Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dosen Pengampu:
Dwi Lin Kahina, M.Sos.I

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Rizki Fahriansyah (520219010)
Mustachim Rahmat (520219019)

JURUSAN DAKWAH PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SORONG
TAHUN AKADEMIK 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama saat ini dipandang sebagai suatu hal yang menyebabkan konflik. Orang-orang
cenderung melihat agama sebagai perusak sistem sosial kemasyarakatan yang telah terbentuk.
Sehingga dewasa ini kecenderungan orang lebih banyak menghindari agama atau tidak beragama.
Pandangan ini tampaknya perlu dikritisi apakah benar demikian. Agama menurut
Sosiologi Agama aliran Fungsionalisme, agama dipandang sebagai
a. Merupakan bentuk tindak langkah manusia yang dilembagakan yang berada diantara lembaga-
lembaga sosial lainnya.
b. Penyebab sosial yang dominan dalam terbentuknya lapisan sosial dalam tubuh masyarakat
c. Agama sebagai suatu bentuk kebudayaan yang isteimewa, yang pengaruhnya meresapi tingkah
laku manusia penganutnya, sehingga sistem sosialnya untuk sebagian terdiri dari kaidah-kaidah
yang dibentuk oleh agama1.
Pendukung sosiologi agama aliran Fungsionalis bertolak dari pendirian dasar bahwa
masyarakat itu suatu sistem perimbangan, dimana setiap kelompok memberikan sumbangannya
yang khas melalui peranannya masing-masing yang telah ditentukan demi lestarinya sistem
perimbangan sebagai keseluruhan. Konflik sosial digunakan sebagai fungsi korektif 2. Dari
pandangan ini jelas bahwa agama adalah bagian dari masyarakat sehingga peran agama dalam
sistem sosial memiliki peran sendiri. Oleh karena itu perubahan sosial akibat agama tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui pengaruh dari agama terhadap
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengaruh agama terhadap perubahan sosial?

1
Hendropuspito, D. 1991. Sosiologi Agama. Kanisius. Yogyakarta. Hal 29-35
2
Hendropuspito, D. 1991. Sosiologi Agama. Kanisius. Yogyakarta. Hal 26
BAB II
PEMBAHASAN

Masyarakat tinggal dalam sistem sosial. Perubahan sistem sosial ini disebut dengan
perubahan sosial. Perubahan ini mencakup aspek perilaku dan pola pikir Individu (sempit).
Selain itu perubahan ini juga berupa tingkat struktur masyarakat yang nantinya mempengaruhi
perkembangan masyarakat (luas)3.
Aspek perilaku dan pola pikir Individu
Agama berfungsi bagi manusia dan masyarakat adalah sebagai berikut
1. Fungsi Edukatif
Agama memberikan pengajaran dan didikan otoratif, bahkan dalam hal-hal yang
“sakral” tidak pernah salah. Hal yang diberikan adalah seperti tujuan hidup, hati nurani dan
rasa tanggungjawab, Tuhan, hidup, kekal, dan ganjaran.
2. Fungsi Penyelamatan
Agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara yang khas
(persembahan, penyucian, liturgi) untuk mencapai kebahagiaan yang “terakhir”, yang
pencapaianya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu
berada diluar batas kekuatan manusia.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik
sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai
larangan atau tabu. Agama memberi juga sangsi-sangsi yang harus dijatuhkan kepada
orang yang melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.
Agama juga melakukan pengawasan terhadap masyarakat (fungsi profetis)
4. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Umat beragama dapat menahan diri untuk menciptakan situasi damai. Agama
memupuk dan membina persaudaraan antar umat manusia yang tercerai-berai.
5. Fungsi Transformatif
Agama mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan
baru. Agama juga mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Agama
menetapkan nilai-nilai yang tertinggi4.

3
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Dilihat dalam
book.google.com
4
Nottingham, Elizabeth K. 1990. Agama dan Masyarakat. Rajawali Pers. Jakarta. Hal 38.
Agama akan memberikan fungsi-fungsi ini dan akan mengubah pola pikir setiap
orang dalam kehidupan. Sebagai contoh dalam gerakan Protesanisme dan Reformasi
mempengaruhi secara langsung tipe-tipe kegiatan ekonomi, politik, atau ilmiah yang baru
serta strukturisasi kembali masyarakat Eropa. Unsur paling penting dalam hal ini adalah
kombinasi yang kuat “keduniawian” dan transendentalisme, dimana ketahanan individu untuk
tidak terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan duniawi, tetapi pada saat yang sama tidak
sepenuhnya menjalankan ritual. Kedua sangat mementingkan kegiatan dan tanggung jawab
individu. Ketiga hubungan langsung individu dengan yang sakral dan tradisi sakral5.
Agama dan Stratifikasi Sosial
Agama menghasilkan Stratifikasi Sosial. Stratifikasi sosial yang dihasilkan pada
awal adalah keimaman. Pada sejarah asal mula agama, agama awal tidak memiliki imam dan
setiap orang berhak untuk melakukan praktek keagamaan yaitu pengorbanan. Semakin lama
praktek pengorbanan membutuhkan orang yang berhak memberikan korban terkait dengan
orang yang mulai berkumpul dan membentuk suku. Sehingga setelah suku tersebut menetap,
maka keimaman juga akan ditetapkan.
Stratifikasi agama juga muncul dari pengajaran dari agama tersebut. Salah satunya
adalah dalam agama Hindu yang membagi masyarakat dalam kasta-kasta. Gita karangan dari
agama Hindu menekankan untuk setiap orang untuk melaksanakan peran pribadi dalam
kastanya.
Peran pembentukkan kasta dalam agama juga terkait dengan proses masuk agama.
Masuk agama adalah dalam artian berpindah agama atau masuk ketingkat yang lebih
tinggi.Faktor pendorong proses masuk agama adalah
1. Pengaruh ilahi
2. Pembebasan dari tekanan batin
3. Suasana pendidikan / sosiaisasi
4. Aneka pengaruh sosial (pergaulan) yang persuasif dan atau memaksa
Proses ini terkait dengan krisis dan keputusan. Menurut H. Carrier kerangka masuk
agama diantaranya adalah
1. Akibat krisis terjadilah desintegrasi sintesis kognitif dan motivasi seseorang
2. Reintegrasi kepribadian atas landasan religius baru yang melahirkan kepribadian baru
3. Penerimaan peran sosial dari agama baru
4. Kesadaran atas panggilan baru itu sebagai karya ilahi

5
Robertson, Roland. 1980. Agama : Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis. Rajawali. Jakarta. Hal 349 - 372
Proses masuk agama tentu tidak lepas dari peranan kohesi agama. Kohesi agama
yaitu loyalitas atau kesetiaan terhadap agama. Allport menerangkan semakin tinggi tingkat
keterlibatan seseorang dalam kegiatan dan tingkah laku agama semakin dalam pula
kohesinya. H. Carrier juga menambahkan empat unsur prinsip dari psikologi kohesi yang
diterapkannya dalam kohesi keagamaan:
1. Pemahaman atau presepsi anggota-anggota mengenai keadaan mereka yang saling
tergantung
2. Motivasi yang sesungguhnya dari keanggotaannya
3. Prestise kelompok
4. Kedudukan kelompok dalam masyarakat
Agama sendiri berpengaruh dan terpengaruh oleh lapisan dan stratifikasi sosial.
Seperti pada golongan petani yang sering bersinggungan dengan alam akan lebih peka dan
mengandalkan agama dari kaum kaya atau kelas atas. Golongan kaya atau atas tidak terlalu
mengandalkan agama karen kebutuhannya sudah tercukupi sehingga kebutuhan “akhir”
mereka merasa tidak perlu atau mereka menunda hingga masa tua.
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa agama memiliki pengaruh dalam
perubahan sosial. Pengaruhnya berupa perubahan dalam aspek perilaku dan pola pikir
Individu. Perubahan juga diberikan agama dalam stratifikasi sosial. Kehilangan peran agama
karena penghilangan agama merupakan suatu kerugian karena masyarakat akan kehilangan 2
peran penting dalam perkembangan agama.
DAFTAR PUSTAKA

Brow, Robert. Asal Mula Agama (Religion, Original, Ideas). Diterjemahkan oleh Stanley
Heath, Ruth Rahmat, Iskandri K. Iskandar. Tonis. Bandung.
Hendropuspito, D. 1991. Sosiologi Agama. Kanisius. Yogyakarta.
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Nottingham, Elizabeth K. 1990. Agama dan Masyarakat. Rajawali Pers. Jakarta.
O’Dea, Thomas F. 1992. Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Rajawali Pers. Jakarta
Robertson, Roland. 1980. Agama : Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis. Rajawali.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai