Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR AYAT OBJEK PENDIDIKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu: Endah Kurniawati, M.Pd

Disusun Oleh:
Miqdad 23010170313
Alfi Himmatul Azizah 23010170311

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Tafsir Tarbawi tentang Tafsir Ayat Objek Pendidikan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi sistematika penulisan, susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami semoga Allah meridhoi segala usaha, dan kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca yang mungkin masih jauh dari kata
sempurna.

Salatiga, 12 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ..........................................................................................

DAFTAR ISI. .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ............................................................................


B. Rumusan Masalah. .....................................................................................
C. Tujuan Masalah. .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP. ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA. ...........................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diturunkannya Al-Qur’an ke muka bumi ini tentunya sebagai


pedoman hidup bagi umat muslim khususnya menuju arah atau jalan yang
benar demi mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tentunya
untuk mendapatkan ridha Allah Subhananhu Wa Ta’ala kita harus
memahami kandungan Al-Qur’an serta mengamalkannya. Cara yang tepat
untuk memahami kandungan Al-Qur’an adalah dengan menggunakan Ilmu
Tafsir.

Dalam makalah ini akan membahas tentang Objek Pendidikan


yang terkandung dalam bebarapa ayat di Al-Qur’an seperti pada surat At-
Tahrim : 6, Asy-Syuaara’ : 214, At-Taubah : 122, An-Nisa’ : 170.
Pembahasan ini menggunakan tafsir yang akan diuraikan dibawah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian objek pendidikan
2. Asbabun nuzul surat At-Tahrim : 6, Asy-Syuaara’ : 214, At-Taubah :
122, An-Nisa’ : 170.
3. Tafsir surat At-Tahrim : 6, Asy-Syuaara’ : 214, At-Taubah : 122, An-
Nisa’ : 170.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengetian objek pendidikan.
2. Mengetahui asbabun nuzul surat At-Tahrim : 6, Asy-Syuaara’ : 214,
At-Taubah : 122, An-Nisa’ : 170.
3. Mengetahui tafsir surat At-Tahrim : 6, Asy-Syuaara’ : 214, At-Taubah
: 122, An-Nisa’ : 170.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Objek Pendidikan

Pengertian objek pendidikan terbagi dua bagian, yaitu objek dan


pendidikan. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa
pengertian objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok
pembicaraan, sasaran.1 Kemudian pengertian pendidikan menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.2

Dapat disimpulkan pengertian dari objek pendidikan adalah orang


atau sasaran dalam proses pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar dapat mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, dan
keprbadian yang cerdas, akhlak muliah dan sebagainya baik pendidikan
formal maupun informal.

B. Asbabun Nuzul
1. Surat At-Tahrim 66 : 6
Dalam terjemah tafsir Ibnu Katsir3 diriwayatkan bahwa ketika
ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: “Wahai Rosulullah Shollollohu

1
Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), hlm. 583.
2
Anshari Hafi, Pengantar Ilmu Pendidikan,( Surabaya: Usaha Nasional, 2010),
hlm. 12.
3
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 6,
(Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992), hlm. 207-208.

5
Alaihi Wa Sallam, menjawab: “Larang mereka mengerjakan apa yang
kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan
apa yang Allah perintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah
caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh
malaikat yang kasar dan keras, mereka dikuasakan mengadakan
penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepadanya.
2. Surat Asy-Syuara’ 26 : 214
Dalam terjemah tafsir Ibnu Katsir4 dari Anas Radhiyallahu
Anhu, dia berkata, “Nabi shollollohu Alaihi Wa Sallam, bersabda
kepada Abu Thalhah, ‘Aku berpendapat sebaiknya kamu berikan untuk
kaum kerabat’. Abu Thalhah berkata, ‘Aku akan melaksanakannya,
wahai Rosulullah’. Maka Abu Thalhah membagikannya untuk
kerabatnya dan anak-anak pamannya. Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,
berkata ‘Ketika turun surah Asy-Syuara’, 26: 214, (Dan berilah
peringatan kepada keluarga-keluargamu yang terdekat), maka Nabi
berseru, ‘Wahai Bani Fihr, wahai Bani Adiy, yaitu nama-nama suku
Quraisy. Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, ‘Ketika turun
surah Asy-Syuara’ 26: 214, yang artinya (Dan berilah peringatan
kepada keluarga-keluargamu yang terdekat), maka Nabi berseru,
‘Wahai kaum Quraisy.” (HR Bukhari, Sahihul Bukhari, Juz 4, No.
Hadist 2752, 1400 H: 6).
3. Surat At-Taubah 9 : 122
Dalam Tafsir Tazkiyah karangan Luthfi Atabik, Allah
menjelaskan dalam surat At-Taubah ayat 122 ini bahwa pada waktu itu
ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang. Mereka tidak
berangkat perang karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya di
daerah Badui (pedalaman). Melihat kejadian itu, orang-orang munafik
berkomentar, “Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di
daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman

4
Luthfi Atabik, Tafsir Tazkiyah, (Jakarta: Gema Insani, 2009), hlm. 204.

6
itu.” Kemudian turunlah surat At-Taubah ayat 122 yang menjawab
komentar orang-orang munafik tersebut. “Tidak sepatutnya bagi
orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.”
4. Surat An-Nisa’ 4 : 170
Dalam Tafsir Tazkiyah karangan Luthfi Atabik5, sebab
turunnya ayat ini dikarenakan tuduhan-tuduhan umat Yahudi dan
Nashrani kepada Nabi Muhammad Shollollohu Alaihi Wa Sallam dan
agam Islam ini, maka Allah menjawabnya dengan ayat ini dan ayat-
ayat sebelumnya, tetapi ayat ini lebih bersifat umum karena objeknya
adalah segenap para manusia tidak hanya kaum Yahudi dan Nashrani.
C. Tafsir Ayat Objek Pendidikan
1. Surat At-Tahrim 66 : 6

َ ‫اس َو ْال ِح َج‬


ُ ‫ارة‬ ً ‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن‬
ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
‫َّللاَ َما أ َ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُونَ َما يُؤْ َم ُرون‬ ٌ ‫علَ ْي َها َم ََل ِئ َكةٌ ِغ ََل‬
ُ ‫ظ ِشدَاد ٌ ََل َي ْع‬
َّ َ‫صون‬ َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Kata Kunci:

Peliharalah ‫قُوا‬
Dirimu ‫س ُك ْم‬ َ ُ‫أ َ ْنف‬
Keluargamu ‫أ َ ْه ِلي ُك ْم‬

5
Luthfi Atabik, Tafsir Tazkiyah, (Jakarta: Gema Insani, 2009), hlm. 106.

7
Tafsir:

Dalam Tafsir Al-Mishbah karangan Quraish Shihab6, Ayat di


atas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi
itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada
perempuan dan laki-laki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang
serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju
kepada laki-laki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua
bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing
masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas
kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan
satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi
oleh hubungan yang harmonis.
Kemudian dalam Tafsir Tazkiyah karangan Luthfi Atabik7,
Ayat ini juga jelas memerintahkan agar objek kepedulian dan
pendidikan itu harus diarahkan tentang keberagamaan keluarga,
tentang program yang mendekatkan kedalam surga dan menjauhkan
dari neraka. Inilah kelurga ideal dan sukses pada kacamata surat At-
Tahrim. Seperti yang dipahami pada pesan kelurga Yaqub
Alaihissalam kepada seluruh anak-anak nya dalam surta Al-Baqarah
ayat 133 yang artinya:

“Adakah kamu hadir ketika yaqub kedatangan( tanda-tanda )


maut, ketika ia berkata kepada anak-anak nya:Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?” mereka menjawab: “ kami akan menyembah
tuhanmu dan tuhan nenek moyangmu, ibrahim, ismail, dan ishaq,
(yaitu) tuhan yang maha esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-
nya”

6
M. Quraish Sihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 5, (Jakarta, Lentera Hati, 2002),
hlm, 156.
7
Luthfi Atabik, Tafsir Tazkiyah, (Jakarta: Gema Insani, 2009), hlm. 256.

8
Dapat disimpulkan dalam ayat ini Allah menjadikan objek
kepedulian dan pendidikan adalah para kaum mukmin dan para diri-
diri manusia serta keluarganya agar menjauhkan dari panasnya api
neraka yang mana bahan bakarnya adalah manusia itu sendiri,
bagaimana caranya? yaitu dengan memperhatikan dan mendidik diri
mereka sendiri dan keluarganya dengan pendidikan keagamaan dan
usaha-usaha lainnya yang dapat menjauhkan dari api neraka dan
mendekatkan kepada surga.

Nilai-nilai yang dapat diambil dari ayat diatas:

1) Kewajiban peduli dan perhatian terhadap pendidikan ayah kepada


keluarganya untuk menjauhkan dari siksa api neraka.
2) Perintah untuk meningkatkan keimanan dengan usaha-usaha yang
berguna bagi diri sendiri dan keluarga.
3) Pemberitaan Allah akan panasnya siksa api neraka yang bahan
bakarnya dari manusia itu sendiri.
2. Surat Asy-Syuara’ 26 : 214

َ‫ِيرتَ َك ْاْل َ ْق َر ِبين‬


َ ‫عش‬َ ‫َوأ َ ْنذ ِْر‬

Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang


terdekat”

Kata Kunci:

Dan berilah peringatan ‫َوأ َ ْنذ ِْر‬


Kerabat-kerabatmu yang terdekat َ‫ِيرتَكَ ْاْل َ ْق َربِين‬
َ ‫عش‬َ

Tafsir:

9
Dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir yang ditulis Muhammad
Nasib8, Setelah Allah memerintahkan agar menyembah Tuhan yang
maha esa pada ayat 213, pada ayat 214 ini Allah memerintahkan
kepada Nabi Muhammad SAW agar menyampaikan agama Allah
kepada keluarganya yang dekat, menyampaikan kepada mereka janji
dan ancaman Allah terhadap orang-orang yang memungkiri dan
mensyarikatkannya. Selain itu juga Allah menyuruh Rosulullah SAW
agar memberi peringatan kepada kerabatkerabatnya yang terdekat dan
bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan para kerabat kecuali
keimana mereka kepada tuhan-nya.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abu Hurairah


Radhiyallahu Anhu. Berkata, “ setelah ayat,” dan berilah peringatan
kepada keluargamu terdekat diturunkan maka Rosullullah Shallallahu
Alaihi Wa Sallam. Memanggil kaum Quraisi. Beliau memanggil baik
secara umum maupun khusus. Beliau bersabda, Wahai kaum Quraisy,
selamatkanlah dirimu dari neraka, wahai bani ka’ab selamatkanlah
dirimu dari neraka, wahai bani hasyim selamatkanlah dirimu dari
neraka, wahai bani abdul muthalib, selamatkanlah dirimu dari neraka,
wahai fatimah binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari neraka,
sesungguhnya aku, demi Allah, tidak memiliki kekuasaan sedikitpun
untuk menolak siksa Allah darimu kecuali tari persaudaraan yang
dapat aku teguhkan karena kerusakan-nya (HR.Muslim dan
Tirmidzi).9

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa objek


pendidikan pada ayat diatas adalah kerabat-kerabat terdekatyang mana
setiap insan harus memberi peringatan terhadap kerabat-kerabat-nya
yang terdekat karena kelak yag akan menyelamatkan mereka pada hari
kiamat hanyalah iman mereka kepada Allah Subhananhu Wa Ta’ala

8
Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Karsir Jilid 3, Gema Insani,
Jakarta,2000.hlm. 610.
9
Ibid., hlm. 611.

10
dan bukan hubungan kekeluargaan mereka. Sebagaimana Allah
menyeru kepada Rosulnya untuk mempertakuti dan memberi
peringatan kepada kerabat-kerabat yang terdekat. Tidak aneh jika
Islam sangat memperhatikan pendidikan anak-anak dari aspek iman
dan mengeluarkan petunjuk yang sangat berharga didalam melahirkan
anak dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Nilai - nilai yang dapat diambil dari ayat diatas:

1) Perintah untuk memberi peringatan kepada kaum kerabat keluarga


terdekat untuk meninggikan keimanan.
2) Memberikan pertunjuk kepada keluarga terdekat dari aspek
pendidikan keagamaan akhlak dan moral.
3) Sempurnanya Islam dalam memperhatikan umatnya baik dari objek
secara umum umat manusia seluruhnya maupun lebih khusus lagi
pada lingkup keluarga.

11

Anda mungkin juga menyukai