Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARI’AH
KEDIRI
2018
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadiran Allah Swt atas segala rahmat dan hidayahnya. Segala
puji hanya layak kami aturkan kepada Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang penulisannya diberi judul Wudlu’ dan Mandi Besar, Hikmah
dan Problematikanya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan reverensi dari
buku fiqh islam,yang membantu mempermudah kami dalam mengerajkan tugas penulisan
makalah ini serta makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua Jurusan di
IAIN KEDIRI,sebagai bahan kuliah dan diskusi pada tatap muka perkulihan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Konsep Dasar Wudhu’,Bertayammum..................................................................2
C. Daftar pustaka........................................................................................................5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
1. Dapat menambah wawasan ilmu Kita, dapat lebih memahami tentang bagaimana
tata cara yang tepat dalam melaksanakan wudlu’,bertayamum, dan mandi besar
secara ajaran yang telah dijelaskan didalam al-quran dan al-hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WUDLU’
1.Perkara yang keluar dari salah satu dari dua jalan (kubul dan dubur) seperti buang
angin,buang air kecil dan buang air besar.
2.Tidur, kecuali pada posisi duduk yang pantatnya menempel pada bumi (seperti duduk
bersila).
اغسِ لُوا وُ جُو َه ُك ْم َوَأ ْي ِد َي ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف ِِق َوا ْم َسحُوا ِب ُرءُوسِ ُك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِإلَى َ َيا َأ ُّي َها الَّذ
َّ ِين آ َم ُنوا ِإ َذا قُ ْم ُت ْم ِإلَى ال
ْ صاَل ِة َف
(ِ ْال َكعْ َبي
ْن
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka cucilah
muka kalian dan tangan-tangan kalian sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah
kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki” [QS. Al Maidah: 6]
1.Adanya udzur disebabkan perjalanan panjang atau sakit,contohnya: Saat kita bepergian
jauh dan tidak menemukan air untuk berwudlu’ atau mandi maka boleh
bertayammum,jikalau kita mempunyai penyakit yang apabila kita menyentuh air bisa
menyebabkan penyakit itu tambah parah (penyakit belang,cacar air) maka boleh
bertayammum.
2
2.Memasuki waktu sholat.Maksudnya tayammum itu harus ketika memasuki waktu
sholat,bukan bertayammum di saat masih lama waktu sholat . tayammum hanya bisa di
pakai untuk satu waktu sholat (subuh,duhur,ashar,magrib dan isya’) tidak bisa di pakai
untuk dua kali sholat jika ingin melakukan sholat harus bertayammum lagi.
3.Mencari air.Maksudnya ketika kita sudah berusaha mencari air kemana-mana dan tetap
tidak menemukan air untuk berwudlu’ maka boleh bertayammum,dalam artian kita
sudah berusaha untuk mencari air kemana pun dan tetap tidak menemukan air untuk
berwudlu (waktu kekeringan).
4.Susah menggunakan air.Maksudnya ketika kita berada di dalam posisi yang sulit untuk
mendapatkan air (dihutan) ketika itu hanya ada sungai untuk berwudlu’ dan disungai itu
ada seekor buaya dan kita takut untuk wudlu’ disana maka kita boleh bertayammum.
5.Debu yang suci.Maksudnya adalah debu yang tidak tercampur dengan najis. Seperti
debu yang menempel dikaca mobil atau debu yang menempel pada tembok.
Diawali dengan niat dan dilanjutkan dengan menempelkan kedua telapak tangan
di tempat yang terdapat debu yang suci dengan setiap bagian yang akan di usap
menggunakan debu ditempat yang berbeda-beda. Adapun dalil dari Al Qur’an adalah
firman Allah ‘Azza wa Jalla,
ضى َأ ْو َعلَى َس َف ٍر َأ ْو َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم م َِن ْال َغاِئطِ َأ ْو اَل َمسْ ُت ُم ال ِّن َسا َء
َ َْوِإنْ ُك ْن ُت ْم َمر
صعِي ًدا َط ِّيبًا َفا ْم َسحُوا ِبوُ جُو ِه ُك ْم َوَأ ْيدِي ُك ْم ِم ْن ُه
َ َفلَ ْم َت ِج ُدوا َما ًء َف َت َي َّممُوا
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau
berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).
Adapun dalil dari Sunnah, sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat
Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu,
“Tanah yang suci adalah wudhunya muslim, meskipun tidak menjumpai air sepuluh
tahun”.(Abu Daud 332, Turmudzi 124 dan dishahihkan al-Albani)
3
E.APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANDI BESAR
Mandi besar secara Bahasa berarti meratakan atau mengalirkan air ke seluruh
tubuh. Sedangkan menurut istilah adalah meratakan atau mengalirkan air suci ke seluruh
tubuh dengan cara yang khusus ( memenuhi syarat-syarat ) dan disertai dengan niat
dalam ucapanan dan diniatkan dalam hati.1
Menurut Ulama Syafi’i mendefinisikan, bahwa mandi adalah sebagai mangaliri air ke
seluruh tubuh diiringi dengan niat, sedangkan ulama Malikiyah mendefinisikannya
sebagai upaya menyampaikan air ke seluruh tubuh dengan niat membolehkan shalat
disertai dengan usapan tangan.
1. Bertemunya dua kelamin manusia (laki-laki dan perempuan) meskipun itu hanya
ujung dari dzakar yang masuk ke dalam farji,maka wajib mandi besar meskipun
itu tidak memasukan seluruh dzakarnya ke dalam farji tersebut.
2. Keluarnya mani meskipun itu sedikit atau banyak,meskipun itu disengaja atau
tidak,meskipun itu keluarnya dengan hawa nafsu atau tidak.
4. Haidl.Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita yang sudah baligh
1
Lihat Tafsir Al-Manar, jilid 4,
4
1. Mandi Hari Jum’at,bagi orang yang bermaksud akan mengerjakan sholat
jum’at,agar baunya yang tidak sedap tidak mengganggu orang disekitar tempat
duduknya.
2. Mandi Hari Raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha, yang di maksud dalam
mandi ini adalah dikerjakan oleh seseorang untuk membersihkan diri baik jasmani
maupun rohaninya.
4. Mandi tatkala hendak ihram haji atau umroh, bermaksud untuk mensucikan diri
seseorang dari berbagai hadast sebelum melalukan kegiatan haji dan umroh.
BAB III
PENUTUP
2
Al-Mabsuth, karya As-Sarakhsi.
5
A. KESIMPULAN
Dalam pembuatan makalah ini hanya terdapat satu sumber buku saja yang
dipergunakan,sedangkan masih banyak buku-buku yang lainnya untuk dijadikan bahan
resensi sebuah materi yang ada. Lebih baik gunakan buku-buku penunjang yang lainnya
agar pembuatan makalah lebih perinci dan lebih jelas sesuai dengan materi pembahasan
yang ada.
6
Daftar Pustaka
3. Bhakti, Ikrar Nusa dan Riza Sihbudi, 2002. Kontroversi Negara Federal : Mencarai
Bentuk Negara Ideal Indonesia Masa Depan. Bandung ; Mizan.