Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“ TAFSIR”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


TAFSIR

Dosen Pengampu :

Agus Purwanto,S.Pd,I.,M.Pd.

Disusun Oleh

Hidayatuh

Sofiyatun C.1.4.20.0014

UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020/2021
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Lingkungan pendidikan dalam Al-Quran
” Sholawat serta
salam penulis sanjung agungkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai terang benderang
sekarang ini. Makalah ini dibuat selain untuk melengkapi tugas mata kuliah “Tafsir”
juga memberi wawasan bagi pembaca dan penulis khususnya.Makalah ini berusaha untuk m
enyajikan pengetahuan dan penjabaran tentang perkembangan seni dan budaya
yang bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.Penulis menyadari makalah ini ja
uh dari sebuah kesempurnaan, maka dariitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang ber
sifat  membangun bagi penulis
agar menjadi pelajaran yang berharga khususnya bagi penulis dan pembaca.

Demak, 22 April 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang menjadi khalifah di bumi, yaitu makhluk yang oleh
Allah untuk memelihara bumi dengan segala potensi yang dimilikinya agar terbentuknya
situasi dan kondisi lingkungan yang diinginkan. Oleh karena itu masing-masing manusia agar
bisa menjadi yang terbaik dalam segala perbuatan yaitu melakukan perbuatan yang baik dan
meningalkan perbuatan yang buruk atau sering disebut amar ma’ruf dan nahi mungkar, hal
tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat dengan kata lain orang yang mempunyai sikap tersebut adalah dapat
dikatakan sebagai “seorang pemimpin”. Dalam hal ini seorang pemimpin yang baik memiliki
dua sifat yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman
kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin di masa Nabi dan telah
menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya.
Allah telah memberikan keistimewaan pada umat Islam bila umat Islam melakukan amar
ma’ruf dan nahi mungkar dan Allah juga memuji umat Islam bahwa umat Islam adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan di Dunia. lalu Allah memperingatkan mereka jangan sampai
seperti orang-orang ahlul kitab yang selau menantang dan berbuat maksiat. Sekaligus, Allah
mengancam mereka bila berbuat begitu dengan siksaan yang pedih.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka dapat diambil sebuah rumusanmasalah sederhana sebagai 
berikut:

1.Apa tafsir dari Q.S, al-Imran ayat 110?

2.Apa tafsir dari Q.S, Al-Isra' ayat 16-17?

3.Bagaimana tafsir dari Q.S, Al-Hud  ayat 100-101?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya bertujuan untuk:

1.Agar pembaca mengetahui dan memahami penafsiran dari Q.S, Al-Imran ayat 110.
2.Agar pembaca memahami panafsiran dari Q.S, Al-Sura’ ayat 16-17.
3.Agar pembaca mampu memahami dan menganalisis tafsir dari Q.S, Hud  ayat 100-101.
BAB ll
PEMBAHASAN

1.Tafsir Surat Ali Imran ayat 110

َ ‫ان َخيْرً ا لَ ُه ْم ِم ْن ُهم ُْالم ُْؤ ِم ُن‬


‫ون‬ ِ ‫ون ِباهَّلل ِ َولَ ْو آَ َم َن أَهْ ُل ْال ِك َتا‬
َ ‫ب لَ َك‬ َ ‫اس َتأْ ُمر‬
َ ‫ُون ِب ْال َمعْ رُوفِ َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُت ْؤ ِم ُن‬ ْ ‫ُك ْن ُت ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
ِ ‫ت لِل َّن‬
ُ ْ
َ ‫َوأكث ُر ُه ُم ال َفاسِ ق‬
‫ون‬ َ ْ َ

Artinya :”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik” (QS Al-Imran 110)

Tafsir Q.S Al imran ayat 110

{‫} ُك ْن ُت ْم‬ “Adalah kamu” hai umat Muhammad, dalam ilmu Allah swt. {‫} َخي َْر ا ُ َّم ٍة‬ “sebaik-baik umat yang
dilahirkan” yang ditampilkan untuk manusia, {‫هلل‬ ِ ‫} َتعْ ُمر ُْو َن ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُت ْؤ ِم ٌن ْو َن ِبا‬ “menyuruh
kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”. { ‫َولَ ْو ٰا َم َن أَهْ ُل‬
ْ
‫}ال ِك َتاب‬ “Sekiranya Ahli Kitab beriman”, {‫ان‬ َ ‫}لَ َك‬ "tentulah itu", yakni keimanan itu {‫} َخيْرً ا لَ ُه ْم‬ "lebih baik
ُ ْ ْ
bagi mereka" {‫} ِمن ُه ُم الم ُْؤ َمن ْو َن‬ "Di antara mereka ada yang beriman”  misalnya Abdullah bin Salam r.a.
dan sahabat-sahabatnya {‫} َواَ ْك َث ُر ُه ُم ْال ٰفسِ قُ ْو َن‬ “tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik” kafir.

 “Kalian  adalah sebaik-baik manusia untuk manusia lain, kalian datang membawa mereka dengan
belenggu yang melilit di leher mereka sehingga mereka masuk Islam”. Demikian pula menurut
riwayat Ibnu Abbas dan sejumlah tabi’in. adapun maksud ayat ini adalah umat yang paling baik dan
paling berguna bagi umat lainnya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Durrah  Bimti Abu Lahab, ia
berkata, ada seseorang berdiri menghadap Nabi. Ketika itu beliau berada dalam mimbar, lalu orang
itu bertanya,”Ya Rasulullah,siapakah manusia yang paling baik?” Beliau bersabda: “Sebaik-baiknya
manusia adalah yang paling hafal al-Qur’an, paling bertaqwa pada Allah, paling giat berbuat yang
makruf dan paling gencar mencegah yang kemunkaran dan paling rajin bersilaturahmi di antara
mereka (HR. Ahmad)”.  Ayat diatas mencakup seluruh umat pada setiap abad. Sebaik-baiknya era
manusia ialah era manusia pada saat Nabi SAW. Kemudian yang setelah mereka, lalu generasi
berikutnya.

Hubungan ayat dengan lingkungan pendidikan yaitu Lingkungan yang berisi orang-orang yang
beriman, saling mengingatkan, dan mau mendengarkan nasehat orang yang lebih paham adalah
lingkungan pendidikan yang baik. Lingkungan yang sedemikian itu akan mendukung tercapainya
maksud yang dituju oleh pendidikan yaitu jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik
dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup serta mendapat keselamatan di
akhirat.

2.Surah Al Isra ayat 16-17

‫َوإِ َذا أَ َر ْد َنا أَنْ ُن ْهل َِك َقرْ َي ًة أَ َمرْ َنا ُم ْت َرفِي َها َف َف َسقُوا فِي َها َف َح َّق َعلَ ْي َها ْال َق ْو ُل َف َدمَّرْ َنا َها َت ْدمِيرً ا‬

ِ ‫ك ِب ُذ ُنو‬
‫ب عِ َبا ِد ِه َخ ِبيرً ا بَصِ يرً ا‬ ِ ‫َو َك ْم أَهْ لَ ْك َنا م َِن ْالقُر‬
ٍ ‫ُون مِنْ َبعْ ِد ُن‬
َ ‫وح ۗ َو َك َف ٰى ِب َر ِّب‬

Artinya “16. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedrurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan
Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

17. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”(QS Al-isra' 16/17)

Tafsir Q.S Al isra ayat 16-17

(Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu) yakni orang-orang kaya yang dimaksud para pemimpinnya, yaitu
untuk taat kepada Kami melalui lisan rasul-rasul Kami (tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri
itu) maka menyimpanglah mereka dari perintah Kami (maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya perkataan Kami) azab Kami (kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya)
artinya Kami binasakan negeri itu dengan membinasakan penduduknya serta menghancurkan
negerinya.
(Dan sudah berapa banyak) telah banyak (Kami binasakan umat-umat) bangsa-bangsa (sesudah Nuh.
Dan cukuplah Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya) Dia
mengetahui dosa-dosa mereka yang tersembunyi dan dosa-dosa mereka yang terang-terangan.
Hubungan Ayat dengan Lingkungan Pendidikan
Ayat ini berkaitan dengan lingkungan yang buruk. Karena apabila banyak orang murtad, tanpa ada
yang meluruskan kebejatan mereka, sehingga kebejatan merajalela dalam suatu masyarakat, maka
ajal masyarakat itu segera tiba. Dalam lingkungan bermasyarakat kita harus saling mengingatkan
kebaikan kepada orang lain, karena sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan Allah  mengetahui
itu.
3. Surat Hud ayat 100-101

 ١۰۰:‫ك ِم ْن َها َقآ ِئم ٌَو َحصِ ي ٌد ﴿هود‬ َ ‫صهُۥ َعلَ ْي‬ َ ِ‫ٰذل‬
ُّ ُ‫ك مِنْ أَ ۢن َبآ ِء ْالقُ َر ٰى َنق‬
ٍ ‫ك ۖ َو َما َزادُو ُه ْم َغي َْر َت ْت ِبي‬
‫ب‬ َ َ ‫ُون اللَّـ ِه مِن َشىْ ٍء لَّم‬
َ ‫َّاجآ َء أ ْم ُر َر ِّب‬ ِ ‫ُون مِن د‬ ْ ‫َو َما َظلَمْ ٰن ُه ْم َو ٰلكِن َظلَم ُٓو ۟ا أَنفُ َس ُه ْم َف َمآ أَ ْغ َن‬
َ ‫ت َع ْن ُه ْم َءالِ َه ُت ُه ُم الَّتِى َي ْدع‬
١۰١:‫﴿هود‬

Artinya “100. “itulah sebagian dari berita negeri-negeri(yang telah dibinasakan) yang kami ceritakan
kepadamu(Muhammad) diantara negeri-negeri itu ada yang masih ada bekas-bekasnya dan ada
(pula) yang telah musnah.”
101. ”Dan Kami tidaklah Menganiaya mereka tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri,
karena itu Tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru
selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.”(QS Hud 100/101)

Tafsir Q.S Hud ayat 100-101

Ini adalah penutup kisah-kisah para Rasul dan kaum mereka yang diuraikan oleh surah ini, sekaligus
pengantar bagi kelompok uraian baru tentang hari kemudian. Sungguh kandungan berita-berita yang
lalu serta susunan redaksinya yang demikian mempesona. Wahai Muhammad, agar engkau
menyampaikannya kepada umatmu kiranya mereka mengambil pelajaran. Diantara negeri-negeri itu
ada yang masih tertinggal peninggalan- peninggalannya, seperti tanaman yang berdiri tegak dan ada
pula, yakni sebagian lainnya, telah musnah, hilang (Shihab, 2012:741).  Umat yang tidak beriman dan
menyembah Tuhan selain Allah SWT. Akan dibinasakan. Berhala-berhala yang mereka sembah itu
tidak berguna dan tidak dapat menyelamatkan mereka ketika mereka dibinasakan. kecuali kerugian,
itulah sebab kebinasaan dan kehancuran mereka yaitu karena mereka mengikuti illah-illah
(sembahan-sembahan) itu. maka dari itu mereka rugi di dunia maupun akhirat.

Hubungan Ayat dengan Lingkungan Pendidikan


Keterkaitan surat Hud ayat 100-101 dengan lingkungan pendidikan adalah makna yang tersirat di
dalamnya yaitu lingkungan yang berisi orang-orang yang tidak beriman, suka menuruti hawa nafsu,
dan individualis adalah lingkungan pendidikan yang buruk karena tidak akan bisa menjamin
keselamatan di dunia dan di akhirat bahkan hanya menimbulkan kerusakan dan kebinasaan.

Anda mungkin juga menyukai