di miliki tiap tiap individu.
e. Jelaskan perbedaan aliran nativisme dan naturalisme tentang pembawaan
manusia?
Jawab :
Di dalam aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh potensi sejak lahir dan lingkungan tak dapat merubahnya.
Sedangkan di dalam aliran Empirisme menjelaskan bahwa manusia sangat
dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan alam sekitarnya.
f. Uraikan model-model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta
didik?
Jawab :
- Metode Diskusi/kerja kelompok
Dalam metode ini dapat melatih siswa menjadi pribadi yang komunikatif dan
menjadi pribadi yang menerima pendapat temannya khususnya pendapat teman
kelompoknya serta melatih siswa melakukan interaksi dengan teman, metode diskusi
juga akam memberikan kesempatan bagi setiap siswanya untuk saling bertukar
pikiran.
- Pembelajaran berbasis masalah
Metode ini dapat membuat seorang siwa lebih aktif di dalam pembelajaran
dengan cara seorang guru melemparkan poin poin yang menjadi permasalahan yang
akan di bahas, siswa akan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan
yang di berikan tersebut baik melalui diskusi kelompok maupun perorangan.
- Metode kompetisi
Metode pembelajaran yang mengadopsi bentuk perlombaan/kompetisi dalam
proses belajar juga baik dalam memicu siswa untuk terlibat dalam pembelajaran, hal
tersebut tak lepas dari kecendrungan sebagian siswa untuk bisa menjadi seorang
pemenang, sehingga jika ada kompetisi mereka akan berusaha mengeluarkan
kemampuan terbaiknya guna menjadi siswa pemenang.
- Pertanyaan terbuka
Para siswa dapat saling melemparkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan
baik itu kepada seorang guru ataupun kepada siswa yang lainnya hal tersebut
tentunya akan memacu keaktifan seorang siswa.
- Model pembelajaran eksperimen/percobaan
praktik/eksperimen ketimbang hanya disuguhi teori atau konsep semata.
Study by doing (belajar dengan melakukan) adalah konsep pembelajaran
dimana siswa akan lebih memaknai suatu materi pelajaran jika pembelajaran tersebut
disertai dengan percobaan/eksperimen/demonstrasi.
4. Pencapaian tujuan pendidikan, membutuhkan unsur-unsur, landasan,
azas, dan tujuan pendidikan.
a. Mengapa pendidikan dalam proses pelaksanaannya harus berpedoman kepada
landasan Filosofis, Psikologis, Sosial, Budaya, Ilmu Pengetahuan dan
teknologi?
Jawab :
 Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa
dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Mustadi (2015)
mengatakan bahwa Kebutuhan akan guru sebagai tenaga pendidik yang
berkualitas dan profesional sangat penting.
 Mengapa pendidikan harus berpedoman kepada landasan psikologis
o Pertama, agar para pendidik, atau para calon pendidik memahami
pemahaman yang baik tentang situasi pendidikan. Kedua, agar para
pendidik, dan para calon pendidik mampumenyiapkan dan melaksanakan
pengajarandan bimbingan terhadap siswa dengan lebih baik.
 Mengapa Pendidikan harus berpedoman dengan landasans sosial
o Pendidikan tidak akan berjalan tanpa landasan yang kokoh. Pondasi
pendidikan ibarat pondasi dasar untuk membangun pendidikan ke arah yang
diinginkan suatu bangsa, dan tentunya kita tidak ingin mencetak generasi
penerus hanya berdasarkan nilai-nilai yang dihasilkan. Dan nilai social
memiliki fungsi untuk menerapkan jiwa-jiwa social kepada seorang siswa
agar seorang siswa sadar akan tanggung jawab dan fungsinya di kehidupan
social.
 Mengapa Pendidikan harus berpedoman pada landasan budaya
o Landasan budaya dalam proses pendidikan pada peserta didik secara aktif
bertujuan untuk mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses
internalisasi, dan penghayatan nilai- nilai menjadi kepribadian mereka
dalam bergaul dimasyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan budaya-budaya yang ada di
Indonesia, ditambahlagi Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki
banyak ragam budaya, perlunya budaya-budaya tersebut di tanamkan
kepada seorang siswa agar budaya tersebut tidak hilang.
 Mengapa Pendidikan harus berpedoman pada landasan ilmu pngetahuan dan
teknologi
o Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu landasan dalam
pendidikan karena ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu hasil
pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Ilmu
pengetahuan dan teknologi akan melatih manusia untuk mengembangkan
pola pikir manusia yang lebih baik.
b. Berikan contoh azas kemandirian, tut wuri handayani, dan belajar sepanjang
hayat?
Jawab :
- Asas kemandirian
Contoh dari asas kemandirian adalah proses pembelajaran yang di hadapi
seorang siswa itu madiri, seorang siswa dapat mencari sumber referensinya
dimanapun mereka berada apalagi dengan adanya perkembangan jaman pada masa
kini membuat seseorang lebih mudah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
- Asas tutu wuri handayani
Asas ini merupakan asas yang bersumber dari Ki Hajar Dewantara pendiri
Taman Siswa. Inti yang terdapat dalam sistem among Taman Siswa adalah Ing
ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani.
Asas tut wuri handayani memiliki makna bahwa setiap manusia berhak
mengatur diri sendiri dengan berpegang teguh pada tata tertib yang berlaku secara
umum. Dalam pelaksanaan pendidikan peserta didik diberi keleluasaan untuk dapat
mencari, mempelajari dan memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri tanpa
adanya paksaan dari pendidik.
Contoh :
• Hak untuk mengatur diri sendiri
• Pengajaran yang dilakukan memberikan pengetahuan berfaedah
• Pengajaran berdasarkan kebudayaan dan kebangsaan
• Pengajaran ditujukan untuk seluruh rakyat
• Berusaha dengan kekuatan sendiri
• Membiayai sendiri setiap usaha
• Rasa Ikhlas
- Asas belajar sepajang hayat
Asas ini menunjukkan bahwa pendidikan yang dilakukan berlangsung seumur
hidup setiap individu. Pendidikan yang dilakukan mengarah kepada pembentukan,
pembaruan, peningkatan dan penyempurnaan terhadap semua aspek. Termasuk
memberikan peningkatan dan motivasi untuk belajar mandiri.
c. Jelaskan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional?
Jawab :
- Pembaruan Landasan Yuridis
Pembaruan landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
(fundamental) dan bersifat prinsipal.
- Pembaruan Kurikulum
Ada dua faktor pengendali yang menentukan arah pembaruan kurikulum,
yaitu yang sifatnya mempertahankan dan yang mengubah. Yang termasuk faktor
yang pertama adalah landasan filosofis, yaitu falsafah bangsa Indonesia, Pancasila
dan UUD 1945 dan landasan historis yang mencakup unsur-unsur yang menguasai
hajat hidup orang banyak dari dulu sampai sekarang. Yang termasuk faktor yang
kedua adalah landasan sosial berupa kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat, dan
landasan psikologis yakni cara peserta di dalam belajar.
- Pembaruan Pola Masa Studi
Pembaruan pola masa studi termaksud pendidikan yang meliputi pembaruan
jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan
pendidikan.Perubahan pola masa studi sebagai suatu tanda adanya pembaruan
pendidikan berupa penambahan/pengurangan masa studi.
- Pembaruan Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola serta memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Pembaruan terhadap komponen tenaga
kependidikan dipandang sangat penting karena pembaruan pada komponen-
komponen lain tanpa ditunjang oleh tenaga-tenaga pelaksana yang kompeten, tidak
akan ada artinya. Tenaga lain selain guru adalah pustakawan, laboran, konselor,
teknisi sumber belajar, dan lain-lain.
d. Jelaskan tujuan pendidikan untuk mengembangkan dimensi-dimensi
kemanusiaan?
Jawab :
Tujuan Pendidikan mengembangkan dimensi dimensi kemanusiaan antara
lain adalah untuk pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh dan
berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup bersifat horizontal
(yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakkan
ketinggian martabat manusia). Dengan demikian totalitas bentuk manusia yang utuh.
e. Jelaskan implementasi pendidikan sesuai dengan pengembangan dimensi-
dimensi kemanusiaan?
Jawab :
Pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi
kemanusiaan adalah pendidikan yang diberikan harus dapat mengembangkan
keempat dimensi kemanusiaan itu secara seimbang. Potensi jasmaniah dan rohaniah
manusia harus mendapatkan pelayanan yang seimbang.

5. Pendidikan sebagai sebuah sistem dalam rancangan dan implimentasinya


dipengaruhi oleh teori, lingkungan pendidikan dan standar pendidikan.
a. Jelaskan konsep pendidikan sebagai sistem?
Jawab :
Maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem adalah pendidikan sendiri
terdiri dari elemen-elemen atau unsur- unsur pendididkan yang dalam kegiatannya
saling terkait secara fungsional, sehingga merupakan satu kesatuan yang terpadu dan
diharapkan dapat mencapai tujuan.
b. Uraikan beserta contoh pendidikan sebagai suatu sistem?
Jawab :
Seperti yang kita ketahui bahwa sistem adalah komponen-komponen yang
saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem pendidikan adalah strategi
atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya.
Yang mana kita ketahui Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal,
dan informal.
Contoh dari pendidikan sebagai sebuah sistem adalah yaitu
- Pendidikan formal
- Pendidikan non formal
- Dan pendidikan informal
c. Uraikan 8 standar pendidikan yang mempengaruhi mutu pendidikan?
Jawab :
 Standar Isi (SI), mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
 Standar Proses (SP), pada satuan pendidikan merupakan pelaksanaan proses
pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
 Standar Kompetensi Lulusan (SKL), untuk pendidikan dasar dan menengah
melaksanakan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK), di mana pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
 Standar Sarana dan Prasarana (SSP), Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku
dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
 Standar Pengelolaan (SPl), dalam satuan pendidikan dilakukan oleh manajemen
memiliki kewenangan untuk mengelola sekolah sedemikian rupa.
 Standar Pembiayaan (SPb), yang dilakukan dalam manajemen sekolah sesuai
dengan standar nasional pendidikan terdiri atas biaya investasi bantuan
pendidikan, biaya personal biaya operasional satuan pendidikan.
 Standar Penilaian Pendidikan (SPP), yang dilakukan di sekolah dasar mengacu
pada sistem penilaian berkelanjutan yang dikembangkan oleh tim jaringan
kurikulum. Standar penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri
atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Standar penilaian
pendidikan yang dilakukan di SD dilakukan melalui penilaian tertulis, lisan dan
praktek.

6. Masalah utama yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah
masalah yang berkaitan dengan moral peserta didik yang kurang
memperhatikan nilai- nilai. Jelaskan pendapat anda kenapa terjadi hal
seperti itu dan bagaimana upaya pemecahannya?
Jawab :
Pemerosotan moral atau degradasi moral yang terjadi pada anak bangsa saat
ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
- Pergaulan remaja masa kini
pergaulan remaja sekarang ini sangat bebas, walaupun sebenarnya masih ada
juga remaja yang sangat menjaga pergaulan dan tetap berpegang pada ajaran-ajaran
agama. Tetapi jumlah itu lebih sedikit dibandingkan yang melakukan pergaulan
bebas dan seks bebas sekarang ini. Remaja khususnya remaja Islam sekarang
dianggap jauh dari ajaran-ajaran Agama Islam.
- Parenting styles atau pola asuh orang tua
Seseorang yang paling pertama sekali membentuk dan mengajarkan hal-hal
mendasar mengenai kehidupan kepada seorang individu adalah orang tua. Yang
mana jika orang tua salah dalam mendidik anak, salah dalam menanamkan paham
moral kepada anak hal ini akan menyebabkan moral yang jelek kepada anak tersebut.
- Kemajuan teknologi
Teknologi saat ini bukanlah menjadi hal yang asing lagi bagi seseorang, tidak
muda dan tua semua orang menggunakan kecanggihan internet saat ini yang mana
salah satunya adalah internet. Penggunaan internet haruslah bijak apalagi yang
menggunakan adalah seorang anak kecil, peran orang tua harus ada dalam menjaga
dan mengarahkan anaknya untuk menggunakan internet kearah yang positif.
Upaya pencegahan pemerosotan moral pada peserta didik
- Memupuk akhlak. Dengan memupuk akhlak yang baik akan membuahkan
insan-insan yang berbudi mulia
- Pendidikan berbasis minat dan bakat. Menempatkan seseorang sesuai
dengan keahliannya dalam suatu pekerjaan.
- Pendidikan berbasis doa dan riyadha (berlatih). Rasulullah mengajarkan
bahwa doa merupakan sesuatu yang penting bagi setiap insan.
- Seorang guru harus dibekali jiwa social yang kuat agar nantinya dapat
membimbing para peserta didiknya kearah yang lebih baik.

7. Globalisasi mampu menerobos batas-batas negara space, time and distance


yang harus disosialisasikan melalui pendidikan sehingga mampu
membentuk kompentesi lulusan yang mampu menghadapi kehidupan
global. Berikan pendapat anda pendidikan yang bagaimana perlu
dikembangkan untuk menghadapi dunia global.
Jawab :
Pendidikan fleksibel yang mana pendidikan yang memanfaatkan teknologi yang
tersedia saat ini akibat perkembangan teknologi dan globalisasi dan berikut
adalah cara yang seorang pendidik dapat terapkan
- Meningkatkan Kualitas Pendidik
Mengingat bahwa dalam era global, pendidikan nasional harus pula
memperhatikan perkembangan yang terjadi secara internasional, maka kajian
kompetensi guru sebagai unsur pokok dalam penyelenggaraan pendidikan
formal, perlu pula mempertimbangkan bagaimana kompetensi guru dibina dan
dikembangkan pada beberapa negara lain.
- Sikap berpikir kritis dan kreatif
adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Agar mampu berpikir kritis
dan kreatif,sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi yangsudah dimiliki siswa perlu
dikembangkan. Untuk mengembangkan kedua sifat yang dimiliki siswa tersebut
secara optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.
- Pembentukan / perubahan sikap atau nilai
Untuk mengantisipasi masa depan yang bersifat global dan arus informasi yang
cepat, maka tugas pendidik yang utama adalah pembentukan nilai dan sikap
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian Indonesia.
Pembentukan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan melalui
berbagai cara, seperti pembiasaan, keteladanan dan sebagainya. Pembentukan
harus dilakuakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat secara
bersama dan bertanggung jawab. 

- Pengembangan kebudayaan
Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan didunia merupakan hal yang
lumrah, namun pengembangan budaya tersebut harus dapat melestarikan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia sebagai ketahanan budaya yang menjadi acuan
pokok dalam memilih dan memilah segala pengaruh yang datang dari luar agar
tidak terjadi krisis identitas bangsa Indonesia.
- Pengembangan sarana pendidikan
Pengembangan sarana pendidikan merupakan salah satu prasyarat utama untuk
memperoleh kesempatan menghadapi tantangan masa depan. Pengembangan
sarana pendidikan dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan pendidikan
telah dilakukan sejak 25 tahun yang lalu khususnya dalam mengatasi masalah
pemerataan pendidikan dan akan terus dilanjutkan.
8. Peserta didik dalam kaitan psikologi memiliki berbagai macam perbedaan
satu sama lainnya, bahkan diantaranya memiliki kecenderungan
hiperaktif? Jelaskan pendapat anda mengenai cara menanggulanginya
agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik serta mencapai tujuan
yang maksimal?
Jawab :
- Di saat peserta didik yang memiliki hiperatkif mulai untuk membuat
kegaduhan di dalam proses pembelajaran, berilah nasihat dan sentuhan
lembut kepada anak tersebut dan buatlah dia tenang agar proses
pembelajaran tetap kondusif.
- Dampingi anak tersebut ketika dia marah atau mengamuk di dalam kelas,
tenangkanlah agar proses pembelajaran tidak terganggu.
- Jangan beri perlakuan yang berbeda terhadap anak yang hiperaktif, perlakukan
sama dengan peserta didik yang lain agar dia tidak minder untuk beraktivitas
normal terhadap teman-temannya yang lain.
- Komunikasi dengan orang tuanya berikan pengarahan kepada orang tuanya
agar anak tersebut bisa lebih di didik di rumah dan mendapatkan perhatian
lebih dari orang tuanya.

9. Dalam konteks landasan sosial budaya, berikan saran anda untuk


menanggulangi semakin maraknya berbagai perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh peserta didik seperti menjadi anggota geng motor, tawuran,
seks bebas, narkoba dan lan sebagainya?
Jawab :
Untuk mengatasi hal hal tersebut maka di perlukannya bimbingan orang tua
dan instansi pendidik Tidak dipungkiri remaja adalah masa serba ingin tahu,
sehingga hanya melarangnya tidak akan cukup untuk mencegahnya dari pergaulan
bebas. Memberi literasi terkait sebab akibat tentang berbagai hal yang menyimpang
bisa membuat remaja ikut berpikir menentukan pilihan mereka.
Selain itu menyalurkan energi mereka ke kegiatan positif yang mereka suka dapat
mencegah mereka dari pergaulan bebas.
Peran orang tua sangat di perlukan hal ini untuk memantau anaknya, memberi
Batasan Batasan tertentu dalam menjalankan hidup di karenakan tanpa ada benteng
dan pantauan orang tua maka seorang anak akan dengan mudah jatuh kedalam
pengaruh budaya buruk ataupun pergaulan bebas.
Peranan pendidik juga sangat penting atas hal ini untuk memberi bimbingan
konseling kepada para peserta didiknya agar mendapatkan pengetahuan yang cukup
atas Bahasa dan konsekuensi pergaulan bebas dan perlakuan menyimpang seperti
tawuran, seks bebas, narkoba, dsb.
10. Pendidikan agama selama ini sering dipandang sebelah mata oleh peserta
didik bahkan diantaranya ada yang berpandangan tidak dibutuhkan.
Berikan pendapat anda jika hal tersebut dilihat dari filsafat Pendidikan?
Jawab :
Pendidikan agama adalah salah satu yang terpenting dari banyaknya
pendidikan, dikarenakan pendidikan agama dapat memberikan moral yang baik
terhadap peserta didiknya. Filsafat pendidikan Islam berperan penting dalam
pengembangan pendidikan Islam yaitu memberikan alternatif-alternatif pemecahan
berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh pendidikan Islam. pendidikan Islam
memberikan pandangan tertentu tentang manusia dan dapat mengarahkan manusia
kearah yang lebih baik, agar moral seorang peserta didik dapat menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.inobel.id/2019/04/hirarki-tujuan-pendidikan.html
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, FIP UPI. 2009. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Imtima.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2010. Pengantar Pendidikan.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Sinar Grafika.
Arifin, H. M. (2015). Faktor-faktor determinan dalam pendidikan. 8(2), 1–17.
Munirah. (2015).
Sistem Pendidikan Di Indonesia: antara keinginan dan realita. AULADUNA,
2, 233–245. Syafril & Zelhendri Zen. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Abbas, E. W. (2015). Pendidikan IPS berbasis Kearifan Lokal. WAHANA
Jaya Abadi Aini, N., & Ruslan, R., & Ely, R. (2016).
Penanaman nilai-nilai moral pada siswa di sd negeri lampeuneurut. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1). Bahri, S. (2015).
Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah.
Ta’alum, Vol 03, no 01 Fahrudin. (2014).
Proses pendidikan nilai moral di Lingkungan Keluarga sebagai Upaya
mengatasi Kenakalan Remaja. Jurnal Pendidikan Agama Islam- ta’lim. Vol 12 No 1.
Mutiani, M. (2018).
Literasi Budaya Lokal Sebagai Wahana Edukasi di Era Milenial Subiyakto,
B., & Abbas, E,W. (2020).
Strategi Pembelajaran IPS:konsep dan aplikasi Subiyakto, B.,& Mutiani, M.
(2019).
Internalisasi nilai pendidikan melalui aktivitas masyarakat sebagai sumber
belajar ilmu pengetahuan sosial. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora,
17(1),137-166. Susanto, H. (2015) Cross-Indigenious
Pembelajaran IPS dalam mengajarkan Nilai-nilai Multikulturalisme melalui
Pemahaman Kerarifan Lokal. Syaharuddin, S., Pasani, C. F., & Mariani, N. (2016).
Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bakumpai di
SDN Batik Kabupaten Barito Kuala.

Anda mungkin juga menyukai