Anda di halaman 1dari 10

BINATANG HALAL DAN HARAM

BINATANG HALAL
Binatang yang halal ialah binatang yang boleh dimakan dagingnya menurut syariat Islam.
Binatang yang halal adalah sbb :
1. Binatang halal berdasarkan dalil umum dari Al Qur’an dan Hadis.
Dalil umum yang dimaksud di sini adalah dasar yang diambil dari Al Quran dan Hadis yang
menunjukkan helallnya binatang secara umum.
Yang termasuk jenis binatang halal berdasarkan dalil umum adalah
a. Binatang ternak darat.
Jenis-jenis binatang ternak darat seperti: kambing, domba,sapi, kerbau dan unta. firman Allah:
‫ُأِح َّلْت َلُك ْم َبِه يَم ُة األْنَعاِم‬
Artinya: … dihalalkan bagimu binatang ternak … (QS. Al-Maidah [4[:1)

Kambing Domba Sapi

Kerbau Unta
b. Binatang laut (air)
Semua binatang yang hidupnya di dalam air baik berupa ikan atau lainnya, kecuali yang
menyerupai binatang haram seperti anjing laut, menurut syariat Islam hukumnya halal
dimakan.
‫ُأِح َّل َلُك ْم َص ْيُد اْلَبْح ِر َو َطَع اُم ُه َم َتاًعا َلُك ْم‬
Artinya :”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut yang
lezat bagimu dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan …”.(QS. Al-Maidah : 96)
Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha seperti mengail, memukat
dan sebagainya. Termasuk juga dalam pengertian laut disini Ialah: sungai, danau, kolam dan
sebagainya.
2. Binatang halal berdasarkan dalil khusus.
Yang dimaksud dengan dalil khusus adalah dalil yang langsung menyebut jenis binatang tertentu.
Yang termasuk jenis binatang halal yang langsung disebut melalui dalil tertentu sbb :
a. Kuda
Kuda merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam hadis
Rasulullah berikut ini :
)‫َنَح ْز َنا َع َلى َع ْهِدَر ُسْو ُل ِهّللا َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَر ًسا َفَأَك ْلَناُه (رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : “Pada zaman Rasulullah kami pernah menyembelih kuda dan kami memakannya”
(HR. Bukhari dan Muslim)
b. Keledai Liar/Himar
Keledai yang masih liar termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :
)‫ِفي ِقَّص ِة اْلِح َم اِر الَو ْح ِش َفَأَك َل ِم ْنُه الَّنِِبُّي َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم (رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : “Tentang kisah keledai liar, maka Nabi SAW makan sebagian dari daging keledai
itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
c. Ayam
Ayam juga termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam
hadis Rasulullah berikut ini :
)‫َر َاْيُت الَّنِِبُّي َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْأُك ُل ُد َج اجًا (رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : “Pernah aku melihat Nabi SAW makan daging ayam”
(HR. Bukhari dan Tirmizi)
d. Belalang
Belalalng merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam
hadis Rasulullah berikut ini :
)‫َغَز ْو َنا َم َع َر ُسْو ُل ِهّللا َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َس ْبَع َغَز َو اٍت َفَاَك َل اْلَجَر َد (رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : “Kami berperang bersama Rasulullah SAW tujuh kali perang, kami memakan
belalang” (HR. Bukhari dan Muslim)
e. Kelinci
Dalam salah satu hadis dijelaskan
‫ َم َر ْر َنا َفاْسَتْنَفْهَنا َاْر َنًبا ِبَم ِّر الَّظْهَر اِن َفَسَع ْو ا َع َلْيِه َفَلَغ ُبْو ا َقاَل َفَسَع ْيُت َح َّتى َاْد َر ْك ـُتَها َفْأَتْيُت‬: ‫َع ْن َاَنِس ْبِن َم اِلِك َرِض َي ُهّللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ِبَها َاَبا َطْلَح َة َفَد َبَحَها َفَبَع َث ِبَو ِرِكَها َو َفِخ َذ ْيَها ِاَلى َر ُسْو ُل ِهّللا َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَاَتْيُت ِبَها َر ُسْو ُل ِهّللا َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقِبَل ُه‬
)‫(رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Ketika kami berjalan melalui Daerah
az-Zahran tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor kelinci lalu kami mengejarnya sehinggga
penat. Ia berkata lagi: Aku telah mengejarnya sehingga dapat menangkapnya. Aku pun
membawanya kepada Abu Talhah lalu beliau menyembelihnya. Beliau mengirimkan kaki dan
kedua pahanya kepada Rasulullah s.a.w lalu aku pun membawanya kepada Rasulullah s.a.w
dan baginda menerimanya
(HR Bukhari dan Muslim)
3. Binatang halal berdasarkan Pendapat/Fatwa ulama’.
a. Musang
Halal, karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan memangsa
manusia atau hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga termasuk dari hewan yang baik
(arab: thoyyib). Ini merupakan madzhab Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, dan salah satu dari dua
riwayat dari Imam Ahmad. [Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni’ (3/528), dan Asy-Syarhul
Kabir (11/67)]
b. Tupai / Bajing
Ulama berselisih pendapat tentang hukum makan tupai. Jumhur (mayoritas) ulama
berpendapat bahwa makan tupai hukumnya halal. Sementara sebagian ulama berpendapat
haramnya tupai, karena hewan ini mengigit dengan taringnya. Pendapat kedua ini merupakan
pendapat Madzhab Hanafi dan sebagian ulama Syafi’iyah dan Hanabilah. Sementara Malikiyah
berpendapat makruh. Pendapat yang lebih kuat adalah boleh.
Hukum memakan Tupai adalah kembali ke hukum asal segala sesuatu yakni halal,
selama tidak membahayakan kesehatan. Sebab, memang tak ada dalil baik dari Al Quran dan
As Sunnah tentang pengharamannya, atau makruhnya. Tertulis dalam kitab Hasyiah Al Jumal,
kitab fiqih bermadzhab Syafi’i:
‫َو َيِح ُّل َأْيًض ا الِّس ْنَج اُب َو ُهَو َح َيَو اٌن َع َلى َح ِّد اْلَيْر ُبوِع ُيَّتَخ ُذ ِم ْن ِج ْلِدِه اْلِفَر اُء‬
artinya: Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru yang diambil
kulitnya untuk pakaian berbulu..”

c. Landak
Hukum landak, mayoritas ulama memandangnya sebagai hewan yang halal untuk
dimakan, sedangkan sebagian lagi memakruhkan namun ada pula yang mengharamkannya.
Yang menghalalkan landak adalah Imam Asy Syafi’i dan para pengikut mazhabnya, Imam
Laits bin Sa’ad, dan Imam Abu Tsaur. Demikian pula sebagian mazhab Hanbali seperti Imam
Asy Syaukani, dan Imam Ash Shan’ani. Sedangkan dari kalangan Maliki ada beberapa riwayat
pendapat, tetapi yang kuat mazhab ini membolehkan memakan landak.

BINATANG HARAM
Binatang yang diharamkan ialah binatang yang tidak boleh dimakan berdasarkan hukum syariat
Islam. Macam-macam binatang haram adalah sebagai berikut:
1. Binatang yang diharamkan dalam penjelasan Al-Qur’an.
a. Binatang yang disebutkan pada al-Qur’an surah al-Maidah ayat 3:
‫ُحِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ ْنِزيِر َو َم ا ُأِهَّل‬
‫ِلَغْيِر ِهَّللا ِبِه َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَم ْو ُقوَذُة َو اْلُم َتَر ِّد َيُة‬
‫َو الَّنِط يَح ُة َو َم ا َأَك َل الَّسُبُع ِإال َم ا َذَّك ْيُتْم َو َم ا ُذ ِبَح‬
‫َع َلى الُّنُص ِب‬
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.
Dari ayat diatas, dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram, yaitu:
a. Bangkai
Bangkai yaitu hewan yang mati bukan dengan cara syar’i, baik karena mati sendiri atau karena
anak Adam yang tanpa melalui cara syar’i.
Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:
1) Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.
2) Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.
3) Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
4) An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
5) Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
6) Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
7) Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
8) Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah.
9) Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini berdasarkan
hadits Abu Waqid secara marfu’:
b. Darah, yakni darah yang mengalir dan terpancar. Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana
ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang
berada dalam urat-urat setelah penyembelihan.
c. Daging babi, yaitu mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.
d. Himar kampung/jinak dan Gighal (okulasi kuda dan himar/ keledai)
Allah telah mengharamkan himar jinak sebagaimana ditegaskan dalam firmanNya:
‫َو اْلَخْيَل َو اْلِبَغاَل َو اْلَحِم يَر ِلَتْر َك ُبوَها َو ِزيَنًة َو َيْخ ُلُق َم ا‬
‫ال َتْع َلُم وَن‬
Artinya: Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, baghal [820] dan keledai, agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.(an-Nahl [16]:8) [820] Baghal yaitu peranakan kuda dengan keledai.

2. Binatang yang Diharamkan Menurut Penjelasan al-Hadits


a. Khimar atau keledai jinak (Keledai Piaraan)
Rasulullah saw bersabda:
‫لم َع ِن اْلِح َم اِر اَأْلْه ِلْي‬eeeee‫ه وس‬eeeee‫لى هللا علي‬eeeee‫ َو َنَهاَن ا النبي ص‬، ‫َأَك ْلَن ا َز َم َن َخ ْيَب ٍر َاْلَخ ْي َل َو ُح ُم َر اْل َو ْح ِش‬
“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)

Keledai/Khimar Kuda

3. Binatang yang diharamkan melalui dalil umum, yaitu : dalil yang hanya menyebut sifat-sifat
binatang.
Binatang yang diharamkan berdasarkan dalil umum dengan menyebut sifat-sifat binatang yaitu:
 Binatang buas yang bertaring
 Binatang yang memiliki cakar (cengkeraman)
 Binatang yang makan kotoran.
 Binatang yang dilarang membunuhnya
 Binatang yang disuruh membunuhnya
a. Binatang buas dan bertaring
Binatang buas yang bertaring adalah yang taringnya digunakan untuk memangsa atau
menerkam mangsanya. seperti singa, serigala, macann tutul, macan kumbang, anjing, kucing,
beruang, buaya, monyet
Nabi bersabda :
)‫ُك ُّل ِذ ي َناٍب ِم ْن الِّس َباِع َفَأْكُلُه َحَر اٌم (رواه البخاري ومسلم‬
Artinya : “Setiap binatang buas yang bertaring, haram dimakan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari mengatakan,
‫َوِم ْن اْلُم ْسَتْثَنى َأْيًضا الِّتْمَس اح ِلَك ْو ِنِه َيْعُدو ِبَناِبِه‬
“Termasuk hewan yang dikecualikan dari kehalalan untuk dimakan adalah buaya karena ia
memiliki taring untuk menyerang mangsanya.”

Haraimau – Singa – Macan Tutul


Serigala – Anjing – Beruang

Buaya – Monyet – Kucing

b. Semua burung yang memiliki cakar/ berkuku tajam.


Semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: Elang,
Rajawali, Kakatua, Nasar, burung hantu.
Nabi bersabda:
) ‫َنَهى َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن ُك ِّل ِذ ي َناٍب ِم ْن الِّس َباِع َو َع ْن ُك ِّل ِذ ي ِم ْخ َلٍب ِم ْن الَّطْيِر ( رواه مسلم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring,
dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram.” (HR. Muslim)
)‫َنَها الَّنِبُّي َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن ُك ِِّل ِذ ْي ِم ْح َلِب ِم َن الَّطْيِر (رواه مسلم‬
Artinya : “Rasulullah telah melarang (memakan) setiap burung yang berkuku tajam”
(HR. Muslim).

Rajawali Kakatua Burung Hantu

Nasar/Hering (Burung Elang Jawa


Pemakan Bangkai)
JENIS-JENIS HEWAN YANG HALAL DAN HARAM

A. Binatang yang Dihalalkan


Binatang yang dihalalkan adalah binatang yang diperbolehkan untuk dikonsumsi
dagingnya oleh manusia, khususnya bagi orang-orang beriman. Jenis binatang yang dinyatakan
tegas halal dalam A1-Qur’an adalah binatang ternak, binatang buruan, dan binatang yang berasal
dan laut.
Binatang ternak dihalalkan berdasarkan firman Allah swt. dalam Surat Al Ma’idah Ayat 1
yang artinya “Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu …”.
Binatang yang dihalalkan adalah binatang buruan dan makanan yang berasal dan laut. Hal
berdasarkan firman Allah swt. dalam Surat Al-Mä’idah Ayat 96 yang artinya “Dihalalkan bagimu
binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dan laut sebagai makanan yang lezat hagimu
dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. (Q.S. A1-M’idah: 96)
Jenis binatang yang halal berdasarkan hadis, antara lain ayam, kuda, keledai liar, kelinci,
dan belalang. Perhatikan Hadist Rasullah berikut ini

1) DariAbu Musa r.a., ia herkata, “Aku pernah melihatNahi saw. makan (daging) ayam.”
(H.R. Bukhari dan Tirmizi)
2) DariAsma bintiAhu Bakar r.a., ia berkata, “Di zaman Rasulullah saw, kami pernah
menyembelih kuda dan kami memakannya.” (Muttafaq ‘Alaih)
3) Abu Qatadah ra. tentang kisah keledai liar. Nabi saw. makan sebagian dan daging keledai
itu. (Muttafaq ‘Alaih)
4) Dan Anas r.a. dalam kisah kelinci, ia berkata, “Ia menyembelihnya, lalu dikirimkan
daging punggungnya kepada Rasulullah saw., lalu heliau menerimanya.” (Muttafaq
‘Alaih).
5) Dari lbnuAbiAufa r.a., ia berkata, “Kami herperang bersamaRasulullah saw. Tujuh kali
perang. Kami memakan belalang.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dalam hukum Islam, semua jenis binatang yang tidak ditegaskan tentang keharamannya,
berarti halal untuk dimakan. Akan tetapi, kita dalam memperoleh daging yang halal, tentu harus
menyembelihnya terlebih dahulu, kecuali belalang dan ikan. Binatang yang mati bukan karena
disembelih termasuk bangkai dan hukumnya haram.
Dalam menyembelih pun tidak asal mematikan binatang begitu saja, tetapi harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan syarak. Apabila cara menyembelihnya salah, mengakibatkan binatang
yang sebenarnya halal dapat berubah menjadi haram. Adapun yang dimaksud menyembelih
adalah memutuskan jalan makan, minum, jalan napas, dan urat nadi pada leher binatang yang
disembelih dengan alat tertentu sesuai dengan ketentuan syarak.
Orang yang menyembelih binatang harus memenuhi syarat-syaratnya. Syarat- syarat itu
adalah sebagai berikut
1) Beragama Islam, penyembelihan yang dilakukan oleh orang kafir atau orang musyrik,
hukumnya tidak sah Oleh karena itu daging binatang yang disembelih tersebut hukumnya
haram.
2) Berakal sehat, penyembelihan yang dilakukan oleh orang yang gila atau mabuk, hukumnya
tidak sah. Oleh karena itu, daging binatang yang disembelih tersebut hukumnya haram.
3) Mumayiz, artinya sudah dapat membedakan antara yang benar dan salah. Penyembelihan
yang dilakukan oleh anak-anak, tidak sah.
Selain itu, Binatang yang hendak disembelih harus memenuhi syarat sebagai berikut.
• Binatang yang akan disembelih benar-benar masih dalam keadaan hidup.
• Binatang yang akan disembeh binatang yang halal hukumnya.
Adapun Syarat-Syarat Alat Penyembelihan, adalah sebagai berikut:
1) tajam;
2) tidak runcing dan tidak tumpul;
3) terbuat dan besi, baja, batu, bambu, atau kaca;
4) bukan kuku, gigi, atau tulang.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.yang artinya “Sesuatu yang dapat men gucurkan
darah dan yang disembelih dengan menyebut nama Allah maka makanlah, kecuali dengan
menggunakan gigi dan kuku. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dalam Penyembelihan. Ada beberapa hal yang disunahkan dalam menyembelih, antara lain
a. menghadap kiblat;
b. menyembelih pada pangkal leher;
c. menggunakan alat yang tajam;
d. mempercepat dalam menyembelih;
e. melepaskan tali pengikat setelah disembelih;
f. berlaku baik dalam menyembelih, tidak kasar, dan tidak lamban.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.yang artinya: “Sesungguhnya Allah
menetapkan supaya berbuat baik terhadap sesuatu. Apahila kamu memhunuh, bunuhlah dengan
baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik, dan hendaklah memperta
jam pisaunya serta memherikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.” (H.R. Muslim)
Menyembelih binatang, seharusnya pada bagian leher karena jalan napas, jalan makan dan
minum, serta urat nadi terletak pada leher. Meskipun demikian, binatang yang liar dan sulit untuk
disembelih pada bagian lehernya, misalnya jatuh ke lubang atau ke sumur dalam posisi kepala di
bawah atau sulit ditangkap, dapat disembelih dengan cara melukai bagian tubuh yang dapat
mematikannya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.yang artinya: “Dari Abu Usvra ,dart
ayahnya, ia berkata bahwaRasuluilah saw. ditanya, Apakah tidak ada penyembehhan itu selain di
kerongkongan dan di leher? Beliau bersabda, “Kalau kamu tusuk pahanya. niscaya memadailah
itu.” (H.R. Tirmizi)

Binatang ternak darat.


Jenis-jenis binatang ternak darat seperti: kambing, domba,sapi, kerbau dan unta. firman Allah:
‫ُأِح َّلْت َلُك ْم َبِه يَم ُة األْنَعاِم‬
Artinya: … dihalalkan bagimu binatang ternak … (QS. Al-Maidah [4[:1)

Kambing Domba Sapi


Kerbau Unta

Binatang laut (air)

Semua binatang yang hidupnya di dalam air baik berupa ikan atau lainnya, kecuali yang menyerupai
binatang haram seperti anjing laut, menurut syariat Islam hukumnya halal dimakan.
‫ُأِح َّل َلُك ْم َص ْيُد اْلَبْح ِر َو َطَع اُم ُه َم َتاًعا َلُك ْم‬
Artinya :”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut yang lezat
bagimu dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan …”.(QS. Al-Maidah : 96)
Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha seperti mengail, memukat dan
sebagainya. Termasuk juga

B. Binatang yang dharamkan


Binatang yang diharamkan itu disebabkan empat hal, yaitu karena nasAl-Qur’an dan hadis, karena
diperintah membunuh, karena dilarang membunuh, dan karena menjijikkan.
1. Haram karena Nas AI-Qur’an atau Hadist
Binatang yang haram karena nas dalam Al-Qur’an atau hadis, antara lain
a. babi;

b. khimar jinak (keledai);


c. binatang buas atau binatang bertaring

d. burung yang berkuku tajam dan berparuh kuat;

e. binatang jalalah (binatang yang sebagian besar makanannya adalah kotoran).

Babi diharamkan berdasarkan firman Allah swt. dalam SuratAl-M’idahAyat 3 yang artinya
“Diharamkan bagi kamu (memakan) bangkai, darah, daging babi.”

Khimar jinak diharamkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Yang
artinya: Dan Jahir bahwa Nahi Muhammad saw. telah melarang memakan daging khimar jinak. (H.R.
Bukhari dan Muslim)
Binatang buas yang bertaring, seperti kucing, singa, harimau, beruang, serigala, dan anjing
diharamkan berdasarkan sabda Rasulullah saw. Yang artinya: “Sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda, “Tiap-tiap hinatang buas yang mempunyai taring haram dimakan. (H.R. Muslim dan
Tirmizi)
Burung buas yang berkuku tajam untuk berburu, seperti elang dan rajawali diharamkan
berdasarkan sabda Rasulullah saw. Baca dan pahamilah sabda Rasulullah saw. Yang artinya:
“Rasulullah saw. melarang (memakan) tiap-tiap burung yang mempunyai kuku tajam.”(H.R. Muslim)
Jalalah adalah binatang yang makanannya sebagian besar kotoran yang najis. Binatang itu
diharamkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya Dan Ibnu Umar r.a., ia
berkata, “Rasulullah saw. melarang memakan binatangjalalah (binatang pemakan kotoran) dan
melarang pu/a meminum susunya.” (H.R.Ibnu Majah)

Binatang yang diharamkan karena kita diperintah supaya membunuhnya, antara lain
a) ular;
b) burunggagak;
c) burung elang;
d) tikus;
e) anjing gila.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang artinya “Lima macam binatang yang semua merusak
dan hendaklah dibunuh, baik di tanah halal maupun di tanah haram; (yaitu) ular; burung gagak, tikus,
anjing gila, dan hurung elang. (H.R. Muslim)

Ada beberapa binatang yang diharamkan karena kita dilarang membunuhnya, yaitu semut, lebah
madu, burung hud-hud, dan burung suradi. Hal itu dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Ahmad yang artinya: Dan Ibnu A bhas, Nabi saw. telah melarang membunuh empat macam binatang,
(yaitu) semut, lehah, hurung hud-hud, dan burung suradi. (H.R. Ahmad)
Selian itu, ada pula binatang yang diharamkan karena menjijikkan keadaannya, seperti belatung,
pacet, cacing, dan lintah. Baca dan pahamilah firman Allah swt. Yang Artinya: “Dan (Allah) men
ghalalkan bagi mereka sega/a yang balk dan men gharamkan bagi mereka sega/a yang buruk .... (Q.S.
A1-A’raf: 157)
Selain binatang yang diharamkan karena empat hal tersebut, ada juga hinatang yang asalnya
halal menjadi haram karena sebab-sebab tertentu. Binatang-binatang tersebut adalah

a. disembelih dengan menyebut selain nama Allah swt.;


b. mati tercekik;
c. terpukul atau tertabrak kendaraan;
d. karenajatuh;
e. karena ditanduk binatang lain;
f. karena diterkam binatang buas;
g. disembelih untuk berhala.

Anda mungkin juga menyukai