Disusun Oleh:
Irfan Syahputra (2206101010064)
Aliran Nativisme
Konsep ini yang dianut oleh Schopenhauer seorang filsuf bangsa jerman
(1788-1860) yang berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk.Beliau berkata “yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan
menjadi baik “. Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan)
yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa
sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran Nativisme bertolak
dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak.
Aliran ini berpendapat bahwa sehubungan dengan perkembangan anak didik
usaha pendidikan tidak dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh
pendidik. Mendidik diartikan oleh aliran nativisme sebagai “membiarkan anak
bertumbuh berdasarkan pembawaannya”.
Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran.Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan
anak.
Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenheuer.Ia adalah filsof Jerman yang
hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir.Faktor lingkungan kurang berpengaruh
pada pendidikan dan perkembangan anak.Oleh karena itu, hasil pendidikan
ditentukan oleh bakat bawaan anak sejak lahir.Dengan demikian, keberhasilan
pendidikan seseorang ditentukan oleh individu itu sendiri.
Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat sejak lahir maka ia
akan menjadi jahat, jika anak memiliki bakat baik sejak lahir maka ia akan menjadi
baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan
berguna bagi perkembangan individu itu sendiri.
Pandangan tersebut tidak menyimpang dari kenyataan,misalnya anak mirip
orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orang tuanya. Prinsipnya,
pandangan nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk
sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kemampuannya berbeda dalam tiap
diri manusia.Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya seorang
anak yang berasal dari orang tua yang ahli seni musik akan berkembang menjadi
seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga
hanya sampai setengah kemampuan orangtuanya.
Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau (1712-1778) seorang filsuf bangsa
Perancis, yang berpendapat bahwa semua anak adalah baik pada waktu lahir, tetapi
menjadi buruk di tangan manusia. Prinsip kembali ke alam menjadi ciri utama aliran
naturalisme.Aliran ini meragukan perlunya pendidikan bagi pengembangan bakat dan
kemampuan anak.Oleh karena itu aliran ini disebut juga aliran
negativisme.Pendidikan lebih baik ditunda daripada mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan pada diri anak didik.
Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan
Aminuddin R., 1992: 9),yaitu :
a) Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri, kemudian terjadi antara
interaksi pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di
dalam dirinya secara alami.
b) Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik
berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan
yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang
positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan
sugesti dari pendidik. Tanggungjawab belajar terletak pada diri anak itu
sendiri.
c) Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat yang
menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak
didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan
lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.
Dengan demikian, aliran naturalisme menitik beratkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya faktor kemampuan individu anak
didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.
Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini yaitu William Stern , seorang ahli pendidikan asal jerman
(1871-1939).Beliau berpendapat bahwa konsepsi empirisme dan nativisme itu
masing-masing terlalu berat dan terlalu ekstrim. Menurut konvergensi baik
pembawaan maupun lingkungan kedua-duanya mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak didik.William berpendapat anak dilahirkan dengan pembawaan
baik maupun buruk dan lingkungan akan mempengaruhi pembawaan itu lebih
lanjut..Konvergen artinya memusat ke satu titikJadi menurut teori konvergensi:
a) Pendidikan mungkin dilaksanakan
b) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada
c) anak didik yang membatasi hasil pendidikan adalah lingkungan dan
pembawaan.
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu
titik pertemuan. Menurut konsepsi konvergensi baik pembawaan maupun lingkungan
kedua-duanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak didik.Hasil
pendidikan bergantung pada besar kecilnya pembawaan serta situasi lingkungannya.
Jika kualitas pembawaan dan/atau lingkungan berubah, maka hasil
perkembangan/pendidikan akan berubah pula.
Misalnya, anak yang mempunyai pembawaan baik maka akan berkembangan
lebih baik jika didukung oleh lingkungan yang baik pula.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan dapat berkembang secara optimal
jika tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak akan dapat menghasilkan
perkembangan anak secara maksimal jika tidak didukung oleh bakat anak.
Perkembangan manusia bukan hasil dari pembawaan dan lingkungan saja.
Manusia tidak hanya diperkembangkan saja tetapi ia memperkembangkan dirinya
sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan
sesuatu mengenai dirinya dengan bebas. Karena itu ia bertanggungjawab terhadap
segala perbuatannya. Ia dapat mengambil keputusan yang berlainan dari apa yang
pernah diambilnya.
Jadi, kebanyakan ahli psikologi individual (a.l. Alfred Adler dan Kinkel) lebih
menitik beratkan pada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli-ahli
psikologi yang lain lebih menekankan pada kekuatan / pengaruh pembawaan atau
keturunan.
c. Jelaskan keterkaitannya dua faktor strategis dalam proses pendidikan guru dan
peserta didik?
Jawab :
Dua faktor strategis dalam proses Pendidikan guru dan peserta didik adalah
implementasi dari perencanaan,pemantauan, analisis serta evaluasi yang dimuat
secara lanjut melalui beberapa aspek kewajiban yang dibutuhkan dari seorang
pengajar guna untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan, dan
dapat memperoleh hasil atas pencapaian yang di capai peserta didik dalam proses
belajar mengajar. Faktor-faktor Pemilihan Metode Pembelajaran diantaranya,
meliputi: tujuan pembelajaran, bahan/materi pembelajaran, sumber belajar, warga
belajar, sarana/fasilitas belajar, waktu pembelajaran dan besar-kecilnya kelompok.
Jawab :
Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan
Nasional. Tripusat pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan
pendidikan ini meliputi “pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di
lingkungan perguruan/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda”.
Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam
tiga lingkungan pendidikan tersebut. Pada garis besarnya kita mengenal tiga
lingkungan pendidikan. Tiga lingkungan ini disebut dengan Tripusat Pendidikan.
Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan contoh dari
tripusat Pendidikan itu sendiri adalah meliputi :
Rumah ( keluarga )
Sekolah (guru )
Masyarakat ( lingkungan )
Sedangkan tripusat yang memengaruhi perilaku manusia adalah dari seluruh
aspek baik itu bimbingan orang tua ( rumah ) , sekolah atau dari bimbingan dan
didikan seorang guru, maupun masyarakat ( lingkungan ). Tetapi lingkungan adalah
tempat dimana seorang individu itu dapat terbentuk lebih cepat, karena pengaruh
lingkungan sangat kuat terhadap individu.
d. Jelaskan perbandingan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal
(dikaji dari tujuan, waktu pembelajaran, proses pembelajaran, dan isi
program/kurikulum)?
Jawab :
- Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Tujuan dari pendidikan formal adalah untuk membentuk sumber daya
manusia yang berpotensi, sehat secara jasmani dan rohani, serta memberikan manfaat
bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.
Waktu pembelajaran Pendidikan formal pada umumnya adalah 12 tahun yaitu
jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama , dan sekolah menengah keatas
(SMA). Tapi bagi yang melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi terbagi lagi
kedalam beberapa jenjang yaitu : Master Degre (S1) , Magister (S2) , dan doctorate
(S3).
Isi program atau kurikulum dari Pendidikan formal variative yang mana
tergantung dari jenjang apa yang seorang siswa jalankan, atau jenjang apa yang
seorang guru ajarkan untuk siswanya.
- Non formal
pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara terencana,
sistematis, fleksibel, integral dan berlangsung di luar system pendidikan formal
(sekolah).
Contoh : Sanggar, Tempat, Kursus, belajar baca tulis al-qur’an (dayah),
Lembaga pelatihan khusus.
Tujuan Pendidikan non formal adalah untuk melengkapi, menambah atau
mengganti dari pendidikan formal, serta memiliki fungsi penting dalam
mengembangkan potensi pelajar melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian yang profesional.
Waktu pembelajaran dari Pendidikan non formal adalah tidak terstruktur tidak
sama seperti Pendidikan formal Pendidikan non formal lebih kearah waktu luang
yang di miliki oleh seorang indivu untuk melakukan Pendidikan non formal seperti
bimbel, kursus , Latihan music, Latihan nari dll.
Proses pembelajaran Pendidikan non formal biasanya bebas tidak seperti
pedidikan formal. Pendidikan non formal dapat melakukan studynya dimana saja
tergantung dari bidang study non formal apa yang sedang ditekuni.
Program kurikulum Pendidikan non formal tidak terstruktur seperti
Pendidikan formal. Pendidikan non formal biasanya mereka hanya mengajarkan
bidang apa yang sedang ditekuni oleh seseorang untuk saat ini.
- Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah metode pendidikan yang berasal dari keluarga
dan lingkungan tertentu pada kegiatan belajar individu yang dilaksanakan dengan
sikap yang bertanggung jawab. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang
diperoleh seserang melalui pengalaman sehari-hari secara sadar atau tidak sadar.
• Tujuan Pendidikan informal Membantu meningkatkan hasil belajar anak,
baik pendidikan formal maupun non formal.
• Mengontrol dan memotivasi anak agar lebih giat belajar.
• Membantu pertumbuhan fisik dan mental anak, baik dari dalam keluarga
maupun lingkungan.
• Membentuk kepribadian anak dengan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan, kemampuan, dan perkembangan anak.
• Memotivasi anak agar mampu mengembangkan potensi atau bakat yang
dimilikinya.
• Membantu anak lebih mandiri dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Waktu pembelajaran Pendidikan informal setiap waktu dikarenakan yang
paling berpengaruh penting didalam Pendidikan informal ini adalah orang tua dan
lingkungan. Karena di dalam Pendidikan informal ini bukan lagi seorang guru yang
menjadi pembentuk dari individu dan karakter seorang anak dikarenakan seorang
guru hanya mendidik di dalam Pendidikan formal saja, sedangkan selebihnya adalah
peran orang tua dan lingkungan sekitarnyalah yang akan mempengaruhi dan
membentuk karakter atau akhlak dari seorang anak.
Proses pembelajaran di dalam Pendidikan informal tidak terstruktur setiap
saat dikehidupan individu adalah termasuk kedalam proses pembelajaraan dari
Pendidikan informal baik itu melalui lingkungan sekitar, pengalaman, atau contoh
baik dari sekitar lingkungan.
Program kurikulum Pendidikan informal tidak seperti Pendidikan formal
ataupun non formal dikarenakan proses terjadinya Pendidikan informal ini adalah
setiap saat di dalam kehidupan manusia.
3. Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu setiap calon
pendidik harus memahami aliran-aliran pendidikan baik secara klasik
maupun modern.
a. Jelaskan aliran filsafat yang mempengaruhi pendidikan?
Jawab :
- Aliran Progresivisme
progress (maju) adalah sebuah fahan filsafat yang lahir dan sangat
berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang
menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang
mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga
mereka dapat berfikir.
- Aliran Essensialisme
berasal dari kata essensial yang berarti sifat-sifat dasar atau dari kata asesnsi
(pokok). Essensialisme mempunyai pandangan bahwa pendidikan sebagai
pemelihara kebudayaan. Aliran ini ingin kembali kepada kebudayaan lama, warisan
sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan manusia.
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia. Esensialisme memandang
bahwa pendidikan harus berpijak pada nila-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan
lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai yang mempunyai tata jelas.
- Aliran Perenialisme
adalah sebuah aliran yang menekankan pada kebenaran, dimana dalam
pendidikannya menjelaskan tentang pentingnya berproses dalam belajar tetapi tidak
mengesampingkan nilai ajaran budayanya.
Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang
akan selalu sama bagi setiap manusia dimana pun dan sampai kapan pun dalam
pengembangan historisitasnya.
- Aliran Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “reconstruct” yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, aliran ini adalah suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern. Merupakan kelanjutan dari gerakan
progresivisme.
Rekonstruktivisme menganggap jika sekolah adalah agen perubahan, yang
tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga mengajarkan nilai nilai dalam kehidupan dan
membangun kembali atau merekonstruksi kan nilai nilai tersebut seoptimal mungkin
sehingga timbulah cara berpikir yang lebih efektif dan cara kerja yang lebih efektif.
b. Jelaskan mengapa aliran nativisme menolak pengaruh pendidikan?
Jawab :
Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Jadi. kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik, atau
dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut
pesimisme pedagugis. Dan juga karena Nativisme menekankan kemampuan dalam
diri anak , sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
c. Jelaskan mengapa aliran empirisisme menganggap penting pendidikan?
Jawab :
Karena di dalam pandangan empirisme ini anak dapat dibentuk sekehendak
pendidikannya. Aliran ini berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali
ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Berarti di dalam pandangan ini peran Pendidikan menjadi
peran penuh yang dapat membentuk karakter seorang anak, melalui Pendidikanlah
karakter seorang anak dapat terbentuk.
d. Jelaskan mengapa aliran konvergensi menganggap penting pendidikan?
Jawab :
Karena di dalam paham konvergensi ini berpendapat, bahwa didalam
perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan
memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-
masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia perlu menemukan lingkungan
yang sesuai supaya dapat berkembang. Mengapa aliran ini menganggap penting
aliran ini di dalam Pendidikan dikarenakan, Pendidikan dapat menjadi wadah atau
tempat dimana skill pembawaan dari seorang individu itu dapat terasah dan terarah
kejalan yang benar sesuai dengan proporsi soft skill yang di miliki tiap tiap individu.
e. Jelaskan perbedaan aliran nativisme dan naturalisme tentang pembawaan
manusia?
Jawab :
Di dalam aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh potensi sejak lahir dan lingkungan tak dapat merubahnya.
Sedangkan di dalam aliran Empirisme menjelaskan bahwa manusia sangat
dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan alam sekitarnya.
f. Uraikan model-model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta
didik?
Jawab :
- Metode Diskusi/kerja kelompok
Dalam metode ini dapat melatih siswa menjadi pribadi yang komunikatif dan
menjadi pribadi yang menerima pendapat temannya khususnya pendapat teman
kelompoknya serta melatih siswa melakukan interaksi dengan teman, metode diskusi
juga akam memberikan kesempatan bagi setiap siswanya untuk saling bertukar
pikiran.
- Pembelajaran berbasis masalah
Metode ini dapat membuat seorang siwa lebih aktif di dalam pembelajaran
dengan cara seorang guru melemparkan poin poin yang menjadi permasalahan yang
akan di bahas, siswa akan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan
yang di berikan tersebut baik melalui diskusi kelompok maupun perorangan.
- Metode kompetisi
Metode pembelajaran yang mengadopsi bentuk perlombaan/kompetisi dalam
proses belajar juga baik dalam memicu siswa untuk terlibat dalam pembelajaran, hal
tersebut tak lepas dari kecendrungan sebagian siswa untuk bisa menjadi seorang
pemenang, sehingga jika ada kompetisi mereka akan berusaha mengeluarkan
kemampuan terbaiknya guna menjadi siswa pemenang.
- Pertanyaan terbuka
Para siswa dapat saling melemparkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan
baik itu kepada seorang guru ataupun kepada siswa yang lainnya hal tersebut
tentunya akan memacu keaktifan seorang siswa.
- Model pembelajaran eksperimen/percobaan
praktik/eksperimen ketimbang hanya disuguhi teori atau konsep semata.
Study by doing (belajar dengan melakukan) adalah konsep pembelajaran
dimana siswa akan lebih memaknai suatu materi pelajaran jika pembelajaran tersebut
disertai dengan percobaan/eksperimen/demonstrasi.
4. Pencapaian tujuan pendidikan, membutuhkan unsur-unsur, landasan,
azas, dan tujuan pendidikan.
a. Mengapa pendidikan dalam proses pelaksanaannya harus berpedoman kepada
landasan Filosofis, Psikologis, Sosial, Budaya, Ilmu Pengetahuan dan
teknologi?
Jawab :
Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa
dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Mustadi (2015)
mengatakan bahwa Kebutuhan akan guru sebagai tenaga pendidik yang
berkualitas dan profesional sangat penting.
Mengapa pendidikan harus berpedoman kepada landasan psikologis
o Pertama, agar para pendidik, atau para calon pendidik memahami
pemahaman yang baik tentang situasi pendidikan. Kedua, agar para
pendidik, dan para calon pendidik mampumenyiapkan dan melaksanakan
pengajarandan bimbingan terhadap siswa dengan lebih baik.
Mengapa Pendidikan harus berpedoman dengan landasans sosial
o Pendidikan tidak akan berjalan tanpa landasan yang kokoh. Pondasi
pendidikan ibarat pondasi dasar untuk membangun pendidikan ke arah yang
diinginkan suatu bangsa, dan tentunya kita tidak ingin mencetak generasi
penerus hanya berdasarkan nilai-nilai yang dihasilkan. Dan nilai social
memiliki fungsi untuk menerapkan jiwa-jiwa social kepada seorang siswa
agar seorang siswa sadar akan tanggung jawab dan fungsinya di kehidupan
social.
Mengapa Pendidikan harus berpedoman pada landasan budaya
o Landasan budaya dalam proses pendidikan pada peserta didik secara aktif
bertujuan untuk mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses
internalisasi, dan penghayatan nilai- nilai menjadi kepribadian mereka
dalam bergaul dimasyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan budaya-budaya yang ada di
Indonesia, ditambahlagi Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki
banyak ragam budaya, perlunya budaya-budaya tersebut di tanamkan
kepada seorang siswa agar budaya tersebut tidak hilang.
Mengapa Pendidikan harus berpedoman pada landasan ilmu pngetahuan dan
teknologi
o Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu landasan dalam
pendidikan karena ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu hasil
pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Ilmu
pengetahuan dan teknologi akan melatih manusia untuk mengembangkan
pola pikir manusia yang lebih baik.
b. Berikan contoh azas kemandirian, tut wuri handayani, dan belajar sepanjang
hayat?
Jawab :
- Asas kemandirian
Contoh dari asas kemandirian adalah proses pembelajaran yang di hadapi
seorang siswa itu madiri, seorang siswa dapat mencari sumber referensinya
dimanapun mereka berada apalagi dengan adanya perkembangan jaman pada masa
kini membuat seseorang lebih mudah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
- Asas tutu wuri handayani
Asas ini merupakan asas yang bersumber dari Ki Hajar Dewantara pendiri
Taman Siswa. Inti yang terdapat dalam sistem among Taman Siswa adalah Ing
ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani.
Asas tut wuri handayani memiliki makna bahwa setiap manusia berhak
mengatur diri sendiri dengan berpegang teguh pada tata tertib yang berlaku secara
umum. Dalam pelaksanaan pendidikan peserta didik diberi keleluasaan untuk dapat
mencari, mempelajari dan memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri tanpa
adanya paksaan dari pendidik.
Contoh :
• Hak untuk mengatur diri sendiri
• Pengajaran yang dilakukan memberikan pengetahuan berfaedah
• Pengajaran berdasarkan kebudayaan dan kebangsaan
• Pengajaran ditujukan untuk seluruh rakyat
• Berusaha dengan kekuatan sendiri
• Membiayai sendiri setiap usaha
• Rasa Ikhlas
- Asas belajar sepajang hayat
Asas ini menunjukkan bahwa pendidikan yang dilakukan berlangsung seumur
hidup setiap individu. Pendidikan yang dilakukan mengarah kepada pembentukan,
pembaruan, peningkatan dan penyempurnaan terhadap semua aspek. Termasuk
memberikan peningkatan dan motivasi untuk belajar mandiri.
c. Jelaskan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional?
Jawab :
- Pembaruan Landasan Yuridis
Pembaruan landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
(fundamental) dan bersifat prinsipal.
- Pembaruan Kurikulum
Ada dua faktor pengendali yang menentukan arah pembaruan kurikulum,
yaitu yang sifatnya mempertahankan dan yang mengubah. Yang termasuk faktor
yang pertama adalah landasan filosofis, yaitu falsafah bangsa Indonesia, Pancasila
dan UUD 1945 dan landasan historis yang mencakup unsur-unsur yang menguasai
hajat hidup orang banyak dari dulu sampai sekarang. Yang termasuk faktor yang
kedua adalah landasan sosial berupa kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat, dan
landasan psikologis yakni cara peserta di dalam belajar.
- Pembaruan Pola Masa Studi
Pembaruan pola masa studi termaksud pendidikan yang meliputi pembaruan
jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan
pendidikan.Perubahan pola masa studi sebagai suatu tanda adanya pembaruan
pendidikan berupa penambahan/pengurangan masa studi.
- Pembaruan Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola serta memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Pembaruan terhadap komponen tenaga
kependidikan dipandang sangat penting karena pembaruan pada komponen-
komponen lain tanpa ditunjang oleh tenaga-tenaga pelaksana yang kompeten, tidak
akan ada artinya. Tenaga lain selain guru adalah pustakawan, laboran, konselor,
teknisi sumber belajar, dan lain-lain.
d. Jelaskan tujuan pendidikan untuk mengembangkan dimensi-dimensi
kemanusiaan?
Jawab :
Tujuan Pendidikan mengembangkan dimensi dimensi kemanusiaan antara
lain adalah untuk pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh dan
berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup bersifat horizontal
(yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakkan
ketinggian martabat manusia). Dengan demikian totalitas bentuk manusia yang utuh.
e. Jelaskan implementasi pendidikan sesuai dengan pengembangan dimensi-
dimensi kemanusiaan?
Jawab :
Pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi
kemanusiaan adalah pendidikan yang diberikan harus dapat mengembangkan
keempat dimensi kemanusiaan itu secara seimbang. Potensi jasmaniah dan rohaniah
manusia harus mendapatkan pelayanan yang seimbang.
6. Masalah utama yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah
masalah yang berkaitan dengan moral peserta didik yang kurang
memperhatikan nilai- nilai. Jelaskan pendapat anda kenapa terjadi hal
seperti itu dan bagaimana upaya pemecahannya?
Jawab :
Pemerosotan moral atau degradasi moral yang terjadi pada anak bangsa saat
ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
- Pergaulan remaja masa kini
pergaulan remaja sekarang ini sangat bebas, walaupun sebenarnya masih ada
juga remaja yang sangat menjaga pergaulan dan tetap berpegang pada ajaran-ajaran
agama. Tetapi jumlah itu lebih sedikit dibandingkan yang melakukan pergaulan
bebas dan seks bebas sekarang ini. Remaja khususnya remaja Islam sekarang
dianggap jauh dari ajaran-ajaran Agama Islam.
- Parenting styles atau pola asuh orang tua
Seseorang yang paling pertama sekali membentuk dan mengajarkan hal-hal
mendasar mengenai kehidupan kepada seorang individu adalah orang tua. Yang
mana jika orang tua salah dalam mendidik anak, salah dalam menanamkan paham
moral kepada anak hal ini akan menyebabkan moral yang jelek kepada anak tersebut.
- Kemajuan teknologi
Teknologi saat ini bukanlah menjadi hal yang asing lagi bagi seseorang, tidak
muda dan tua semua orang menggunakan kecanggihan internet saat ini yang mana
salah satunya adalah internet. Penggunaan internet haruslah bijak apalagi yang
menggunakan adalah seorang anak kecil, peran orang tua harus ada dalam menjaga
dan mengarahkan anaknya untuk menggunakan internet kearah yang positif.
Upaya pencegahan pemerosotan moral pada peserta didik
- Memupuk akhlak. Dengan memupuk akhlak yang baik akan membuahkan
insan-insan yang berbudi mulia
- Pendidikan berbasis minat dan bakat. Menempatkan seseorang sesuai
dengan keahliannya dalam suatu pekerjaan.
- Pendidikan berbasis doa dan riyadha (berlatih). Rasulullah mengajarkan
bahwa doa merupakan sesuatu yang penting bagi setiap insan.
- Seorang guru harus dibekali jiwa social yang kuat agar nantinya dapat
membimbing para peserta didiknya kearah yang lebih baik.
- Pengembangan kebudayaan
Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan didunia merupakan hal yang
lumrah, namun pengembangan budaya tersebut harus dapat melestarikan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia sebagai ketahanan budaya yang menjadi acuan
pokok dalam memilih dan memilah segala pengaruh yang datang dari luar agar
tidak terjadi krisis identitas bangsa Indonesia.
- Pengembangan sarana pendidikan
Pengembangan sarana pendidikan merupakan salah satu prasyarat utama untuk
memperoleh kesempatan menghadapi tantangan masa depan. Pengembangan
sarana pendidikan dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan pendidikan
telah dilakukan sejak 25 tahun yang lalu khususnya dalam mengatasi masalah
pemerataan pendidikan dan akan terus dilanjutkan.
8. Peserta didik dalam kaitan psikologi memiliki berbagai macam perbedaan
satu sama lainnya, bahkan diantaranya memiliki kecenderungan
hiperaktif? Jelaskan pendapat anda mengenai cara menanggulanginya
agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik serta mencapai tujuan
yang maksimal?
Jawab :
- Di saat peserta didik yang memiliki hiperatkif mulai untuk membuat
kegaduhan di dalam proses pembelajaran, berilah nasihat dan sentuhan
lembut kepada anak tersebut dan buatlah dia tenang agar proses
pembelajaran tetap kondusif.
- Dampingi anak tersebut ketika dia marah atau mengamuk di dalam kelas,
tenangkanlah agar proses pembelajaran tidak terganggu.
- Jangan beri perlakuan yang berbeda terhadap anak yang hiperaktif, perlakukan
sama dengan peserta didik yang lain agar dia tidak minder untuk beraktivitas
normal terhadap teman-temannya yang lain.
- Komunikasi dengan orang tuanya berikan pengarahan kepada orang tuanya
agar anak tersebut bisa lebih di didik di rumah dan mendapatkan perhatian
lebih dari orang tuanya.