Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

“GERAKAN DUDUK TAHIYAT AWAL”

Dosen Pengampu :
Alimni, M.Pd.

Disusun Oleh :
Vonica Yulanda (1811210139)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani serta rohani sehingga kita masih bisa merasakan
nikmat alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tidak lupa juga kita kirimkan kepada
baginda Muhammad SAW yang telah mengajarkan nikmatnya hidup didalam berkah-
Nya.
Kami sebagai penulis dapat merasakan bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah kami yang berjudul "gerakan duduk tasyahud awal”. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari kekurangan
buku ini, kami berharap semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amal
sholeh bagi penulis. Aamiin.

Bengkulu, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian Tasyahud .......................................................................................... 3

B. Cara Duduk Tasyahud Awal .............................................................................. 3

C. Manfaat Gerakan Duduk Tasyahud bagi Kesehatan .......................................... 5

D. Shalawat Ketika Tasyahud Awal ....................................................................... 5

BAB III ......................................................................................................................... 7

PENUTUP .................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7

B. Saran ................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSAKA ..................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Setiap perkara ibadah memiliki rukun dan syarat yang wajib dipenuhi
sehingga ibadah tersebut sah dalam arti terbebas dari perkara yang menggugurkan
ibadah. Syarat merupakan salah satu tolak ukur jaminan sah dan tidaknya dalam suatu
ibadah. Dari sini dapat dipahami bahwa pentingnya ilmu pengetahuan ketika kita
hendak melaksanakan suatu ibadah, agar ibadah kita sah dan diterima Allah Swt.

Sebelum masuk pokok permasalahan, kita semua mengetahui bahwa shalat


bagi umat islam memiliki arti yang sangat penting, selain karena shalat itu
diperintahkan langsung oleh Allah Swt. kepada manusia melalui Nabi Muhammad
Saw. pada malam Isra Mi’raj, juga karena shalat ini merupakan ibadah yang pertama
kali dihisab pada hari akhir nanti. Oleh sebab itu maka seluruh umat islam harus
senantiasa mendirikan shalat dan memperhatikan tata cara shalat yang benar yang
sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam pembahasan makalah ini khususnya seputar tata cara shalat yang benar
dan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yaitu pembahasan
mengenai gerakan duduk tahiyat awal perlu diperhatikan akan saya bahas, agar shalat
kita sah dan sesuai dengan petunjuk dari sabda-sabda Rasulullah Saw.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tasyahud Awal?

2. Apa Makna Tasyahud?

3. Apa Manfaat Gerakan Duduk Tasyahud bagi Kesehatan?

1
4. Bagaimana Pendapat para Ulama Terkait Shalawat Ketika Tasyahud Awal?

C. Tujuan Pembahasan
1 Untuk Mengetahui Pengertian Tasyahud Awal.

2 Untuk Mengetahui Makna Tasyahud.

3 Untuk Mengetahui Manfaat Gerakan Duduk Tasyahud bagi Kesehatan.

4 Untuk Mengetahui Pendapat para Ulama Terkait Shalawat Ketika


Tasyahud Awal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasyahud
Tasyahud adalah suatu gerakan duduk di dalam shalat, duduk tersebut ada 2
cara, yaitu dengan cara duduk iftirasy dan duduk tawarruk. Duduk iftirasy adalah
duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian
menduduki kaki kiri tersebut. Sedangkan duduk tawarruk adalah duduk dengan
menegakkan kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri ke depan (dibawah kaki kanan)
dan duduk diatas tanah/lantai.1

B. Cara Duduk Tasyahud Awal


Rasulullah Saw. duduk tasyahud setelah rakaat kedua, jika shalat yang
dilakukan hanya dua rakaat, seperti shalat subuh beliau duduk iftirasy. Seperti ketika
beliau duduk diantara dua sujud. Demikian juga apabila beliau saw duduk pada
tasyahud awal dalam shalat tiga atau empat rakaat. Beliau saw menyuruh orang yang
salah sholatnya untuk melakukan hal itu sebagaimana sabdanya, “bila kamu duduk di
pertengahan sholat, hendaklah kamu melakukan thumaninah. Lalu hamparkanlah
telapak kaki kirimu kemudian bacalah tasyahhud.” (HR Abu Daud dan Baihaqi).

1. Cara duduk tasyahud awal

Cara duduk tasyahud awal adalah dengan duduk iftirasy, sama seperti
duduk diantara dua sujud, yaitu telapak kaki kiri dibentangkan dan diduduki,
kemudian telapak kaki kanan ditegakkan.

Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW. bersabda:

1
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim; Penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari, Shahih Fiqih Sunnah (Jakarta:
Pustaka At-Tazkia, 2007), hlm. 347.

3
‫ش فَ ِخ َذ َك الْيُ ْسَرى ُُثَّ تَ َش َّه ْد‬ ِ ِ َّ ‫فَِإ َذا جلَست ِِف وس ِط‬
ْ ‫ َوافََِْت‬،‫الص ََلة فَاطْ َمئ َّن‬ ََ َ ْ َ

“Jika kamu duduk di pertengahan shalat, duduklah dengan


tumakninah, duduklah iftirasy dengan membentangkan paha kirimu
kemudian bertasyahudlah.” (HR. Abu Daud no. 860. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).2

Dari Abu Humaid As-Saidi radhiallahu anhu beliau berkata:

ِ ِِ ِ َّ ‫فَِإذَا َجلَس ِِف‬


‫س ِِف‬
َ َ‫ب الْيُ ْم َن َوإذَا َجل‬
َ‫ص‬َ َ‫س َعلَى ِر ْجله الْيُ ْسَرى َون‬
َ َ‫الرْك َعتَ ْي َجل‬ َ
‫ب ْالُ ْخَرى َوقَ َع َد َعلَى َم ْق َع َدتِِه‬
َ‫ص‬َ َ‫ى َون‬
َ ‫سر‬
ِ ِ ِ َّ
ْ ُ‫الرْك َعة ْالخَرة قَ َّد َم ِر ْجلَهُ الْي‬

“Nabi SAW jika duduk dalam shalat pada rakaat kedua beliau duduk
diatas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan, jika beliau duduk di rakaat
terakhir beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya
dan duduk di atas lantai.” (HR Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226)3

Ketika duduk tasyahud tangan kanan berada di atas paha atau lutut
kanan, dan tangan kiri diatas paha atau lutut kiri dengan posisi telapak
tangan membentang, dan jari-jari menghadap kiblat titik dari Abdullah bin
Umar radhiallahu anhuma ia berkata:

ِِ ِ ِ َّ ‫َكا َن إِذَا جلَس ِِف‬


ُ‫صابِ َعه‬
َ َ‫ض أ‬
َ َ‫ض َع َكفَّهُ اليُ ْم َن َعلَى فَخذه اليُ ْم َن َوقَب‬
َ ‫ َو‬، ‫الص ََلة‬ َ َ
‫ض َع َكفَّهُ الْيُ ْسَرى َعلَى فَ ِخ ِذهِ الْيُ ْسَرى‬ ِْ ‫صبَعِ ِه الَِّت تَلِي‬
َ ‫ال ْبَ َام َوَو‬ ْ ِِ‫ُكلَّ َها َوأَ َش َار ب‬

2
Ensiklopedi Hadits
3
Ensiklopedi Hadits

4
“Jika Nabi SAW. duduk tasyahud beliau meletakkan telapak tangan
kanannya diatas pahanya yang kanan kemudian menggenggam semua jari
tangan kanannya kemudian memberi isyarat dengan jari telunjuk yang ada
disebelah ibu jari. Dengan itu beliau meletakkan tangan kirinya diatas paha
kiri.” (HR muslim no 580).

C. Manfaat Gerakan Duduk Tasyahud bagi Kesehatan


Sebagian besar dari kita banyak yang belum mengetahui manfaat duduk
iftirasy dalam hal kesehatan. Jika kita melihat diagram refleksi, ketika kita berada
dalam posisi duduk iftirasy, kaki kanan akan mendapatkan tekanan pada bagian atas
kaki dan kaki kiri akan mendapatkan tekanan pada bagian bawah dan tengah kaki.

Posisi duduk iftirasy menghasilkan tekanan refleksi yang lengkap tetapi


apabila tidak meluruskan kaki kanan secara vertikal maka tidak akan mendapatkan
tekanan reflexology untuk bagian-bagian tertentu dari tubuh saja tidak termasuk otak
leher tenggorokan jantung suara sinus kelenjar hipofisis dan lain-lain.

Saat posisi duduk iftirasy kita bertumpu pada pangkal paha yang dilewati
saraf sciatik nervus ischiadicus, hal ini dapat memelihara fungsi saraf sciatik dan
mencegah penyakit sciatica yaitu gangguan di sepanjang daerah persarafan saraf
sciatik yang menyebabkan nyeri dari punggung bagian bawah sampai kaki yang luar
biasa sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan.4

D. Shalawat Ketika Tasyahud Awal


1. Pendapat Imam Syafi’i:

4
https://www.islampos.com/46579-46579/

5
Tidak membaca shalawat pada tasyahud awal karena seandainya
disyariatkan, tentu akan disyaratkan pula membaca shalawat pada keluarga
muhammad seperti pada tasyahud akhir.

2. Pendapat Al-Umm:

Bahwa sholawat tetap dibaca pada tasyahhud awal karena ketika itu ada
duduk untuk membacakan tasyahud, maka tetap membaca shalawat ketika itu
sebagaimana pada tasyahud akhir.

3. Pendapat Imam Nawawi rahimahullah:

Membaca shalawat menurut pendapat al kodim tidak disyariatkan. Ini juga


menjadi pendapat Abu Hanifah, Imam Ahmad dan Ishaq. Begitu pula
pendapat ini diceritakan dari ‘Atho, Asy Sya’biy dan Ats-Tsauri.

4. Pendapat Al-Jadid

Membaca shalawat ketika tasyahud awal tetap disyariatkan.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tasyahud adalah suatu gerakan duduk di dalam shalat, duduk tersebut ada 2,
yaitu duduk iftirasy (posisi duduk pada saat tahiyat awal) dan duduk tawarruk (posisi
duduk pada saat tahiyat akhir).

Cara gerakan duduk tahiyat awal (iftirasy) adalah duduk dengan menegakkan
kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian menduduki kaki kiri tersebut.

Saat posisi duduk iftirasy kita bertumpu pada pangkal paha yang dilewati
saraf sciatik nervus ischiadicus, hal ini dapat memelihara fungsi saraf sciatik dan
mencegah penyakit sciatica yaitu gangguan di sepanjang daerah persarafan saraf
sciatik yang menyebabkan nyeri dari punggung bagian bawah sampai kaki yang luar
biasa sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan.

Menurut para pendapat ulama mengenai membaca shalawat ketika tasyahud


awal terdapat perbedaan pendapat, Imam Syafi’i dan Imam Nawawi berpendapat
bahwa tidak disyariatkan membaca shalawat ketika tasyahud awal, sedangkan
menurut pendapat Al-Umm dan Al-Jadid disyariatkan membaca shalawat ketika
tasyahud awal.

B. Saran
Demikianlah pembahasan pada makalah ini mengenai gerakan duduk tahiyat
awal, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari makalah
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman sangat
saya terima demi perbaikan makalah saya ke depan.

7
DAFTAR PUSAKA

Malik Kamal bin Sayyid Salim, Abu. Shahih Fiqih Sunnah. 2007. Jakarta: Pustaka

At-Tazkia. Penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari

Ensiklopedi Hadits

https://www.islampos.com/46579-46579/

Anda mungkin juga menyukai