Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LANDASAN AGAMA DAN IMPLIKASI DALAM

PENDIDIKAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH : LANDASAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : DRS. R.M. BAMBANG S, M.PD

Oleh :

1. WINDY YOGA (2206103020028)


2. SAID ZAUZAN NURAHMAN (2206103020015)

PROGRAM STUDI / JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Landasan Pendidikan yang berjudul “Landasan Agama dan Implikasi dalam
Pendidikan”. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pelengkap tugas mata
kuliah Landasan Pendidikan. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana
pembelajaran guna menunjang pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurma baik dari segi isi, penulisan, maupun bahasanya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dari semua pihak sebagai bahan pertimbangan perbaikan makalah
di masa yang akan datang.

Banda Aceh, 15 Oktober 2022

Penulis,

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................4

1.3 TUJUAN.............................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN LANDASAN AGAMA.............................................................................5

2.2 IMPLIKASI AGAMA DALAM PENDIDIKAN...............................................................6

2.3 HUBUNGAN LANDASAN AGAMA DAN PENDIDIKAN.............................................7

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................8

3.2 SARAN..............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar
dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam
hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya dan pendidikan
agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya.
Pendidikan agama sangat besar peranannya dalam membentuk sikap dan pribadi
keagamaan individu atau anak didik, maka untuk mewujudkan manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional maka
salah satunya dengan melaksanakan pendidikan agama, karena pendidikan agama
memiliki jangkauan yang menyeluruh terhadap pembentukan seluruh aspek.
Pendidikan agama yang dilaksanakan secara formal di sekolah, pada prinsipnya
bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang
tinggi, atas dasar keimanan yang dimiliki itu anak didik bersikap dan bertingkah laku
yang mencerminkan pelaksanaan Pendidikan agama, hal ini sesuai dengan pendapat
Zakiyah Darojat, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya
adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang sholeh dengan seluruh aspek
kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan landasan agama?
2. Bagaimana implikasi landasan agama terhadap pendidikan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. untuk mengetahui pengertian dari landasan agama
2. untuk mengetahui implikasi landasan agama dalam pendidikan sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Agama

Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana


ditunjukkan oleh kaidah-kaidah agama yang harus dikembangkan dan dimuliakan.
Segala tindakan selalu diarahkan pada tujuan pemuliaan kemuliaan manusia. Menurut
sifat hakiki manusia adalah makluk beragama (homo religus), yaitu makluk yang
mempunyai fitrah untuk memamhami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama sebagai rujukan
(referensi) sikap dan perilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah makluk
yang memiliki motif beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan untuk memahami
serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahan inilah yang mambedakan manusia
dengan hewan di samping akal manusia, dan juga mengangkat harkat martabatnya atau
kemuliaannya di sisi Tuhan.
Kemampuan manusia untuk dapat mengembangkan potensi “taqwa” dan
mengendalikan “jujur”-nya, tidak terjadi secara otomatis atau berkembang dengan
sendirinya, tetapi memerlukan bantuan orang lain yaitu melalui pendidikan agama.
Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya,
identitas dirinya (self identity) yang hakiki yaitu sebagai hamba Allah dan khalifah di
muka bumi. Salah satu fitrah manusia adalah makluk sosial yang bersifat altruis (sikap
sosial untuk membantu orang lain). Menilik fitrahnya ini, manusia memiliki potensi atau
kemampuan unutk bersosialisasi, berinteraksi sosial secara positif dan konstruktif
dengan orang lain, atau lingkungannya. Sebagai khalifah manusia mengemban amanah,
atau tanggung jawab untuk berinisiatif dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan
tatanan kehidupan yang nyaman dan sejahtera; dan berupaya mencegah terjadinya
pelecehan nilai-nilai kemanusiaan dan perusakan lingkungan hidup.
1. Peran Agama Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia
Telah memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk
pembinaan atau pengembangan mental rohani yang sehat. Agama merupakan sumber
nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan, tuntunan bagi arti,
tujuan, dan kesetabilan hidup umat manusia. Kehidupan yang efektif menuntut adanya
tuntuanan hidup yang mutlak.
a. Memelihara Fitrah.
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Namun manusia mempunyai
hawa nafsu ( naluri atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan),
dan juga ada pihak luar yang senantiasa menggoda atau menyelewengkan
manusia dari kebenaran, yaitu setan, manusia sering terjerumus melakukan
perbuatan dosa. Agar manusia dapat mengendalikan hawa nafu dan terhindar
dari godaan setan (sehingga drinya tetap suci), maka manusia manusia harus
beragama atau bertaqwa pada Allah, yaitu beriman dan beramal shaleh, atau
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila manusia
telah bertaqwa kepada Tuhan berarti dia telah memelihara fitrahnya, dan ini
juga berarti bahwa dia termasuk orang yang akan memperoleh rakmat Allah.
b. Memelihara jiwa.
Agama sangat menghargai harkat dan martabat, atau kemuliaan manusia.
Dalam memelihara kemuliaan jiwa manusia, agama mengharamkan atau
melarang manusia melakukan penganiayaan, penyiksaan, atau pembunuhan,
baik terhadap dirinya sendiri mpada maupun orang lain.
c. Memelihara akal.
Allah telah memberikan karunia manusia yang tidak diberikan kepada
makluk lainnya, yaitu akal. Dengan akal inilah, manusia memiliki; (a)
kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk, atau memahami dan
menerima nilai-nilai agama, dan (b) mengembangkan ilmu dan teknologi,
atau mengembangkan kebudayaan. Melalui kemampuannya inilah dapat
berkembang menjadi makluk yang berbudaya (beradab). Karena pentingnya
peran akal ini, maka agama memberi petunjuk kepada manusia untuk
memngembangkan dan memeliharanya, yaitu hendaknya manusia ; (a)
mensyukuri nikamt akal itu, dengan cara memanfaatkannya seoptimal
mungkin untuk berfikir, belajar, atau mencari ilmu; (b) menjauhkakn diri dari
perbuatan yang merusak akal, seperti minum-minuman keras, menggunakan
obat-obatan terlarang, narkoba, dan hal-hal lain yang merusak keberfungsian
akal sehat.
d. Memelihara keturunan.
Agama mengajarkakn kepada manusia tentang cara memelihara keturunan
atau regenarasi yang suci. Aturan atau norma agama untuk memelihara
keturunan itu adalah pernikahan. Pernikahan merupakan uapacara agama
yang suci yang waib ditempuh oleh sepasang pria an wanita sebelum
melakukan hubungan biologis sebagai suami istri. Pernikahan itu bertujuan
untuk mewujudkan keluarga yang sakinah (tentram, nyaman), mawaddah
(cinta kasih, mutual respect), dan rahmah ( mendapat 4 curahan karunia
Allah). Menurut Zakaiah Daradjat (1982) salah satu peranan agama adalah
sebagai terapi (penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan.
Pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi dari kejatuhan
kepada gangguan jiwa dan dapat pula mengembalikan kesehatan jiwa bagi orang yang
gelisah. Semakin dekat dengan Tuhan, semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin
tenteramlah jiwanya, serta semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran-
kesukaran dalam hidup. Demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itu dari agama
akan semakin susahlah mencari ketenteraman batin. M. Surya (1977) mengatakan bahwa
agama memegang peranan sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri. Hal ini
diakui oleh ahli klinis, psikiatris, dan konselor bahwa adama adalah faktor penting
dalam memelihara dan memperbaiki mental.
Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi,
dan ketegangan lainnya, dan memberikan suasana damai dan tenang. Agama merupakan
sumber nilai, keprcayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan
bagi arti, tujuan, dan kesetabilan hidup umat manusia, kehidupan yang efektif menutut
adanya tuntunan hidup yang mutlak. Pemberian layanan bimbingan dan konseling
semakin diyakini kepentingannya bagi anak atau siswa, mengingat dinamika kehidupan
masyarakat ini cenerung kompleks, terjadi perbenturan antara berbagai kepentingan
yang bersifat kompetitif, baik yang menyangkut aspek politik, ekonomi, ilmu teknologi,
maupun aspek-aspek yang lebih khusus tentang perbenturan ideologi, antara yang hak
(benar) dan batal (salah)

2.2 Implikasi Agama dalam Pendidikan


Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia landasan agama terwujud jelas
pada rumusan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.
Contoh penerapan landasan religius di sekolah adalah
(1) pemberian mata pelajaran wajib untuk pendidikan agama,
(2) guru memberikan pengetahuan agama kepada peserta didiknya sesuai dengan
agama/ kepercayaan yang dianutnya,
(3) guru mengajarkan hal-hal baik seperti berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran,
(4) mengarahkan peserta didik untuk taat kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti
melaksanakan ibadah bersama atau berjamaah di sekolah,
(5) Melaksanakan nilai-nilai religius di sekolah dalam pendidikan karakter dan kegiatan
keagamaan seperti kegiatan ekstrakulikuler

2.3 Hubungan Landasan Agama dan Pendidikan


A. Pengaruh Agama bagi pendidikan
1.      Pendidkan Sekolah
       Pengaruhnya pendidikan agama di lembaga pendidikan pada pembentuksn jiwa
keagamaan pada anak. Pendidikan agama lebih menitikberatkan pada bagaimana
membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
            Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada
anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama dilingkungan keluarga atau
membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama di
keluarganya. Dalam konteks ini, peranan guru agama harus mampu mengubah sikap
anak didiknya agar menerima pendidikan agama yang diberikannya.
2.      Pendidikan di Luar Sekolah
a.    Pendidikan di Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam proses
pendidikan. Dan kedua orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam
proses tersebut. Kewajiban kedua orang tua untuk selalu membentuk, membimbing,
mengarahkan, dan mengawasi perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar dan utama bagi pembentukan
jiwa keagamaan.
b.    Pendidikan Masyarakat
Para ahli pendidikan menyepakati bahwa pendidikan di masyarakat termasuk pada
lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan jiwa
keberagamaan seorang peserta didik.
Fungsi dan peran masyarakat dalaam pembentukan jiwa keagamaan akan sangat
tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjungjung norma-norma
keagamaan itu sendiri.
B.  Urgensi Agama bagi Landasan Pendidikan
 Pendidikan adalah suatu usaha disengaja yang diperuntukan dalam upaya
untuk mengantarkan peserta didik menuju pada tingkat kematangan atau kedewasaan,
baik moral maupun intelektual. Pendidikan tidak semata-mata hanya berorientasi pada
cita-cita intelektual saja. Namun tidak melupakan nilai-nilai ketuhanan, individual dan
social. Artinya, proses pendidikan disamping akan menuntuk dan memancing potensi
intelektual seseorang, juga menghidupkan dan mempertahankan unsur manusiawi dalam
dirinya dengan landasan iman dan takwa.
Oleh karena itu, A. Tafsir (2008: 11-12), menjelaskan bahwa pendidikan agama
itu tidak akan berhasil bila hanya diserahkan kepada guru agama. Dia mengatakan
pendidikan keimanan dan ketakwaan,  inti dari pendidikan agama, itu adalah tugas
bersama antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam arti bahwa perlu
adanya keterpaduan, baik keterpaduan tujuan, materi, proses, dan lembaga.
Dengan adanya undang-undang dan fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan, menjadikan agama sebagai suatu yang wajib untuk dijadikan landasan
dalam proses pendidikan, baik di tingkat dasr maupun menengah, dan bahkan sampai ke
perguruan tinggi.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Landasan agama adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari agama yang


menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan .

Landasan religius ilmu pendidikan bertolak dari hakikat manusia yaitu (1)
Manusia sebagai makhluk Tuhan YME; (2) Manusia sebagai kesatuan badan dan
rohani; (3) Manusia sebagai makhluk individu; (4) Manusia sebagai makhluk
sosial.

Dalam rangka pencapaian pendidikan, setiap agama berupaya untuk


melakukan pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang,
karena dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan
ia dapat melakukan fungsi pengabdian sebagai khalifah di muka bumi.

3.2 Saran

Berdasarkan makalah yang telah kami jelaskan diatas kami berharap


dapat memberikan ilmu kepada para pembaca tentang argumen dan aturan
inferensi serta beberapa kaidah inferensi. Kami sangat mengetahui makalah ini
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami memberikan ruang
bagi pembaca untuk memberikan kritik yang nantinya dapat membangun kami
kedepannya.
yang mutlak dan tidak
boleh ditinggalkan Contoh : “Carilah ilmu
sejak dari buayaian hingga ke liang lahat.” Menuntut ilmu bagi orang muslim
adalah wajib. Manusia dari tiga komponen : “jasmani, rohani dan akal.”
Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang Khaliq untuk
mempertanggungjawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia
diutus ke dunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang
baik, maka manusia memerlukan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal
dar dan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33265245/LANDASAN_PENDIDIKAN_ISLAM

Anda mungkin juga menyukai