Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH WUDLU’ DAN MANDI BESAR, HIKMAH DAN PROBLEMATIKANYA

Dalam Buku Fiqh Islam

Makalah ini buat untuk memenuhi tugas Fiqh Ibadah

Dosen Pengampu : Nilna Fauza, M.H.I

Disusun Oleh :

1. Iva Nikmatul Khusna (931108518)

2. Vira Yudhistira (931110218)

3. Muhammad Dalul Fatoni (931111108)

4. Muhammad Sholahuddin Arif (931111918)

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KEDIRI

2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadiran Allah Swt atas segala rahmat dan hidayahnya. Segala
puji hanya layak kami aturkan kepada Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang penulisannya diberi judul Wudlu’ dan Mandi Besar, Hikmah
dan Problematikanya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan reverensi dari
buku fiqh islam,yang membantu mempermudah kami dalam mengerajkan tugas penulisan
makalah ini serta makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua Jurusan di
IAIN KEDIRI,sebagai bahan kuliah dan diskusi pada tatap muka perkulihan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1

D. Manfaat Penulisan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Konsep Dasar Wudhu’,Bertayammum..................................................................2

B. Cara Berwudhu’ dan dalil-dalilnya........................................................................2

C. Cara tayammum dan dalilnya................................................................................2

D. Mandi besar dan mandi yang sisunnatkan ............................................................2

E. Apa yang dimaksud dengan mandi besar...............................................................3

F. Sebutkan macam-macam mandi yang disunnatkan ...............................................3

BAB III PENUTUP.........................................................................................................4


A. Kesimpulan............................................................................................................4

B. Kritik dan Saran.....................................................................................................4

C. Daftar pustaka........................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ibadah adalah suatu pekerjaan yang dicintai Allah dan diridhoi-


Nya,perkataan,perbuatan lahir dan batin terutama sholat.Dan sebelum kita melaksanakan
sholat ada hal-hal yang harus kita perhatikan,terutama kesucian dari hadast kecil maupun
besar. Dan cara untuk mensucikan hadast kecil dengan cara berwudlu’ dan untuk
mensucikan hadast besar dengan cara mandi besar.Dan jika terjadi adanya kendala untuk
melakukan hal tersebut maka dapat diganti dengan cara tayammum.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan berwudlu’?


2. Bagaimana cara berwudlu’ dan dalilnya!
3. Apa yang dimaksud dengan tayammum?
4. Jelaskan cara bertayammum dan dalilnya?
5. Apa yang dimaksud dengan mandi besar?
6. Sebutkan macam-macam mandi yang disunnatkan!

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wudlu’


2. Untuk mengetahui tata cara berwudlu’ dan dalilnya
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tayammum
4. Untuk mengetahui cara bertayammum dan dalilnya
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud mandi besar
6. Untuk mengetahui macam-macam mandi sunnat

D. MANFAAT PENULISAN

1. Dapat menambah wawasan ilmu Kita, dapat lebih memahami tentang bagaimana
tata cara yang tepat dalam melaksanakan wudlu’,bertayamum, dan mandi besar
secara ajaran yang telah dijelaskan didalam al-quran dan al-hadist

2. Mengetahui secara jelas apa yang sah dan yang membatalkan


wudlu’,bertayamum, dan mandi besar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WUDLU’

Definisi wudlu’ menurut Bahasa bersuci,sedangkan menurut istilah wudlu’ adalah


mensucikan diri dari hadast kecil.

Perkara yang membatalkan wudlu’ itu ada 5 yaitu:

1.Perkara yang keluar dari salah satu dari dua jalan (kubul dan dubur) seperti buang
angin,buang air kecil dan buang air besar.

2.Tidur, kecuali pada posisi duduk yang pantatnya menempel pada bumi (seperti duduk
bersila).

3.Hilangnya akal disebabkan mabuk atau sakit.

4.Bersentuhan dengan selain mahromnya.

5.Menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan.

B. BAGAIMANA CARA BERWUDLU’ DAN DALILNYA

Diawali dengan membasuh sela-sela jari dilanjutkan dengan berkumur,serta


dilanjutkan dengan menghisap air melalui hidung,kemudian dilanjutkan dengan
membasuh muka disertai dengan niat,lalu membasuh kedua tangan sampai siku dan
dilanjutkan membasuh sebagian rambut kepala,lalu dilanjutkan dengam membasuh
kedua kaki dan diakhiri do’a sesudah wudlu’.

‫اغسِ لُوا وُ جُو َه ُك ْم َوَأ ْي ِد َي ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف ِِق َوا ْم َسحُوا ِب ُرءُوسِ ُك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِإلَى‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا ِإ َذا قُ ْم ُت ْم ِإلَى ال‬
ْ ‫صاَل ِة َف‬
(ِ ‫ْال َكعْ َبي‬
‫ْن‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka cucilah
muka kalian dan tangan-tangan kalian sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah
kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki” [QS. Al Maidah: 6]

C. APA YANG DIMAKSUD DENGAN TAYAMMUM

Tayammum menurut bahasa itu sengaja,sedangkan menurut syara’ adalah


menyapukan debu yang suci pada wajah dan kedua tangan sebagai ganti dari wudlu’.

Adapun syaratnya tayammum itu ada 5 yaitu:

1.Adanya udzur disebabkan perjalanan panjang atau sakit,contohnya: Saat kita bepergian
jauh dan tidak menemukan air untuk berwudlu’ atau mandi maka boleh
bertayammum,jikalau kita mempunyai penyakit yang apabila kita menyentuh air bisa
menyebabkan penyakit itu tambah parah (penyakit belang,cacar air) maka boleh
bertayammum.
2
2.Memasuki waktu sholat.Maksudnya tayammum itu harus ketika memasuki waktu
sholat,bukan bertayammum di saat masih lama waktu sholat . tayammum hanya bisa di
pakai untuk satu waktu sholat (subuh,duhur,ashar,magrib dan isya’) tidak bisa di pakai
untuk dua kali sholat jika ingin melakukan sholat harus bertayammum lagi.

3.Mencari air.Maksudnya ketika kita sudah berusaha mencari air kemana-mana dan tetap
tidak menemukan air untuk berwudlu’ maka boleh bertayammum,dalam artian kita
sudah berusaha untuk mencari air kemana pun dan tetap tidak menemukan air untuk
berwudlu (waktu kekeringan).

4.Susah menggunakan air.Maksudnya ketika kita berada di dalam posisi yang sulit untuk
mendapatkan air (dihutan) ketika itu hanya ada sungai untuk berwudlu’ dan disungai itu
ada seekor buaya dan kita takut untuk wudlu’ disana maka kita boleh bertayammum.

5.Debu yang suci.Maksudnya adalah debu yang tidak tercampur dengan najis. Seperti
debu yang menempel dikaca mobil atau debu yang menempel pada tembok.

D. JELASKAN CARA BERTAYAMMUM DAN DALILNYA

Diawali dengan niat dan dilanjutkan dengan menempelkan kedua telapak tangan
di tempat yang terdapat debu yang suci dengan setiap bagian yang akan di usap
menggunakan debu ditempat yang berbeda-beda. Adapun dalil dari Al Qur’an adalah
firman Allah ‘Azza wa Jalla,

‫ضى َأ ْو َعلَى َس َف ٍر َأ ْو َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم م َِن ْال َغاِئطِ َأ ْو اَل َمسْ ُت ُم ال ِّن َسا َء‬
َ ْ‫َوِإنْ ُك ْن ُت ْم َمر‬

‫صعِي ًدا َط ِّيبًا َفا ْم َسحُوا ِبوُ جُو ِه ُك ْم َوَأ ْيدِي ُك ْم ِم ْن ُه‬
َ ‫َفلَ ْم َت ِج ُدوا َما ًء َف َت َي َّممُوا‬

“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau
berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).

Adapun dalil dari Sunnah, sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat
Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu,

‫شر سِ نِين‬ َ ‫صعِي ُد‬


َ ‫الطيِّبُ وضُو ُء المُسل ِِم َوِإن لَم َي ِجد ال َما َء َع‬ َّ ‫ال‬

“Tanah yang suci adalah wudhunya muslim, meskipun tidak menjumpai air sepuluh
tahun”.(Abu Daud 332, Turmudzi 124 dan dishahihkan al-Albani)

3
E.APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANDI BESAR

Mandi besar secara Bahasa berarti meratakan atau mengalirkan air ke seluruh
tubuh. Sedangkan menurut istilah adalah meratakan atau mengalirkan air suci ke seluruh
tubuh dengan cara yang khusus ( memenuhi syarat-syarat ) dan disertai dengan niat
dalam ucapanan dan diniatkan dalam hati.1

Menurut Ulama Syafi’i mendefinisikan, bahwa mandi adalah sebagai mangaliri air ke
seluruh tubuh diiringi dengan niat, sedangkan ulama Malikiyah mendefinisikannya
sebagai upaya menyampaikan air ke seluruh tubuh dengan niat membolehkan shalat
disertai dengan usapan tangan.

Perkara yang mewajibkan mandi besar itu ada 6:

1. Bertemunya dua kelamin manusia (laki-laki dan perempuan) meskipun itu hanya
ujung dari dzakar yang masuk ke dalam farji,maka wajib mandi besar meskipun
itu tidak memasukan seluruh dzakarnya ke dalam farji tersebut.

2. Keluarnya mani meskipun itu sedikit atau banyak,meskipun itu disengaja atau
tidak,meskipun itu keluarnya dengan hawa nafsu atau tidak.

3. Meninggal (orang islam) terkecuali orang yang mati syahid.

4. Haidl.Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita yang sudah baligh

5. Nifas.Yaitu darah yang keluar setelah melahirkan.

6. Wiladah.Yaitu darah yang keluar bersamaan ketika melahirkan.

E. SEBUTKAN MACAM-MACAM MANDI YANG DISUNNATKAN

1
Lihat Tafsir Al-Manar, jilid 4,
4
1. Mandi Hari Jum’at,bagi orang yang bermaksud akan mengerjakan sholat
jum’at,agar baunya yang tidak sedap tidak mengganggu orang disekitar tempat
duduknya.

2. Mandi Hari Raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha, yang di maksud dalam
mandi ini adalah dikerjakan oleh seseorang untuk membersihkan diri baik jasmani
maupun rohaninya.

3. Mandi Orang Gila apabila ia sembuh dari gilanya,Karena kemungkinan ia keluar


mani dan tanpa sengaja orang tersebut tidak sadar dan ketika orang tersebut sadar
maka harus melakukan mandi besar.

4. Mandi tatkala hendak ihram haji atau umroh, bermaksud untuk mensucikan diri
seseorang dari berbagai hadast sebelum melalukan kegiatan haji dan umroh.

5. Mandi sehabis memandikan mayat

6. Mandi seorang kafir setelah memeluk agama islam,karena beberapa orang


bersahabat ketika telah masuk islam disuruh nabi mereka mandi.2

BAB III

PENUTUP
2
Al-Mabsuth, karya As-Sarakhsi.
5
A. KESIMPULAN

Dalam makalah ini kita membahas tentang wudlu’,mandi besar dan


bertayammum. Bagaimana telah dijelaskan diatas bahwa berwudlu’,mandi besar dan
bertayammum ada kaitannya,misalkan ketika kita berhadast kecil maka kita harus
berwudhu’ dulu agar suci dari hadast tersebut dan ketika kita sedang dalam hadast besar
pun kita diharuskan untuk mandi besar dengan menyimarkan atau membasuh seluruh
tubuh dengan air suci mensucikan,dan apabila tidak ada air maka kita dapat bersuci
dengan cara bertayammum dengan menggunakan debu yang suci mensucikan.

B. KRITIK DAN SARAN

Dalam pembuatan makalah ini hanya terdapat satu sumber buku saja yang
dipergunakan,sedangkan masih banyak buku-buku yang lainnya untuk dijadikan bahan
resensi sebuah materi yang ada. Lebih baik gunakan buku-buku penunjang yang lainnya
agar pembuatan makalah lebih perinci dan lebih jelas sesuai dengan materi pembahasan
yang ada.

6
Daftar Pustaka

1. Azhari, Aidul Fitriacida. 2005. Menemukan Demokrasi. Surakarta: Universitas


Muhammadiyah Surakarta.

2. Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

3. Bhakti, Ikrar Nusa dan Riza Sihbudi, 2002. Kontroversi Negara Federal : Mencarai
Bentuk Negara Ideal Indonesia Masa Depan. Bandung ; Mizan.

Anda mungkin juga menyukai