CIVIL RELIGION
(FENOMENA AJARAN TRIDHARMA DI RIAU)
Oleh: Alpizar dan Khotimah
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
Email : lp2muinsuska@yahoo.com
Abstrak
Ajaran Tridharma pada substansinya mengajarkan tiga ajaran, yakni Kunghuchu, Tao
dan Budha Dominasi dalam Ajaran Tridharma lebih banyak menekankan pada ajaran
Konghucu, hal ini terlihat dari upacara-upacara dan puja bhakti yang dilakukannya, yang banyak
terdapat dalam ajaran Konghucu. Seperti dinyatakan bahwa dalam pergaulan, tindakan seseorang
selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam ajaran Tridharma (Tao, Konghucu, dan Buddha)
bahwa kensep tentang Dewa menjadia hal yang sangat urgen. Di samping itu juga penanaman nilai
ethic moral yang menjadi Way of Live menjadi hal yang kuat dalam tradisi mereka.
. Kedua : Non-official religion, yaitu agama selain Ehpoh menuju daerah Koloni Inggris
kelima agama dia tas yang terdapat di Singapura pada tahun 1908. Tentunya
Indonesia, namun oleh pemerintah tidak sebagai pendatang, mereka tidak akan biasa
dianggap sebagai agama tersendiri, tetapi meninggalkan adat istiadat, tata cara serta
dipandang sebagai aliran atau cabang dari kepercayaan yang mereka anut. Salah satu
kelima agama di atas.11 kepercayaan yang mereka yakini adalah
Seiring dengan berjalannya waktu ajaran Tao Tridharma yang memuliakan
dengan berbagai macam peraturan leluhur . Dewi Kiu Tian Hian De Cin Sian
kenegaraan yang ada, eksisitensi agama yang atau Dewi Hian De Ma adalah salah satu
diakui di Indonesia dituntut untuk bersatu Dewi dari ajaran Tao Tridharma yang
menyatukan persepsi dalam menghadapi mereka anggap sebagai leluhur mereka
persoalan bersama demi terwujudnya civil maka ketika mereka pindah ke Singgapura
society. Fenomena keagamaan yang Hio Hee Dewi Hian De Ma, Dewa Sam
terbangun khususnya terhadap ajaran-ajaran Ong Huu dan Dewa Thian To Guan Sue
yang atau meg-Induk (Meanstream) ke sekaligus mereka bawa.
agama yang resmi, diantara agama yang Pada tahun 1908 Dewi Kiu Tian Hian
berada dalam kelompok Non-official religion De atau Hian De Ma, Dewa Sam Ong Huu
adalah tentang eksistensi Tridharma. Secara dan Dewa Thian To Guan Sue diundang
historis Tridharma merupakan ajaran yang ke Singapura dengan Hio Hee dari Cina
dibangun oleh komunitas Tiongha yang terletak di Ling Ing King, Yu Mia Hian
diIndonesia. Masuknya Tridharma di De Ma King, Te Wi Hokian Seng (provinsi
Provinsi Riau khususnya dipekanbaru di Hokian), An Kwee kwe (Kabupaten
mulai tahun 1918 atas perjuangan keluarga Angkwe), Kecamatan Ling Bun Tin desa
Sinmar di Taman (Pek Sing Cong) dan Liau san Ceng desa Eh Poh yang berdiri
Rosna (Ong Kiau Ling). Diawali dari sejarah pada tahun 1480. Sehingga generasi dari Pek
Pek Kau Ing yang merupakan kakek Rosna kau Ing menyembahyangi Dewi Kiu Thian
yang berasal dari daerah Cina daratan De Ma yang ada di Ling Ing King telah
tepatnya di provinsi Hokkian kabupaten An berumur 528 tahun (5 abad).
Kwee desa Ehpoh. Mereka berangkat dari Kemudian Pek Kau Ing dan istrinya
propinsi Hokkian kabupaten An Kwee desa bermarga Ang Tuan Niu dan 3 orang
anaknya yaitu Pek Tiam Siu, Pek Tiam Po,
Pek Kim Kid dan 2 orang menantu yaitu
11
Penegasan bahwa aliran kebatinan bukan merupakan Yap An Ni dan Tan Kim Huat serta
agama, disampaikan oleh Menteri Agama Prof. Mukti
Ali pada tanggal 16 Februarai 1972, bahwa pemerintah
membawa Hio Hee Dewi Kiu Tian Hian
tidak melarang adanya aliran-aliran yang menuntun De, Dewa Sam Ong Huu dan Dewa Thian
warganya kearah pematangan jiwa dan keluhuran budi. To Guan Sue yang dipuja dialtar utama
Namun perlu disadari bahwa aliran-aliran kepercayaan
yang beratus-ratus jumlahya di Indonesia bukan agama
rumah Pek Kau Ing di kampung jajahan
dan Kunghuchu dipandang bagian dari Budha. Belanda, (sekarang namanya tanjung Belit,
bersamaan pada hari ulang tahun dari ada. Simbol Tai Chi dan Tao, melukiskan
dewa-dewi tersebut. Semua ini Yin dan Yang sebagai gerakan dan
dilakukan demi penghormatan kepada perubahan yang konstan. Yin dan Yang
dewa-dewi dan roh – roh yang dianggap adalah prinsip-prinsip perubahan dan
dapat mempengaruhi kehidupan simbol bagi seluruh gerakan di alam di
manusia di dunia ini. Bentuk – bentuk alam semesta.
ritual kepercayaan ini sangat berbeda Dalam ajaran Tao juga disebutkan,
antara satu tempat dengan tempat bahwa Tao melahirkan satu dan satu
lainnya. Namun di dalam perbedaan melahirkan dua, yang di maksud dengan
tersebut, persamaannya masih tetap kata “dua” di atas adalah Yin dan Yang,
lebih menonjol karena dewa-dewi yang yang mengatur dunia, baik dunia nyata
dipuja dan inti dari penghormatan maupun tidak nyata. Yang dan yin adalah
tersebut adalah sama hakikatnya.Thian dua aspek yang berlawanan dan
(Tuhan) dalam kepercayaan masyarakat keduanya sama-sama mempengaruhi
Tionghoa adalah pusat dari segalanya. segala aspek kehidupan manusia. Yang
Dengan mengerti hal ini maka kitapun bersifat terang, aktif, panas, kering, dan
lebih paham mengapa saat masyarakat positif, sedangkan Yin berifat gelap,
Tionghoa berdoa selalu memulai dari pasif, teduh, basah, dan negative.
depan yakni ke hadapan dewa-dewi Dengan adanya interaksi antara
mereka dan kemudian baru bersujud keduanya ini, maka lahirlah alam dan
kepada Shen Sian (dipercaya oleh seisinya.
masyarakat tionghoa sebagai Dalam Tridharma tendapat
pencapaian tertingi seperti dalam budda sejumlah ritual atau mereka sebut
orang yang telah mencapai pencerahan) dengan puja bhakti. Upacara Puja
hal dilakukan untuk menghormati dan Bhakti dalam Ajaran Tridharma “puja”
mengagumi serta meneladani apa yang arti sebenarnya hanya menghormati
leluhur mereka ajarkan. Dalam yang dimengerti dengan perbuatan
kosmologi Cina puncak segala sesuatu menyembahkan. Puja merupakan
sebelum ada Yin dan Yang adalah Tai perwujudan dari rasa bakti dan
Chi (Puncak Yang Agung), yang keyakinan. Di dalam Budha Puja
kemudian melahirkan unsur Yin dan (penghormatan) ada dua macam, yaitu:
Yang dalam kehidupan. Yin dan Yang 1. Amisa Puja, artinya menghormat
dipahami sebagai prinsip-prinsip dengan materi atau benda, mislanya
eksistensi yang bersifat aktif dan memuja yang patut dipuja dengan
reseptif. Yin dan Yang merangkul satu kembang, lilin, cendana, dupa, dan
sama lain dalam suatu keselarasan dan lainya.
keterpaduan. Keduanya menghasilkan 2. Pattipati Puja, artinya memuja atau
banyak hal, yaitu segala sesuatu yang menghormat dengan melaksanakan
Luo (Shi Dian Yan Luo) dan 18 Tingkat semua bentuk interaksi ini, yang paling
Neraka (Shi Ba Ceng Di Yu).22 nyata dan penting dalam kepercayaan
Hubungan dan Interaksi Antar Tiga tradisional ini adalah upacara merayakan
Alam Alam Langit, alam Bumi dan alam ulang tahun dewa-dewi (Wei Shen Zuo
Baka adalah mempunyai hubungan satu Shou) dan membantu roh untuk
sama lain dan dapat berinteraksi di terbebas dari penderitaan (Ti Gui Cao
antaranya. Kepercayaan leluhur orang Sheng, dalam agama tertentu dapat
Tionghoa bahwa ada kehidupan setelah disamakan dengan pelimpahan jasa).
kematian, seseorang yang telah Kedua upacara ini biasanya
meninggal akan menjadi roh (Ling) diselenggarakan bersamaan pada hari
ataupun hantu (Gui).Namun, tidak ulang tahun dari dewa-dewi tersebut.
semuanya akan menjadi roh ataupun Semua ini dilakukan demi
hantu. Ada tokoh tertentu yang berjasa penghormatan kepada dewa-dewi dan
dan berkontribusi besar bagi roh – roh yang dianggap dapat
masyarakat, kebudayaan dan negara mempengaruhi kehidupan manusia di
dipercaya akan naik derajatnya menjadi dunia ini. Bentuk – bentuk ritual
dewa-dewi yang patut dihormati kepercayaan ini sangat berbeda antara
masyarakat luas untuk mengenang dan satu tempat dengan tempat lainnya.
menghormati jasa mereka. Banyak dari Namun di dalam perbedaan tersebut,
dewa-dewi leluhur orang Tionghoa persamaannya masih tetap lebih
yang sebenarnya merupakan tokoh menonjol karena dewa-dewi yang
sejarah yang benar – benar pernah dipuja dan inti dari penghormatan
hidup pada masanya dan bukan cuma tersebut adalah sama hakikatnya.23
legenda atau mitologi. Masing – masing
dewa-dewi tersebut mempunyai 4. Konsep Dewa-Dewi
peranan dan kelebihan masing – masing Dewa adalah sebuah ‘Sebutan’
pula. seperti Guan Gong (nama asli posisinya hampir serupa dengan
Guan Yun-chang) yang hidup masa sebutan lain seperti misalnya ‘Sarjana’.
Dinasti Han akhir (Tiga Negara) dipuja Sebutan ini diberikan kepada ‘Sosok’
sebagai Dewa Perang yang yang telah sukses dalam mencapai
melambangkan kekuatan dan kesetiaan, ‘Kesempurnaan’ hidup secara
lalu Ma Zhu Niang-niang (nama asli Lin menyeluruh. Dalam bahasa aslinya
Mo-niang) yang hidup di zaman Dinasti Dewa disebut ‘Shen Sian’, merupakan
Sung yang dipuja sebagai Dewi sebutan yang mewakili Dewa-Dewi
Samudera yang melambangkan bakti secara menyeluruh. 24
seorang anak kepada orang tuanya. Dari
23
Ibid
22
Ibid Ibid,.
24
25
Ibid 26
ibid