Anda di halaman 1dari 71

JURNAL PERKULIAHAN

ALJABAR ELEMENTER

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NURIL AZMI RIFQOH MUNTHE
220205065
Email : ibrahimmunthe23@gmail.com

PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
KOPELMA DARUSSALAM, KEC. SYIAH KUALA,
KOTA BANDA ACEH, ACEH
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN......................................................................................................2
A. PERSAMAAN LINEAR...............................................................................3
B. PERTIDAKSAMAAN LINEAR...................................................................7
C. PERSAMAAN KUADRAT...........................................................................12
D. PERTIDAKSAMAAN KUADRAT..............................................................13
E. RELASI DAN FUNGSI.................................................................................19
F. PERSAMAAN RASIONAL IRRASIONAL.................................................22
G. PERTIDAKSAMAAN RASIONAL IRRASIONAL....................................26
H. SUKU BANYAK(POLINOM)......................................................................44
I. EKSPONEN...................................................................................................54
J. SUKU PECAH...............................................................................................59
K. LOGARITMA................................................................................................61
L. BARISAN DAN DERET...............................................................................62
SOAL MITEM + JAWABAN................................................................................... 66

1
PENDAHULUAN
Pendidikan matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang di
dalamnya mempelajari tentang matematika. Pendidikan matematika tidak hanya
mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk
membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal ini
mengarahkan perhatian terhadap pentingnya pembelajaran dalam pendidikan
matematika.
Menurut Hamalik (2010), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedural yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran
mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, dimana pihak yang
mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa. Kegiatan mengajar dan belajar
berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi, yang dapat mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya,
seperti media, kurikulum dan fasilitas pembelajaran. Pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kualitas belajar pada
peserta didik sehingga mendapatkan hasil yang baik. Akan tetapi, seringkali
pembelajaran yang hanya bersifat tekstual, yaitu proses pembelajaran yang hanya
memahami konsep-konsep matematika secara parsial dan tidak memperhatikan respon
siswa, sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang tidak berkembang dan
kurangnya makna dan konteks.
Proses pembelajaran yang bersifat tekstual ini pula yang memungkinkan
menjadi penyebab munculnya hambatan pembelajaran yang dialami oleh mahasiswa
di kemudian hari. Ketika mahasiswa dihadapkan dengan konteks yang berbeda, akan
mengalami hambatan untuk menyelesaikannya. Penelitian Sari dkk (2017) pada
mahasiswa yang mempelajari materi Program Linear menunjukkan bahwa
pemahaman materi awal yang rendah menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa.
Sementara itu penelitian Mahyudi (2016) yang menganalisis kesulitan
mahasiswa dalam memahami konsep permutasi dan kombinasi diperoleh bahwa yang
menjadi hambatan utama dalam memahami permasalahan matematika adalah
lemahnya pemahaman mahasiswa terhadap soal itu sendiri. Kelemahan mahasiswa
tersebut terutama terlihat dari rendahnya pemahaman soal yang berbentuk cerita dan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

2
Begitupun penelitian Sari dan Mahyudi (2018) mengenai kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam memahami konsep sudut. Kelemahan siswa terletak pada
kurangnya pemahaman konsep dasar tentang sudut. Wahyuni (2017) mengulas tentang
hambatan belajar mahasiswa pada materi kalkulus dasar. Ditemukan bahwa selain faktor
ketelitian, faktor yang menyebabkan hambatan belajar adalah kelemahan pada proses.
Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena alasan itulah
banyak orang yang menghindari Matematika. Padahal Matematika dapat kita jumpai di
dalam kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti menggunakan Matematika.
Oleh karena itu kami membuat jurnal ini dengan maksud membantu pemahaman siswa
agar mereka tidak menilai Matematika adalah sesuatu yang buruk.

A. PERSAMAAN LINIER
A. DEFENISI
Persamaan linier merupakan salah satu persamaan dari ilmu aljabar dimana
persamaan ini sukunya mengandung kosntanta dengan variabel tunggal. Mengapa disebut
linier? Karena hubungan-hubungan matematis ini digambarkan dengan garis lurus dalam
sistem koordinat kartesius.
B. JENIS – JENIS PERSAMAAN LINIER
1. Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linier satu variabel adalah suatu kalimat terbuka yang menggunakan
tanda sama dengan (=) memuat satu variabel dan berpangkat satu. Bentuk umum
Persamaan Linear Satu Variabel adalah. ax +b=c , a ≠0 ,a , b , c ∈ R

Contoh soal :
1) 7x + 2 = -12
7x = -12 – 2
7x = -14
x = -14/7 = -2
2) 5x + 2 = 4x - 3
54x – 4x = -3 – 2
x =5
3) 4 ( 1 + 2x ) = 28
4 + 8x = 28
8x = 28 - 4

3
8x = 24
x = 24/8 = 3

2. Persamaan Linear Dua Variabel


Persamaan yang memiliki dua variabel dan pangkat masing-masing adalah 1.
Dikatakan Persamaan Linear karena pada bentuk persamaan ini jika digambarkan
dalam bentuk grafik, maka akan terbentuk sebuah grafik garis lurus (linear).
Bentuk umum persamaan ini adalah : ax +by =c
 Penyelesaian sistem persamaan liniear dua variabel :
1) Metode grafis
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan liniear dua variabel.
2x - 3y + 6 = 0
3x – 2y =0
 2x - 3y + 6 = 0 5
x 0 -3
y 2 0
(x,y (0,2) (-3,0)

 2x -) 3y + 6 = 0
x 0 2
y -3 0 Grafis
(x,y (0,-3) (2,0) jadi penyelesaian nya adalah (6,6)
) 2) Metode subtitusi
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan liniear dua variabel :
2x + y = 3
x – 3y = 5
jawab :
2x 5+ y = 3 ……….persamaan 1
x – 3y = 5

x - 3y = 5 ……….persamaan 2
x = 3y + 5
 subtitusi persamaan 2 ke 1
2x + y =3
2 (3y + 5) + y =3
6y + 10 + y =3
6y + y = -10 + 3

4
7y = -7
y = -7/7
y = -1
 subtitusi nilai y ke persamaan 1
2x + y = 3
2x + (-1)= 3
2x - 1 = 3
2x = 3 + 1
2x = 4
x = 4/2
x =2
jadi penyelesaian nya adalah (2,-1)

3) Metode Eliminasi – Substitusi


Tentukan penyelesaian dari sitem persamaan linier dua variabel
x + 2y = 4 …..1
x – 2y = 0 …...2
substitusi nilai y
x + 2y = 4
x – 2y = 0 _
4y = 4
y=1
substitusi nilai x
x + 2y = 4
x + 2(1) = 4
x+2 =4
x =2
jadi penyelesaian adalah (2,1)

4) Metode Eliminasi
Adalah menghilangkan satu variabel secara bergantian.
a) Koefesien sama
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan liniear dua variabel berikut ini.
x + 2y = 4
x – 2y = 0
jawab :
Eliminasi x
x + 2y = 4
x – 2y = 0 _
4y = 4
y=1
Eliminasi y

5
x + 2y = 4
x – 2y = 0 +
2x = 4
x=2
jadi penyelesaian adalah (2,1)
a) Koefesien sama
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan liniear dua variabel berikut ini.
jawab : Eliminasi x
2x + y = 3 x1 2x + y = 3
x – 3y = 5 x2 2x – 6y = 10
7y = 7
y = -1
Eliminasi y
2x + y = 3 x3 6x + 3y = 9X
x – 3y = 5 x1 x – 3y =5 _
7x = 14
x =2

3. Persamaan Linier Tiga Variabel


Bentuk umum :
ax +by +cz =d
Contoh soal :
a) Metode substitusi
x + 5y + 32 = 16
x – 2y + 92 = 8
2x + y – 2 = 7
Tentukan nilai dari x + 3y – 5z ?
Penyelesaian :
x + 5y + 3z = 16
x + 16 – 5y – 3z……...(1)
x – 2y + 9z = 8
x = 8 + 2y + 9z……….(2)
2x + y – z = 7
y = 7 – 2x + z…………(3)
persamaan (1) sama dengan persamaan (2)
16 – 5y – 3z = 8 + 2y – 9z
16 – 8 = 2y + 5y – 9z + 3z

6
8 = 7y – 6z…………..(4)
Persamaan (2) disubtitusi ke persamaan (3)
y= 7 – 2x + z
y= 7 – 2(8 + 24y – 9z) + z
y= 7 -16 – 4y + 18z + z
y= -9 -4y + 19z
y + 4y= -9 + 19z
5y= -9 + 19z
y= -9 + 19z…………….(5)
5
Persamaan (5) disubtitusi ke persamaan (4)
8 = 7y – 6z
8 = 7 (-9 + 19z) – 6z
5
8(5) = 7 (-9 + 19 z) – 6z (5)
40 = -63 + 133z -30z
40 + 63 = 103 z
103 = 103z
z=1
substitusi nilai z ke persamaan (5)
y = -9 + 19z
5
y = -9 + 19(1)
5
y = -9 + 19
5
y = 10
5
y=2
subtstitusi nilai y dan z ke persamaan (1)
x = 16 – 5y – 3z
x = 16 -5(2) -3(1)
x = 16 – 10 – 3
x = 16 – 13
x=3
jadi nilai x + 3y – 5z
= 3 + 3(2) – 5(1)
= 3 + 6 -5
=9–5
=4
Maka nilai x,y,z (3,,2,1)

Note :

7
 Persamaan Linier adalah persamaan dengan pangkat tertinggi variabelnya adalah
satu dan ditandai dengan sama dengan.
 Kalimat Tertutup adalah kalimat yang sudah diketahui nilai kebenarannya, karena
nilainya hanya besar dan hanya salah, tidak dapat lagi diubah kebenerannya.
 Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum diketahui kebenenarannya karena dapat
bernilai benar dan dapat bernilai benar dan salah.
 Kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terdiri dari spok,
 Persamaaan adalah kalimat terbuka yang ditandai dengan sama dengan (=).
 Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan
“ketidaksamaan” yaitu lebih dari (>), lebih dari atau sama dengan (>), kurang dari (<),
atau kurang dari atau sama dengan (<).
 Kesamaan adalah kalimat tertutup yang bernilai benar.
 Ketidaksamaan adalah kalimat tertutup yang bernilai benar dan salah. Pernyataan
adalah sebuah kalimat yang mempunyai makna.
 Cara Menyelesaikan Persamaan : (1) ditambah (+), (2) dikurangi (-),(3) dikali(x),
(4) dibagi (:), (5) dipangkatkan (2), (6) diakar (√ )
 Persamaan Dua Variabel adalah suatu persamaan yang pangkat masing-masing satu
dan penyelesaian dengan dua sistem, serta memiliki dua variabel.
Contoh :
a) Eliminasi
2x – y = 4…….(1)
x + 2y = -3……(2)

2x – y = 4 2 4x – 2y = 8
x + 2y = -3 1 x + 2y = -3 +
5x =5
x = 5/5 = 1
2x – y = 4 1 2x – y = 4
x + 2y = -3 2 2x + 4y = -6 -
-5y = 10
y = 10/-5 = 2

b) Substitusi
2x – y = 4…….(1)
x + 2y = -3……(2)
Dari persamaan 1 diperoleh :
2x – y = 4
-y = -2x + 4
8
y = 2x – 4……..(3)
Substitusi ke persamaan 2
x + 2y = -3
x + 2(2x -4) = -3
x + 4x – 8 = -3
5x – 8 = -3
5x = -3 + 8
5x = 5
x = 5/5 = 1
Substitusi nilai x ke persamaan 2
x + 2y = -3
(1) + 2y = -3
1 + 2y = -3
2y = -3 -1
2y = -4
y = -4/2 = -2
c) Campuran
2x – y = 4…….(1)
x + 2y = -3……(2)
 Dari persamaan 1 diperoleh
2x – y = 4
2x = 4 + y
4+ y
x= ……….(3)
2
 Dari persamaan 2 diperoleh
x + 2y = -3
x = -2y -3 ……….(4)

 Dari persamaan 3 & 4 diperoleh


x=x
(4+y)/2 = -2y – 3
4 + y = 2 (-2y - 3)
4 + y + 4y = 4y – 4y – 6
4 + 5y = -6
-4 + 4 + 5y = -4 -6
5y = -10
y = -10/5 = -2

 Substitusi nilai y kepersamaan 3


4+ y
x=
2
4+(−2)
x=
2

9
4−2
x=
2
2
x= =1
2
d) Determinan

A= ( )
a b
c d

[A] = |ac db|


2x – y = 4………(1)
x + 2y = -3……...(2)

D = |21 −12 | (2)(2) - (-1)(1) = 4 + 1 = 5


=

Dx = |
−3 2 |
4 −1
= (4)(2) - (-1)(-3) = 8 -3 = 5

Dy = |
1 −3|
2 4
= (2)(-3) - (4)(1) = -6 – 4 = -10

Dx 5
x= = 5 =1
D
Dy −10
y= = = -2
D 5

e) Grafik
2x – y = 4…….(1)
x + 2y = -3……(2)
2x – y = 4
Missal x = 0
2x – y = 4
2(0) – y = 4
-y = 4
y = -4 ………….(0,-4)
misalkan y = 0
2x – y = 4
2x – 0 = 4
2x = 4
x = 4/2 = 2 ……….(2,0)
 x + 2y = -3
misalkan x = 3
x + 2y = -3
3 + 2y = -3
2y = -3 -3 = -6

10
y = -6/2 = -3 .…….(3,-3)
misalkan y = 0
x + 2y = -3
x + 2(0) = -3
x = -3 …………….(-3,0)

11
B. PERTIDAKSAMAAN LINIER

A. Grafik Himpunan Penyejesaian Pertidaksamaan Linear Dengan Satu


Perubahan
Bagian garis yang ditebalkan pada Gb. 6-1 (i) memperlihatkan grafik dari [x I x ≥ 2, x
∈R] yaitu grafik hirnpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x ≥ 2 dengan x perubah
pada himpunan semua bilangan real R, sedangkan bagian garis yang ditebalkan pada
Gb. 6-l(ii) memperlihatkan grafik dari {x I x > 2, x ∈R} yaitu grafik himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan x > 2 dengan x adalah perubah pada
himpunan semua bilangan real R.
Dalam Gb. 6-l (ii) tampak bahwa tepat pada koordinat x = 2 gambar titiknya
dikosongkan (belong), hal itu disebabkan 2 bukan anggota dari {x / x > 2, x ∈R},
sedangkan pada Gb. 6-l(i) titik yang koordinatnya 2 digambar penuh, karena 2 adalah
anggota dari [x I x ≥ 2, x∈R}.

Dengan keterangan yang hampir serupa seperti diatas ini, maka bagian garis yang
ditebalkan dalam Gb. 6-2(i) memperlihatkan grafik dari { x I x < 2 , x ∈R} sedangkan
bagian garis yang ditebalkan dalam Gb. 6-2(ii) menunjukan grafik dari {x I x ≤ 2, x∈
R}.

Contoh 1

Jika x adalah perubahan pada himpunan semua bilangan real R, tentukanlah himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan berikut, kemudian gambarlah grafik himpunan
penyelesaian.

a. 2x < 5 – 3x
2x < 5 – 3x ⇔ 5x < 5 ⇔ x < 1
Jadi, himpunan penyelesaian dari 2x < 5 – 3x adalah { x I x < 1, x ∈R}dan grafik
himpunan penyelesaiannya adalah bagian garis yang ditebalkan dalam gambar
berikut :

b. 4 – x ≥ 2 x – 2
4 – x ≥ 2 x – 2 ⇔ -2x≥ -6 ⇔ x ≤ 3

12
Jadi himpunan penyelesaian dari 4 – x ≥ 2 x – 2 adalah { x I x ≤ 3, x∈R }, dan
grafik himpunan penyelesaianny adalah bagian garis yang ditebalkan dalam
gambar berikut.

1
c. 1 - x<2
2
1 1
1- x < 2 ⇔ - x < 1 ⇔ x > -2
2 2
1
Jadi, himpunan penyelesaian dari 1 - x < 2 adalah {x I x > -2, x∈R }dan grafik
2
himpunan penyelesaian adalah bagian garis yang ditebalkan dalam gambar berikut.

d. 2 – 2x ≥ 5 – 5x
2 – 2x ≥ 5 – 5x ⇔ 3x ≥ 3 ⇔ x ≥ 1
Jadi himpunan penyelesaian dari 2-2x ≥ 5 – 5x adalah { x I x ≥ 1, x∈R }, dan
grafik himpunan penyelesaian adalah bagian garis yang ditebalkan dalam gambar
berikut.

Contoh 2

Bagian garis ditebalkan yang tampak dalam gambar dibawah (i) adalah grafik dari selang -
1 ≤ x < 3 dengan x∈R yang dinotasi pembentuk himpunannya adalah { x I -1 ≤ x < 3, x∈
R}. sedangkan bagian garis yang ditebalkan pada gambar (ii) adalah grafik dari selang x <
-1 atau x ≥ 3 dengan x∈R yaitu notasi pembentuk himpunanya yaitu { x I x < x -1 atau x ≥
3, x∈R }.

C. PERSAMAAN KUADRAT

1. Pengertian Persamaan Kuadrat

13
Persamaan kuadrat adalah persamaan dengan pangkat tertinggi variabelnya adalah dua
dan ditandai dengan sama dengan (=)
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
ax2 + bx + c = 0 dengan a ≠ 0 dan a,b,c ∈R
2. Menyelesaikan persamaan kuadrat
Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan melalui 3 cara yaitu :
a) Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan memfaktorkan
P,q ∈ R dan Pq = 0, maka p = 0 atau q = 0
Contoh :
x2 – 5x = 0
⇔ x2 – 5x = 0
⇔ x (x - 5) = 0
⇔ x = 0 atau x – 5 = 0 x = 5
b) Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menangkapkan kuadrat sempurna
Bentuk semula : x2 + 4x
1
Penambah : ( x 4)2 = 22
2
Bentuk kuadrat sempurna : x2 + 4x + 22 = (x + 2)2
Contoh :
x2 – 5x + 6 = 0
jawab :
x2 – 5x + 6 = 0
x2 - 5x = -6
1 1
x2 - 5x + ( . 5)2 = -6 ( . 5)2
2 2
5 2 5
x2 – 5x + ( ) = -6 + ( )2
2 2
25 25
x2 -5x + ( ) = -6 + ( )
4 4
25 25
x2 – 5x + = -6 +
4 4
5 −24+25
(x – )2 =
2 4
5 1
(x – )2 =
2 4

14
x–
5
2
=
√1
4
5 √1
x1,2 = +
2 √4
5 1
x1,2 = +
2 2
6
x1 = =3
2
5 1 4
x2 = - = =2
2 2 2
c) Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan rumus
Dari bentuk umum persamaan kuadrat diperoleh :

ax2 + bx + c = 0

ax2 + bx = -c

1
Kedua ruas dikali
a

1 1
⇔ = ( ax2 + bx ) = = (-c)
a a

b −c
⇔ x2 + x=
a a

1 b
Kedua ruas ditambahkan dengan kuadrat dari ( x )
2 a

b b −c b
⇔ x2 + x + ( )2 = + ( )2
a 2a a 2a

b 2 −c b2
⇔ ( x2 + ) = +
2a a 4a
2

b 2 −4 ac b2
⇔ ( x2 + ) = 2 +
2a 4a 4 a2

b 2 b2−4 ac
⇔(x + 2
) =
2a 4 a2


2
b b −4 ac
⇔ x+ = ± ( )
2a 4a
2

15
⇔ x+
b
= ±
√ b2−4 ac
2a √ 4 ac 2

⇔ x+
b
= ± √ b2−4 ac
2a 2a

⇔ x1,2 = -b ± √ b2−4 ac
2a

Latihan Soal

1) y2 + 8y + 6 = 0
y2 + 8y = -6
1 1
y2 + 8y + ( . 8)2 = -6 +( . 8)2
2 2
y2 + 8y + (4)2 = -6 + (4)2
y2 + 8y + 16 = -6 + 16
y2 + 8y + 16 = 10
(y + 4)2 = 10
y + 4 = ± √ 10
y = -4 ± √ 10
y1 = -4 + √ 10
y2 = -4 - √ 10

2) 3k2 + 5k + 2 = 0
3k2 + 5k = -2
3 k 2 +5 k −2
=
3 3
5 k −2
k2 + =
3 3
5k 1 5 −2 1 5
k2 + + ( . )2 = + ( . )2
3 2 3 3 2 3
5k 5 −2 5
k2 + + ( )2 = + ( )2
3 6 3 6
5 k 25 −2 25
k2 + + = +
3 36 3 36
5 −24+25
(k + )2 =
6 36

16
5 1
(k + )2 =
6 36

k+
5
6

√1
36
5 1
k+ =±
6 6
−5 1
k= ±
6 6
−5 1 −4 −2
k1 = + = =
6 6 6 3
−5 1 −6
k2 = - = = -1
6 6 6

3) Tentukan nilai k untuk 2x2 + 4x + k = 0 sehingga memiliki tepat sebuah akar real
2x2 + 4x + k = 0
P=0
b2 – 4ac = 0
42 – 4 (2) (k) = 0
16 – 8k = 0
16 -16 – 8k = -16
-8k = -16
−16
k= =2
−8
tes :
2x2 + 4x + 2 = 0
(2x + 2) ( x + 1) = 0
2x + 2 = 0 x+1=0
2x + 2 – 2 = -2 x = -1
2x = -2
−2
x= = -1
2
4) Memiliki dua akar real
D>0
b2 – 4ac > 0
42 – 4(2)(k) > 0
16 – 8k > 0

17
16 – 16 – 8k > -16
-8k > -16
−8 k −16
−8
< −8

k<2
5) Memiliki akar imajiner
D<0
b2 – 4ac < 0
42 – 4(2)(k) < 0
16 – 8k < 0
16 – 16 – 8k < -16
-8k < -16
−8 k −16
−8
> −8

k>2
6) Firman menyelesaikan persamaan 2x2 – 5x + 7 = 0 dan melihat bahwa jasil jumlah akar
5 7
akarnya adalah dan hasil kalinya selesaikan persamaan tersebut dan periksa
2 2
kebenaran yang didapat firman.
2x2 – 5x + 7 = 0
Dik : a = 2 ; b = -5 ; c = 7.
Jawab :
−b ± √b 2−4 ac
x1,2 =
2a
5± √ 25−4 (2)(7)
=
2(2)
5± √ 25−56
=
4
5± √−31
=
4
5+ √ −31
x1 =
4
5−√−31
x2 =
4
5+ √ −31 5−√ −31
bukti : +
4 4

18
10 5
=
4
=2

7) Himpunan penyelesaian persamaan √ x 2−16 = √ x+ 4 adalah


Jawab :
√ x 2−16 = √ x+ 4
(√ x 2−16 ) = (√ x+ 4 )2
2

x2 -16 = x + 4
x2 – x -16 - 4 = 0
x2 – x -20 = 0
(x = 4) (x - 5) = 0
x+4=0 x–5=0
x = -4 x=5
8)

D. PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

Apabila tanda “=” (sama dengan) pada persamaan kuadrat itu diganti dengan tanda
ketidaksamaan seperti tanda >,<,≤ , ≥, maka akan anda peroleh pertidaksamaan kuadrat.
Misalnya, x2- x – 2 < 0, 2x 2- 2x -3 ≥ 0, dan 4x2 ≤ 3x – 1, atau semacamnya merupakan
contoh-contoh dari pertidaksamaan kuadrat.

Perlu diketahui pula, bahwa untuk menyelesaikan sebuah pertidaksamaan kuadrat,


sebaiknya anda memahami cara menggambar sketsa grafik fungsi kuadrat yang bersesuian
dengan pertidaksamaan kuadrat tadi. Agar anda memahami cara menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat yang dimaksud.

Contoh 1

Jika x adalah perubah pada himpunan semua bilangan real R, carilah himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan berikut, kemudian gambar pula grafik dari himpunan
penyelesaian berikut.

a. x2 – 2x – 3 ≤ 0

19
untuk menyelesaikan pertidaksamaan x2 – 2x – 3 ≤ 0, kita perhatikan fungsi kuadrat
f yang bersesuian dengan pertidaksamaan x2 – 2x – 3 ≤ 0, yaitu f(x) = x2 – 2x – 3,
sehingga pertidaksamaan tadi menjadi f(x) ≤0 Sketsa grafik fungsi f yang
didefenesikan oleh f(x) = x2 – 2x – 3 tampak dalam gambar dibawah ini, dan dari
sketsa grafik itu tampak bahwa f(x) ≤0 yaitu f(x) bernilai kurang dari atau sama
dengan 0, akan dipenuhi oleh semua nilai x yang terletak pada selang -1 ≤ x ≤ 3.
Karena f(x) = x2 – 2x – 3, maka penyelesaian dari x 2 – 2x – 3 ≤ 0 adalah -1 ≤ x ≤ 3,
dan himpunan penyelesaian adalah { x I -1 ≤ x ≤ 3, x ∈R }.

Secara singkat, penyelesaian dari x2 – 2x – 3 ≤ 0 dapat ditulis sebagai berikut :


x2 – 2x – 3 ≤ 0
⇔ (x + 1)(x - 3) ≤ 0
⇔ -1 ≤ x ≤ 3
Jadi himpunan penyelesaian dari x2 – 2x – 3 ≤ 0 adalah { x I -1 ≤ x ≤ 3, x∈R }, dan
grafik himpunan penyelesaian adalah bagian garis yang ditebalkan yang tampak
dalam gambar dibawah ini.

Selanjutnya, untuk lebih menyederhanakan percarian selang-seling yang memenuhi


sebuah pertidaksamaan kuadrat, grafik fungsi kuadrat yang bersesuaian dengan
pertidaksamaan kuadrat yang diacri penyelesaian tidak perlu digambarkan secara
lengakap seperti pada contoh 1, tetapi cukup Digambar sebuah garis bilangan
sebagai pengganti sumbu x dan membubuhkan nilai-nilai pembuat nol fungsi pada

20
garis bilangan itu, apabila fungsi kuadrat itu mempunyai niai 0, untuk lebih
jelasnya pelajari contoh berikut.
Contoh 2
Jika x adalah perubah pada himpunan semua bilangan real R, carilah himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan berikut, kemudian gambar pula grafik himpunan
penyelesaiain tersebut.
a. 5 + 4x – x2 > 0
Karena koefesien dari x2 pada pertidaksamaan 5 + 4x – x2 > 0 adalah negative,
maka untuk menyederhanakan perhitungan kita ubah koefesien x2 itu menjadi
positif sebagai berikut :
5 + 4x – x2 > 0
⇔ x2 - 4x – 5 < 0
Ini berarti bahwa penyelesaian dari 5 + 4x – x 2 > 0 sama dengan penyelesaian
dari x2 - 4x – 5 < 0dan karena dapat difaktorkan menjadi (x + 1)(x - 5), maka
diperoleh pula
x2 - 4x – 5 < 0
⇔ (x + 1)(x - 5) < 0
Dari bentuk pertidaksamaan (x + 1)(x - 5) < 0 tampak bahwa pembuat nol dari
bentuk x2 - 4x – 5 adalah x = -1 atau x = 5, sehingga kita dapat menggambar
garis bilangan seperti gambar dibawah ini.

Untuk memeriksa pada selang manakah bentuk x2 - 4x – 5 bernilai kurang dari


0 (negatif), ambilah sebuah nilai x yang terletak pada selang -1 < x < 5, dan
sebutlah x = 0. Ternyata untuk x =0, nilai dari x2 - 4x – 5 sama dengan (0)2 –
4(0) – 5 = 5. Ini berarti kita dapat menduga bahwa pada selang -1 < x < 5,
bentuk x2 - 4x – 5 bernilai positif. Berdasarkan hasil itu, bubuhkanlah nilai
positif (+) atau negative (-) pada garis bilangan seperti gambar diatas.
Dari garis bilangan yang tampak dalam gambar diatas, ternayata nilai x yang
memenuhi x2 - 4x – 5 < 0 terletak dalam selang -1 < x < 5, sehingga
penyelesaian dari x2 - 4x – 5 < 0 adalah -1 < x < 5. Secara singkat,
pertidaksamaan 5 + 4x – x2 > 0 dapat diselesaikan sebagai berikut :
5 + 4x – x2 > 0
⇔ x2 - 4x – 5 < 0

21
⇔ (x + 1)(x - 5) < 0
⇔ -1 < x < 5
Jadi, himpunan penyelesaian dari 5 + 4x – x2 > 0 adalah { x I -1 < x < 5, x∈R }
dan grafik himpunan penyelesaian adalah bagian garis yang ditebalkan seperti
tampak dalam gambar dibawah ini.

E. RELASI DAN FUNGSI


A. PENGERTIAN RELASI
 Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pengkaitan / pemasangan
anggota-anggota himpunan B.
 Relasi R dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu himpunan bagian dari A x
B atau dapat ditulis R ∁ AxB, dengan AxB = {(a,b) I a∈A dan b∈B}
Notasi :
 Jika (a,b) ∈ R, maka notasi a R b yang artinya a dihubungkan dengan b oleh R
 Apabila (a,b) bukan ∈ R digunakan notasi a bukan R b yang artinya a tidak
dihubungkan dengan b oleh relasi R.
B. CARA MENYATAKAN RELASI
1) Dengan Diagram Panah

Diagram panah merupakan cara yang paling mudah untuk menyatakan suatu
relasi. Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar arah
panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B.

22
Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan Rizki. Mereka diminta untuk
menyebutkan warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti menyukai warna
ungu, Amir menyukai warna hitam, dan Rizki menyukai warna merah. Dari hasil uraian
tersebut, terdapat dua buah himpunan.
Himpunan pertama adalah himpunan anak, kita sebut himpunan A dan himpunan yang
kedua adalah himpunan warna, kita sebut himpunan B. Hubungan antara himpunan A dan
himpunan B dapat di ilustrasikan dengan diagram panah seperti berikut:

 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di atas merupakan relasi antara anak dengan
warna yang mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut dapat dinyatakan dengan
panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B. 
 

2. Himpunan Pasangan Berurutan

Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat dinyatakan dengan menggunakan
himpunan pasangan berurutan. Caranya dengan memasangkan himpunan A dengan
himpunan B secara berurutan. Kita dapat mengambil contoh dari contoh diagram panah
tadi.
Ali menyukai warna merah
Siti menyukai warna ungu
Amir menyukai warna hitam
Rizki menyukai warna merah
Dari uraian di atas kita dapat menyatakan relasinya dengan himpunan pasangan berurutan
seperti berikut:
(Ali, merah), (Siti, ungu), (Amir, hitam), (Rizki, merah).
Jadi, relasi antara himpunan A dengan himpunan B dinyatakan sebagai himpunan
pasangan berurutan (x,y) dengan x ∈ A dan y ∈ B.
 

23
3. Diagram Cartesius

Menyatakan relasi antara dua himpunan dari pasangan berurutan yang kemudian
dituliskan dalam bentuk dot (titik-titik). Contoh dari relasi antara anak dengan warna
kesukaannya yaitu himpunan A = {Ali, Siti, Amir, Rizki} dan himpunan B = {merah,
ungu, hitam}, dapat digambarkan dalam bentuk diagram Cartesius seperti di bawah ini:

C. DEFINISI FUNGSI

Fungsi (pemetaan) merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B, jika setiap


anggota himpunan A berpasangan tepat satu dengan anggota himpunan B. Semua
anggota himpunan A atau daerah asal disebut domain, sedangkan semua anggota
himpunan B atau daerah kawan disebut kodomain. Hasil dari pemetaan antara domain dan
kodomain disebut range fungsi atau daerah hasil.

1. Cara Menyatakan Fungsi

Sama halnya dengan relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan dan dengan diagram Cartesius.
Contoh:

24
Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:
Domain adalah A = {1,2,3}
Kodomain adalah B = {1,2,3,4}
Range fungsi = {2,3,4}
 

D. NOTASI FUNGSI

Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti f, g, h. Misal, fungsi f
memetakan himpunan A ke himpunan B dinotasikan f(x) dengan aturan f : x → 3x+3.
Artinya fungsi f memetakan x ke 3x+3. Jadi daerah bayangan x oleh fungsi f adalah 3x+3
sehingga dapat dinotasikan dengan f(x) = 3x+3. Dari uraian ini dapat dirumuskan:
Jika fungsi f : x → ax +b dengan x anggota domain f , maka rumus fungsif adalah
f(x) = ax+b
Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi yang dapat
menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal (domain). Supaya lebih
jelas, coba kerjakan contoh soal di bawah ini ya.
Diketahui fungsi f : x → 3x + 3 pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:

1. f(3)
2. bayangan (-2) oleh f
3. nilai f untuk x = -4
4. nilai x untuk f(x) = 6
5. nilai a jika f(a) = 12

Jawab:
Fungsi f : x → 3x + 3
Rumus fungsi: f(x) = 3x+3

1. f(3) = 3(3)+3 = 12

25
2. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2)+3 = -3
3. nilai f untuk x = -4 adalah f (-4) = 3(-4)+3 = -9
4. nilai x untuk f(x) = 6 adalah

3x + 3 = 6
3x = 6-3
3x = 3
x=1
5. nilai a jika f(a) = 12
3a + 3 = 12
3a = 12 – 3
3a = 9
a=3

F. PERSAMAAN RASIONAL DAN IRRASIONAL

A. PERSAMAAN RASIONAL
1. Pengertian Persamaan Rasional
Persamaan rasional adalah pecahan dengan satu atau lebih variabel pada bagian pembilang
atau penyebut. Persamaan rasional adalah pecahan apapun yang melibatkan setidaknya
satu persamaan rasional. Seperti persamaan aljabar biasa, persamaan rasional diselesaikan
dengan melakukan operasi yang sama terhadap dua sisi persamaan hingga variabelnya
dapat dipindahkan ke salah satu sisi persamaan. Dua teknik khusus, perkalian silang dan
mencari penyebut terkecil yang sama, adalah cara yang sangat berguna untuk
memindahkan variabel dan menyelesaikan persamaan rasional.
2. Metode Persamaan Rasional
a) Perkalian silang
 Jika dibutuhkan, susunlah persamaanmu untuk mendapatkan satu pecahan di salah
satu sisi persamaan. Perkalian silang merupakan cara yang cepat dan mudah untuk
menyelesaikan persamaan rasional. Sayangnya, cara ini hanya dapat digunakan untuk
persamaan rasional yang mengandung setidaknya satu persamaan atau pecahan
rasional di setiap sisi persamaan. Jika persamaanmu tidak sesuai dengan syarat
perkalian silang ini, kamu mungkin harus menggunakan operasi aljabar untuk
memindahkan bagian-bagiannya ke tempat yang tepat.

26
Misalnya, persamaan (x + 3)/4 - x/(-2) = 0 dapat dengan mudah disusun menjadi
bentuk perkalian silang dengan menambahkan x/(-2) ke kedua sisi persamaan,
sehingga menjadi (x + 3)/4 = x/(-2).
Perhatikan bahwa angka desimal dan cacah dapat dijadikan pecahan dengan
memberikan penyebut 1. (x + 3)/4 – 2,5 = 5, misalnya, dapat ditulis ulang menjadi (x
+ 3)/4 = 7,5/1, membuatnya memenuhi syarat perkalian silang.
Beberapa persamaan rasional tidak dapat dengan mudah disederhanakan menjadi
bentuk yang memiliki satu pecahan atau persamaan rasional di setiap sisinya. Dalam
kasus seperti ini, gunakan pendekatan penyebut terkecil yang sama.
 Kalikan silang. Kalikan silang berarti mengalikan salah satu pembilang pecahan
dengan penyebut pecahan yang lain dan sebaliknya. Kalikan pembilang pecahan di
kiri dengan penyebut pecahan di kanan. Ulangi dengan pembilang pecahan kanan
dengan penyebut pecahan kiri.
Perkalian silang bekerja sesuai dengan prinsip aljabar dasar. Persamaan rasional dan
pecahan lainnya dapat dibuat menjadi bukan pecahan dengan mengalikannya dengan
penyebutnya.
 Buatlah kedua hasil perkalian setara satu sama lain. Setelah mengalikan silang, kamu
akan mendapatkan dua hasil perkalian. Buatlah keduanya setara satu sama lain dan
sederhanakan untuk membuat persamaan sesederhana mungkin.
Misalnya, jika persamaan rasional awalmu adalah (x+3)/4 = x/(-2), setelah mengalikan
silang, persamaan barumu menjadi -2(x+3) = 4x. Jika kamu menginginkannya, kamu
juga bisa menulisnya sebagai -2x - 6 = 4x.
 Temukan nilai variabelnya. Gunakan operasi aljabar untuk mencari nilai variabel
persamaanmu. Ingat bahwa, jika x muncul di kedua sisi persamaan, kamu harus
menambahkan atau mengurangkan x dari kedua sisi persamaan untuk menyisakan x
pada salah satu sisi persamaan saja.
Dalam contoh kita, kita bisa membagi kedua sisi persamaan dengan -2, menjadi x+3 =
-2x. Mengurangkan x dari kedua sisi menghasilkan 3 = -3x. Akhirnya, dengan
membagi kedua sisi dengan -3, hasilnya menjadi -1 = x, yang bisa ditulis sebagai x = -
1. Kita sudah menemukan nilai x, menyelesaikan persamaan rasional kita.
b) Mencari Penyebut Terkecil yang Sama
 Ketahui waktu yang tepat untuk menggunakan penyebut terkecil yang sama. Penyebut
terkecil yang sama dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan rasional,
membuatnya dapat dicari nilai variabelnya. Mencari penyebut terkecil yang sama

27
merupakan ide yang bagus jika persamaan rasionalmu tidak dapat dituliskan dengan
mudah dalam bentuk satu pecahan (dan hanya satu pecahan) pada setiap sisi
persamaannya. Untuk menyelesaikan persamaan rasional dengan tiga bagian atau
lebih, penyebut terkecil yang sama sangatlah membantu. Akan tetapi, untuk
menyelesaikan persamaan rasional hanya dengan dua bagian, lebih cepat untuk
menggunakan perkalian silang.
 Periksa penyebut setiap pecahan. Identifikasi angka terkecil yang dapat dibagi setiap
penyebut dan menghasilkan angka bulat. Angka ini adalah penyebut terkecil yang
sama untuk persamaanmu.

Terkadang penyebut terkecil yang sama – adalah, angka terkecil yang memiliki semua
faktor penyebutnya – sehingga jelas terlihat. Misalnya, jika persamaanmu adalah x/3 +
1/2 = (3x+1)/6, tidak sulit untuk melihat angka terkecil yang memiliki faktor 3, 2, dan
6, yaitu angka 6.

Akan tetapi, seringkali, penyebut terkecil yang sama dari suatu persamaan rasional
tidaklah jelas terlihat. Dalam kasus seperti ini, cobalah memeriksa kelipatan dari
penyebut yang besar hingga kamu menemukan satu angka yang memiliki faktor
semua penyebut yang lebih kecil lainnya. Seringkali, penyebut terkecil yang sama
adalah hasil perkalian dari dua penyebut. Misalnya, dalam persamaan x/8 + 2/6 = (x-
3)/9, penyebut terkecil yang sama adalah 8*9 = 72.

Jika satu atau lebih penyebut pecahanmu memiliki variabel, proses ini lebih sulit,
tetapi mungkin untuk dikerjakan. Dalam kasus seperti ini, penyebut terkecil yang
sama adalah persamaan (dengan variabel) yang dapat dibagi dengan semua penyebut
lainnya. Misalnya dalam persamaan 5/(x-1) = 1/x + 2/(3x), penyebut terkecil yang
sama adalah 3x(x-1) karena setiap penyebut dapat membaginya – membaginya dengan
(x-1) menghasilkan 3x, membaginya dengan 3x menghasilkan (x-1), dan membaginya
dengan x menghasilkan 3(x-1).

 Kalikan setiap pecahan dalam persamaan rasional dengan 1. Mengalikan setiap bagian
dengan 1 terlihat percuma. Tetapi inilah triknya. 1 bisa didefinisikan sebagai angka
berapapun yang sama pada pembilang dan penyebut, seperti, -2/2 dan 3/3, yang
merupakan cara yang benar untuk menuliskan angka 1. Cara ini mengambil
keuntungan dari definisi altenatif tersebut. Kalikan setiap pecahan dalam persamaan

28
rasionalmu dengan 1, dengan menuliskan angka 1 yang jika dikalikan dengan
penyebutnya akan menghasilkan penyebut terkecil yang sama.
Dalam contoh dasar kita, kita akan mengalikan x/3 dengan 2/2 untuk mendapatkan
2x/6 dan mengalikan 1/2 dengan 3/3 untuk mendapatkan 3/6. 2x + 1/6 sudah memiliki
penyebut terkecil yang sama, yaitu 6, sehingga kita bisa mengalikannya dengan 1/1
atau membiarkannya saja.
Dalam contoh kita dengan variabel pada bagian penyebut pecahan, prosesnya sedikit
lebih rumit. Karena penyebut terkecil kita adalah 3x(x-1), kita mengalikan setiap
persamaan rasional dengan sesuatu yang akan menghasilkan 3x(x-1). Kita akan
mengalikan 5/(x-1) dengan (3x)/(3x) yang menghasilkan 5(3x)/(3x)(x-1), kalikan 1/x
dengan 3(x-1)/3(x-1) yang menghasilkan 3(x-1)/3x(x-1), dan mengalikan 2/(3x)
dengan (x-1)/(x-1) yang menghasilkan 2(x-1)/3x(x-1).
 Sederhanakan dan carilah nilai x. Sekarang, karena setiap bagian dari persamaan
rasionalmu memiliki penyebut yang sama, kamu bisa menghilangkan penyebut dari
persamaanmu dan menyelesaikan pembilangnya. Kalikan kedua sisi persamaan untuk
mendapatkan nilai pembilang. Kemudian, gunakan operasi aljabar untuk mencari nilai
x (atau variabel apapun yang ingin kamu selesaikan) di salah satu sisi persamaan.
Dalam contoh dasar kita, setelah mengalikan semua bagian dengan bentuk alternatif 1,
kita mendapatkan 2x/6 + 3/6 = (3x+1)/6. Dua pecahan dapat ditambahkan jika
memiliki penyebut yang sama, jadi kita bisa menyederhanakan persamaan ini menjadi
(2x+3)/6 = (3x+1)/6 tanpa mengubah nilainya. Kalikan kedua sisi dengan angka 6
untuk menghilangkan penyebutnya, sehingga hasilnya menjadi 2x+3 = 3x+1.
Kurangkan 1 dari kedua sisi untuk mendapatkan 2x+2 = 3x, dan kurangkan 2x dari
kedua sisi untuk mendapatkan 2 = x, yang dapat ditulis sebagai x = 2.
Dalam contoh kita dengan variabel pada bagian penyebut, persamaan kita setelah
dikalikan dengan 1 menjadi 5(3x)/(3x)(x-1) = 3(x-1)/3x(x-1) + 2(x-1)/3x(x-1).
Mengalikan semua bagian dengan penyebut terkecil yang sama, memungkinkan kita
untuk menghilangkan penyebutnya, menjadi 5(3x) = 3(x-1) + 2(x-1). Hal ini juga
berlaku untuk 5x = 3x - 3 + 2x -2, yang disederhanakan menjadi 15x = x - 5.
Mengurangkan x dari kedua sisi menghasilkan 14x = -5, yang, pada akhirnya,
disederhanakan menjadi x = -5/14.

B. PERSAMAAN IRRASIONAL
a. Bilangan Irrasional

29
Bilangan Irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
a
bentuk perbandingan atau pecahan seperti bentuk dimana a dan b anggota bilangan
b
bulat. Contohnya :
log 2, log 5, e, π , √2 , √ 5 , √ 7, dll.

b. Definisi Persamaan Irrasional


Persamaan Irrasional adalah persamaan yang variabel atau peubahnya
berada dibawah tanda akar. Secara umum persamaan irrasional berbentuk √ f ( x)=g ( x )
atau √ f ( x)= √ g(x ) dengan f(x), g(x) ≥ 0 .
Contoh :
1. √ x 2−4=√ x +2
2. √ x−5=2 x−11
3. 1+ x √5=√ 5−x

Persamaan yang variabelnya berada atau terletak dibawah tanda akar tidak
dapat dihilangkan akarnya begitu saja. Akar tersebut dapat dihilangkan dengan cara
mengkuadratkan kedua ruas,atau diubah dalam bentuk lain yaitu:

1 1 1
f (x) = g(x)
2 atau f ( x) = g( x ) 2
2

Berikut adalah aturan yang harus diperhatikan ketika menyelesaikan persamaan


irasional

a. Akar dari suatu bilangan tidak boleh negatif. Tidaklah benar jika mengatakan
√ 4=± 2 yang benar adalah √ 4=2
b. Bilangan didalam tanda akar tidak boleh negatif karena akar bilangan negatif
menghasilkan bilangan imajiner, bukan bilangan real.

Apabila setiap bilangan real yang jika disubstitusikan kedalam persamaan


Irrasional memberikan pernyataan yang benar maka disebut penyelesaian atau akar
persamaan irrasional. Selesaian dari persamaan irrasional ada tiga kemungkinan, yaitu :

 Mempunyai penyelesaian
 Tidak mempunyai selesaian
 Penyelesaian dapat tunggal atau lebih dari satu

30
Bentuk umum persamaan irrasional adalah √ f ( x)=g ( x ) atau √ f ( x)= √ g( x ) dengan
f(x), g(x) ≥ 0, maka untuk menyelesaikannya dicari terlebih dahulu nilai x yang
memenuhi:
(i) f(x) ≥ 0
(ii) g(x) ≥ 0
2 2 2
(iii) ( √ f (x) ) = ( √ g (x) ) atau ( √ f ( x)) = ( g ( x) )2

Nilai x yang memenuhi (i), (ii) , (iii) adalah penyelesaian dari persamaan
irrasional.

c. Jenis-Jenis Persamaan Irrasional


1. Bentuk √ ax=b
Contoh :
√ 5 x=5
2. Bentuk √ ax +b+ cx=d
Contoh :
√ 2 x +3+5 x=7
3. Bentuk √ ax +b+ √cx +d =p
Contoh :
√ x+ 4−√ x−2=1
4. Bentuk √ ax 2+ bx+ c+ px 2 +qx +r=s
Contoh :
√ 2 x 2−3 x +5+2 x 2−3 x+0=1

d. Langkah-Langkah Menyelesaikan Persamaan Irrasional


1. Kuadratkan kedua ruas persamaan, kemudian carilah nilai x.
2. Mengecek kembali nilai x yang diperoleh, apabila nilai x memenuhi persamaan
semula maka merupakan penyelesaian persamaan tersebut, dan nilai x yang
tidak memenuhi persamaan semula bukanlah penyelesaian persamaan tersebut.
3. Menentukan syarat-syarat daerah penyelesaian a ≥ 0
4. Pada bentuk persamaan irrasional √ ax 2+ bx+ c+ px 2 +qx +r=s dapat
diselesaikan dengan cara:

31
 Memisalkan persamaan yang ada dibawah tanda akar kedalam bentuk satu
variabel,contohnya y dengan syarat y > 0
 Kemudian mengkuadratkan kedua ruas

e. Aplikasi Persamaan Irrasional


Pak Jabar ingin membuat kuda-kuda atap rumah dari kayu dengan menetapkan
lebarnya 10 meter seperti gambar berikut.

5 cm 5 cm

Karena bahan yang tersedia untuk satu kuda-kuda di tetapkan hanya 26 meter, dia
kebingungan menentukan tinggi kuda-kuda.Dapatkah Anda membantu Pak Jabar ?

Penyelesaian:

√ 52 + x 2 √ 52 + x 2 Note : Tinggi Garis BD

Dimisalkan x

A 5 D 5 C

Di sini di peroleh persamaan yang menggambarkan permasalahan Pak Jabar yaitu


menentukan nilai x yang memenuhi:

5 + 5 + √ 52 + x 2 + √ 52 + x 2 + x = 26.

10 + 2√ 25+ x 2 + x – x = 26 - x

10 + 2√ 25+ x 2 = 26 – x

10 – 10 + 2√ 25+ x 2 = 26 – 10 – x

2√ 25+ x 2 = 16 – x

32
Bentuk terakhir ini adalah Persamaan Irrasional. Penyelesaian dengan
menggunakan metoda yang telah dibahas sebelumnya, yaitu :

2 √ 25+ x 2 = 16 – x

Prasyarat :

(1) 25 + x 2 ≥ 0 atau x 2 ≥ -25.


(2) 16 – x ≥ 0. Dari sini diperoleh syarat x ≤ 16.
(3) Prasyarat tambahan yang perlu dimunculkan adalah x ≥ 0 karena panjang kayu
tidak mungkin negatif.

Ketiga syarat diatas dapat digabung menjadi 0 ≤ x ≤ 16

Selanjutnya dengan menggunakan metoda sebelumnya didapatkan

2 √ 25+ x 2 = 16 – x

( 2√ 25+ x 2 )2 = ( 16 – x )2

4 ( 25 + x 2 ) = 256 – 32x + x 2

100 + 4 x 2 = 256 – 32x + x 2

100 – 100 + 4 x 2 = 256 – 100 – 32x + x 2

4 x 2=156−32 x + x 2

4 x 2−156=156−156−32 x+ x 2

4 x 2 – 156 = -32x + x 2

4 x 2 - x 2 + 32x – 156 = 0

3 x 2 + 32x – 156 = 0 ( a = 3, b = 32, c = -156 )

−b ± √b −4 ac
2
x1,2 =
2a

33
−32± √ 322−4 (3)(−156)
=
2(3)

−32± √ 1.024+1.872
=
6

−32± √ 2.896
=
6

−32± √ 16 .181
=
6

−32± 4 √ 181
=
6

−16 ±2 √ 181
=
3

−16+2 √ 181 −16−2 √ 181


x1 = atau x2 =
3 3

−16 2 √ 181 −16 2 √ 181


= + atau = -
3 3 3 3

= -5,33 + 8,97 atau = -5,33 – 8,97

x1 = 3,64 atau x2 = -14,3

Sesuai dengan prasyarat 0 ≤ x ≤ 16 maka diperoleh penyelesaian x = 3,64.

Jadi, Pak Jabar dapat menentukan tinggi kuda-kuda sekitar 3,64 meter.

Contoh

1. Bentuk √ ax=b
Carilah nilai x yang memenuhi √ 5 x=5
Penyelesaian:
Langkah 1. Mengkuadratkan kedua ruas dan kemudian mencari nilai x
√ 5 x=5
2
( √ 5 x ) =( 5 ) 2
5x = 25

34
25
x =
5
x = 5
Langkah 2. Mengecek kembali nilai x yang diperoleh dengan mensubstitusikan
nilai x ke persamaan semula
√ 5 x=5
√ 5(5)=5
√ 25=5
5 = 5 (memenuhi)
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah 5.

2. Bentuk √ ax +b+ cx=d


Tentukan himpunan penyelesaian dari √ x−4 + x=16
Penyelesaian:
Langkah 1. Kuadratkan kedua ruas, kemudian carilah nilai x
√ x−4 + x=16
√ x−4=16−x
2
(√ x−4 ¿2=(16−x )
x – 4 = 256 – 32 x + x2
x2 – 32 x + 256 – x + 4 = 0
x2 – 33 x + 260 = 0
(x – 20)(x – 13) = 0
x1 = 20 atau x2 =13
Langkah 2. Mengecek kembali nilai x yang diperoleh
Untuk x = 20 ⇒ √ x−4+ x=16
√ 20−4+20=16
√ 16+20=16
4 + 20 = 16
24 = 16 (tidak memenuhi)
Untuk x = 13 ⇒ √ 13−4+ 13=16
√ 9+13=16
3 + 13 = 16
16 = 16 (memenuhi)

35
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah x = 13.

3. Bentuk √ ax +b + √ cx +d = p
Carilah nilai x yang memenuhi persamaan √ x−4 + √ x−4 = 4
Penyelesaian:
Langkah 1. Kuadratkan kedua ruas, kemudian cari nilai x
√ x−4 + √ x−4 = 4
( √ x−4 + √ x−4 )2 = 42
x – 4 + 2√ (x−4)(x−4) + x – 4 = 16
2x – 8 + 2√ x 2−4 x −4 x +16 = 16
2x – 8 + 2√ x 2−8 x+16 = 16
2x – 8 + 8 + 2√ x 2−8 x+16 = 16 + 8
2x + 2√ x 2−8 x+16 = 24
2x – 2x + 2√ x 2−8 x+16 = 24 – 2x
1
2√ x 2−8 x+16 = 24 – 2x (kedua ruas dikali )
2
√ x 2−8 x+16 = 12 – x
( √ x 2−8 x+16 )2 = ( 12 – x )2
x2 – 8x + 16 = x2 – 24x +144
x2 – x2 – 8x + 24x + 16 – 144 = 0
16x – 128 = 0
16x – 128 + 128 = 0 + 128
16x = 128
128
x=
16
x=8

Langkah 2. Mengecek kembali nilai x yang diperoleh

√ x−4 + √ x−4 = 4
√ 8−4 + √ 8−4 = 4
√4 + √4 = 4

36
2+2=4

4 = 4 (memenuhi)

Jadi,nilai x yang memenuhi adalah 8.

4. Bentuk √ a x 2+ bx+ c + px2 + qx + r = s

Carilah nilai x dari √ 2 x 2−3 x +5 + 2 x 2- 3x = 1

Penyelesaian :

Langkah 1.

Misalkan : √ 2 x 2−3 x +5 = y , syarat y > 0

y = √ 2 x 2−3 x +5
y = ( √ 2 x 2−3 x +5 ) 2
2

2 2
y = 2 x - 3x + 5

2 2
y – 5 = 2 x – 3x + 5 – 5
2 2
y – 5 = 2 x – 3x

Persamaan menjadi :

√ 2 x 2−3 x +5 + 2 x 2 – 3x = 1
y + ( 2 x 2 – 3x ) = 1
y + y2 – 5 = 1
y + y2 – 5 + 5 = 1 + 5
y + y2 = 6
y + y2 – 6 = 6 – 6
2
y +y–6=0
(y+3)(y–2) =0
y = -3 atau y = 2
Syarat : y > 0, maka yang memenuhi adalah y = 2 . Sehingga,

2 x 2 – 3x + 5 = y 2

37
2 x 2 – 3x + 5 = 22

2 x 2 – 3x + 5 = 4

2 x 2 – 3x + 5 – 5 = 4 – 5

2 x 2 – 3x = -1

2 x 2 – 3x + 1 = -1 + 1

2 x 2 – 3x + 1 = 0

( 2x -1 ) ( x - 1 ) = 0

2x – 1 = 0 atau x–1=0

2x – 1 + 1 = 0 + 1 atau x–1+1=0+1
2x = 1 atau x = 1

1
x =
2

Langkah 2. Mengecek kembali nilai x yang di peroleh

√ 2 x 2−3 x +5 + 2 x 2- 3x = 1

1
Untuk x =
2
⇒ √ 2 x 2−3 x +5 + 2 x 2- 3x = 1

1
2
1
√ 2 ¿¿ + 2(
2
) - 3( ¿ = 1
2

√()
2
1 3 1 3
− +5 + 2 ( ¿ - = 1
4 2 4 2

√ 2 3
− +5 +
4 2
2
4
-
3
2
=1

√ 2−6+20
4
+
2−6
4
=1

√ 16 4
-
4 4
=1

√4 - 1 = 1

38
2 - 1 =1

1 = 1 ( memenuhi )

Untuk x = 1 ⇒ √ 2 x 2−3 x +5 + 2 x 2- 3x = 1

√ 2(1)2 −3(1)+5 + 2(1)2 - 3( 1 ) = 1

√ 2−3+5 + 2 - 3 = 1
√4 - 1 = 1
2 - 1=1

1 = 1 ( memenuhi )

1
Jadi , nilai x yang memenuhi adalah dan 1 .
2

5. Bentuk Umum √ f ( x) = g(x)

Tentukan himpunan penyelesaian dari √ x 2−16 = x + 4

Penyelesaian :

Langkah 1. Kuadratkan kedua ruas, cari nilai x

√ x 2−16 = x + 4

¿ )2 = ( x + 4 ) 2

x 2 – 16 = x 2 + 8x + 16
2 2
x - x – 8x – 16 – 16 = 0

-8x – 32 = 0

-8x – 32 + 32 = 0 + 32

-8x = 32

32
x=-
8

x= -4

39
Langkah 2. Mengecek nilai x yang di peroleh

√ x 2−16 =x + 4

√ ¿ ¿ = ( -4 ) + 4

√ 16−16 = 0
0 = 0 ( memenuhi )

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah -4 .

FUNGSI IRASIONAL
a. Definisi Fungsi Irrasional
Fungsi irrasional adalah fungsi yang domainnya terletak dibawah tanda akar
atau suatu fungsi yang variabel bebasnya terdapat dibawah tanda akar. Bentuk umum
fungsi Irrasional adalah
f ( x )= √ax +bx +c +d
2

Dengan syarat ax2 +bx + c ≥ 0, y ≥ 0, a, b, c, d ∈ R

Contoh fungsi irasional

 f(x) = √ 2 x−6
 f(x) = √ x+1+3
 f(x) = √ x 2−4 x +5

b. Bentuk-Bentuk Fungsi Irrasional


1. Bentuk y = √ x , x ≥ 0
2. Bentuk y = √ ax +c
3. Bentuk y = d +√ ax + c

c. Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Irrasional


Langkah-langkah menggambar sketsa grafik fungsi irrsaional:
 Menentukan syarat dibawah akar
 Mengkuadratkan kedua ruas dari persamaan yang diberikan
 Persamaan yang diperoleh diubah dalam bentuk x = f(y)

40
 Mengambil titik uji pada sumbu y
 Subtitusikan titik uji kepersamaan x = f(y)
 Setelah memperoleh titik-titik (x,y) gambarkan sketsa grafiknya

Contoh

1. Bentuk y = √ x
Gambarlah sketsa grafik y = √ x
Penyelesaian :
 Syarat dibawah tanda akar x ≥ 0
 Kuadratkan kedua ruas
y = √x
2
(y)2 = ( √ x )
y2 = x
 Persamaan diubah kedalam bentuk x = f(y)
x=y2
 Mengambil titik uji pada sumbu y, kemudian substitusikan ke persamaan
x = y2
Jika : y = 0 ⇒ x = 02 ⇒ x = 0
y = 1 ⇒ x = 12 ⇒ x = 1
y = 2 ⇒ x = 22 ⇒ x = 4
jadi, titik-titiknya adlah (0,0), (1,1), (4,2)
 Grafiknya adalah :

2. Bentuk y = √ ax +c

41
Gambarlah sketsa grafik y = √ x−1
Penyelesaian :
 Menentukan syarat dibawah tanda akar x – 1 ≥ 0
 Kuadratkan kedua ruas
y = √ x−1
2
(y)2 = ( √ x−1 )
y2 = x - 1
 Persamaan diubah dalam bentuk x = f(y), sehingga :
y2 = x – 1
y2 + 1 = x atau x = y2 + 1
 Mengambil titik uji pada sumbu y, kemudian subtitusikan ke persamaan
x = y2 + 1
Jika : y = 0⇒ x = 02 + 1 ⇒ x = 1
y = 1 ⇒ x = 12 + 1 ⇒ x = 2
y = 2 ⇒ x = 22 + 1 ⇒ x = 5
y = 3 ⇒ x = 32 + 1 ⇒ x = 10
jadi, titik-titiknya adalah (1,0), (2,1), (5,2), (10,3)
 Grafiknya adalah

3. Bentuk y = d + √ ax +c
Gambarlah grafik untuk y = 2 + √ x−1

42
Penyelesaian:
 Syarat dibawah tanda akar x – 1 ≥ 0 atau x ≥ 1
 Kuadratkan kedua ruas :
y = 2 + √ x−1
y–2= √ x−1
(y - 2)2 = (√ x−1 )2
y2 – 4y + 4 = x – 1
 Persamaan diubah dalam bentuk x = f(y), sehingga :
y2 – 4y + 4 = x – 1
y2 – 4y + 4 + 1 = x – 1 + 1
y2 – 4y + 5 = x atau x = y2 – 4y + 5

 Mengambil titik uji pada sumbu y, kemudian substitusikan ke persamaan


x = y2 – 4y + 5
Jadi,
y = 0 ⇒ x = (0)2 – 4(0) + 5 ⇒ x = 5
y = 1 ⇒ x = (1)2 – 4 (1) + 5 ⇒ x = 2
y = 2 ⇒ x = (2)2 – 4 (2) + 5 ⇒ x = 1
y = 3 ⇒ x = (3)2 – 4 (3) + 5 ⇒ x = 2
y = 4 ⇒ x = (4)2 – 4 (4) + 5 ⇒ x = 5
Jdi, titik-titiknya adalah (5,0), (2,1), (1,2), (2,3), (5,4)

 Grafiknya

43
G. PERTIDAKSAMAAN IRASIONAL DAN RASIONAL

1. PERTIDAKSAMAAN IRRASIONAL

Suatu pertidaksamaan bentuk akar dinamakan juga pertidaksamaan irasional, hal ini

dikarekanan nilai peubah yang akan ditentukan selangnya terdapat dalam tanda akar.

Teoremanya adalah sebagai berikut: 

1.

2.

3.

4.

44
1. Pengertian Pertidaksamaan Rasional

Pertidaksamaan rasional adalah bentuk pertidaksamaan yang berupa pecahan dengan

variabel di bagian pembilang dan penyebut atau penyebutnya saja. Itulah mengapa,

pertidaksamaan ini umumnya memuat fungsi rasional f(x) dan g(x). Oleh karena

pertidaksamaan, maka akan berlaku tanda “<”, “>”, “≤”, dan “≥” serta garis bilangan.

Adapun contoh pertidaksamaan rasional adalah sebagai berikut.

Pertidaksamaan di atas menunjukkan bahwa bagian pembilang dan penyebut sama-sama

memuat variabel x. Jika bagian penyebut tidak memuat variabel, maka pertidaksamannya

bukan termasuk pertidaksamaan rasional. Contohnya seperti berikut.

 → bukan termasuk percahan rasional

2. Bentuk Umum Pertidaksamaan Rasional

Bentuk umum pertidaksamaan rasional adalah sebagai berikut.

Oleh karena berbentuk pecahan, maka ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu penyebut

tidak boleh nol atau g(x) ≠ 0.

3. Sifat-Sifat Pertidaksamaan Rasional

Sifat-sifat pertidaksamaan rasional harus mengacu pada bentuk umum yang telah

disebutkan sebelumnya. Adapun sifat-sifatnya adalah sebagai berikut.

45
4. Langkah untuk Menyelesaikan Pertidaksamaan Rasional

1. Jika mengacu pada bentuk umum, ruas kanan pertidaksamaan harus sama dengan nol.
Artinya, semua bilangan di ruas kanan harus dipindah ke ruas kiri, sehingga ruas kanannya
sama dengan nol.
2. Melakukan pemfaktoran fungsi di bagian pembilang dan penyebut. Langkah ke-2 ini
berlaku jika fungsinya berupa fungsi kuadrat atau polinomial derajat lebih dari 1.
3. Menentukan titik pembuat nolnya, baik pada pembilang maupun penyebut.
4. Titik pembuat nol yang diperoleh dari langkah ke-3, digambarkan pada garis bilangan,
sehingga kamu akan mendapatkan interval penyelesaian.
5. Menentukan daerah positif atau negatif dengan mensubstitusikan salah satu bilangan di
setiap interval ke dalam pertidaksamaan awalnya. Jika substitusi bilangan menghasilkan
bilangan positif, berilah tanda (+). Jika substitusi tersebut menghasilkan bilangan negatif,
berilah tanda (-).
6. Menentukan daerah penyelesaian dengan menyesuaikan tanda pada interval dengan tanda
pertidaksamaan. Misalnya, jika tanda pertidaksamaannya “>0”, kamu harus mencari
interval yang tandanya (+). Daerah interval yang tandanya sesuai dengan tanda
pertidaksamaan disebut sebagai daerah penyelesaian.
Selain 6 langkah di atas, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam menentukan
tanda pada garis bilangan, yaitu sebagai berikut.

1. Jika tanda pertidaksamaannya “<” atau “>”, maka titik pembuat nol tidak termasuk daerah
penyelesaian, sehingga diberi tanda bulatan tidak penuh ( ).

46
2. Jika tanda pertidaksamaannya “≤” atau “≥”, maka titik pembuat nolnya termasuk daerah
penyelesaian (kecuali titik pembuat nol penyebut), sehingga diberi tanda bulatan penuh ( ).
3. Titik pembuat nol pada penyebut tidak boleh masuk daerah penyelesaian karena penyebut
tidak boleh bernilai nol.

H. SUKU BANYAK
1. Pengertian Suku Banyak

Suatu suku banyak (polinom) berderajat n secara umum dapat dinyatakan dalam
bentuk

dengan , i = 1, 2, 3, ..., n merupakan konstanta dan

koefisien suku ≠ 0, n C

Contoh 1 – 5x3 + x merupakan suku banyak bederajat 3 Suku banyak bederajata n


dapat dinyatakan sebagai fungsi dalam x yang dinyatakan sebagai

f(x) = untuk ≠ 0, n C

Untuk menentukan nilai dari suku banyak dapat dilakukan dengan

1. Subsitusi Langsung
2. Skema atau bagan

2. Operasi pada Suku Banyak.

Misalkan dua suku banyak f(x) = dan

g(x) = , dan f(x) = g(x) jika dan hanya jika

= , = , = , = .

Contoh.

Diketahui (x-1)2  ( x -2) (x + 3) + 2p maka  .

Berdasarkan sifat kesamaaan suku banyak diperoleh -2x + 1 =

47
2p = -3x + 7

Operasi yang berlaku pada suku banyak adalah;

1. Penjumlahan dan Pengurangan Suku Banyak

Penjumlahan dan pengurangan dua suku banyak atau lebih dapat dilakukan jika
setiap suku banyak yang dijumlahkan atau dikurangkan mempunyai peubah yang
pangkatnya sama.

Contoh.

Diketahui dan , maka

f(x) + g(x) = ( )+( )=

f(x) - g(x) =( )-( )=

2. Perkalian suku banyak.

Operasi perkalian suku banyak berarti mengalikan setiap suku banyak dengan
semua suku dari suku banyak lainnya.

Contoh.

Diketahui dan , maka

f(x) . g(x) = ( ).( )

= x2 ( ) -1 ( )

3. Pembagian suku banyak.

48
Persamaan dasar pembagian adalah f(x) = g(x) .h(x) + s(x)

f(x) = suku banyak yang dibagi

g(x) = suku banyak pembagi yang bederajat lebih dari 0

h(x) = suku banyak hasil bagi

s(x) = suku banyak sisa, derajat s(x) < derajat g(x)

Pembagian suku banyak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;

1. Pembagi bentuk bersusun panjang


Pembagi suku banyak bentuk panjang menggunakan cara pembagian yang
umum pada bilangan.

Misalkan f(x) = dibagi dengan (x-k), maka pembagian


dilakukan dengan cara berikut.

Hasil bagi

(x – k)

Sisa bagi

Pembagian dengan (x-k) dapat dinyatakan juga


dalam bentuk

49
=( ) +(

yang dibagi Hasil bagi Pembagi


Hasil Bagi

Contoh.

Tentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari oleh

Jawab.

x–2

11 x + 6
11x – 22

28

Jadi =( )(x – 2) + 28

Hasil baginya dan sisanya 28

50
2. Pembagian sukubanyak cara sintetik (Horner)

Pembagian suku banyak f(x) = dibagi dengan (x-k), maka


pembagian dilakukan dengan cara berikut.

k a b c d

ak

+ Berarti perkalian

Sehingga = [ax2 + ( )x + ( )](x-k) +

Contoh.Tentukan hasil bagi dan sisa pembagian dari oleh

2 3 0 -2 5

6 12 20

3 6 10 25

Hasil baginya adalah 3x2 + 6x + 10 dan sisa pembagian adalah 25

Jadi = (3x2 + 6x + 10) + 25

3. Teorema Sisa

Ada empat teorema sisa yang akan dipelajari, yaitu;

Teorema 1. Jika suku banyak f(x) dibagi , maka sisanya adalah

Teorema 2. Jika suku banyak f(x) dibagi , maka sisanya adalah

51
Teorema 3. Jika suku banyak f(x) dibagi , maka sisanya adalah

Teorema 4. Jika suku banyak f(x) dibagi , maka sisanya adalah

Contoh.

Tentukan sisa dari suku banyak oleh

Jawab.

Berdasarkan teorema sisa nomor 1, dibagi maka sisanya f(2)

f(2) = 3.(2)3 – 2.2 + 5 = 28

Jadi sisanya f(2) = 28

4. Teorema Faktor

Misalkan suku banyak dibagi suku banyak , hasil baginya dan

sisanya , maka dapat ditulis = . +

Jika = 0, maka = . artinya membagi , atau dengan

kata lain dan merupakan faktor dari

Contoh.

Jika (x – 2) adalah faktor dari , maka tentukan nilai


a

Jawab.

(x – 2) adalah faktor dari suku banyak , maka berdasarkan

teorema faktor .

52
0 = 16 + 4a + 14 + 6
0 = 36 + 4a
a = -9

5. Persamaan Suku Banyak.

Bentuk umum persamaan suku banyak adalah


bilangan cacah.

Untuk menentukan akar-akar rasional suatu persamaan sukubanyak, dapat


diperhatikan beberapa hal berikut.

1. Misalkan , p merupakan faktor ao dan q

merupakan faktor dari , maka akar-akar rasional yang mungkin (jika ada)

adalah himpunan .
2. Jika ditemukan suatu akar, misalkan x = k , maka sederhanakan sukubanyak f(x).
Misalkan p(x) = (x – k) .h(x), maka dapat diteruskan mencari akat h(x) sampai
selesai menjadi faktor linear.
Contoh.

Tentukan faktor linear dan akar-akar persamaan

Jawab.

Dari persamaan sukubanyak , faktor dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10,


15, 30 dan faktor dari 1 adalah 1. Dengan trial dan error (mencoba-coba) maka di

pilih faktornya -2, lalu suku banyak dibagi (x+2) dengan cara
horner.

-2 1 4 -11 -30
-2 -4 30
+

53
1 2 -15 0

Hasil baginya

Dari hasil bagi , maka ditentukan lagi faktor dari -15, yaitu 1, 3, 5,
15.

Dengan trial dan error (mencoba-coba) maka di pilih faktornya -5, lalu
dibagi (x+5) dengan cara horner.

-5 1 2 -15
-5 15
+
1 -3 0

Hasil baginya (x-3). Oleh karena hasil bagi telah berbentuk faktor linear maka proses
menentukan akar persamaan suku banyak telah selesai.

Jadi faktor linear persamaan suku banyak adalah (x + 2) (x +5)

(x-3) dan akar –akar persamaan suku banyak adalah -2, -5, 3

I. SUKU BANYAK

A. PENGERTIAN EKSPONEN
Eksponen adalah suatu bentuk perkalian dengan bilangan yang sama kemudian di ulang-
ulang, yaa semacam perkalian yang diulang-ulang gitu deh.
Eksponen bisa juga kita kenal sebagai bilangan berpangkat. Sebenarnya, memahami
eksponen nggak cukup hanya hafal masalah perkalian saja, kamu juga harus memahami
sifat-sifat dan bentuk lainnya dalam eksponen. Oke, sebelum kita ketahui apa saja sifat-
sifat eksponen itu, ayo kita ketahui dulu bentuk umum eksponen.
B. Sifat-Sifat Eksponen
Ada beberapa sifat yang bisa kamu ketahui dalam memahami eksponen, di antaranya:

54
1) Pangkat Penjumlahan

am . an = am + n    (perkalian eksponen dengan basis yang sama, maka pangkatnya harus
ditambah)
Contoh: 42 . 43 = 42 + 3 = 45

2) Pangkat Pengurangan

am : an = am – n    (pembagian eksponen dengan basis yang sama, maka pangkatnya harus
dikurang)
Contoh: 45 : 43 = 45 – 3 = 42

3) Pangkat Perkalian

(am)n = am x n    (jika bilangan berpangkat dipangkatkan lagi, maka pangkatnya harus dikali)
Contoh: (42)3 = 42 x 3 = 46

4) Perkalian Bilangan yang Dipangkatkan

(a . b)m = am . bm    (perkalian bilangan yang dipangkatkan, maka masing-masing bilangan
tersebut dipangkatkan juga)
Contoh: (3. 5)2 = 32. 52
 5) Perpangkatan pada Bilangan Pecahan
Untuk bilangan pecahan yang dipangkatkan, maka bilangan pembilang dan penyebutnya
harus dipangkatkan semua, dengan syarat nilai "b" atau penyebutnya tidak boleh sama
dengan 0.

 
Contoh:

6) Pangkat Negatif

Pada sifat ini, jika (an)di bawah itu positif, maka saat dipindahkan ke atas menjadi negatif.
Begitu juga sebaliknya, jika (an) di bawah itu negatif, maka saat dipindahkan ke atas
menjadi positif. Kita lihat rumus dan contohnya ya.

55
Contoh:

7) Pangkat Pecahan

Pada sifat ini, kamu bisa lihat, terdapat akar n dari am. Nah, ketika diubah jadi eksponen,
akar n menjadi penyebut dan pangkat m menjadi pembilang, dengan syarat nilai n harus
lebih besar atau sama dengan dua (n ≥ 2). Kita lihat rumus dan contohnya ya.

 
Contoh:

8) Pangkat Nol

a0 = 1. Untuk sifat yang satu ini, syaratnya nilai a tidak boleh sama dengan 0 ya, karena
kalo a = 0, maka hasilnya tidak terdefinisi
Contoh Soal Eksponen
1. (6a3)2 : 2a4 = ...
Penyelesaian:

Di sini kamu lihat ya kalo (a3)2 itu merupakan bilangan berpangkat yang dipangkatkan
lagi. Jadi, berdasarkan sifat eksponen poin 3, kita bisa kalikan pangkatnya. 

56
Kemudian, pangkat 6 bisa dikurangi dengan pangkat 4 karena merupakan operasi
pembagian dengan basis yang sama. Jadi, jawabannya:
= 18a2                        (Jawaban)

J. SUKU PECAHAN

CONTOH

Fungsi Pecahan Linier

57
K. LOGARITMA
A. PENGERTIAN LOGARITMA
Logaritma adalah suatu invers atau kebalikan dari pemangkatan (eksponen) yang
digunakan untuk menentukan besar pangkat dari suatu bilangan pokok. Jadi intinya,
dengan mempelajari logaritma, kita bisa mencari besar pangkat dari suatu bilangan
yang diketahui hasil pangkatnya.
B. Bentuk Umum Logaritma
Jika an = x maka alog x = n
Keteranagan :
a = bilangan pokok (basis), syarat : a > 0 dan a bukan = 1
x = bilangan yang dicari nilai logaritmanya (numerus), syarat : x > 0
n = besar pangkat / nilai logaritma
Contoh:
1. Jika 32 = 9, maka dalam bentuk logaritma akan menjadi 3log 9 = 2
2. Jika 23 = 8, maka dalam bentuk logaritma akan menjadi 2log 8 = 3
3. Jika 53 = 125, maka dalam bentuk logaritma akan menjadi 5log 125 = 3
C. Sifat-Sifat Logaritma

58
Logaritma juga memiliki sifat yang beragam, yang nantinya akan membantu dalam
menyelesaikan soal-soal tentang logaritma. Cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui
sifat logaritma, adalah sebagai berikut.

 Sifat logaritma dasar, yaitu sebuah bilangan yang dipangkatkan dengan 1 maka hasilnya
akan tetap sama dengan sebelumnya.
 Sifat logaritma koefisien, yaitu ketika sebuah contoh soal logaritma yang diberikan
memiliki pangkat atau berpangkat. Maka, pangkat dari basis atau numerus menjadi
koefisien dari logaritma tersebut.
 Sifat logaritma berbanding terbalik, yaitu sebuah sifat yang memiliki prasyarat, yaitu
logaritma tersebut berbanding terbalik antara basis dan numerusnya.
 Sifat perpangkatan logaritma, sebuah bilangan dipangkatkan dengan logaritma yang
memiliki basis sama, hasilnya akan berupa numerus dari logaritma itu sendiri.
 Sifat penjumlahan dan pengurangan, adalah logaritma yang bisa dijumlahkan dengan
logaritma lain yang memiliki basis sama.
 Sifat perkalian dan pembagian logaritma, merupakan dua buah logaritma yang
disederhanakan, karena keduanya memiliki numerus yang sama,
 Sifat logaritma numerus terbalik, logaritma dapat memiliki nilai yang sama dengan
logaritma lain, jika numerus dengan pecahan terbalik.

C. Penyelesaian Soal Logaritma


1. Persamaan logaritma
Menyelesaikan persamaan logaritma, dengan menyamakan bilangan pokoknya. Teknik
penghitungannya adalah sebagai berikut.
alog f(x) = 8log g(x), langkahnya:
f(x) = g(x)
f(x) > 0
g(x) > 0
2. Pertidaksamaan logaritma
Langkah pertama untuk menyelesaikan pertidaksamaan logaritma adalah dengan
menyamakan bilangan pokoknya. Lalu, selanjutnya adalah dengan mengikuti tahapan
sebagai berikut.

 alog f(x) ≥ alog g(x)

Untuk bilangan pokok 0 < a < 1


f(x) ≤ g(x)
f(x) > 0
g(x) > 0

 Untuk bilangan pokok a > 1

f(x) ≥ g(x)

59
f(x) > 0
g(x) > 0

L. BARISAN DAN DERET ARITMETIKA


A. Barisan Aritmetika
Barisan aritmatika adalah baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku
sebelumnya melalui penjumlahan atau pengurangan dengan suatu bilangan. Selisih
atau beda antara nilai suku-suku yang berdekatan selalu sama yaitu b. Nilai suku
pertama dilambangkan dengan a.
Untuk mengetahui nilai suku ke-n dari suatu barisan arimatika dapat dihitung
dengan rumus berikut.
𝑈𝑛 = 𝑎 +
(𝑛 − 1)𝑏

Contoh Soal 1:
Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

Pembahasan: Diketahui: a = 7 b = –2 ditanya 𝑈40 ?

Jawab:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈40 = 7 + (40 − 1)(−2)

= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.

Contoh Soal 2:
Rumus suku ke-n dari barisan 5, –2, –9, –16, … adalah …
Pembahasan:
Diketa
hui: a =
5b=–
7
Ditanya: rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut = ?

60
Jawab:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1 )𝑏
= 5 + (𝑛 − 1)(−7)
=5−7𝑛+7
= 12 − 7 𝑛
Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut adalah 𝑈𝑛 = 12 − 7𝑛

Contoh Soal 3:
Dalam suatu gedung pertunjukan disusun kursi dengan baris paling depan terdiri dari 12
kursi, baris kedua berisi 14 kursi, baris ketiga berisi 16 kursi, dan seterusnya. Banyaknya
kursi pada baris ke-20 adalah …
Pembahasan:
Diketahui: a =
12 b = 2

Ditanyakan 𝑈20 ?

Jawab:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈20 = 12 + (20 − 1)(2)
= 12 + 19 . (2)
= 12 + (38)
= 50
Jadi, banyaknya kursi pada baris ke-20 adalah 50 kursi.

B. Deret Aritmetika
Deret aritmatika adalah penjumlahan suku-suku dari barisan aritmatika.
Penjumlahan dari suku pertama sampai suku ke-n barisan aritmatika dapat dihitung
dengan rumus berikut.
𝑆𝑛 = 𝑛

2 (𝑎 + 𝑈𝑛 ) atau jika kita substitusikan 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 maka 𝑛


𝑆𝑛 = (𝑎 + 𝑈𝑛 )
𝑆𝑛 = 2𝑛 /2(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

𝑆𝑛 = 𝑛/2(𝑎 + (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏))

Contoh Soal 1:
Rumus jumlah n suku pertama deret bilangan 2 + 4 + 6 + … + 𝑈𝑛 adalah …

61
Pembahasan:
Diketa
hui: a =
2b=2
Ditanya: rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika tersebut ?

Jawab:
𝑛𝑛
= (2.2 + (𝑛 − 1)2)
2
𝑛
= (4 + 2𝑛 − 2)
2
𝑛
= (2.2 + (𝑛 − 1)2)
2
𝑛
= (4 + 2𝑛 − 2)
2
=𝑛2
= 𝑛 2(2 + 2𝑛)

. 2 (1 + 𝑛) = 𝑛(1 + 𝑛) = 𝑛 + 𝑛2
Jadi, rumus jumlah n suku pertama barisan aritmatika tersebut adalah 𝑆𝑛 = 𝑛 + 𝑛2

Contoh Soal 2:
Diketahui deret aritmatika dengan suku ke-3 adalah 24 dan suku ke-6 adalah 36. Jumlah
15 suku pertama deret tersebut adalah …
Pembahasan:
Diketahui

Ditanya:

Jawab:
Sebelum kita mencari nilai dari , kita akan mencari nilai a dan b terlebih dahulu
dengan cara eliminasi dan subtitusi dari persamaan dan .
Sebelumnya mari ingat lagi bahwa sehingga dan

62
dapat ditulis menjadi
. . .(i)

. . .(ii)

Eliminasi a menggunakan
persamaan i dan ii. a + 2b = 24
a + 5b = 36 –

-3b = -12

b=4

Lalu, substitusikan nilai b = 4 ke salah satu persamaan (contoh


persamaan i). a + 2b = 24
a + 2 . 4 = 24
a + 8 = 24
a = 24 – 8
a = 16
Setelah mendapatkan nilai a dan b, baru kita bisa mencari nilai dari

Jadi, jumlah 15 suku pertama deret tersebut adalah 660

63
64
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Buatlah masing-masing 2 buah contoh untuk kalimat terbuka, kalimat yang bernilai
salah, dan kalimat yang bernilai benar!
Jawab:
 Contoh kalimat terbuka bernilai salah
1) 3 x+ 4=19
2) 2 x+5=23
 Contoh kalimat terbuka bernilai benar
1) 2 x+ 4=12(bila x=4)
2) 3 x+ 7=16 (bila x=3)

2. Sebutkan pengertian dari: (a)Kesamaan, (b) Ketaksamaan, (c) Persamaan, (d)


pertidaksamaan. Kemudian berikan masing-masing (1) buah contoh!
Jawab:
 (a) Kesamaan adalah kalimat tertutup yang bernilai benar.
- 2+5=7
 (b) Ketaksamaan adalah kalimat tertutup yang bernilai benar dan salah.
- 4 <10 ( empat kurang dari sepuluh ) benar
- 40 ≥ 45 ( 40lebih dari atau sama dengan 45 ) salah
 (c) Persamaan adalah kalimat terbuka yang ditandai dengan sama dengan.
- 2x+5=10
ax +by =−8
3. Jika (2-4) merupakan selesaian dariax +5 y=−16 , maka tentukan nilai dari 2a +b1
Jawab:
ax +by =−8
ax +5 y=−16
 Subtitusi (2,-4) ke pers. 1dan 2
ax +by =−8
ax +5 y=−16
2 a−4 b=−8
2 a+5(−4)=−16
2 a−4 b=−8
2 a−20=−16
 Cari nilai a di pers. 4
2 a−20=−16
2 a=−16+20
2 a=4
4
a=
2
a=2
 Subtitusi nilai a ke pers.1
2 a−4 b=−8
2 ( 2 )−4 b=−8

65
4−4 b=−8
−4 b=−8−4
−4 b=−12
−4
b=
−12
b=3
 Cari 2a +b
2 a+b
¿ 2 ( 2 )+ 3
¿ 4 +3
¿7

4. Jika salah satu akar persamaan kuadrat x 2+ ( a+1 ) x+3 a+ 2=0 adalah 5, maka
tentukan
a. nilal a
b. Akar persamaan kuadrat lainnya
jawab:
a. 52 + ( a+1 ) 5+3 a+ 2=0
25+5 a+ 5+ 3 a+2=0
8 a+ 32=0
8 a=−32
−32
a=
8
a=−4
b. x 2+ (−4 +1 ) x +3(−4)+2=0
2
x −3 x−12+2=0
2
x −3 x−10=0
( x +2 )( x−5 )=0
x=−2 ∪ x=5

1 1 1 1
5. Selesaikan persamaan berikut: − = −
y y +3 y +2 y+ 5
Jawab:
1 1 1 1
− = −
y y +3 y +2 y+ 5
3 y +5− y−2
=
y ( y +3) ( y+ 2)( y +5)
3 3
=
y ( y +3) ( y+ 2)( y +5)
y ( y+ 3 )=( y +2)( y+5)
2 2
y +3 y= y +7 y +10
−4 y=10
10
y=
4
−5
y=
2

66
6. Diketahui α dan β adalah akarakar persamaan x 2−2 x−5=0 Tentukan persamaan
kuadrat yang akar-akarnya (α 2 + β) dan(α + β 2)
Jawab:
Dik: α dan β adalah persamaan x 2−2 x−5=0
Dit:(α 2 + β) dan( α + β 2 ) → a=1 ,b=−2 , c=−5 ¿
−b ± √ b −4 ac
2
x 1,2=
2a
−(−2)± √ (−2) −4(1)(−5)
2
x 1,2=
2(1)
2 ± √ 4−(−20)
x 1,2=
2
2 ± 2√ 6
x 1,2=
2
x 1=1+ √ 6
x 2=1−√ 6
( y− y 1)( y− y 2)
¿
y − y −√ 6 y− y +1− √6 y + √ 6 y + √ 6 y−6
2

y 2− y − y−√ 6 y + √ 6 y−√ 6 y + √ 6 y +1−6


2
y −2 y−5

7. 4 x+ 6 y−3 z=24
3 x+ 4 y −6 z=2
6 x−3 y + 4 z=46
Jawan:
4 x+ 6 y−3 z=24 …(1)
3 x+ 4 y −6 z=2 …(2)
6 x−3 y + 4 z=46 …(3)
 Eliminasi z dari pers. 1 dan 2
4 x+ 6 y−3 z=24|× 2|
3 x+ 4 y −6 z=2 |× 1|
8 x +12 y −6 z=48
3 x+ 4 y −6 z=2−¿
5 x+ 8 y=46 …(4)
 Eliminasi z dari pers. 2 dan 3
3 x+ 4 y −6 z=2 |× 4|
6 x−3 y + 4 z=46 |× 6|
12 x+16 y −24 z=8
36 x−18 y +24 z=276+ ¿
48 x−2 y=284 …(5)
 Eliminasi y dari pers. 4 dan 5
5 x+ 8 y=46 |× 1|

67
48 x−2 y=284 |× 4|
5 x+ 8 y=46
192 x −8 y=1136+¿
192 x =1182
1182
x=
192
x=6

 Subtitusi x pada pers. 4


5 x+ 8 y=46
5 ( 6 ) +8 y =46
30+8 y =46
8 y=46−30
8 y=16
16
y=
8
y=2
 Subtitusi x dan y pada pers. 1
4 x+ 6 y−3 z=24
5 ( 6 ) +8 ( 2 )−3 z=24
24+ 12−3 z=24
36−3 z=24
3 z=24−36
3 z=−12

−12
z=
−3
z=4
Jadi x=6,y=2 dan z=4

8. Jelaskan perbedaan antara fungsi surjektive, bijektif, dan injektive, disertai dengan
contoh dan
diagram vennnya!
Jawan:
 Fungsi kedalam (into) atau fungsi satu satunya(injektif)
Fungsi f : A → B , dikatan satu-ke-satu atau injektif jika tidak ada dua
elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen
himpunan A.

a 1

b 2

c 3

A
68
B
AA
 Fungsi pada (onto) atau surjektiv
Fungsi f : A → B , dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif jika
setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen
himpunan A.

a
1
b
2
c
3
d

A B

 Fungsi bijektif
fungsi f : A → B , dikatakan bijektif (berkorespondensi satu-satu) bila ia
injektif dan surjektif. Pada fungsi bijektif, setiap anggota B mempunyai tepat
satu pra bayangan di A.

a P

b q

c R

d S

A B

9. Dengan menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat f ( x )=x 2−4 x +4 Carilah


Himpunan Penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat x 2−4 x+ 4< 0Kemudian
arsillah daerah
Tersebut
Jawab:
2
x 4 x+ 4=0
2
x −2 x−2 x + 4=0
x ( x−2 )−2 ( x −2 )=0
( x−2 ) ( x−2 )=0
¿
x−2=0
x=2(2,0)

69
2
y=x −4 x +4
¿
y=4 (0,4)

4
3
2
1
x
0 1 2 3 4

70

Anda mungkin juga menyukai