Nikmatus Salamah
UIN SATU Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung
E-mail: nikmatussalamah19@gmail.com
Abstrak: Pendidikan Islam berakar dari perkataan didik yang berarti pelihara ajar
dan jaga. Secara sederhana pendidikan Islam adalah pendidikan yang “berwarna”
Islam. Maka pendidikan Islami adalah pendidikan yang berdasarkan islam.
Dengan demikian nilai-nilai ajaran islam itu sangat mewarnai dan mendasari
seluruh proses pendidikan. Dasar religius merupakan dasar yang bersumber dari
agama. Urgensi mempunyai tujuan agar seluruh proses dan hasil dari suatu
pendidikan dapat mempunyai manfaat dan makna yang hakiki. Dasar religius
sebagaimana dikemukakan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir adalah dasar yang
diturunkan dari ajaran agama. Dasar-dasar pendidikan Islam, secara umum dibagi
kepada dasar pokok, dasar tambahan dan dasar oprerasional. Dasar-dasar
pendidikan Islam, secara umum dibagi kepada dasar pokok, dasar tambahan dan
dasar oprerasional. Dasar pokok adalah al-Quran dan as-Sunnah, dasar tambahan
berupa perkataan dan perbuatan serta sikap para sahabat, ijtihad, mashlahah
mursalah,urf. Sedangkan dasar operasional meliputi dasar historis, sosial,
ekonomi, politik,psikologis dan fisikologis.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara
terpadu dengan sistem yang ada lainnya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek.
Pendidikan mempunyai peranan menyiapkan sumber daya manusia yang
mampu berpikir secara kritis dan mandiri (independent critical thinking)
sebagai modal dasar untuk pembangunan manusia seutuhnya yang
mempunyai kualitas yang sangat prima. Upaya pengembangan kemampuan
berpikir kritis dan mandiri bagi peserta didik adalah dengan
mengembangkan pendidikan partisipasif.
Pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam berbagai kesempatan
dalam tulisan ini merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi,
tujuan, kurikulum, bahan ajar, proses belajar mengajar, guru, murid,
manajemen, saran prasarana, biaya, lingkungan, dan lain sebagainya. Berbgai
komponen pendidikan tersebut memebentuk sebuah sistem yang memiliki
konstruksi atau bangunan yang khas. Agar konstuksi atau bangunan
pendididkan tersebut kokoh, maka ia harus meiliki dasar, fundament atau asas
yang menopang dan menyangganya, sehimgga bangunan konsep pendidikan
tersebut dapat berdiri kokoh dan dapat digunakan sebagai acuan dalam praktik
pendidikan.
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses
pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun
moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang
hamba dihadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardhi (pemelihara)
pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah
mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan
keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan
untuk terjun ketengah lingkungan masyarakat yang berbekalkan al-Qur’an dan
as-Sunnah.
Pendidikan Islam pada hakikatnya merupakan aktivitas pendidikan
yang diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk
mengejawantahkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam di
Indonesia dapat terwujud menjadi beberapa bentuk seperti pondok pesantren,
madrasah, pelajaran agama Islam di sekolah, pendidikan Islam dalam keluarga
dan masyarakat baik yang bersifat formal maupun non-formal.
Pendidikan Islam di Indonesia terwujud dalam berbagai kegiatan
institusi tersebut, tidak terlepas dari ajaran Islam itu sendiri sebagai ajaran
agama yang rahmatan lil’alamin. Maka pendidikan Islam tidak bisa
melepaskan diri dari historis, sosial, ekonomi, politik yang mempengaruhi
umat Islam itu sendiri, semakin umat Islam melakukan kontak dengan dunia di
sekitarnya, maka pendidikan juga semakin berkembang dan semakin kompleks.
Begitu pula ketika dunia Islam masih terbatas pada masa Rasulullah,
pendidikan Islam masih relatif sederhana, dan segala persoalan keislaman
dapat ditanyakan langsung kepada Beliau atau mendapat jawaban dari al-
Quran. Akan tetapi ketika Islam semakin berkembang dan meluas, maka
pendidikan Islam pun semakin berkembang sesuai dengan perkembangan
dunia.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan studi ini adalah kepustakaan.
Data primer diperoleh dari pembacaan buku dan jurnal. Kajian dilakukan pada
bulan Maret 2021. Pada tahap awal, penulis berupaya mengumpulkan materi dari
berbagai teori konflik yang berkembang, kemudian disusun dalam bentuk naskah
teks yang siap dibahas dalam sebuah grup diskusi. Berdasarkan hasil diskusi dan
berbagai masukan, kemudian naskah kajian diperbaiki, untuk dibahas pada
diskusi tahap kedua. Hasil akhir diskusi kedua naskah kajian difinalisasi dan
siap dipublikasikan dalam sekala yang lebih luas.
a) Al-Qur`an
َاس َما نُ ِّز َل اِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُوْ ن َ َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي
ِ َّك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن
“…….dan Kami turunkan kepadamu al-Dzikri (Al Quran), agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka berfikir” (Q. S. al-Nahl, 44).
c. Ra`yu
2) Umar bi Khattab sebagai bapak reaktutor terhadap ajaran Islam yang dapat
dijadikan sebagai strategi pendidikan Islam
Artinya,” Apabila hakim telah menetapkan hukum, kemudian dia berijtihad dan
ijtihadnya itu benar, maka baginya dua pahala, akan tetapi apabila ia berijtihad
dan ternyata ijtihadnya salah, maka baginya satu pahala” ( HR. Bukhari Muslim
dan Amr bin Ash).
Berikutnya dasar hasil pemikiran ra’yu adalah mashlahah mursalah
(kemaslahatan umat) yaitu menetapkan peraturan atau ketetapan undang-undang
yang tidak disebutkan dalam al-Quran dan as-Sunnah atas pertimbangan
penarikan kebaikan dan menghindarkan kerusakan. Penarikan kebaikan dan
menghindar kerusakan bisa diterima selama tidak menyalahi keberadaan-
keberadaan al-Quran dan as-Sunnah,benar-benar membawa kemaslahatan.
Mashlahah mursalah ini, menurut Abdul Wahhab Khallaf dalam
Ramayulis, diterima sebagai dasar pendidikan Islam selama tidak menyalahi
keberadaan al-Quran dan as-Sunnah, benar-benar membawa kemaslahatan,
menolak kemudaratan setelah melalui tahapan observasi, dan kemaslahatan yang
bersifat universal untuk totalitas masyarakat.
Selain mashlahah mursalah yang dapat menjadi dasar pendidikan Islam
hasil ra’yu adalah berupa ‘Urf, yaitu nilai-nilai dan istiadat masyarakat. Menurut
Al Sahad al-Jundi dalam Ramayulis,’Urf diartikan sesuatu yang tertanam dalam
jiwa berupa hal-hal yang berulang dilakukan secara rasional menurut tabiat yang
sehat. Dasar pendidikan dengan mashlahah mursalah dan ‘urf ini dapat dijadikan
asas pendidikan selama tidak bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah.
SIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pendidikan religius berhubungan dengan istilah pendidikan Islam, secara
sederhana pendidikan Islam adalah pendidikan yang “berwarna” Islam.
Maka pendidikan Islami adalah pendidikan yang berdasarkan islam,
dengan demikian nilai-nilai ajaran islam itu sangat mewarnai dan
mendasari seluruh proses pendidikan.
2. Dasar religius ialah dasar yang bersifat humanisme-teosentris, yaitu dasar
yang memperlakukan dan memuliakan manusia sesuai dengan petunjuk
Allah SWT. Dasar religius merupakan dasar yang paling mendasar dari
dasar-dasar pendidikan, sebab dasar religius merupakan dasar yang
diciptakan oelh Allah SWT. yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Dasar-dasar pendidikan Islam, secara umum dibagi kepada dasar pokok,
dasar tambahan dan dasar oprerasional. Dasar pokok adalah al-Quran dan
as-Sunnah, dasar tambahan berupa perkataan dan perbuatan serta sikap
para sahabat, ijtihad, mashlahah mursalah, urf. Sedangkan dasar
operasional meliputi dasar historis, sosial, ekonomi, politik,psikologis dan
fisikologis.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat limpahan
Rahmatnya. Terselesaikannya jurnal ini tidak terlepas dari ridho Allah SWT.
Semoga jurnal ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya para pembaca dan
penulis sendiri.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Prof. H. Maftukhin,
M.Ag. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang telah memberikan izin dan
fasilitas untuk penyusunan journal ini, Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd. selaku Wakil
Rektor I UIN SATU Tulungagung yang telah memberikan dukungan untuk
penyusunan journal ini, Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegruan (FTIK) sekaligus Dosen Pembimbing mata
kuliah Dasar-Dasar Pendidikan yang ikhlas, tulus, dan berkontribusi dalam
membimbing kami, Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan yang
telah memberikan izin dan kemudahan atas penyusunan journal ini.
Semoga kita semua senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT. Dan
selalu menjunjung tinggi pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis agar
selalu mendapatkan kefadhilaan hidup dan pahala yang bisa mengantarkan kita
ke surganya-Nya Alloh SWT.
DAFTAR RUJUKAN
Abdul, dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Dalyono, Muhammad. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dewey, John. 1944. Democracy and Education. The Free Press
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014
Langgulung, Hasan. 1978. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka al-Husna
Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Jogjakarta: Teras
Maunah, Binti. 2016. Pendidikan Dalam Perspektif Struktural Fungsional.
Surabaya: Cendekia
Muhaimin. 2010. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan,
Pengembangan Kurikulum hingga rededifisi Islamisasi Pengetahuan.
Bandung: Nuansa
Nata, Abudin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam: dengan pendekatan multidispliner.
Jakarta: Rajawali Press
Nata, Abudin. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: CF Remaja Karya
Zakiah, dkk. 1995. Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya