Anda di halaman 1dari 11

MATERI PENDIDIKAN AGAMA

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Munawarah (190201141)

Mutmainnah (190201096)

Dosen Pengampu :

Dr. Hayati. M. Ag

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah kami yang berjudul “Materi Pendidikan Agama” dalam memenuhi mata kuliah

“PSIKOLOGI BELAJAR PAI”. Shalawat besertakan salam kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu

pengetahuan.

Kami ucapkan pula terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Hayati, M.Ag. selaku
dosen pembimbing mata kuliah “PSIKOLOGI BELAJAR PAI” yang telah membimbing dan
memberi arahan serta ilmu yang bermanfaat bagi kami.

Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami sangat berharap masukan berupa kritikan dan saran dari teman-teman yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Pemakalah

Minggu, 20 maret 2022

Banda Aceh
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................

C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………

BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
A. Hakikat Pendidikan Aqidah..................................................................................................

B. Signifikansi Pendidikan Akhlak dan Moral..........................................................................

C. Dimensi Pendidikan Ibadah .................................................................................................

BAB III

A. KESIMPULAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah, sehingga pengaruh lingkungan
akan turut mempengaruhi perkembangan seseorang. Baik ataupun buruknya lingkungan akan
menjadi referensi bagi perkembangan masyarakat sekitarnya. WH. Clarck mengemukakan
bahwa bayi yang baru lahir merupakan makhluk yang tidak berdaya, namun ia dibekali oleh
berbagai kemampuan yang bersifat bawaan. Disini mengandung pengertian bahwa sifat
bawaan seseorang tersebut memerlukan sarana untuk mengembangkannya. Pendidikan
merupakan sarana yang tepat dalam mencapai hal tersebut. Baik pendidikan keluarga, formal
ataupun non formal sekalipun. Terlebih sebagai umat islam maka pendidikan islam tentu
menjadi sebuah jalan yang harus ditempuh oleh semua umat.

Makalah ini secara rinci akan membahas mengenai Pendidikan aqidah, akhlak, moral dan
ibadah. Pentingnya agama merupakan kewajiban setiap manusia untuk belajar sekaligus
mengajar, hal ini bertujuan agar manusia mampu menerapkan tujuan pendidikan agama itu
sendiri yaitu dalam konsep ketaqwaan dan keimanan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Hakikat Pendidikan Agama?


2. Bagaimana Signifikansi Pendidikan Akhlak dan Moral?
3. Apa itu Dimensi Pendidikan Ibadah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu hakikat Pendidikan agama


2. Untuk mengetahui signifikasi Pendidikan akhlak dan moral
3. Untuk mengetahui dimensi Pendidikan ibadah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Aqidah

a).Pendidikan

Pendidikan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap
dan perilaku seseorang atau masyarakat dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan1. Secara istilah dapat dijelaskan bahwasanya pendidikan adalah
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan semua potensinya melalui
pengajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) untuk mendapatkan pengatahuan
(knowledge) dan atau keterampilan (skill) serta mengembangkan tingkah laku (behaviour)
yang baik agar bisa bermanfaat bagi kehidupan dirinya, masyarakat dan lingkungannya2.

Secara lebih filosofis Muhammad Nasir sebagaimana yang dikutip oleh Azyumardy
Azra, menjelaskan bahwasanya yang dinamakan pendidikan adalah suatu pimpinan jasmani
dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti
sesungguhnya3.

Jadi pendidikan juga merupakan suatu proses menuju kedewasaan melalui bimbingan-
bimbingan tertentu.

b).Akidah

Secara bahasa, akidah berasal dari bahasa Arab “aqada, ya’qidu, ’aqdan- ‘aqidatan”
yang artinya ikatan terhadap sesuatu. Jika dikatakan aku telah beriktikad seperti ini,
maksudnya adalah aku telah mengikatkan hatiku terhadap sesuatu tersebut. Akidah adalah
sesuatu yang dapat diyakini oleh seseorang jika dikatakan seseorang memiliki, memiliki

1
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter..., h. 98.
2
Emzul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. III, (Jakarta: Jaka Agung Prasetya, 2008), h. 254.
3
Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2012), h. 71.
akidah yang baik artinya orang tersebut memiliki kebebasan dari keraguan. Akidah adalah
kerja hati, yaitu keyakinan hati serta pembenarannya terhadap sesuatu.

Sedangkan menurut syara’ akidah adalah keimanan (kepercayaan) yang mantap


kepada Allah, para malaikat-Nya kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya hari akhir serta
kepercayaan kepada qadar (takdir) yang baik maupun yang buruk. Inilah yang belakangan
lebih dikenal dengan rukun iman. Akidah Islam adalah akidah yang dapat menyelamatkan
umat manusia yang penuh dengan segala kekurangan dan kelemahan dari berbagai
penyimpangan dan penyelewengan yang berakibat kepada kezhaliman karenanya akidah
Islam yang merupakan akidah yang bersumber dari zat Maha Pencipta dan Maha Mengatur
yang Maha Tahu dari segala persoalan yang dihadapi oleh para hamba-Nya, berfungsi untuk
menuntun agar manusia tersebut dapat menjalani kehidupannya sebagaimana layaknya
seorang hamba Allah yang sesungguhnya4.

Jadi Akidah merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan yang tumbuh di dalam hati
manusia secara mantap tampa keraguan sedikitpun, percaya dan meyakini.

B. Signifikansi Pendidikan Akhlak dan moral

1).Pendidikan Moral

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
dan keterampilan yang diperlukan olehnya. Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak
berwujud tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia.Dengan demikian, pendidikan
moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa
yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

 Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan
moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat
dan martabat manusia itu sendiri

4
Darwis Abu Ubaidah, Panduan Aqidah Sunah Wal Jamaah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-kausar, 2008), h. 8.
Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di sekolah dasar perkembangan
pendidikan moral tidak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral
bangsa Indonesia yang terpapar jelas dalam pancasila sebagai dasar Negara. Pendidikan
moral bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang
beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung tinggi nilai-
nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki.

 Faktor Pendorong Krisisnya Nilai Pendidikan Moral dalam Dunia pendidikan

1.Kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah

Pendidikan moral tersebut dalam prakteknya berjalan kurang efektif dan belum sesuai
dengan harapan yang ingin dicapai. Dalam lingkup keluarga, pendidikan moral pertama kali
ditanamkan dan lebih cenderung kepada penanaman nilai-nilai kejujuran, dalam segala aspek
kehidupan keluarga serta sarana pembentuk kepribadian yang pertama kalinya.

Pendidikan moral dalam masyarakat juga harus memberikan andil terhadap perkembangan
seorang individu. Perkembangan moral di sekolah menjadi wahana yang kondusif bagi
pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik.

2. Pengaruh globalisasi

Adanya globalisasi atau pasar bekas dimana seluruh pelosok dunia dapat bebas
berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu, banyak membawa pengaruh-pengaruh yang
kurang baik terhadap moral-moral anak bangsa, sehingga hal ini pun mengakibatkan semakin
krisisnya moral bangsa, apalagi dalam dunia pendidikan yang notabenya adalah para remaja
yang masih sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak diinginkan sebagai
pengkrisisan moral.

3. Kurangnya peran agama

Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama, karena nilai-nilai
moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari luar, dan keyakinan
tersebut ditanamkan sejak kecil.

 Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

1.peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu mengembangkan nilai
untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan sekitarnya.

2. Guru atau fasilitator

Guru seogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa untuk
memahami dan menghayati nilai moral tersebut.

3. Agama

Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari
luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada diri individu sejak dini.

2).Akhlak

Pendidikan akhlak adalah bagian dari ajaran islam. Di mana akhlak atau moral
memiliki kedudukan yang tinggi. Suatu hal yang ditekankan dalam Islam adalah pendidikan
akhlak wajib dimulai sejak usia dini karena masa kanak-kanak adalah masa yang paling
kondusif untuk menanamkan kebiasaan yang baik.sebagian besar di Indonesia beragama
islam. Dengan adanya pendidikan akhlak ini diharapkan nilai ajaran Pendidikan Islam dapat
ditanamkan dan dilaksanakan di Indonesia. Jika yang ditanamkan adalah pendidikan yang
baik, maka perilakunya akan menjadi baik. Jika yang ditanamkan adakah pendidikan yang
buruk, maka perilakunya juga akan buruk.

Dengan pendidikan akhlak yang baik, maka diharapkan pelakunya menjadi manusia
yang berakhlak mulia di kehidupannya. Yang paling penting dari pendidikan akhlak dalam
islam adalah moral penggunaan pengetahuan.Kita sudah ketahui masalah akhlak pada peserta
didik sangat penting sekali, karena anak-anak mudah terpengaruh ke lingkungan dan tingkah
laku yang buru, setiap orang tua dan guru ingin membina anak agar menjadi anak yang baik,
mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak terpuji.Itu dapat
dilakukan melalui pendidkan, bisa pendidikan formal ataupun nonformal. Pengalaman yang
dialami anak-anak, baik penglihatan, pendengaran, ataupun perlakuan yang diterimanya bisa
menentukan tingkah laku pribadi nya.kita sebagai manusia tidak dapat menentukan suatu
perbuatan manusia itu adalah baik atau buruk. Sedangkan akal pikiran manusia boleh menilai
suatu perbuatan manusia itu baik atau buruk.Salah satu tugas guru adalah menanamkan nilai-
nilai luhur budaya pada peserta didik. Hal ini perlu dilakukan oleh pendidik dalam upaya
membentuk keperibadian peserta didik.

Tugas pendidik yaitu menanamkan suatu norma-norma tertenu sebagaimana telah


ditetapkan dalam dasar-dasar filsafat pada umumnya. Jadi, usaha yang dilakukan dalam
menanamkan nilai-nilai akhlak kepada peserta didik merupakan patokan dasar dalam
mengarahkann anak didik kepada perilaku atau sikap yang berjiwa islami.

Pendidikan akhlak yang diberikan kepada peserta didik harus terencana dan sistematis, sesuai
dengan konsep yang telat ditetapkan dalam ajaran syariat islam. Guru dan orang tua adalah
orang yang paling bertanggung jawab terhadap Pendidikan peserta didik itu sendiri.

C. Dimensi Pendidikan Ibadah

Pendidikan ibadah merupakan usah memberi kesadaran kepada manusia untuk taat kepada
Allah. Sedangkan tujuan pendidikan ibadah adalah untuk menjadi abid (hamba Allah) yang
taat. Dalam kurikulum ibadah Hasbi membagi dua macam yaitu ibadah mahdah dan ghairu
mahdah, metode juga Hasbi membentuk dua metode yaitu metode targhib dan tarhib adapun
evaluasi ibadah merupakan penilaian akhir seorang hamba berubah atau tidaknya itu sangat
ditentukan oleh ibadah yang dilakukan. Tentu semua itu juga tergantung ilmu yang dimiliki,
dan ilmu akan didapatkan dalam pendidikan Islam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah proses


pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau masyarakat dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Akidah merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan yang tumbuh di dalam


hati manusia secara mantap tampa keraguan sedikitpun, percaya dan meyakini.

Faktor pendorong krisisnya nilai Pendidikan moral dalam dunia pendidikan

 Kurangnya Pendidikan moral dalam lingkungan keluarga, masyarakat


maupun sekolah
 Pengaruh globalisasi
 Kurangnya peran agama
DAFTAR PUSTAKA

Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati (Jakarta Selatan, Al-Mawardi
Prima, 2011), hlm. 204

Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,
2012), h. 71.

Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivis-Scientific untuk Pendidikan Agama di Sekolah,


(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 159

Anda mungkin juga menyukai