Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) Mata Kuliah “Hadits Tarbawi”
DISUSUN OLEH:
UUS : 17.03.1738
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur hanya milik Allah Swt. Rabb semesta alam yang telah
menciptakan bumi dan langit beserta isi-Nya yang selalu sujud kepada-Nya. Dan
dialah yang mengutus para rasul kepada umat-Nya untuk menyampaikan risalah
yang telah diwahyukan kepada-Nya kepada seluruh umat manusia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
A. Pengantar.......................................................................................................1
D. Intisari Hadits................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
ii
A. Pengantar
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter
watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika adalah aturan-aturan yang
disepakati bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjanya seperti
keguruan, pengobatan dan sebagainya. Guru dalam pendidikan merupakan
faktor yang paling penting, seorang guru harus mempunyai etika dan harus
memiliki sifat-sifat yang berikut:1
1
Uus Ruswandi, Pengembangan Kepribadian Guru. (Bandung: CV. Insan Mandir,
2010), hlm. 123.
tertentu. Ini memerlukan bahawa guru dipersiapkan dari segi
professional dan psikologikal yang baik.
g. Bahwa ia memiliki sahsiah yang kuat dan sanggup membimbing
murid-murid ke arah yang dikehendaki.
h. Bahwa ia sedar akan pengaruh-pengaruh dan trend-trend global
yang dapat mempengaruhi generasi dan segi aqidah dan pemikiran
mereka.
i. Bahwa ia bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih,
ia mengutamakan yang benar
1. Syarat Menjadi Guru
Seorang guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah
ini:2
a. Bertakwa kepada Allah SWT
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, guru harus
bertakwa kepada Allah SWT, sebab ia adalah teladan bagi anak
didiknya sebagaimanaRasulullah SAW. Menjadi teladan bagi umatnya.
b. Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan
tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. Guru pun harus
mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar.
c. Sehat Jasmani
Kesahatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi
mereka yang melamar untuk menjadi guru. Kita juga kenal ucapan
“mens sana in corpon sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat
terkandung jiwa yang sehat. Kesehatan bagi seorang guru sangat
penting. Jika guru kurang sehat akan menghambat pelaksana
pendidikan.
d. Berkelakuan Baik
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 142.
2
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik.
Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru.
Dari tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri
pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi
guru berakhlak mulia pula. Yang dimaksud akhlak mulia dalam ilmu
ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran islam,
seperti contoh oleh pendidik utama, Nabi Muhammad SAW.
Menurut Al-ghazali bahwa kepribadian dan etika guru adalah seagai
berikut:3
1. Kasih Sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagai
anaknya sendiri.
2. Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun
penghargaan
3. Hendaknya tidak member predikat atau martabat pada peserta didik
sebelum ia pantas dn kompeten untuk menyandangnya, dan jangan member
ilmu yang samar (al-ilm al-kafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas.(al-ilm al-
jaly)
4. Hendaknya peserta didik dari akhlaq yang jelek(sedapat mungkin) dengan
cara sindiran dan tunjuk hidung.
5. Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak menjelek-
jelekan atau merendahkan bidang studi yang lain.
6. Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan
mereka.
7. Dalam menghadapi pesert didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu
ilmu global yang tidak perlu menyajikan detailnya.
8. Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya
bertentangan dengan perbuatan
3
Said Hawwa, Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. (Jakarta: Rabbani
Press, 2004), hlm. 45.
3
B. Teks Hadits tentang Etika Guru terhadap Siswa
َّ َوالَ َي ُؤ َّم َّن. فَ اِ ْن َك انُ ْوا ىِف اْهلِ ْج َر ِة َس َواءً فَأَقْ َد ُم ُه ْم ِس ْل ًما.ًفَأَقْ َد ُم ُه ْم ِه ْج َرة
الر ُج ُل
- رواه مسلم- . َوالَ َي ْقعُ ْد ىِف َبْيتِ ِه َعلَى تَ ْك ِر َمتِ ِه اِالَّ بِِإ ْذنِِه.الر ُج َل ىِف ُس ْلطَانِِه َّ
D. Intisari Hadits
Maksud hadits diatas adalah bahwa seorang guru harus lebih paham dalam
hal pengetahuan, agar apa yang ia sampaikan dapat dipahami oleh para siswanya.
Dengan seperti itu mudah-mudahan tradisi literasi guru-siswa dapat tersalurkan
lintas generasi sebagaimana mestinya, agar peradaban ilmu selalu berkembang
mengikuti zaman dan tidak tergerus oleh zaman modern yang semakin marak
kebodohan dan kejahatan.
4
E. Nilai Pendidikan yang terdapat dalam Hadits
1. Guru harus memiliki Pemahaman
Al-Ghazali mengatakan bahwa guru yang diberi tugas mengajar adalah
guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga yang baik akhlaknya
dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki ilmu
pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia
menjadi contoh dan teladsan bagi para muridnya serta dengan kuat
fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar dan mengarahkan anak
muridnya dengan baik dan sesuai target yang diharapkan.4
Seorang pendidik harus menghias dirinya dengan akhlak yang
diharuskan sebagai orang yang beragama atau sebagai mukmin. Selain itu
ia juga harus bersikap zuhud dan Qona’ah. Oleh sebab itu, bagi seorang
guru harus memilki etika dan persyaratan yang sesuai dengan tingkatan
lapisan orang yang menuntut ilmu tersebut.
2. Guru harus Profesional
«إِ َذا ُو ِّس َد األ َْم ُر إِىَل َغرْيِ أ َْهلِ ِه فَا ْنتَ ِظ ِر:ال
َ َاعُت َها؟ ق
َض َ ِف إ
َ َكْي:ال
َ َ ق،»َاعة
َ الس
َّ
»َاعة
َ الس
َّ
4
Nata Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 95.
5
Dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba
datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari
kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan
pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata;
"beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai
apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang
mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga
akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan
pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang
hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!".
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah
hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu
bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada
ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Bukhari)
6
aspek kehidupannya tertuju kepada ilmu dan penyebarannya serta bermanfaat
bagi diri dan murid-muridnya.6
3. Guru harus bersifat kasih kepada anak didik
رواه- . ُ احْلِْل ُم َواأْل َنَاة: ُص لََتنْي ِ حُيِ ُّب ُه َم ا اهلل ِ ِ َش ِّج َعْب ِد الْ َقْي
َ إِ َّن فْي: س
ْ ك َخ َ أِل
- مسلم
6
Said Hawwa, Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. (Jakarta; Rabbani
Press, 2004), hlm. 48.
7
Ibid., hlm. 55.
7
bukan merendahkan, karena menjelaskan akan menyebabkan tersumbatnya
potensi anak dan menyebabkan timbulnya rasa bosan dan mendorong
hapalannya. Dengan demikian mengajar memerlukan keahlian yang
khusus.
4. Guru Harus Berbicara Jelas dan Sesuai Kadarnya
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَنَّهُ َك ا َن إِ َذا تَ َكلَّ َم بِ َكلِ َم ٍة أ ََع َاد َه ا ٍ ََع ْن أَن
َ ِّ س َع ْن النَّيِب
ثَاَل ثًا َحىَّت ُت ْف َه َم َعْنهُ َوإِ َذا أَتَى َعلَى َق ْوٍم فَ َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم ثَاَل ثًا
Dalam hal ini Al-Ghazali melihat kebiasaan dari sebagian guru fiqih
yang menjelekan guru bahasa dan sebaliknya, sebagian ulama kalam
memusuhi ulama fiqih demikian seterusnya sehingga sikap saling
menghina dan mencela guru lain di depan anak-anak merupakan bagian
yang harus dihindari dan di jauhi oleh seorang guru.
)(رواه البخارى
8
“Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan
bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang
ringan dan memudahkan manusia.” (HR. Bukhari)
8
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 45.
9
Ibid., hlm. 48.
9
ب ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ُ َك ا َن يُ ْعط ْي ُك َّل ُجلُ َس ائله بنَص به اَل حَيْ َس: َع ْن َعل ٍّي َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال
)(ر َواهُ الت ِّْر ِم ِذ ْي ِِ َّ َجلِْي ُسهُ أ
َ َُن اَ َح ًدا أَ ْكَر ُم َعلَْيه مْنه
10
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. 2009. Jakarta: Rajawali Per.
11