Anda di halaman 1dari 22

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)

TENTANG HALAL/ HARAMNYA PRODUK MAKANAN / MINUMAN


Nama : AINUN JARIAH
NIM : 12212183009
Matakuliah : Sistem Jaminan Halal (SJH)
Kelas : TKIM 5B

Temukan informasi Fatwa MUI tentang halal/haramnya produk makanan/minuman di www.halalmui.org/mui14/main/page/fatwa-mui kemudian tuliskan
ringkasannya! Dikumpulkan hari ini di Classwork Google Classroom secara individu, deadline pukul 12.00 WIB.
Fatwa MUI Dasar-dasar Hukum Ringkasan dari beberapa
No. Tentang Pertimbangan Keputusan
No. Islam hal yang diperhatikan
1. 48 Tahun 2019 Hukum  Bahwa di tengah  QS. Al-Maidah: 4  Pendapat Abdul Malik ibn Ketentuan Umum
Mengonsumsi masyarakat muncul pro  QS. Al-A'raf: 157 Abdullah ibn Yusuf al-  Bajing adalah nama umum bagi
Daging Bajing kontra hukum  QS. Al-Baqarah: 172 Juwaini (Imam alHaramain) sekelompok mamalia pengerat dari suku
Dan Tupai mengonsumsi daging  QS. Al-Baqarah: 29 di dalam Nihayah al- Sciuridae. Dalam bahasa asing bajing
bajing;  QS. An-'am: 145 Mathlab Fi Dirayah al- berpadanan dengan kata Squirrel
 Bahwa dalam  HR. Muslim Madzhab, Dar al-Minhaj, (Inggris) dan ‫ )الظنجاب‬Arab), sedangkan
perkembangan industri mengenai apa yang Cetakan I, Th.2007/1428 H, tupai berpadanan dengan kata Treeshrew
pangan, ada bahan yang diterima oleh Allah Jilid 18, Halaman 209-110 (Inggris) dan ‫ )الشجس اثُشباه‬Arab). Dalam
menggunakan daging adalah sesuatu yang mengenai halal dan haram ilmu biologi, bajing tidak sama dengan
bajing, sehingga muncul baik sebagaimana binatang itu berdarkan Al- tupai.
pertanyaan di masyarakat dahulu telah Qur'an dan Sunnah Nabi  Berikut ini adalah perbedaan antara
tentang hukum diperintahkan kepada SAW. bajing dan tupai:
mengonsumsi bajing; para Rasul  Abul Hasan ibnu - Dari sisi klasifikasi ilmiah, bajing
 Bahwa untuk menjawab  HR. Al-Tirmidzi, Ibnu Muhammad ibnu Habib al- berasal dari ordo Rodentia dan dari
pertanyaan di atas, komisi Majah dan al- Bashri al-Baghdadi keluarga Sciuridae. Sedangkan tupai
fatwa majelis ulama Thabarani dari Salman (AlMawardi) di dalam Al- dari ordo Scandentia dan dari keluarga
indonesia memandang alFarisi mengenai Hawi al-Kabir Bairut, Dar Tupaiidae dan Ptilocercidae. Fatwa
perlu menetapkan fatwa perkara halal al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, MUI tentang Hukum Mengonsumsi
tentang hukum  HR. Bukhari dan Th.1419 H. / 1999 M, Daging Bajing dan Tupai 8 Komisi
mengonsumsi daging Muslim dari Abu menjelaskan tiga kelompok Fatwa Majelis Ulama Indonesia
bajing dan tupai untuk Tsa'labah ra. binatang terkait hukum - Bajing sebagian besar bersifat arboreal
dijadikan sebagai mengenai larangan halal dan haram yaitu hidupnya di atas pohon dan tidak
pedoman; memakan daging  Pendapat Abu Umar Yusuf berada di tanah, sedangkan tupai
binatang buas yang bin Abdullah bin sebagian besar terestrial yaitu hidupnya
memiliki taring Muhammad bin Abdul Bar berada di atas tanah.
 HR. Muslim dari bin Ashim al Namiri al - Bajing moncong mulutnya tumpul,
Abnu Abbas ra. Qurthuby dalam kitab al sedangkan tupai moncong mulutnya
tentang larangan Istidzkar jilid 5 hal 293 lebih runcing.
 Abdur Rahman ibn Abi - Bajing sifat utamanya herbivora
memakan daging Bakr, Jalaluddin Al-Suyuthi (memakan biji, kacang-kacangan,
binatang buas yang di dalam AlAsybah wa Al- buah-buahan, jamur, dan bahan
memiliki taring, dan Nadzair, Bairut, Dar al- tanaman lainnya), sedangkan tupai sifat
burung yang memiliki Kutub al-Ilmiyah, Cet. I, utama adalah insektivra atau pemakan
cengkeram Th.1411 H / 1990 M, Hlm serangga. e. Bajing mempunyai gigi
 HR. Muslim dari Abu 60 menjelaskan binatang pengerat (pemotong) dan tidak punya
Hurairah ra. tentang yang sulit diketahui gigi taring, sedangkan tupai
diharamkannya kehalalan dan mempunyai gigi taring.
memakan daging keharamannya. Ketentuan Hukum
binatang buas yang  Pendapat Muhyiddin Yahya  Bajing sebagaimana yang dimaksud
memiliki taring ibn Syaraf al-Nawawi, di dalam ketentuan umum merupakan
dalam Raudlah al-Thalibin hewan yang halal untuk dikonsumsi
wa 'Umdah al-Muftin, (ma’kul al-lahmi), dan hukumnya halal
Bairut, Al-Maktab al- setelah dilakukan penyembelihan secara
Islami, Th. 1991 / 1412 H, syar’i.
Jilid 3, Halaman 271  Bajing di daerah yang ditetapkan sebagai
tentang diharamkannya satwa langka, wajib dilindungi
binatang bertaring karena  Tupai sebagaimana yang dimaksud
taringnya kuat untuk dalam ketentuan umum adalah hewan
memangsa. yang haram dikonsumsi dagingnya
karena bergigi taring.
2. 51 Tahun 2019 Hukum  Bahwa dalam  QS. Al-Maidah: 4  Abul Hasan ibnu Ketentuan Umum
Mengonsumsi perkembangan industri  QS. Al-A'raf: 157 Muhammad ibnu Habib al-  Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan
Daging Bulus pangan, ada bahan yang  QS. Al-Baqarah: 168 Bashri al-Baghdadi : Bulus adalah hewan darat yang
menggunakan daging  QS. Al-Baqarah: 172 (AlMawardi) di dalam Al- berhabitat di air dan bukan termasuk
bulus, sehingga muncul  QS. Al-Baqarah: 29 Hawi al-Kabir Bairut, Dar hewan yang hidup di dua alam (amfibi),
pertanyaan di masyarakat  QS. Al-An'am: 119 al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, sejenis labi-labi (kura-kura berpunggung
tentang hukum  QS. Al-An'am: 145 Th.1419 H. / 1999 M, lunak) yang merupakan anggota suku
mengonsumsi bulus. menjelaskan tiga kelompok Trionychidae. Dalam bahasa Inggris,
 HR. Muslim
 Bahwa di tengah mengenai apa yang
binatang terkait hukum hewan ini dikenal dengan nama Asiatic
masyarakat muncul pro halal dan haram soft shell turtle atau common soft shell
diterima oleh Allah
kontra hukum adalah sesuatu yang  Pendapat Abdul Malik ibn turtle. Bulus bernafas menggunakan
mengonsumsi daging Abdullah ibn Yusuf al- paru-paru
baik sebagaimana
bulus dahulu telah Juwaini (Imam alHaramain) Ketentuan Hukum
 Bahwa untuk menjawab diperintahkan kepada di dalam Nihayah al- Bulus sebagaimana yang dimaksud
pertanyaan di atas, komisi para Rasul Mathlab Fi Dirayah al- dalam ketentuan umum merupakan
fatwa majelis ulama Madzhab, Dar al-Minhaj, hewan yang halal untuk dikonsumsi
 HR. Al-Tirmidzi, Ibnu
indonesia memandang Cetakan I, Th.2007/1428 H, (ma’kul al-lahmi) dengan syarat
Majah dan al-
perlu menetapkan fatwa Jilid 18, Halaman 209-110 disembelih secara syar’i.
Thabarani dari Salman
tentang hukum alFarisi mengenai
mengenai halal dan haram Bulus di suatu daerah yang ditetapkan
mengonsumsi daging binatang itu berdarkan Al- sebagai satwa langka, wajib dilindungi
perkara halal
bulus untuk dijadikan Qur'an dan Sunnah Nabi Rekomendasi
sebagai pedoman;  HR. Hakim tentang SAW. Umat Islam dihimbau menjadikan fatwa
apa yang tidak disebut  Abdur Rahman ibn Abi ini sebagai pedoman dalam konsumsi
tentang kehalalan atau Bakr, Jalaluddin Al-Suyuthi produk pangan.
keharaman maka di dalam AlAsybah wa Al- Pemegang otoritas diminta menjadikan
termasuk yang Nadzair, Bairut, Dar al- fatwa ini sebagai pedoman dalam
dimaafkan Kutub al-Ilmiyah, Cet. I, menjalankan proses sertifikasi halal
Th.1411 H / 1990 M, Hlm terhadap produk makanan, minuman,
60 menjelaskan binatang obat-obatan dan kosmetika.
yang sulit diketahui Untuk menjaga ekosistem bulus, maka
kehalalan dan industri pangan yang menjadikan bulus
keharamannya. sebagai bahan industri diharapkan untuk
 Pendapat Malikiyah dalam melakukan budidaya dan penangkaran
kitab al-Muntaqa Syarh al-
Muwaththa’ jilid 2 halaman
247
 Paparan Achmad Farajallah
(ahli Zoologi Molekular)
dari Divisi Fungsi Hayati
dan Perilaku Hewan,
Departemen Biologi
FMIPA IPB Bogor dalam
Sidang Pleno Komisi Fatwa
MUI tanggal 30 Oktober
2019 terkait bulus
 Pendapat, saran, dan
masukan yang berkembang
dalam Sidang Pleno Komisi
Fatwa MUI tanggal 13
November 2019.
3. 24 Tahun 2019 Tentang Larva  bahwa Larva Lalat  QS. Al-Maidah: 4  Pertama, binatang yang Larva lalat tentara hitam merupakan salah
Lalat Tentara Tentara Hitam (Hermetia  QS. Al-A'raf :157 ketentuan kehalalannya ada satu jenis hewan yang masuk kategori
Hitam Illucens / Black Soldier  QS. Al-Baqarah: 29 di dalam Al-Qur'an atau As- hasyarat, mengonsumsi hasyarat adalah
(Hermetia Fly) telah banyak  QS. Al-Baqarah ;172 Sunnah. Kedua, binatang haram sehingga larva lalat tentara hitam
Illucens / Black dibudidayakan dan  QS. Al-An'am : 145 yang ketentuan adalah haram.
Soldier Fly) dimanfaatkan oleh  HR. Bukhari dan keharamannya ada di dalam Namun,membudidayakan larva lalat
masyarakat. Ahmad dari Abu nash Al-Qur'an atau As- tentara hitam untuk diambil manfaatnya,
 bahwa masyarakat Hurairah yang Sunnah. Ketiga, binatang misalnya untuk pakan hewan, boleh
memerlukan penjelasan mengandung dalalah yang ketentuan kehalalan (mubah)
tentang hukum pula tentang halalnya atau keharamannya tidak
mengonsumsi, lalat karena perintah ditentukan oleh nash Al-
membudidayakan, dan mengenai lalat yang Qur'an atau As-Sunnah.
memanfaatkan Larva Lalat  Serangga-serangga bersayap
Tentara Hitam. jatuh di bejana berair seperti lalat hukumnya
 bahwa oleh karena itu untuk haram, bukan menjadi
Komisi Fatwa Majelis membenamkannya rahasia tentang hukum
Ulama Indonesia (yang bisa halanya belalang, dalam hal
memandang perlu menyebabkan mati). (status hukum) burung
menetapkan fatwa tentang  HR. Muslim pemangsa terdapat
hukum mengonsumsi, mengenai apa yang keraguan, jelasnya burung
membudidayakan serta diterima oleh Allah pemangsa disamakan
memanfaatkan larva lalat adalah sesuatu yang dengan serangga dan lalat,
Tentara Hitam. baik sebagaimana Dalam sebagian pendapat,
dahulu telah ada yang menyamakan lalat
diperintahkan kepada dengan belalang, hal ini
para Rasul. tidak tepat dan bukan
 8. HR. Ahmad, Ibnu pendapat yang kuat.
Majah dan Daru  Adapun serangga-serangga,
Quthni dari Ibnu semuanya dianggap kotor
Umar mengenai dan seluruhnya diharamkan,
kehalalan beberapa kecuali serangga yang
hal termasuk bangkai meloncat dan serangga yang
belalang. terbang.
 Pada umunya lalat itu akan
mati, seandainya lalat itu
dihukumi najis akibat mati,
tentu saja tidak akan
diperintahkan untuk
menenggelamkan, agar
makanan dapat terhindar
dari najis, maka kembali
pada hukum asal yaitu lalat
itu tidak bernyawa.
4. 42 Tahun 2018 Tentang Hukum  bahwa kanguru  Q.S Al-maidah ayat 4  Masyarakat menanyakan Kangguru di tetapkan halal jika
Mengonsumsi merupakan binatang khas  Q.S Al A’raf ayat 157 hukum mengkonsumsi dikonsumsi namun pada daerah tertentu
Daging Kanguru Australia yang  Q.S Al-Baqarah ayat daging kanguru, kangguru adalah hewan yang dilindungi.
berkembang biak secara 29  Komisi Fatwa Majelis
liar, dan telah mulai  Q.S al Ghafir ayat 79 Ulama Indonesia
dikembangbiakkan  Q.S An-Nahl ayat 5 memandang perlu
melalui usaha ternak;  Q.S Al-An’am Ayat menetapkan fatwa tentang
 bahwa daging kanguru 145. hukum mengonsumsi
yang lezat dan banyak  HR. Muslim daging kanguru.
bermanfaat untuk mengenai apa yang  Pada dasar hukum
kesehatan semakin diterima oleh Allah dijelaskan bahwa hewan
digemari oleh konsumen ternak itu boleh dimakan
lokal, dan semakin adalah sesuatu yang dan dimanfaatkan kangguru
meningkat permintaan baik sebagaimana juga merupakan mamalia
ekspor ke berbagai negara; dahulu telah dan tidak buas serta
 bahwa perburuan kanguru diperintahkan kepada merupakan herbivore.
diperketat setelah jumlah para Rasul. Sehingga kangguru
kanguru semakin  HR. Tirmidzi, Ibnu mengonsumsi kangguru
menurun; Majah dan Thabarani halal hukumnya jika
 bahwa masyarakat dari Salman al-Farisi disembelih secara syar”I
menanyakan hukum mengenai perkara namun dibeberapa daerah
mengkonsumsi daging halal kangguru wajib dilindungi.
kanguru;  HR. Bukhari dan
 bahwa Komisi Fatwa Muslim dari Abu
Majelis Ulama Indonesia Tsa'labah ra.
memandang perlu mengenai larangan
menetapkan fatwa tentang memakan daging
hukum mengonsumsi binatang buas yang
daging kanguru. memiliki taring
 HR. Muslim dari
Abnu Abbas ra.
tentang larangan
memakan daging
binatang buas yang
memiliki taring, dan
burung yang memiliki
cengkeram (kuku kuat
untuk memangsa.
 HR. Muslim dari Abu
Hurairah ra. tentang
diharamkannya
memakan daging
binatang buas yang
memiliki taring.
 HR. Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Hakim dari Ibnu
Umar ra. mengenai
larangan memakan
binatang pemakan
kotoran/ najis.

5. 10 Tahun 2018 Tentang Produk  bahwa ajaran Islam  QS Al-Baqarah: 168  Bahwa saat ini alkohol ALkohol yang digunakan pada hasil
Makanan Dan bertujuan memelihara banyak digunakan sebagai sintesis makanan kimiawi ini hukumnya
Minuman Yang keselamatan agama, jiwa,  QS. Al-Baqarah[2] : bahan baku, bahan mubah selama kadar alcohol kurang dari
Mengandung akal, keturunan, dan harta, 219 tambahan, dan/atau bahan 0,5 % sedangkan jika pada produk hasil
Alkohol/Etanol dan karena itu, segala  QS. Al-Ma’idah [5]: penolong dalam produksi fermentasi dengan menambah alcohol
sesuatu yang memberi 90) makanan dan minuman, hukumnya halal apabila tidak
manfaat bagi tercapainya  QS Al-Baqarah [2]: baik skala rumahan maupun membahyakan.
tujuan tersebut 195) industri, namun dalam
diperintahkan, dianjurkan  HR. Muslim dan Ibnu penerapannya masih banyak
atau diizinkan untuk Umar, sebagaimana pertanyaan. Dalam dasar
dilakukan, sedang yang dalam Kitab Shahih hukum terdapat ”Semua
merugikan bagi Muslim juz 3 halam yang memabukkan adalah
tercapainya tujuan tersebut 1587, hadis nomor khamar dan semua yang
dilarang atau dianjurkan 2003) memabukkan adalah
untuk dijauhi; b. bahwa  (HR Ahmad, Abu haram.” Namun
saat ini alkohol banyak Daud, Tirmidzi, penggunaan alcohol pada
digunakan sebagai bahan Nasai, Ibnu Majah, non khamr (baik merupakan
baku, bahan tambahan, dan Ibnu Hibban. hasil sintesis kimiawi [dari
dan/atau bahan penolong Perawi dalam sanad petrokimia] ataupun hasil
dalam produksi makanan Hadis ini terpercaya, industri fermentasi non
dan minuman, baik skala dan at-Tirmidzi khamr) hukumnya adalah
rumahan maupun industri; menganggapnya mubah selama kadar
c. bahwa Majelis Ulama hasan) alkohol/etanol (C2H5OH)
Indonesia telah  HR. Al-Hakim dan pada produk akhir kurang
menetapkan fatwa Nomor Ibnu Abbas dari 0.5%.
11 Tahun 2009 Tentang
 HR. Ahmad dan  Produk makanan hasil
Hukum Alkohol, namun fermentasi yang
Thabrani dari Ibnu
banyak pertanyaan mengandung alkohol/etanol
Umar, sebagaimana
masyarakat, khususnya hukumnya halal, selama
dalam Kitab Musnad
dari produsen pangan
Ahmad, juz 2 halaman dalam prosesnya tidak
tentang penerapannya menggunakan bahan haram
97, hadis nomor 5716
dalam produk makanan dan apabila secara medis
dan kitab al-Mu'jam
dan minuman; d. bahwa tidak membahayakan.
al-Ausath juz 8
oleh karena itu dipandang  Produk makanan hasil
halaman 16 hadis
perlu adanya fatwa fermentasi dengan
nomor 7816.
tentang produk makanan penambahan alkohol/etanol
 (HR. Muslim dan
dan minuman yang non khamr hukumnya halal,
Ahmad)
mengandung selama dalam prosesnya
alkohol/etanol untuk tidak menggunakan bahan
dijadikan pedoman. haram dan apabila secara
medis tidak membahayakan.
 Vinegar/cuka yang berasal
dari khamr baik terjadi
dengan sendirinya maupun
melalui rekayasa,
hukumnya halal dan suci.
 Produk makanan hasil
fermentasi susu berbentuk
pasta/padat yang
mengandung alkohol/etanol
adalah halal, selama dalam
prosesnya tidak
menggunakan bahan haram
dan apabila secara medis
tidak membahayakan.
 Produk makanan yang
ditambahkan khamr adalah
haram
6. FATWA Tentang  bahwa ajaran Islam  QS. Al-A’raf, 7: 31)  Hukum penggunaan Penggunaan alkohol/etanol yang bukan
MAJELIS PRODUK menganjurkan untuk  (QS. al-A`raf [7]: 32 alkohol/etanol untuk bahan berasal dari industri khamr (baik
ULAMA OBAT YANG berhias (tazayyun), dan  QS. Al-Ma’idah [5]: produk obat-obatan, merupakan hasil sintesis kimiawi [dari
INDONESIA MENGANDUN kosmetika telah menjadi 90 terutama obat cair. Menurut petrokimia] ataupun hasil industri
Nomor : 11 G salah satu kebutuhan  QS. Al-Baqarah[2] : ketentuan syara' khamr fermentasi non khamr) untuk bahan obat-
Tahun 2018 ALKOHOL/ET manusia pada umumnya; 219) adalah setiap minuman yang obatan cair ataupun non cair hukumnya
ANOL  bahwa kosmetika yang  (QS Al-Baqarah [2]: memabukkan, baik terbuat boleh dengan syarat:
akan digunakan oleh 195) dari perasan kurma, tebu,  Tidak membahayakan bagi kesehatan.
setiap muslim harus  [Qs alSyu’ârâ (26): madu atau lainnya.  Tidak ada penyalahgunaan
berbahan halal dan suci 80]  Dan pihak yang menyatakan  Aman dan sesuai dosis.
 bahwa perkembangan  (HR. Abu Dawud, khamr adalah najis  Tidak digunakan secara sengaja untuk
teknologi telah mampu Tirmidzi, Nasa’I dan beralasan bahwa jika khamr membuat mabuk
menghasilkan berbagai Ibnu Majah) suci maka hilanglah
produk kosmetika yang  HR. Ahmad dan keraguan, karena minuman
menggunakan berbagai Thabrani dari Ibnu surga haruslah suci.
jenis bahan, salah satunya Umar, sebagaimana  Khamar tidak najis (suci)
alkohol/etanol, baik dalam Kitab Musnad walaupun tetap haram,
sebagai bahan baku, bahan Ahmad, juz 2 halaman seperti racun dari
tambahan, maupun bahan 97, hadis nomor 5716 tumbuhan, seperti hasyisy
penolong; dan kitab al-Mu'jam yang memabukkan.
 bahwa oleh karena itu alAusath juz 8  Jenis kedua ini,
dipandang perlu adanya halaman 16 hadis berdasarkan ijma’ adalah
fatwa tentang produk nomor 7816. suci, boleh diminum dan
kosmetika yang  HR. Muslim dan Ibnu dijual. Sungguh, menurut
mengandung Umar, sebagaimana mazhab kami dan jumhur,
alkohol/etanol untuk dalam Kitab Shahih booleh meminumnya,
dijadikan pedoman. Muslim juz 3 halam selama tidak berubah
menjadi memabukkan,
1587, hadis nomor meskipun lebih dari tiga
2003). hari.
 Kata-kata (pada hari ketiga
yang terdapat dalam teks
hadis) menunjukkan bahwa
rendaman kismis setelah
tiga hari diduga kuat telah
berubah menjadi
memabukkan, sehingga
diarahkan untuk
menjauhinya/tidak
meminumnya.

FATWA Tentang  bahwa ajaran Islam  (QS. Al-A’raf, 7: 13)  Jik terpaksa menggunakan Penggunaan kosmetika yang mengandung
MAJELIS PENGGUNAA menganjurkan untuk  (QS. al-A`raf [7]: 32) emas maka boleh bahan partikel emas bagi laki-laki
ULAMA N PARTIKEL berhias (tazayyun), dan  (QS. alJasiyah [45]: digunakan’, maka (pendapat hukumnya boleh dengan ketentuan
INDONESIA EMAS DALAM kosmetika telah menjadi 13 ini) disepakati (oleh ulama). sebagai berikut;
Nomor: 47 PRODUK salah satu kebutuhan  (QS Al-Baqarah [2]: Para ulama mazhab kami  Dimaksudkan untuk kepentingan yang
Tahun 2018 KOSMETIKA manusia pada umumnya; 195) (Syafi’iyyah) berkata, dibolehkan secara syar’i.
BAGI LAKI- b. bahwa kosmetika yang  (QS. al-A`raf [7]: ’diperbolehkan baginya  Ada kemanfaatan dan aspek bahaya
LAKI akan digunakan oleh 157). hidung dan gigi dari emas (madlarrat) dalam penggunaan partikel
setiap muslim harus  H.R Bukhari Muslim dan perak’. Demikian juga emas telah hilang (tidak
berbahan halal dan suci;  (HR. Abu Daud) mengikat (menambal) gigi membahayakan).
 bahwa perkembangan  8. (HR. Imam
yang sakit dengan emas dan
teknologi telah mampu perak, hukumnya boleh
Muslim, Ahmad, dan
menghasilkan berbagai “bahwa penggunaan serbuk
al-Turmudzi
produk kosmetika yang emas dan perak boleh jika
7.
menggunakan partikel ada unsur kemanfaatan
emas; seperti untuk pengobatan,
 d. bahwa oleh karena itu tetapi bisa menjadi haram
dipandang perlu bila membahayakan badan
menetapkan fatwa tentang dan akal”.
penggunaan partikel emas  Hasil riset menunjukan
dalam produk kosmetika “bahwa penggunaan serbuk
bagi laki-laki; emas dan perak boleh jika
ada unsur kemanfaatan
seperti untuk pengobatan,
tetapi bisa menjadi haram
bila membahayakan badan
dan akal”.

8. 45 Tahun 2018 Penggunaan  bahwa seiring dengan HR. Al-Bukhari dan  Plasma dianggap sebagai Ketentuan Umum
plasma darah perkembangan ilmu Muslim sesuatu yang baik dan 1. Darah adalah suatu tipe jaringan
untuk bahan pengetahuan yang boleh dikonsumsi ikat yang memiliki sel tersuspensi
obat demikian pesat, obat-  hukumnya plasma tidak (tidak terpisah) dalam suatu cairan
obatan yang sama dengan hukumnya intra seluler, berfungsi untuk
berkembang di tengah- darah. tranportasi, proteksi, dan regulasi.
tengah masyarakat saat  Hormon, asam amino, Darah terdiri dari dua komponen
ini berasal dari bahan dan albumin merupakan utama yaitu cairan (plasma) dan sel-sel
yang beraneka ragam; komponen protein dalam darah.
 bahwa saat ini beredar plasma darah yang juga 2. Plasma darah adalah komponen
obat-obatan yang bahan mempunyai khasiat obat. darah berbentuk cairan berwarna
bakunya berasal dari kuning, di mana sel-sel darah, nutrisi
plasma darah, dan oleh dan hormon mengapung. Plasma darah
karenanya menimbulkan dipisahkan dari darah melalui suatu
pertanyaan dari proses sentrifugasi (pemutaran
masyarakat tentang kecepatan tinggi) sampel darah segar,
status dan hukum dimana sel-sel darah menetap di
penggunaannya; bagian bawah karena lebih berat,
 bahwa untuk itu, Komisi sedangkan plasma darah di lapisan
Fatwa MUI memandang atas. Plasma merupakan unsur darah,
perlu menetapkan fatwa dan bagian tersendiri dari darah yang
tentang plasma darah sifat-sifatnya; warna, bau dan rasa
untuk bahan obat, berbeda dengan darah.
sebagai pedoman bagi
pemerintah, umat Islam Ketentuan Hukum
dan pihak-pihak lain 1. Pada dasarnya darah adalah najis,
yang memerlukannya; karenanya haram dipergunakan
sebagai bahan obat dan produk
lainnya.
2. Plasma darah sebagai mana yang
dimaksud pada poin dua di ketentuan
umum di atas hukumnya suci dan
boleh dimanfaatkan dengan ketentuan:
a. hanya untuk bahan obat;
b. tidak berasal dari darah manusia;
c. berasal dari darah hewan halal.

Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
jika di kemudian hari ternyata
dibutuhkan perbaikan, akan diperbaiki
dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak
yang memerlukan dapat
mengetahuinya, menghimbau semua
pihak untuk menyebarluaskan fatwa
ini.
9. 11 Tahun Produk a. bahwa ajaran Islam  QS. Al-A’raf, 7: 31  . Pendapat Syaikh al- Ketentuan Umum
2018 Kosmetika menganjurkan untuk  QS. al-A`raf [7]: 32 Khathib al-Syarbaini Dalam fatwa ini, yang dimaksud
Yang berhias (tazayyun),  QS. Al-Ma’idah [5]: dalam Mughni al- dengan:
Mengandung dan 90 Muhtaj 1. Khamr adalah setiap minuman
Alkohol/Etan kosmetika telah  QS. Al-Baqarah[2] : yang menegaskan yang memabukkan, baik dari anggur
ol menjadi salah satu 219 bahwa makna atau yang lainnya, baik dimasak
kebutuhan manusia  QS Al-Baqarah [2]: rijsadalah najis. ataupun tidak.
pada 195  Pendapat Imam al- 2. Alkohol adalah etil alkohol atau
umumnya;  HR. Ahmad dan Ibn Nawawi dalam kitab etanol, suatu senyawa kimia dengan
b. bahwa kosmetika Majah dari Ibn al-Majmu' yang rumus (C2H5OH).
yang akan digunakan 'Abbas dan menerangkan 3. Kosmetika adalah bahan atau
oleh setiap muslim `Ubadah bin al- pandangan mengenai campuran bahan yang digunakan
harus Shamit kenajisan khamr untuk
berbahan halal dan  HR. Muslim dan  Pendapat Imam al- membersihkan, menjaga,
suci; Ibnu Umar, Nawawi tentang al- meningkatkan penampilan,
c. bahwa sebagaimana nabidz, yang belum mengubah
perkembangan dalam Kitab menjadi penampilan, digunakan dengan cara
teknologi telah Shahih Muslim juz muskir mengoles, menempel, memercik,
mampu 3 halam 1587,  Pendapatal-Mawardi atau menyemprot.
menghasilkan hadis nomor 2003 tentang definisi dan
berbagai produk  HR. AlBukhari, batasan mabuk Ketentuan Hukum
kosmetika yang sebagaimana  Pendapat Imam al- 1. Produk kosmetika yang
menggunakan dalam kitab shahih Syaukani tentang mengandung khamr adalah najis,
berbagai jenis al-Bukhari juz 1 batasan fermentasi tiga dan
bahan, salah satunya halaman 95 hadis hari penggunaannya hukumnya haram.
alkohol/etanol, baik nomor 239  Pendapat Ulama 2. Penggunaan alkohol/etanol pada
sebagai bahan baku,  HR Ahmad, Abu mengenai alkohol produk kosmetika tidak dibatasi
bahan tambahan, Daud, al-Tirmidzi,  Pendapat al-Syaikh kadarnya, selama etanol yang
maupun bahan al-Nasai, ‘Athiyah Shaqar digunakan bukan berasal dari
penolong; Ibnu Majah, dan tentang sucinya industri
b. bahwa oleh karena Ibnu Hibban. alkohol khamr (baik merupakan hasil
itu dipandang perlu Perawi dalam  Penjelasan dari LP sintesis kimiawi [dari petrokimia]
adanya fatwa sanad Hadis ini POM MUI dalam rapat ataupun hasil industri fermentasi
tentang terpercaya, dan al- Tim Gabungan Komisi non khamr) dan secara medis tidak
produk kosmetika Tirmidzi Fatwa dan LP POM membahayakan.
yang mengandung menganggapnya  Keputusan Muzakarah
alkohol/etanol untuk hasan Nasional tentang
dijadikan pedoman.  HR. Al-Hakim dan Alkohol yang
Ibnu Abbas diselenggarakan oleh
 HR. Ahmad MUI pada tanggal 13-
dan al-Thabarani 14 Rabiul Akhir 1414
dari Ibnu Umar, Hijriah bertepatan
sebagaimana dengan tanggal 30
dalam Kitab September 1993 di
Musnad Ahmad, juz Jakarta
2 halaman 97,  Keputusan Rapat
hadis nomor 5716 koordinasi Komisi
dan kitab Fatwa dan LP POM MUI
al-Mu'jam al- serta
Ausath, juz 8, Departemen Agama RI,
halaman 16, hadis pada 25 Mei 2003 di
nomor 7816. Jakarta.
 HR. Ahmad  Fatwa Majelis Ulama
 HR. Muslim dan Indonesia Nomor 4
Ahmad Tahun 2003 tentang
 H.R. Muslim, dari Standarisasi Fatwa
Ibn ‘Abbas ra Halal.
 Atsar Shahabat,  Fatwa Majelis Ulama
dari Ibnu Abbas ra Indonesia Nomor 11
Tahun 2009 Tentang
Hukum Alkohol.
 Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor 26
Tahun 2013 Tentang
Standar Kehalalan
Produk Kosmetika Dan
Penggunaannya
 Hasil Rapat Kelompok
Kerja Komisi Fatwa
MUI Bidang Pangan,
Obatan-obatan dan
Kosmetika beserta Tim
LPPOM MUI pada 8
Januari 2017, 23 Maret
2017, 4 Desember
2017, 18 Januari 2018,
dan 10 Februari 2018.
 Pendapat peserta rapat
pleno komisi fatwa
Majelis Ulama
Indonesia
pada 28 Februari 2018.
10.
11. 06 Tahun 2010 Penggunaan a.Bahwa penyakit  QS. Al-Baqarah ayat  Pendapat para ulama Ketentuan Umum:
Vaksin Meningitis masih 173 seperti HR. Al- Bukhori, a. Vaksin MencevaxTM ACW135Y adalah
Meningitis Bagi menjadi ancaman  QS. Al-Maidah ayat 3 Shahih Al- Bukhori, vaksin meningitis yang diproduksi oleh
Jemaah Haji kesehatan bagi jamaah  QS. Al-An’am ayat Maktabah Syamilah , jus Glaxo Smith Klien Beecham
Atau Umroh haji atau umroh di mana 145 17, h. 328 tentang rukun Pharmacceutical-Belgium.
untuk mencegah  HR. Abu Dawud Dari dan syarat tathhir b. Vaksin Menveo Meningococcal adalah
terjadinya penularan Usamah bin Syarik (pensucian) vaksin yang mempunyai nama
penyakit berbahaya  HR. Abu Dawud Dari  Keterangan Mentri produksi Menveo Meningococcal
tersebut hanya bisa Abu Darda Kesehatan RI pada tanggal Group A, C, W135 and Y Conyugate
dilakukan melalui  HR. Al- Bukhori dari 9 Juni 2010 yang Vaccine yang diproduksi oleh Novartis
vaksinasi Meningitis. Anas bin Malik menyatakan bahwa Vaccine and Diagnostic S.r.i.
b.Bahwa pemerintah Arab  HR. Al- Bukhori dari sampai saat ini kebijakan c. Vaksin Meningococcal adalah vaksin
Saudi tetpa mewajibkan Abu Hurairah mewajibkan para yang mempunyai nama produksi
kepada semua orang  HR. Ahmad dari Abu pengunjung Arab Saudi Meningococcal Vaccine yang
yang akan berkunjung ke Hurairah memakai vaksin meningitis diproduksi oleh Zheijiang Tianyuan Bio
negara tersebut, masih tetap berlaku. Pharmaceutical Co. L.td.
termasuk untuk  Laporan dan Penjelasan Ketentuan Hukum:
kepentingan haji atau Hasil Audit Tim Auditor a. Vaksin MencevaxTM ACW135Y
umroh, agar melakukan LPPOM MUI ke tiga hukumnya haram
vaksinasi Meningitis perusdahaan vaksin b. Vaksin Menveo Meningococcal dan
guna melindungi jamaah meningitis. Vaksin Meningococcal hukumnya
sehingga tidak terinveksi  Pendapat peserta rapat halal.
virus yang berbahaya Komisi Fatwa pada tanggal c. Vaksin yang boleh digunakan
tersebut. 10 Juni, 12 Juni, 16 Juni, 22 hanyalah vaksin meningitis yang
c. Bahwa pada saat ini Juni, 24 Juni, 30 Juni, 9 Juli, halal.
sudah ada beberapa 16 Juli 2010.
produsen yang
memproduksi vaksin
meningitis yaitu : 1).
Glaxo Smith Klien
Beecham
Pharmacceutical-
Belgium. 2). Novartis
Vaccine and Diagnostic
S.r.i. 3). Zheijing
Tianyuan Bio
Pharmaceutical Co. Ltd.
d.Bahwa Komisi Fatwa
MUI telah menerima
permohonan fatwa
tentang status kehalalan
produk vaksin meningitis
dari ketiga produsen
tersebut.
e.Bahwa untuk itu, Komisi
Fatwa MUI memandang
perlu menetapkan fatwa
tentang hukum
Penggunaan Vaksin
Meningitis produk dari
ketiga produsen tersebut
bagi jemaah Haji
dan/atau Umroh,
sebagai pedoman bagi
pemerintah umat Islam
dan pihak-pihak lain
yang memerlukannya.
12. 07 Tahun 2010 Kopi Luwak a.Bahwa di masyarakat  QS. Al-Maidah ayat  Pendapat dalam Kitab al Ketentuan Umum:
muncul usaha kopi 88 –Majmu’ Jus 2 halaman Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
luwak, dimana kopi  QS. Al-Baqarah ayat 573 Kopi Luwak adalah kopi yang berasal dari
tersebut berasal dari biji 172  Pendapat dalam Kitab biji buah kopi yang dimakan oleh luwak
kopi yang dimakan oleh  QS. Al-Baqarah ayat Nihayatul Muhtaj Jus 11 kemudian keluar bersama kotorannya
luwak dan kemudian 168 halaman 284 dengan syarat:
dikeluarkan kembali  QS. Al-Baqarah ayat  Pendapat dalam Kitab 1. Biji kopi masih untuh terbungkus
bersama kotorannya, 29 Hasyiyah I’anatu Al- kulit tanduk
kemudian diolah menjadi  QS. Al-An’am ayat Thalibin Syarh Fath al- 2. Dapat tumbuh jika ditanam
serbuk kopi yang 145 Mu’in Jus 1 halaman 82 kembali
dikonsumsi masyarakat  QS. Al-Araf ayat 157  Hasil rapat kelompok
dan dikenal dengan kopi  HR. Al – Tirmidzi & kerja Komisi Fatwa MUI Ketentuan Hukum
luwak. Ibnu Majah bidang pangan, obat- 1. Kopi Luwak sebagaimana
b.Bahwa terhadap masalah  HR. Al- Hakim obatan dan kosmetika dimaksud dalam ketentuan
tersebut, muncul  HR. Daraquthni dan beserta Tim LPPOM MUI umum adalah mutanajjis (barang
pertanyaan di tengah nilai sahih oleh Imam pada 2 Juni 2010 terkena najis) , bukan najis.
masyarakat terkait Nawawi.  Makalah Dr. KH. Munif 2. Kopi luwak sebagaimana
hukum mengkonsumsi Suratmputra dan dimaksud dalam ketentuan
kopi luwak penjelasan dari TIM umum adalah halal setelah
c. Bahwa oleh karena itu LPPOM MUI yang disucikan.
dipandang perlu adanya disajikan pada rapat 3. Mengkonsumsi kopi luwak
fatwa tentang kopi luwak komisi fatwa pada sebagaimana dimaksud angka 2
sebagai pedoman bagi tanggal 16 Juni 2010. hukumnya boleh.
msyarakat, baik dalam  Penjelasan dari LPPOM 4. Memproduksi dan
rangka memproduksi, MUI atas pertanyaan dari memperjualbelikan kopi luwak
menjual, maupun Komisi Fatwa mengenai hukumnya boleh.
mengkonsumsi kopi kemungkinan
luwak. tumbuhnya biji kopi yang
telah dimakan luwak
pada rapat komisi fatwa
MUI tanggal 14 Juli 2010,
yang pada intinya
menyatakan secara
umum biji kopi keluar
dari kotoran luwak tidak
berubah serta dapat
tumbuh jika ditanam.
 Pendapat peserta rapat-
rapat komisi fatwa MUI
mulai tanggal 2 Juni
hingga 20 Juni 2010.
13. 02 Tahun 2010 Air Daur Ulang a. Bahwa perkembangan  QS. Al- Anfal ayat 11  Pendapat ulama terkait  Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan
teknologi memungkinkan  QS. Al- Furqan ayat 48- masalah tata cara air daur ulang adalah air hasil olahan
daur ulang air yang 49 pensucian air yanhg (rekayasa teknologi) dari air yang telah
semula berasal dari  QS. Al- Maidah ayat 88 terkena najis, digunakan (musta.mal) terkena najis
limbah yang bercampur  QS. Al- Isra’ ayat 26- sebagaimana pandangan (mutanajjis) atau yang telah berubah
dengan kotoran, benda 27 Imam AL- SYIRAZI dalam salah satu sifatnya, yakni rasa, warna,
najis, dan komponen lain  HR. Al- Hakim kitab Al – Muhazzab dan dan bau sehingga dapat dimanfaatkan
yang merubah  HR. Ibn Majah Imam ibnu QUDAMAH kembali.
kemutlakan air.  HR. Ibn Hibban dan Al- dalam al – Mugni.  Air dua kullah adalah air yang
b.Bahwa penggunaan air Hakim  Hasil Workshop tentang volumenya mencapu paling kurang 270
daur ulang dalam  HR . Imam Tiga dan air daur ulang yang liter.
masyarakat meningkat dishahkan oleh Imam diselenggarakan oleh  Air daur ulang adalah suci mensucikan
seiring dengan Ahmad. LPPOM MUI pada sepanjang diproses dengan ketentuan
peningkatan pesat tanggal 17 Maret 2009. fikih.
kebutuhan air dan  Keterangan ahli dari  Air daur ulang sebagaimana dimakasud
penurunan kualitas departemen Teknologi boleh dipergunakan untuk berwudhu,
sumber air akibat dari Industri Pertanian, mandi, mensucikan najis, dan istinja’ ,
peningkatan jumlah Fakultas Teknologi serta halal diminum digunakanan untuk
penduduk, laju Pertanian IPB mengenai memasak dan untuk kepentingan
urbnanisasi dan penerapan air daur lainnya, selama tidak membahayakan
perkembangan industri. ulang. kesehatan.
c. Bahwa selama ini belum  Makalah tentang hukum
ada standar baku air daur ulang dalam
kehalalan dalam kajian fikih yang disajikan
pemnfaatan air daur oleh Ahmad Munif
ulang sehingga muncul Suratmaputra, Anggota
pertanyaan seputar Komisi Fatwa MUI
hukum  Pendapat, saran, dan
pemanfaatnyannya. masukan yang
d.Bahwa oleh karena itu berkembang dalam
dipandang perlu sidang Komisi Fatwa
menetapkan fatwa pada rapat komisi fatwa
tentang pemanfaatan air 27 Januari 2010.
daur ulang guna
dijadikan pedoman.
14. 01 tahun 2010 Penggunaan  Bahwa menggunakan  Qs. Al-baqarah: 168  Perbedaan pendapat Ketentuan Umum
Mikroba dan mikroba dan produk  HR. Bukhari tentang dikalangan ulama mengenai Mikroba adalah organisme mikroskopik
Produk microbial untuk produk tikus yang jatuh ke hokum tentang cair(al- yang berukuran sekitar seperseribu
Mikrobial makanan banyak dalam samin Maai’) yang terkena najis. milimeter (1mikrometer) dan hanya
Dalam Produk dilakukan di dalam proses  HR. Thabrani dalam Imam al-Zuhri dan al- dapat dilihat dengan menggunakan alat
Pangan produksi makanan, al-Mu’jam al Kabir Auza’y berpendapat bahwa bantu mikroskop
minuman, obat-obatan, 16/93 tentang cair dihukumi sama dengan Produk microbial adalah produk yang
dan kosmetik mewajibkan, hukum air diperoleh dengan bantuan mikroba yang
 Bahwa terhadap melarang, dan  Pendapat para fuqaha dapat berupa sel mikroba itu sendiri atau
penggunaan mikroba dan menetapkan batasan- tentang hokum tumbuhan berupa hasil metabolisme mikroba,
produk microbial tersebut batasan sesuatu yang hidup diatas kotoran, antara lain berupa protein, vitamin, asam
muncul pertanyaan di  Qaidah fiqhiyyah yang antara lain termaktub organic, pelarut organic, dan asam amino
tengah masyarakat tentang kemudaratan, dalam kitab Raudlah al- Ketentuan Hukum
mengenai hukumnya mencegah mafsudah, Thalibin, Hasyiyah al-  Mikroba pada dasarnya halal selama
 Bahwa oleh karena itu dan hokum dari hal Qalyubi, dan Asna al- tidak membahayakan dan tidak terkena
dipandang perlu adanya yang bermanfaat Mathalib. najis
fatwa tentang hukum  Pendapat, suara, dan  Mikroba yang tumbuh pada media
penggunaan mikroba dan masukan yang berkembang tumbuhan yang suci hukumnya halal
microbial dalam produk dalam siding komisi fatwa  Mikroba yang tumbuh pada media
pangan untuk dijadikan pada rapat kimisi fatwa tumbuhan yang najis, apabila dapat
pedoman. tanggal 13 januari 2010 dan dipisahkan antara mikroba dan medianya
19 januari tahun 2010 maka hukumnya halal setelah disucikan
 Produk microbial dari mikroba yang
tumbuh pada media pertumbuhan yang
suci hukumny halal
 Produk microbial dari mikroba yang
tumbuh pada media pertumbuhan yang
najis, apabila dapat dipisahkan antara
mekroba dan medianya maka hukumnya
halah setelah disucikan
 Mikroba dan produk microbial dari
mikroba yang memanfaatkan unsure babi
sebagai media pertumbuhan hukumnya
haram
 Mikroba dan produk microbial dari
mikroba yang tumbuh pada media
tumbuhan yang terkena najis kemudian
disucikan secara syar’i, yakni melalui
produksi dengan komponan air mutlaq
minimal dua qullah hukumnya halal
15. 12 tahun 2009 Standar  Bahwa pelaksanaan  QS. Al-An’am : 118  Pendapat Imam al-qurthuby Standar hewan yang disembelih
Sertifikasi penyembelihan hewan  QS. Al-Maidah : 3 dalam tafsiran mengenai  Hewan yang disembelih adalah hewan
Penyembelihan didalam islam harus  QS. Al-An’am : 121 ketentuan alat yang boleh dimakan
Halal mengikuti tata ara yang  QS. Al-Maidah : 1 penyembelihan  Hewan harus dalam keadan hidup ketika
sesuai dengan ketentuan  QS. Al-Nahl: 5  Pendapat Imam al-Bukhari disembelih
hokum islam agar dapat  HR. Muslim dalam dalam kitab Kasysyaf al-  Kondisi hewan harus memenuhi standar
dikonsumsi oleh kitab Shahih Muslim Qina tentanng persyaratan kesehatan hewan yang ditetapkan oleh
masyarakat muslim jis 3 halaman 1548 tasmiyah dalam lembaga yang memiliki kewenangan
 Bahwa dalam pelaksanaan hadis nomor 1955 penyembelihan hewan Standar penyembelihan
proses penyembelihan  HR. Jama’ah antara  Pendpat imam al-syarbini  Beragama islam dan sudah skil baligh
hewan dewasa ini, banyak lain dalam musnad dan Ibn Qudamah mengenai  Memahami tata cara penyembelihan
sekali rumah potong Ahmad juz 4 halaman proses penyembelihan secara syar’i
hewan yang 142 hewan  Memiliki keahlian dalam penyembelihan
bermanfaatkan peralatan  HR. Al-Baihaqi,  Pendapat Imam as-Syarbini Standar alat penyembelihan
modern seiring dengan dalam sunan al- dal Imam al-Nawawi  Alat penyembelihan harus tajam
perkembngan teknologi, Baihaqi al-kubra juz 9 mengenai tanda-tanda  Alat dimaksud bukak kuku, gigi/taring
sehingga muncul beragam halaman 278 “hayah mustaqirrah” atau tulang
model penyembelihan dan  HR. Imam Ahmaf  Pendapat wahbah al- Standar proses penyembelihan
pengolahan yang dalam juz 2 halaman Zuhaily mengenai tata cara  Penyembelihan dilaksanakan dengan niat
menimbulkan pertanyaan 108 hadis nomor penyembelihan dengan alat menyembelih dan menyebut nama allah.
terkait dengn kesesuaian 5864, dan Ibn al- modern  Penyembelihan dilaksanankan dengan
pelaksanaan Baihaqi dalam sunan  Keputusan fatwa MUI mengalirkan darah melalui pemotongan
penyembelikan tersebut al-Baihaqi al-kubra tentang penyembelihan saluran makanan, saluran pernafasan.
dengan hukum islam juz 9 halaman 280 hewan secara mekanisme Dalm dua pembuluh darah
 Bahwa oleh karena itu  HR. Bukhari dalam pada tanggal 18 oktober  Penyembelihan dilaksanakan dengan
dipandang perlu adanya Shahih al-Bukhari juz 1976 satu kali dan secara cepar
fatwa tentang standard 3 halaman 1391 hadist  Keputusan rapat koordinatir  Memastikan adanya aliran darah dan
penyembelihan halal nomor 3614, dan komisi fatwa dan LP POM atau gerakan hewan sebagai tanda
untuk dijadikan pedoman Imam al-Nasai dalam MUI serta departemen hidupnya hewan
al-Sunah al-Kubra juz agama RI, pda 25 mei 2003  Memastikan matinya hewan disebabkan
5 halaman 55 hadis di Jakarta aleh penyembelihan tersebut.
8189  Keputusan fatwa MUI Standar pengolahan, penyimpanan, dan
nomor 4 tahun 2004 tentang pengiriman
standarisasi halal  Pengolahan dilakukan setelah hewan
 Hasil keputusan Ijtima’ dalam keadaan mati sebab
ulama komisi fatwa se- penyembelihan
Indonesia II tahun 2006 di  Hewan yang gagal penyembelihan harus
PP. Gontor Ponorogo dipisahkan
tentang masalah-masalah  Penyimpanan dilaksanakan secara
kritik dalam audit halah terpisah antara yang halal dan non halal
 Hasil rapat kelompok kerja  Dalam proses pengiriman daging, harus
komisi fatwa MUI bidang ada infirmasi dan jaminan mengenai
pangan, obat-obatan dan status kehalalannya , mulai dari
kosmetika beserta tim penyiapan, pengangkutan, hingga
LPPOM MUI pada 12 penerimaan
novemver 2009
 Pendapat peserta rapar-rapat
komisi fatwa yang terakhir
pada tanggal 17 November
dan 2desember
16. 11 tahun 2009 Tentang Hukum
Alkohol
Bahwa ajaran Islam 1.Quran surat al- Alkoholadalah air yang Alkoholtidaklahnajiskarenaseringdi
Tujuan untuk baqarahayat 219 beracundanjikaalkohol gunakanpadaperalatanmedisJugater
Memelihara disamakandengankham dapatdalammakanandanminuman
2.surat al-
Keselamatan agama rmakaalkoholitutermas yang
maidahayat 5
jiwa akal keturunan uknajisdanjugahukumn didalamnyaterdapatkadaralkohol
3.surat an-nisaayat
dan harta untuk itu ya haram  yang berbeda-beda 
43 4.Hadis  hadis
segalasesuatuuntukme Ahmad Mengonsumsialkohold Hal Minumalkoholadalah haram
mberimanfaatbagiterc danThabranidariIb apatmenyebabkanmab Alkohol yang berasaldari Homer
apainyatujuantersebut nu Umar  ukMabukadalahseseora adalahnajissedangkan yang
diperintahkananjurka ng yang tidakberasaldari Homer
nataudiizinkanuntukdi  5.Quranayat al-
kehilangankesadaranIt itutidaknajisMakananminumanpaka
lakukansedangmerugi qasasayat 77. 
utandanyaalkoholdapat ian yang berasaldariluaradalah
kanbagitercapainyatuj memabukkanjikadikon haram
uantersebutdilarangat sumsi adalahhasildarifermentasikimiaituh
audianjurkanuntukdij ukumnyaadalahmubah
auhi.
Bahwasaatinialkoholb
anyakdigunakansebag
aibahanbakubahantam
bahanataupunbahanpe
nolongdalampembuat
anmakananminumano
bat-
obatandankosmetikas
ertakepentinganlainny
a. 
BahwaOlehkarenaitud
ipandangperluadanya
fatwa
tentangalkoholsebagai
upayamemberikankep
astianhukumbagi para
produsendankonsume
ndalammemanfaatkan
danmengkonsumsipro
dukmenggunakanbah
anatauperantaradarial
kohol.

17. Mengkonsumsi 1. Bahwa di kalangan - QS. al‐Baqarah 1. Pendapat Imam Al 1. Bahwa di kalangan umat Islam
Kepiting umat Islam Indonesia, [2]: 168 Ramli dalam Nihayah Al Indonesia, status hokum
status hokum - QS. al‐A'raf [7]: Muhtaj ila Ma’rifah mengkonsumsi kepiting masih
mengkonsumsi kepiting 157 Alfadza‐al‐Minhaj, (t.t : Dipertanyakan kehalalannya;
masih - al‐Baqarah [2] : Dar’al –Fikr, t.th) juz 2. Bahwa oleh karena itu, Komisi
Dipertanyakan 172 VIII, halaman 150 tentang Fatwa MUI memandang perlu
kehalalannya; - HR. Khat‐iisa11 pengertian “Binatang menetapkan fatwa tentang
2. Bahwa oleh karena laut/air , dan Status hokum mengkonsumsi kepiting,
itu, Komisi Fatwa MUI halaman 151‐ 152 tentang sebagai pedoman bagi umat Islam dan
memandang perlu binatang yang hidup pihakpihak
menetapkan fatwa dilaut dan didaratan. Lain yang memerlukannya.
tentang 2. Pendapat Syeikh
Status hokum Muhammad al‐Kathib a;‐
mengkonsumsi kepiting, Syarbaini dalam Mughni
sebagai pedoman bagi Al‐Muhtaj ila
umat Islam dan Ma’rifah Ma’ani Al‐
pihakpihak Minhaj, (t.t : Dar Al‐Fikr,
Lain yang T.th), juz IV Hal 297
memerlukannya. tentang pengertian
“binatang laut/Air “,
pendapat Imam Abu
Zakaria bin Syaraf al‐
Nawawi dalam Minhaj
Al‐Thalibin, Juz IV, hal.
298 tentang binatang laut
dan didaratan serta alasan
(‘illah)
hukum keharamannya
yang dikemukakan oleh
al‐Syarbaini :
3. Pendapat Ibn al'Arabi
dan ulama lain
sebagaimana dikutip oleh
Sayyid Sabiq dalam Fiqh
al‐Sunnah (Beirut : Dar
al‐Fikr, 1992), Juz lll,
halaman 249 tentang
"binatang yang hidup
di daratan dan laut".
4. Pendapat Prof. Dr. H.
Hasanuddin AF, MA
(anggot a Komisi Fatwa)
dalam makalah
Kepiting : Halal atau
Haram dan penjelasan
yang disampaikannya
pada Rapat Komisi
Fatwa MUI, serta
pendapat peserta rapat
pada hari Rab 29 Mei
2002 M. / 16 Rabi'ul
Awwal 1421 H.
Pendapat Dr. Sulistiono
(Dosen Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan IPB) dalam
makalah Eko‐Biologi
Kepiting Bakau (Scyllla
spp) dan penjelasannya
tentang kepiting
yang disampaikan pada
Rapat Kornisi Fatwa MUI
pada hari Sabtu, 4 Rabi'ul
Akhir 1423
H / 15 Juni 2002 M.
18. Memakan Dan Bahwa akhir-akhir ini  Surat al-An’am ayat  Pendapat berbagai ulama 1. Membenarkan adanya pendapat
Membudidaya telah tumbuh dan 145  Pendapat keterangan Mazhab Syafii/jumhur Ulama
kan Kodok berkembang usaha  Surat al-Mai’dah tenaga ahli dari Institut tentang tidak halalnya
pembudidayakan kodok ayat 96 Pertanian Bogor Dr. H. memakan daging kodok, dan
oleh  Surat Al-A’raf, ayat Mahammad Eidman membenarkan adanya pendapat
sebagian para petani ikan 157 M.Sc. bahwa dari lebih Imam Maliki tentang
 Hadits-hadits Nabi kurang 150 jenis kodok halalnya daging kodok tersebut.
Muhammad SAW : yang berada di Indonesia 2. Membudidayakan kodok hanya
“Dari Abdurrahman baru 10 jenis untuk diambali manfaatnya, tidak
bin Utsman Al yang diyakini tidak untuk dimakan. Tidak bertentang
Quraisy bahwanya mengandung racun, dengan ajaran Islam.
seorang tabib yaitu :
(dokter) bertanya 1. Rana Macrodon
kepada Rasulullah 2. Rana Ingeri
SAW, tentang 3. Rana Magna
kodok yang 4. Rana Modesta
dipergunakan dalam 5. Rana Canerivon
campuran obat, 6. Rana Hinascaris
maka 7. Rana Glandilos
Rasulullah SAW 8. Hihrun Arfiki
melarang 9. Hyhrun Pagun
membunuhnya.” 10. Rana Catesbiana
(Ditakharijkan oleh
Ahmad dan
dishahihkan
Hakim,
ditakhrijkannya
pula Abu Daud dan
Nasa’I).

19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26. 3 KLONING 1.Salah satu hasil Kloning hanyalah 1.QS Al-Jatsiyah (45) :13 Kloning pada manusia dengan cara
MUNAS/VI/ kemajuan yang dicapai penggandaan, secara 2.QS Al-Isra’ (17) : 70 apapun hukumnya haram, Kloning
MUI/2000 adalah kloning umum kloning 3.QS al-R’ad (13):16 terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan
2.Masyarakat senantiasa terhadap tumbuhan 4. Kaidah Fiqiyhah hukumnya Mubah selama hal tersebut
mengharapkan dan hewan memiliki demi kemaslahatan umat dan
penjelasan hukum islam kepentingan untuk menghilangkan kemudaratan.
tentang kloning, baik kemaslahatan umatm Mewajibakan kepada semua pihak
kloning terhadap Kloning pada untuk tidak melakukan atau
tumbuh- manusia dapat mengizinkan praktek kloning pada
tumbuhan,hewan dan membawa manfaat. manusia, serta mengikuti
terutama manusia Kloning pada perkembangan kloning, meniliti
3.MUI dipandang perlu manusia juga dapat peristilahan dan permasalahnnya serta
menetapkan Fatwa menimbulkan menjalankan kajian-kajian untuk
tentang hukum yang mafsadat (Dampak menjelaskan hukumnya serta
dijadikan pedoman negatif) yang tidak mendorong pendirian dan mendukung
sedikit, pendapat dan institusi-institusi ilmiah yang
saran peserta sidang menyelenggarakan penelitian di
bidang biologi dan rekayasa genetika
pada selain bidang kloning manusia
yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dan juga segera merumuskan
kode etik penelitian.
PENYALAHG Rekomendasi dari 1.QS Al-Baqarah Larangan dalam agama Semua penyalahagunaan narkotika dan
UNAAN Majelis ulama DKI (2):195 islam untuk memasukkan semacamnya yang menimbulkan
NARKOTIKA Jakarta tentang 2.QS An-nisa (4) : 29 semua bahan atau benda kemudharatan bagi kesehatan fisik dan
pemberantasan narkotika 3.Hadits umu yang merusak akal ,jiwa, mental serta mengancam keamanan
dan kenakalan remaja salamah kesehatan jasmani dan nasional, Mendukung sepenuhnya
serta berhubungan 4. Hadits dari Jabir kesehatan manusia, pemberantasan penyalahgunaan
dengan bahan-bahan RA Akibat-akibat buruk yang narkotika,menyambut baik dan
lainnya yang ditimbulkan. menghargai semua upaya untuk
berhubungan dengan pemberantasan narkotika,
masalah menganjurkan kepada presiden RI agar
27.
berusaha membuat undang-undang
penyalahgunaan narkotika dan
semacamnya termasuk obat bius
menganjurkan kepada Alim
ulama,mubaligh, dan sebagainya untuk
melakukan pendidikan agar tidak
menyalahgunakan narkotika Serta
mengenajurkan kepada organisasi
agama , orangtua dan masyarakat
untuk “Perang melawan narkotika”

Fatwa Penggunaan Mikroba dan Produk Mikrobial Dalam Produk Pangan


15. Fatwa Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal
16. Fatwa Tentang Hukum Alkohol
17. Fatwa Mengkonsumsi Kepiting

Anda mungkin juga menyukai