Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM


NASKAH UJIAN
TENGAH SEMESTER
Nama : Dicky Arfansuri
Nim : 3120190059
Mata Kuliah : Aliran Modern dalam Islam
Fakultas : PAI
Dosen : Drs.A.Faqihuddin,MA.

Jawablah soal dibawah ini dengan benar!

1. Modernisme dalam masyarakat Barat mempunyai tujuan untuk menyesuaikan


ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katholik dan Protestan dengan ilmu
pengetahuan dan filsafat modern. Demikian juga, bagaimanakah dalam masyarakat
Islam yang dimaksud modernisme. Jelaskan!
2. Jelaskan apa yang dibawa oleh Napoleon Bonaparte dalam kedatangannya di
Mesir, dan apa tujuan pendaratannya di Mesir!
3. Jelaskan dan uraikan ide-ide pembaharuan yang dilakukan oleh:
a. Mohammad Ali Pasya
b. Al Tahtawi
c. Jamaluddin Al Afgani
4. Apa yang Anda ketahui tentang:
a. Al waqo’i Al misriyah
b. Roudhotul Madaris
c. Pembaharuan dalam Islam

Jawaban
1. Modernisme Islam adalah sebuah pergerakan yang mencoba merukunkan agama Islam
dengan nilai-nilai modern dari Barat seperti nasionalisme, demokrasi, hak-hak sipil,
rasionalitas, kesetaraan, dan perjuangan sosial.Gerakan ini dapat berupa peninjauan
secara kritis terhadap konsep-konsep lama dan metode-metode fiqih, serta penggunaan
pendekatan tafsir yang baru.
2. Ada hal-hal beru selain kemajuan materi yang dianggap sebagai ide-ide hasil revolusi
Perancis yang dibawa Napoleon, yaitu memperkenalkan :
1. Sistem pemerintahan republik, selama ini belum ada diperkenalkan seorang kepada
negera dipilih oleh parlemen yang berkuasa dalam masa tertentu dan harus tunduk
kepada undang-undang dasar. Sedangkan undang-undang dasar itu sendiri dibuat
bukan oleh kepala negara atau raja, melainkan oleh parlemen. Parlemenlah yang
menentukan kredibilitas seorang kepala negara, yang kalau menyimpang dari
perundang-undangan akan dijatuhkan dari jabatannya. Akan tetapi, sistem
pemerintahan Islam selama ini bersifat absolut. Khalifah atau sultan yang memegang
tampuk pemerintahan tidak jauh beda dengan raja atau kaisar, yang kekuasaannya
tidak terbatas. Iapun tidak tunduk kepada undang-undang dasar, sebab kedudukan yang
dipegangnya merupakan anugerah Tuhan, jadi ia hanya bertanggung jawab langsung
kepada Tuhan, bukan kepada parlemen, bila tidak mampu lagi.
2. Ide persamaan (egalite), yaitu adanya persamaan kedudukan antara penguasa
dengan rakyat yang diperintah, serta turut berperan aktifnya rakyat dalam pemerintahan.
Sebelumnya, rakyat Mesir tidak tahu menahu dalam soal pemerintahan, maka ketika itu,
Napoleon mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiri dari ulama-ulama al-Azhar
dan pemuka-pemuka dalam dunia bisnis dari Kairo dan daerah-daerah. Tugas badan ini
membuat undang-undang, memelihara ketertiban umum, dan menjadikan perantara
penguasa-penguasa Perancis dengan rakyat Mesir. Selain itu, dibentuk pula suatu
badan lain bernama Diwan al-Ummah yang pada waktu-waktu tertentu mengadakan
sidang untuk membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional.
Tiap-tiap daerah mengirimkan sembilan orang wakil ke sidang itu, masing-masing tiga
dari golongan ulama, tiga dari golongan pedagang, satu dari masing-masing golongan
petani, kepala desa, dan kepala suku bangsa Arab. Dewan ini mempunyai 180 orang
anggota dan bersidang sekali dalam setiap tahun, yang diadakan pada tanggal 5 sampai
20 Oktober 1798. keputusan yang diambil ialah menganjurkan perubahan peraturan
pajak yang telah ditetapkan oleh kerajaan Usmani.
3. Ide kebangsaan yang terkandung dalam Maklumat Napoleon, bahwa orang Perancis
adalah suatu bangsa ( nation ), dan kaum Mamluk adalah orang asing yang datang ke
Mesir, jadi sungguhpun orang Islam, tapi berlainan bangsa dengan rakyat Mesir.

Tujuan :
Napoleon datang ke Mesir tidak hanya sekedar untuk menjajah, tetapi juga untuk
memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada umat islam di Mesir. Ide-ide yang dibawa
Napoleon Bonaparte telah menjadikan cambuk bagi umat Islam di Mesir khususnya bagi
para intelektualnya untuk melakukan pembaruan
3. A. Muhammad Ali Pasya
Beberapa Ide Pembaharuan Muhammad Ali Pasha :
1. Dalam Bidang Militer.
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali
Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis,
begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan membuat Perancis dengan
mudah menguasai Mesir (1798- 1802 M). Setelah Perancis dapat diusir Inggris
pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang perwira
tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.
2. Bidang Ekonomi dan Sosial.
Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti
harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang
militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer. Jadi dua hal yang
penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini
menghendaki pengetahuan atau ilmu ilmu modern. Salah satu dampak
perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa
3. Dalam Bidang Pendidikan.
Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian
besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian
pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik
tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker
tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah
tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar
pengetahuan berupa sains dan teknologi Barat di Perancis.

B. Al Tahtawi
1. Bidang Pendidikan.
Al Tahtawi semasa hidupnya banyak waktu yang dihabiskan untuk mengajar, dan
mengatur pendidikan; Dia menemukan ide-ide mengenai pendidikan dalam buku
yang ditulisnya. Dia menyatakan, bahwa pendidikan itu harus ada kaitannya dengan
masalah-masalah masyarakat dan lingkungannya
2. Bidang Ekonomi.
Menurut Al Tahtawi ekonomi Mesir, tergantung pada pertanian, ia memuji usaha di
jalankan Muhammad Ali dalam lapangan ini. Juga ia menekankan pendapat ahli
ekonomi Eropa mengatakan bahwa Mesir mempunyai potensi besar dalam
lapangan ekonomi. Memajukan ekonomi, sejahteraan dunia akan tercapai. Hal ini,
adalah baru karena tradisi dalam Islam untuk mementingkan kehidupan dunia. Al
Tahtawi menekankan bahwa pembangunan perekonomian Mesir diawali dengan
kepedulian seluruh bangsa Mesir,
3. Bidang Kesejahteraan.
Kemajuan suatu Negara, ditandai meratanya kesejahteraan rakyat dan juga
meningkatkan jegiatan perekonomian, sehingga stabilitas Negara dapat
dicapai.Sebagaimana diungkapkan oleh Tahtawi, dalam bukunya ”Manahij” bahwa
manusia pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yaitu menjalankan perintah Tuhan
dan mencari kesejahteraan didunia, sebagaimana yang dicapai oleh bangsa Eropa
modern. Oleh karena itu, kesejahteraan umat Islam harus diperoleh atas dasar
melakasanakan ajaran agama, berbudi pekerti baik dan ekonomi yang maju.
4. Bidang Pemerintahan.
Ide Al Tahtawi tentang Negara dan masyarakat, bukan hanya sekedar pandangan
tradisional belaka, dan bukan pula hanya sebagai refleksi pengalaman dan
pengetahuan yang telah didapatnya di Paris. Tetapi merupakan kopmbinasi dan
persenyawaan dari keduanya. Dia mengemukakan contoh-contoh yang diteladani
yaitu nabi Muhammad Saw. Dan para sahabat dalam melaksanakan pemerintahan
yang mempunyai hak kekuasaan mutlak, yang dalam pelaksanaan
pemerintahannya harus dengan adil berdasarkan undang-undang. Untuk
kelancaran pelaksanaan undang-undang itu harus ditangani oleh tiga badan yang
terpisah yaitu Legislatif, Executif dan Judicatif (Trias Politica Montesque).
5. Patrotisme Ala Al Tahtawi.
Al Tahtawi adalah orang Mesir yang pertama penganjur patriotisme. Paham bahwa
seluruh dunia Islam adalah tanah air bagi setiap individu muslim, mulai di rubah
penekannya. Al Tahtawi menekankan bahwa tanah air adalah tanah tumpah darah
seseorang, bukan seluruh dunia Islam. Ia berpendapat bahwa selain adanya
persaudaraan se-agama, juga ada persaudaraan setanah air. Dalam
perkembangan dunia Islam selanjutnya persaudaraan tanah air ternyata lebih
dominan.
6. Ijtihad dan Sain Modern.
Memahami syari’at Islam menurut Al-Tahtawi merupakan sangat penting dan
memiliki kesadaran bahwa syari’at pasti senantiasa up to date, cocok untuk segala
zaman dan tempat.orang yang mengerti serta memahami syari’at Islam, Al Tahtawi
yakin akan pentingnya kesadaran bahwa syari’at pasti senantiasa berlaku se[anjang
masa, cocok untuk segala zaman dan tempat.

C. Jamaludin Al Afgani
beberapa ide pembaharuan, di antaranya.
1. Menggerakkan rakyat supaya mengadakan revolusi
Dalam pengalamannya melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam,
Jamaluddin melihat kenyataan bahwa dunia Islam didominasi oleh pemerintahan
yang otokrasi dan absolut. Para penguasa dunia Islam menjalankan kekuasaannya
sebagaimana kehendak mereka tanpa terikat pada konstitusi.Untuk membangun
pemerintahan yang bersih, maka rakyat harus mengadakan revolusi guna
menentang kesewenang-wenangan penguasa mereka.
2. Memperbaiki akidah umat Islam
Jamaluddin berusaha memperbaiki akidah umat yang telah terkontaminasi dengan
mengembalikan mereka ke sistem kepercayaan (akidah) Islam yang benar.
Menurutnya, penyimpangan dari akidah Islam membuat umat tidak mampu menjadi
manusia yang terhormat.
3. Pan Islamisme
Salah satu ide pembaharuan Jamaluddin yang paling populer adalah Pan
Islamisme. Yang dimaksud Pan Islamisme yang digagas Jamaluddin adalah sebuah
gerakan untuk menyatukan umat muslim dan membangun dunia Islam di bawah
satu pemerintahan untuk melawan kekuatan asing (bangsa Barat). Menurutnya,
sumber kelemahan dunia Islam adalah lemahnya solidaritas. Apabila umat Islam
mau bersatu dan menghadapinya, bangsa Barat tidak lebih kuat dari mereka.Di
dalam wadah Pan Islamisme, tidak berarti bahwa negara-negara Islam harus
melebur ke dalam satu pemerintahan tunggal seperti khalifah. Pan Islamisme lebih
berbentuk solidaritas seluruh dunia Islam untuk merasakan senasib
sepenanggungan melawan penjajah.
4. a. Al waqo’i Al misriyah
adalah sebuah surat kabar Mesir yang didirikan pada tahun 1828 atas perintah
Muhammad Ali ,merupakan surat kabar resmi pemerintah yang berperan penting
dalam perjuangan rakyat Mesir melawan kolonial. Surat kabar ini bukan hanya
menyiarkan berita-berita resmi, tetapi juga artikel-artikel tentang kepentingan Mesir
dan senantiasa mendorong rasa nasionalisme rakyat Mesir untuk membela
negaranya.
b. Roudhotul Madaris
Pada tahun 1870 M Tahtahwi mendirikan majalah Raudlatul Madaris yang bertujuan
untuk mengenalkan dan menyebarkan ilmu – ilmu pengetahuan modern . Majalah
ini memuat beberapa artikel tentang sastra Arab, Ilmu falak ,ilmu bumi , Akhlak ,
tumbuh – tumbuhan , ilmu pasti , dan lain – lain .
c. Pembaharuan dalam Islam
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam
dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam bukan berarti
mengubah, mengurangi ataupun menambahi teks Al-Quran maupun As-Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai