Anda di halaman 1dari 18

DASAR-DASAR RELIGIUS PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester

Mata kuliah “ Dasar-dasar pendidikan “

Dosen pengampu:

Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I

NIP: 196509031998032001

Disusun oleh :

1. Firda Elfiana Muslim (12212183021)


2. Moh. Kamal Halim (12212183022)
3. Vida Amalia Fitriani (12212183024)
4. Navilia Rizky Caesar B. (12212183025)

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

22 Mei 2019
PRAKATA

puji syukur kami panjatkan kepada Allah, SWT. karena berkat rahmat
dan hidayahnya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas mengenai pengertian dasar
religius pendidikan, pengaruh agama bagi manusia, hubungan agama dengan
pendidikan, beserta urgensi agama bagi pendidikan.

Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin. Dengan bantuan


dari berbagai pihak, sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan tepat waktu.
Proses penulisan makalh ini, tidak lepas oleh bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu kami ucapkan termia kasih kepada:

1. Dr. Maftukhim, M.Ag, selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah


memberikan fasilitas sehingga memudahkan penyusunan dalam hal
pengumpulan data untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I, selaku dekan serta pengampu mata kuliah
yang telah memberikan materi pendukung, masukan serta bimbingan
untuk penyelesaian penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman satu angkata dari berbagai jurusan di IAIN Tulungagung
yang telah membantu penyusunan untuk memperoleh sumber-sumber
referensi serta telah memberikan dukungan penuh dalam penyelesaian
makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, adanya
kritik, saran dan usulan sangat kami harapkan demi perbaikan makalah yang telah
kami tulis untuk masa datang.

Tulungagung, 22 Mei 2019

Penyusun

II
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... I

PRAKATA ............................................................................................................... II

DAFTAR ISI ............................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
D. Batasan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan ................................................................................... 3


B. Pengertian Dasar Religius Pendidikan .......................................................... 4
C. Pengaruh Agama Bagi Manusia .................................................................... 6
D. Hubungan Agama Dengan Pendidikan ......................................................... 11
E. Urgensi Agama Bagi Pendidikan .................................................................. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 14

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. 15

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,


mengubah pengetahuan, keterampilam, sikap serta tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pendidikan religius
mempunyai arti pendidikan yang mengacu pada agama itu sendiri. Dalam
pengertian lain, dasar religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari religius atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktik pendidikan dan atau studi pendidikan. Pendidikan merupakan faktor
yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan perlu mengembangkan karakter manusia yang patuh


terhadap ajaran-ajaran Tuhan dan peraturan hidup berbangsa dan bernegara
(good citizen), perhatian, peduli, membantu, menghargai, dan sebagainya.
Pada dasarnya diturunkan agama, melalui kitab-kitab suci dan diutusnya para
Rasul, ke muka bumi ini adalah bertujuan untuk menyempurnakan manusia.
Artinya bahwa agama merupakan petunjuk Tuhan yang mengarahkan
manusia untuk mencapai kesempurnaan hakiki manusia. Tujuan agama yang
sebenarnya adalah memberi petujuk pada manusia, dalam berbagai dimensi
dan potensi, untuk mengaktualisasikan semua potensi yang ada dalam
dirinya.Urgensi dasar religius pendidikan mempunyai tujuan agar seluruh
proses dan hasil dari suatu pendidikan dapat mempunyai manfaat dan makna
yang hakiki.1

1
Doni Koesuma A., Pendidikan Karakter:Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: PT Grasindo). 2010. hal.36

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dasar pendidikan ?


2. Bagaimana pengertian dasar religius pendidikan?
3. Bagaimana pengaruh agama bagi manusia?
4. Bagaimana hubungan agama dengan pendidikan?
5. Bagaimana urgensi agama bagi pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dasar pendidikan.


2. Untuk mengetahui dasar religius pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengaruh agama bagi manusia.
4. Untuk mengetahui hubungan agama dengan pendidikan.
5. Untuk mengetahui urgensi agama bagi pendidikan.
D. Batasan Masalah
Penulis memberikan batasan ruang lingkup topik pembahasan yang kan
dibahas dalam maklah ini, dalam makalh ini, penulis membahas mengenai:
1. Pengertian dasar pendidikan menurut beberapa sumber referensi.
2. Pengertian dasar religius pendidikan menurut beberapa sumber referensi.
3. Pengaruh agama bagi manusia diantaranya agama sebagai firah atau ciri
khas manusia, agama sebagai makanan rohani, agama sebagai penentram
batin, agama sebagi sumber kebenaran.
4. Hubungan agama dengan pendidikan menjadi sumber inspirasi untuk
menyusun ilmu atau konsep-konsep pendidikan dan melaksanakan
pendidikan.
5. Urgensi agama pendidikan mempunyai tujuan agar seluruh proses dan
hasil dari suatu pendidikan dapat mempunyai manfaat dan makna yang
hakiki.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Pendidikan

Dalam kosa kata bahasa indonesia, kata dasar memiliki banyak arti. Di
antaranya tanah yang dibawah air, bagian yang terbawah, bantal, latar, cat
yang menjadi lapis yang di bawah sekali, cita atau kain yang akan dibuat
pakaian, bakat, pembawaan yang dibawa sejak lahir, alas, pedoman, asas,
pokok atau angkal. Dalam bahasa inggis kosa kata dasar merupakan
terjemahan dari kosa kata fondation atau fundamen, yang berarti dasar atau
landasan. Dan dalam bahasa Arab kosakata dasar merupakan terjemahan dari
kata ass (jamkanya usus), yang brarti foundation (dasar atau landasan) (also,
of a building= digunakan juga dalam bangunan), fundamen (landasan ),
ground work (landasan kerja), ground (terowongan), bassis ( dasar) , dan
keynote (catatankunci). Dari seluruh pengertian tersebut, bahwa kata dasar
digunakan dalam berbagai kegiatan atau pekerjaan, baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik, dan pada intinya berarti suatu yang berada dibawah. Namun
dari segi fungsinya mengandung arti yang utama , penting, dan pokok. Dasar
tersebut selanjutnya melandasi dan menopang sebuah kegiatan atau pekerjaan
tersebut. Kata dasar, identik dengan kata pokok , fundamen, dan asas.2
Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian
pendidikan memang sangat beragam dan tidak salah karena setiap penulis
memberikan pengertian menurut sudut pandang mereka masing-masing.

2
Abbudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo), hal. 77.

3
4

Dasar pendidikan adalah masalah yang sangat fundamental dalam


Pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, dasar-dasar pendidikan yaitu
segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran, dan gagasan yang mendasari,
melandasi, dan mengasasi pendidikan. Agar bangunan pendidikan tersebut
benar-benar dan memberikan keyakinan bagi orang yang menggunakannya,
maka ia harus memiliki dasar, fundamen atau asas yang kukuh pula. Kajian
tentang dasar pendidikan telah banyak dibicarakan para ahli. Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakir misalnya berpendapat, bahwa dasar pendidikan Islam
merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar
ideal atau sumber pendidikan Islam.

B. Pengertian dasar religius pendidikan

Dasar religius merupakan dasar yang bersumber dari agama. Urgensi


mempunyai tujuan agar seluruh proses dan hasil dari suatu pendidikan dapat
mempunyai manfaat dan makna yang hakiki. Konstruksi agama
membutuhkan aktualisasi dalam berbagai landasan pendidikan yang lain.
Agama menjadi frem bagi semua dasar pendidikan,apalagi di negara-negara
Urgensi ini mempunyai tujuan agar seluruh proses dan hasil dari suatu
pendidikan dapat mempunyai manfaat dan makna yang hakiki muslim di
seluruh dunia. Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan realisasi diri yang
bersumberkan agama dan bukan sebaliknya. Dengan tujuan yang hendak
dicapai adalah adanya tindakan kependidikan dapat dinilai ibadah, sebab
ibadah merupakan aktualisasi diri (self- actualization) yang merupakan paling
ideal dalam pendidikan islam.

Dasar religius sebagaimana dikemukakan Abdul Mujib dan Jusuf


Mudzakir adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Adapun tujuan dari
agama yaitu untuk memelihara jiwa manusia (hifdz al-nafs), memelihara
agama (hifdz al-din), memelihara akal pikiran (hifdz al’aql), memelihara
keturunan (hifdz al-nasl), dan memelihara harta benda (hifdz al-maah).
Pendapat lain mengatakan, bahwa inti ajaran agama ialah terbentuknya akhlak
5

mulia yang bertumpu pada hubungan yang harmonis antara manusia dan
Tuhan, dan antara manusia dan manusia. Di dalam Al-Qur’an, manusia
diperkenalkan dengan sifat-sifat dan kekuasaan Allah,SWT. dengan tujuan
agar manusia menyadari bahwa dirinya sangat berutang budi pada-Nya, dan
sekaligus agar manusia meniru sifat-sifat Allah. Selain didalam Al-Qur’an
terdapat kisah para nabi dan tokoh-tokoh umat masa lalu, maksudnya agar
diikuti sifatnya yang baik, dan dijauhi sifatnya yang buruk. Selanjutnya, di
dalam Al-Qur’an terdapat pula berbagai larangan Tuhan dengan tujuan agar
memelihara akhlak manusia.3

Dengan demikian, dasar religius berkaitan dengan memelihara dan


menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, serta memelihara moralitas
manusia. Dasar religius ialah dasar yang bersifat humanisme-teosentris, yaitu
dasar yang memperlakukan dan memuliakan manusia sesuai dengan petunjuk
Allah, SWT. dan dapat pula berarti dasar yang mengarahkan manusia agar
berbakti, patuh, dan tunduk kepada Allah,SWT. dalam rangka memuliakan
manusia. Dasar religius seperti inilah yang harus dijadikan dasar bagi
perumusan berbagai komponen pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum,
bahan ajar, sifat dan karakter pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan
peserta didik, lingkungan pendidikan, manajemen pengelolaan, dan lainnya
harus berdasarkan pada dasar religius.

Dasar religius merupakan dasar yang paling mendasar dari dasar-dasar


pendidikan , sebab dasar religius merupakan dasar yang diciptakan oleh Allah,
SWT. yakni Tuhan yang maha kuasa. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist
dijelaskan bahwa pendidikan memiliki kedudukan yang sangat mulia.
Terdapat banyak ayat Al-Qur’an yang memiliki makna substantif tentang
pendidikan. Seperti pada surat Al-Alaq ayat 1-5 yang merupakan surat
pertama diturunkan dalam Al-Qur’an.

3
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Jogjakarta: Teras, 2009) , hal. 108.
6

a) “ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan”.


b) “ Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.
c) “ Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah”.
d) “ Dia mengajarkan manusia dengan perantara kalam”.
e) “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Demikian pula pada Al-Qur’an Surat al- Mujadilah ayat 11, “ Allah,
SWT. mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu dan pengetahuan, beberapa derajat”. Pada dasar
religius terdapat pula tuntunan untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun
di akhirat, sebagaiaman pada Hadist Nabi Muhammad, SAW. Artinya ;“
Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia, maka dengan ilmu. Dan
barang siapa menginginkan kebahagiaan di akhirat, maka dengan ilmu. Dan
barang siapa yang mengingikan keduanya (dunia dan akhirat), maka dengan
ilmu”.

C. Pengaruh Agama Bagi Manusia


a. Agama sebagai fitrah/ciri khas manusia

Manusia dilahirkan ke dunia ini dengan membawa bermacam-


macam fitrah/ instink atau naluri. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammmad, SAW. (Al- Bukhari, 1981:97):

‫ما من مولودث اال يو لد على الفطرة‬

“Tidaklah dilahirkan seorang anak, melainkan atas fitrah”.

Fitrah-fitrah tersebut antara lain adalah fitrah beragama, fitrah


sosial, fitrah ingin tahu, fitrah mempertahankan hidup dan
mempertinggi taraf hidup (berekonomi), fitrah melanjutkan jenis,
fitrah ingin senang, selamat, bahagia, fitrah ingin keadilan, fitrah
mementingkan diri sendiri dan lain sebagainya (Muhaimin,
dkk.,1994:29,49).
7

Dalam pandangan islam, menurut M.Quraish Shihab,


keberagaman adalah fitrah (sesuatu yang melekat pada diri manusia
dan terbawa sejak kelahirannya) (Shihab, 1998:375). Dan sekian
banyak fitrah tersebut, yang merupakan ciri khas manusia dan
membedakannya dengan hewan adalah fitrah beragama. Naluri
keagamaan adalah satu-satunya hal yang merupakan batas misah
antara makhluk Tuhan yang disebut manusia dan hewan.

Agama-agama monoteistis tidak menjelaskan apa pun


menyangkut kehadiran manusia di muka bumi ini selain bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan. Sehingga menurut fitrahnya manusia
percaya kepada adanya Tuhan yang menciptakan alam meskipun
tidak sama dalam menyebutkan nama-Nya dan dalam
menggambarkan sifat-sifat yang dimiliki-Nya ( Hanafi, 1992:22-23).

Oleh karena itu, apabila manusia ingin menjadi manusia dalam


arti sebenarnya, maka ia harus beragama. Tentu saja agama yang
dimaksud adalah agam Islam . karena agam Islam merupakan agama
yang diakui Allah (QS. Ali Imran : 19, 85 dan al- Ma’idah:3), agama
nabi-nabi semenjak dahulu (QS. Ali Imran: 67, al-Baqarah:132,
Yunus:84,al-Ma’idah:111), dan merupakan agama yang benar
menurut hasil penelitian manusia. Dalam kaitannya yang terakhir ini,
Maurice Bucaille, seorang ahli bedah dari Prancis, setelah
mengadakan penelitian selama kurang lebih 20 tahun. Bucaille
menyimpulkan dalam bukunya La Bible La Qoran Et La Science
sebagai berikut: Agama Yahudi dan Nasrani tidak asli yang
bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern; sedangkan asli, Al-
Qur’an dan ilmu pengetahuan adalah saudara kembar, Qur’an yang
dapat dibatalkan (didustakan) oleh ilmu pengetahuan.
8

Pada hakikatnya menurut Carrel (4:4) keterbatasan pengetahuan


manusia tentang dirinya itu sekurang-kurangnya disebabkan oleh tiga
hal:

1. Pembahasan tentang manusia agaknya terlambat dilakukan


karena awalnya perhatian manusia tertuju pada penyelidikan
tentang alam materi.
2. Ciri akal manusia yang lebih cenderung tidak suka memiliki
hal-hal yang kompleks. Menurut Bergson hal ini disebabkan
oleh sifat akal kita, yang tidak mampu mengetahui hakekat
hidup.
3. Sifat masalah manusia itu sendiri yang multi kompleks.4
b. Agama Sebagai Makanan Rohani

Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa manusia itu terdiri


dari dua unsur, yaitu jasmani yang bersal dari tanah (QS. al-sajdah: 7),
dan rohani yang berasal dari tuhan (QS.al-sajdah: 9). Dalam hal ini,
agama dan ilmu pengetahuan sudah mengakui bahwa manusia itu
terdiri dari jasmani dan rohani, serta jasmani dan rohani itu
mempunyai asal kejadian yang berbeda. Karena itu mestilah mereka
mempunyai bahan makanan atau bahan pengembangan yang berbeda
pula. Dalam hal ini Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa beragama
secara intriksi dapat menunjang kesehatan jiwa (rohani).

Salah satu makanan rohani adalah dengan memperdalam


pengetahuan yang berkaitan dengan yang maha segala yaitu Allah
SWT. salah satunya dengan cara belajar di pondok pesantren. Karena
pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang di
dalamnya mengutamakan adalah pengetahuan agama.

4
Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012),
hal.109.
9

Salah satu cara kyai untuk mengajarkan pengetahuan agama kepada


santri adalah dengan melalui perantara kitab kuning.

Dalam kitab kuning tersebut mengajarkan berbagai hal yang


berkaitan dengan agama dan dunia, namun yang lebih ditekankan
dalam pondok pesantren adalah pengetahuan agama. Dengan
demikian santri bisa menambah kemantapannya dalam beragama
islam. Contoh ilmu yang bisa dipelajari dalam kitab kuning adalah
nahwu, sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadits, tasrif, tauhid, tasawuf, dan
cabang-cabang lainnya seperti tarikh dan balaghah.5

c. Agama Sebagai Penentram Batin

Allah, SWT. secara tegas menyatakan bahwa rohani ini hanya


akan tenteram kalau sudah beriman dan selalu mengingat Tuhan.
Beriman dan mengingat Tuhan hanyalah dapat dilakukan dengan
beragama. Firman-Nya dalam surat ar-Ra’ad ayat 28:

‫ٱَّللِ ۗ أ َ َال بِ ِذك ِْر ه‬


ُ ُ‫ٱَّللِ ت َ ْط َمئِنُّ ٱ ْلقُل‬
‫وب‬ ۟ ُ‫ٱله ِذينَ َءا َمن‬
‫وا َوتَ ْط َمئِنُّ قُلُوبُ ُهم بِ ِذك ِْر ه‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka


manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Dunia modern sekarang ini adalah dunia yang tidak tentram,


dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan kegelisahan.
Kegelisahan itu hanyalah dapat diatasi dengan atau kepercayaan
kepada Tuhan. Sehingga selama manusia memiliki naluri cemas dan
mengharap, selama itu pula ia beragam, dan tentu saja tidak ada obat
yang lebih manjur terhadap kegelisahan dan kekhawatiran dari pada
kepercayaan kepada Tuhan.

5
Binti maunah dkk, Perilaku Santri Dalam Proses Pembelajaran Kitab Kuning
(Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2010), hal. 28
10

d. Agama sebagai sumber kebenaran


Manusia diciptakan oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-
baiknya dan dilengkapi dengan akal pikiran, sehingga ia disebut
sebagai hayawan al-nathiq (hewan berpikir).
Dalam mencari kebenaran tersebut, manusia haruslah
mempunyai ilmu yang cukup. Salah satu cara mendapatkan ilmu
tersebut adalah dengar belajar di pondok pesantren. Di pondok
pesantren kita dapat mempelajari ilmu untuk mencari kebenaran, salah
satu ilmu tersebut adalah ilmu filsafat. Dalam ilmu filsafat,
mempelajari bagaimana kita mencari suatu kebenaran yang
sesungguhnya.
Seorang santri setelah mempelajari ilmu filsafat, biasanya ia
akan berfikir panjang sebelum memutuskan suatu perkara. Dimana ia
akan mempertimbangkan apakah keputusannya itu benar-benar sesuai
dengan ajaran islam atau justru malah bertentangan dalam ajaran
islam.6
Menurut Allah, kebenaran itu ialah apa yang datang dari pada
Nya. Sebagaimana yang tersurat dalam surat Ali Imran ayat 60.

‫الحق من ربك فلال تكن من الممترين‬

“(apa yang kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang
dari tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang yang
ragu-ragu.

Kebenaran dari Allah itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu


kebenaran sunnatullah (kebenaran hukum alam yang berlaku bagi
benda-benda mati, hewan dan manusia sebagai makhluk fisik), dan
kebenaran dinullah (kebenaran hukum agama Allah, yang berlaku
bagi manusia sebagai mahluk rohani, karena hukum agama Allah

6
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal. 51
11

adalah untuk mengatur gerak dan tingkah laku manusia agar tercipta
keharmonisan dalam kehidupannya).

Jadi bagi manusia berlaku kedua hukum tersebut, sebab manusia


terdiri dari jasmani dan rohani. Tetapi dalam hal mematuhi hukum
agama, manusia karena akalnya mungkin patuh dan mungkin juga
ingkar (QS. al-Insan: 3). Masa modern pernah berusaha
menyingkirkan agama dalam kehidupannya. Mereka hanya mengakui
kebenaran rasional, dan agama dianggap sebagai berlenggu yang
menghambat ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, pada
perkembangan selanjutnya setelah manusia modern menyadari bahwa
agama itu tidak dapat dipisahkan dan ditinggalkan dari seluruh aspek
kehidupan manusia.

D. Hubungan Agama Dengan Pendidikan

Agama menyiapkan norma hidup yang komprehensif yang


melandasi tujuan pendidikan. Norma ini bersifat stabil karena berpangkal
pada norma absolut, berasal dari Allah Swt. yang secara berangsur disadari
manusia dalam lingkup waktu dan tempat (Ashraf, dalam Al-Attas 1978:xii).
Agamalah yang menyiapkan dan melahirkan tujuan pendidikan yang sangat
bermakna, sebab tujuann tersebut diwahyukan kepada Rasul yang berpangkal
pada tujuan diciptakannya manusia.7

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan Agama. Bahkan Agama


merupakan landasan terpenting bagi pendidikan. Ilmu pendidikan
berlandaskan agama mengandung makna bahwa agama itu menjadi sumber
inspirasi untuk menyusun ilmu untuk menyusun ilmu atau konsep-konsep
pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Teori pendidikan Islam berangkat
dari al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah
Rasul itu dijadikan landasan dalam keseluruhan sistem pendidikan.

7
Rochman Natawidjaya, et.all 2008. Rujukan Filsafat,Teori dan Praksis IlmuPendidikan,
Bandung: UPI Press, cet.I, hal.39.
12

Strategi pengembangan nilai dasar pendidikan Islam mengandung


pengertian rangkaian perilaku pendidikan yang tersusun secara terencana
dalam sistematis untuk menginformasikan, mentransformasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai islami agar dapat membentuk kepribadian
muslim seutuhnya. Strategi pengembangan ilmu dalam pendidikan islam
dapat dilakukan dengan cara mengusahakan nilai-nilai Islam dalam
pendidikan Islam menjadi ketentuan standar atau baku bagi pengembangan
moral atau akhlak masyarakat yang selalu mengalami perubahan.8

E. Urgensi Agama Bagi Pendidikan

Pendidikan Agama Islam mempunyai kedudukan yang penting


pelaksanaan pendidikan di setiap jenjangnya. Urgensi agama bagi pendidikan
mempunyai tujuan agar seluruh proses dan hasil dari suatu pendidikan dapat
mempunyai manfaat dan makna yang hakiki. Menurut Azra, Islam di setiap
jenjangnya mempunyai kedudukan yang penting dalam nasional untuk
mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia.

Keberhasilan pendidikan agama merupakan tanggung jawab bersama


antar pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Hal ini ditegaskan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1980 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 26 ayat 1-2 bahwa “ pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama anatara keluarga, masyarakat, dan pemerinbtah”.9

8
Sarjono, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Islam, (Vol. II No.02, 2005), hal. 138.
9
Abdul Kadir, DASAR-DASAR PENDIDIKAN, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hal 40.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dasar pendidikan adalah masalah yang sangat fundamental dalam
Pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, dasar-dasar pendidikan
yaitu segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran, dan gagasan
yang mendasari, melandasi, dan mengasasi pendidikan. Agar bangunan
pendidikan tersebu memberikan keyakinan bagi orang yang
menggunakannya, maka ia harus memiliki dasar, fundamen atau asas
yang kukuh pula.
2. Dasar religius ialah dasar yang bersifat humanisme-teosentris, yaitu
dasar yang memperlakukan dan memuliakan manusia sesuai dengan
petunjuk Allah, SWT. dan dapat pula berarti dasar yang mengarahkan
manusia agar berbakti, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT. dalam
rangka memuliakan manusia.
3. Pengaruh agama bagi manusia diantaranya agama sebagai fitrah atau
ciri khas manusia, agama sebagai makanan rohani, agama sebagai
penetram batin, agama sebagai sumber kebenaran.
4. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan Agama. Bahkan Agama
merupakan dasar terpenting bagi pendidikan. Ilmu pendidikan
berlandaskan agama mengandung makna bahwa agama itu menjadi
sumber inspirasi untuk menyusun ilmu untuk menyusun ilmu atau
konsep-konsep pendidikan dan melaksanakan pendidikan.
5. Urgensi Agama bagi Pendidikan mempunyai tujuan agar seluruh
proses dan hasil dari suatu pendidikan dapat mempunyai manfaat dan
makna yang hakiki. Keberhasilan pendidikan agama merupakan
tanggung jawab bersama antar pemerintah, keluarga, dan masyarakat.

13
14

B. Saran
1. Sebaiknya pemahaman mengenai dasar pendidikan, dasar religius
pendidikan, pengaruh agama bagi manusia, hubungan agama dengan
pendidikan, beserta urgensi agama bagi pendidikan di terapkan oleh
para pendidik untuk menyampaikan ilmu kepada anak didiknya.
2. Hendaknya semua calon pendidik mengetahui dan memahami dengan
dengan benar mengenai dasar religius pendidikan, pengaruh agama
bagi manusia, hubungan agama dengan pendidikan, beserta urgensi
agama bagi pendidikan agar saat menjadi pendidik dapat memberikan
perlakuan yang sesuai dengan peserta didiknya.
DAFTAR RUJUKAN

Kadir, Abdul. 2012. DASAR-DASAR PENDIDIKAN. Jakarta: Prenadamedia


Group

Koesuma A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global. Jakarta: PT Grasindo.
Maunah, Binti dkk. 2010. Perilaku Santri Dalam Proses Pembelajaran Kitab
Kuning. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press.
Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Jogjakarta: Teras.
Maunah, Binti. 2009. Tradisi Intelektual Santri. Yogyakarta: TERAS
Nata, Abuddin. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Rochman Natawidjaya. 2008. Rujukan Filsafat,Teori dan Praksis Ilmu


Pendidikan, Bandung: UPI Press

Tafsir, Ahmad. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

15

Anda mungkin juga menyukai