TAYAMMUM
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Media
Pembelajaran Ilmu Fiqih
Dosen Pembimbing: Dr.R.Dedi Supriatna,M.Ag.
Disusun oleh :
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MASTHURIYAH
2022/2023
Jl.Raya Tipar Cisaat Sukabumi Jawa Barat
KATA PENGANTAR
Selain itu, ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, baik
kepadaguru, orang tua, maupun teman-teman sekalian. Adapun tujuan penulisan
makalah yang berjudul “Tayamum” ini yang pertama ialah untuk memenuhi tugas
dari Dr.R.Dedi Supriatna,M.Ag. pada mata kuliah Fiqih dan untuk menambah
wawasan kita mengenai tayamum Penulis menyadari bahwa makalah ini memang
jauh dari kesempurnaan,maka sudilah kiranya siapa saja yang membaca makalah
ini agar memaklumi akan kekurangan dari makalah ini dan saran bagi para
pembaca sangat terbuka lebar demi kemajuan akan suatu karya sastra
ini.Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Sukabumi,18 September 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Tayamum dan Dalilnya.......................................................3
B. Syarat-Syarat Tayamum........................................................................4
C. Sebab-Sebab yang Membolehkan Tayamum........................................5
D. Rukun Tayamum...................................................................................7
E. Cara Bertayamum..................................................................................8
F. Sunnah-Sunnah dalam Bertayamum.....................................................8
G. Hal-Hal yang dapat Membatalkan Tayamum.......................................9
DAFTAR PUSAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya:
... Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus),
atau menyentuh203) perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah
dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu
bersyukur. (Q.S. al - Maidah: 06)
3
B. Syarat-syarat Tayamum
Uzur menggunakan airi tu terjadi oleh sebab musafir, sakit atau hajat.
Dalam hal ini keadaan orang musafir itu ada empat golongan, yaitu :
a. Ia yakin bahwa di sekitar tempatnya berada itu benar-benar tidak ada air,
maka ia boleh langsung bertayamum tanpa harus mencari air terlebih
dahulu.
b. Ia tidak yakin, tetapi ia menduga bahwa di sana mungkin ada air tetapi
mungkin juga tidak. Pada keadaan demikian, ia wajib dahulu mencari air
di tempat-tempat yang dianggapnya mungkin ada airnya.
c. Ia yakin ada air di sekitar tempatnya. Dalam hal ini ada beberapa
kemungkinan :
a) Apabila tempat air itu dekat berada pada jarak yang layak terjangkau
oleh musafir untuk kepentingan mencari kayu,mengambil rumput atau
menggembalakan hewannya, maka ia wajib mengambil air itu dan
tidak dibenarkan bertayamum.
b) Apabila tempat air itu jauh, sehingga kalau ia pergi mengambilnya
waktu salat akan habis, maka ia boleh bertayamum sebab ketika itu ia
dianggap tidak mendapatkan air.
c) Apabila tempatnya agak jauh melebihi jarak untuk mengambil kayu
dan sebagainya akan tetapi ia masih mungkin mengambil air tanpa
kehabisan waktu salat, maka ia boleh bertayamum, sebab berjalan
melebihi batas tersebut dianggap memberatkan.
d) Apabila tempat air itu dekat akan tetapi sulit mengambilnya karena
banyak musafir lain berdesakan untuk mengambil air di tempat itu,
maka ia boleh bertayamum.
4
2. Masuknya waktu salat.
Tayamum untuk salat yang berwaktu baik fardu maupun sunah, hanya
dibenarkan setelah masuk waktunya. Alasannya tayamum adalah thaharah darurat
dan tidak ada keadaan darurat sebelum masuknya waktu salat.
3. Mencari air setelah waktu, sesuai dengan ketentuan pada nomor 1 di atas.
4. Tidak dapat menggunakan air
Bisa sisebabkan oleh beberapa hal seperti halnya karena uzur syari seperti
takut akan pencuri atau ketinggalan dari rombongan.
5
rumah temannya terlebih secara berulang-ulang yang jarak minimal 1.848 meter.
Kalau memang kenyataan tidak ditemukan adanya air barulah dia boleh
bertayamum. Sebaliknya jika seseorang meyakini ada air maka dia mesti
mencarinya sampai menempuh jarak 6000 langkah tanpa ada halangan.
Orang sakit bila khawatir memakai air dapat melakukan tayamum untuk
mengangkat hadas. Kekhawatiran itu ada dua kemungkinan, pertama khawatir
akan datang penyakit baru, dan yang kedua khawatir bertambah penyakit atau
lambat penyembuhannya.
4. Membutuhkan air.
Seseorang yang memiliki air dalam jumlah yang mencukupi sekedar untuk
wudu atau mandi, tetapi dia sangat membutuhkannya untuk keperluan lain yang
akan menyelamatkan jiwa dari kemudaratan, maka ketika itu dibolehkan
bertayamum.
6
6. Keadaan sangat dingin.
Misalnya ada air pada suatu tempat yang hanya didapatkan dengan alat-
alat tertentu, sementara alat itu tidak ada padanya, seperti ketiadaan timba
pengambil air dari sumur yang dalam, jika terus diusahakan waktu akan habis.
Namun, dalam hal ini wajib berusaha mencari alat.
D. Rukun Tayamum
1. Niat.
Dalil wajibnya niat di sini ialah hadis yang juga dikemukakan sebagai dalil
niat pada wudu. Niat ini dilakukan serentak dengan pekerjaan pertama dalam
tayamum, yaitu ketika memindahkan tanah ke wajah. Lafaz niat tayamum ialah:
2. Mengusap/menyapu wajah.
3. Mengusap/menyapu kedua tangan hingga ke siku.
7
4. Tertib, yakni mendahulukan wajah dari pada tangan.
E. Cara Bertayamum
Yang dimaksud dengan dua kali pukul ialah dua kali memindahkan tanah,
baik pemindahan itu dengan memukulkan tanah ke atas tanah dengan hanya
meletakkan tangan di atas tanah atau berlaku menurut adat kebiasaan. Tidak wajib
juga menertibkan dua kali pukul. Jika dipukulkan kedua tangannya ke atas tanah
dengan serentak, lalu disapunya dengan sebelah tangan kanan ke muka, kemudian
dengan sebelah tangan kiri ketangan kanan, kemudian disapukan lagi tangan
kanan ke atas tanah dan disapu ke tangan yang kiri, maka hal itu diperbolehkan.
Hal-hal yang sunnah yang mesti dilakukan atau dikerjakan pada waktu
melakukan tayamum ialah:
8
G. Hal-hal yang Dapat Membatalkan Tayamum
Adapun hal-hal yang dapat membatalkan Tayamum adalah ada tiga hal
yang yaitu:
Adapun kalau ia melihat air ketika sedang melakukan salat, jika salat itu
memadai dengan tayamum, maka tidak perlu diulang kembali, seperti salat orang
musafir, salat dan tayamumnya tidak batal. Akan tetapi, jika salat itu masih wajib
diulang, seperti salat orang muqim yang bertayamum karena ketiadaan air, maka
tayamum dan salatnya menjadi batal.
3. Murtad
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Abidin, Slamet dan Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, Bandung: Pustaka Setia,