Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan

malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW dengan menggunakan bahasa Arab

disertai kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam pengakuannya

sebagai Rasul dan agar dijadikan sebagai pedoman hukum bagi seluruh umat

manusia. Membaca Al-Qur’an merupakan bagian dari amal ibadah. Al-Qur’an

diriwayatkan dengan cara tawatur (muttawatir) artinya diriwayatkan oleh orang

banyak semenjak dari generasi sahabat ke generasi selanjutnya secara berjamaah.

Apa yang di riwayatkan oleh orang perorang tidak dapat dikatakan sebagai Al-

Qur’an. Orang-orang yang memusuhi Al-Quran dan membenci islam telah

berkali-kali mencoba menggugat nilai keasliannya. Akan tetapi realitas sejarah

dan pembuktian ilmiah telah menolak segala bentuk tuduhan yang mereka

lontarkan.

Banyak argumentasi yang menunjukan bahwa Al-Quran itu datang dari

Allah SWT dan merupakan mu’jizat yang mampu menundukan manusia dan

tidak mungkin bisa ditiru oleh siapapun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepada hamba kami

(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya, dan ajaklah

1
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (Q.S Al-

Baqarah:23)

“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (Pasti) tidak akan mampu, maka

takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang

disediakan bagi orang-orang kafir.” ( Q.S Al-Baqorah:24)

Al-Qur’an merupakan Kitabullah yang mulia dan wahyu terakhir yang

diturunkan dari langit ke bumi. Allah menjaganya dari perubahan dan

penggantian serta menjadikannya sebagai rahmat dan petunjuk bagi seluruh umat

manusia.

Oleh karena itu, wajib bagi seluruh umat islam untuk selalu menjungjung

tinggi Al-Qur’an di dalam hatinya terlebih dahulu. Selanjutnya mengaplikasikan

dalamkehidupannyatayangkitajalani,baikdengan

membaca,menghafal,mempelajari,mengajarkan, berhukum atau dalam

menetapkan hukum. Maka dari itu, makalah ini disusun untuk mengetahui

bagaimana perkembangan ‘ulum Al-Qur’an dan mempelajari sejarah tokoh-tokoh

yang secara tidak langsung pemikiran beliau-beliaulah yang mengilhami kita

dalam memahami Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ‘Ulum Al-Qur’an?

2. Bagaimana sejarah ‘Ulum Al-Qur’an?

3. Bagaimana Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an?

4. Apa manfa’at dan tujuan ‘Ulum Al-Qur’an?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ‘Ulum Al-Qur’an

Menurut bahasa ‘Ulum Al-Qur’an berasalal dari bahasa arab yang terdiri

dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata “ulum” merupakan bentuk

jamak dari kata “ilm”, yang berarti ilmu-ilmu. Istilah “ilm” merupakan bentuk

mashdar (kata kerja yang dibendakan) yang artinya pemahaman dan pengetahuan

sesuai dengan makna dasarnya, yaitu Al fahmu wa al idrak (pemahaman dan

pengetahuan).Sedangkan menurut istilah ‘Ulum Al-Qur’an adalah ilmu yang

mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an.

Ini adalah pengertian-pengertian tentang ‘Ulum Al-Qur’an menurut

referensi yang berbeda dan kitab yang berbeda pula,di antaranya sebagai berikut :

Menurut Al Suyuti,‘Ulum Al-Qur’an dalam kitabnya Itmamu al diniyah

‘Ulum Al-Qur’an ialah ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari

segi turunnya sanadnya,adabnya,makna-maknanya baik yang berhubungan

dengan lafaz-lafaznya,dan hukum-hukumnya.

Menurut Al Zarqani dalam kitabnya Manahil al’irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an

menyebutkan ‘Ulum Al-Qur’an ialah pembahasan- pembahasan tentang masalah

yang berhubungan dengan al qur’an,dari segi turunnya, urut urutannya,

3
pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, mu’jizatnya, nasikh dan

mansukhnya, serta bantahan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan

kebingungan terhadap Al-Qur’an.

Menurut Manna al qattan dalam kitabnya Mabahits fi ulum al qur’an

ialah ‘Ulum Al-Qur’an ilmu yang membahas tentang Al-Qur’an dari segi asbab

al-nuzul,pengumpulan al qur’an,tartibnya,makkiyah dan madaniyah,nasikh dan

mansukh,muhkam dan mutasyabih,dan lain-lain yang berkaitan dengan al

qur’an.

Menurut Ash Shabuni ulum al qur’an ialah seluruh pembahasan yang

berhubungan dengan al qur’an, al majid yang abadi, dari segi penyusunannya,

sistimatikanya, pengumpulannya, perbedaan antara surat makkiyah dan

madaniyah,pengetahuan tentang nasikh dan mansukh,pembahasan tentang ayat-

ayat yang muhkamat dan mutasyabihat,serta pembahasan yang lain yang

berhubungan dan ada sangkutpautnya dengan al qur’an’azim.

Secara etimologis,Al-Qur’an berarti bacaan atau yang di baca.Kata “Al-

Qur’an”merupakan bentuk masdar dan qara’a.Adapun menurut istilah para

ulama,Al-qur’an adalah kalamullah yang di turunkan Allah Subhanahu Wa

Ta’ala,kepada Nabi Muhammad saw,di sampaikan secara mutawatir,bernilai

ibadah bagi umat muslim yang membacanya,dan di tulis dalam mushaf.

Berdasarkan definisi di atas,jelas bahwa semua kalamullah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. tidak disebut Al-Qur’an.Yang di

maksud kalamullah selain Al-Qur’an adalah kitab suci yang datang sebelum ke

4
rasulan Muhammad saw,seperti kitab Zabur,Taurat,dan Injil.Adapun pengertian

bernilai ibadah bagi yang membacanya ini membedakan Al-Qur’rn dengan hadits

qudsy.Al-Qur’an di turunkan Allah SWT,kepada Nabi Muhammad saw.dengan

perantara Malaikat Jibril a.s.Wahyu yang pertama kali di terima oleh beliau

adalah Surah Al-Alaq (96):1-5 yang artinya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah,dan Tuhanmulah Yang

Mahamulia,Yang mengajar (manusia) dengan pena.Dia mengajarkan manusia

apa yang tidak di ketahuinya.”

Al-Qur’an adalah sumber hukum sekaligus bacaan yang di turunkan secara

mutawatir.

B. Sejarah ‘Ulum Al-Qur’an

Sejarah perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an dimulai menjadi beberapa fase,

dimana tiap-tiap fase atau tahapan menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase

selanjutnya, hingga ‘Ulum Al-Qur’an menjadi sebuah ilmu khusus yang

dipelajari dan di bahas secara khusus pula. Tahapan dalam proses sejarah

turunnya Al-Qur’an menurut Az-Zarqani dalam manahil al-irfan memandang

pewahyuan Al-Qur’an terjadi melalui tiga tahapan. Tahapan pertama, Al-Qur’an

diturunkan ke lauh al-mahfuz melalui suatu cara yang tidak bisa diketahui oleh

siapapun kecuali oleh Allah sendiri dan orang-orang tertentu yang diberi

5
kelebihan.tahapan kedua, Al-Qur’an diturunkan kelangit dunia pada malam yang

telah ditentukan (lailatat al qadr). Dan tahapan ketiga jibril membawa turun Al-

Qur’an dan dihembuskan ke dalam hati Nabi Muhammad SAW.

Pada zaman Rasulullah saw.maupun pada masa berikutnya yakni zaman

ke khalifahan Abu Bakar dan Umar ,ilmu-ilmu Al-Qur’an masih di riwayatkan

melalui lisan belum di bukukan,karena pada waktu masa nabi dan para

sahabatnya tidak ada kebutuhan sama sekali untuk menulis atau mengarang buku-

buku tentang ‘Ulum Al-Qur’an.

Awal ‘Ulum Al-Qur’an pada masa rasulullah saw. berupa penafsiran

ayat Al-Qur’an langsung dari Rasulullah saw. kepada para sahabat, begitu pula

dengan antusias para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat,

menghafal dan mempelajari hukum-hukumnya.

C. Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an

Jika berbicara perkembangan tentu bahasan’ Ulum Al-Qur’an nya sangat

luas dan paling tidak memerlukan referensi yang lengkap para penulis

membahasnya pada bagian-bagian yang dianggap terkait langsung dengan

perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an.

Manusia sebagai makhluk yang sempurna sekaligus sebagai makhluk

yang memiliki banyak permasalahan sangat pantas mendapat petunjuk

6
berupa Al-Qur’an untuk di jadikan sebagai pedoman dalam mengelola

semesta (bumi) beserta isinya.

Nabi mengetahui dan memahami semua ayat ‘Ulum Al-Qur’an

karena Allah telah mengajarkan kepadanya. Allah Swt berfirman :

“dan kalau bukan karena karunia allah dan rahmat-Nya kepadamu

(Muhammad) tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk

menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan

tidak membahayakanmu sedikitpun. Dan (juga karna)Allah telah

menurunkan Kitab(Al-qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah

mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah

yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar” (Q.S.An-Nisa : 113)

Penjelasan diatas menunjukan bahwa ‘ulum ‘Ulum Al-Qur’an mulai

tumbuh semenjak masa Rasulullah Saw. Beliau adalah musafir awal,

tetapi penafsirannya tidak ditulis secara resmi oleh para sahabat.

Penafsirannya hanya di sampaikan kepada sahabat yang lain dan tabi’in

dengan periwayatan dari mulut ke mulut.

Ada beberapa sebab mengapa penafsiran Rasulullah sebagai bagian dari

‘‘Ulum Al-Qur’an tidak di tulis oleh para sahabat :

Ada larangan dari Rasulullah Saw menulis sesuatu selain Al-

Qur’an karena dikhawatirkan para sahabat menjadi terbagi, tidak

sepenuhnya kepada Al-Qur’an padahal penurunan Al-Qur’an

7
masih berlangsung atau khawatir bercampurnya dengan sesuatu

yang bukan Al-Qur’an.

Para sahabat tidak merasa perlu menulisnya sebab mereka orang-

orang yang dhabit dan jika ada masalah mereka bisa langsung

bertanya kepada Nabi Saw.

Banyak sahabat tidak pandai menulis.

Beberapa periode setelah Rasulullah :

a) Abad I dan II Hijriah

Pada masa nabi, abu bakar dan umar, ‘Ulum Al-

Qur’an belum dibukukan. Namun, dengan merajuk pada

definisi ‘Ulum Al-Qur’an sebelumnya.

pada masa ini ia (‘Ulum Al-Qur’an) mulai tumbuh dan

berkembang. Selanjutnya Sesungguhnya pada masa

utsman, penulisan Al-Qur’an diseragamkan untuk menjaga

persatuan umat yang dilakukan utsman tersebut merupakan

rintisan bagi lahirnya ilmu Al-rasm Al-utsmani.

Abad ke II Hijriah dikenal sebagi masa pembukuan

khususnya dalam pembukuan hadits dengan beragam

babnya. Pada masa ini juga terdapat pembukuan tafsir Al-

quran (bi Al-ma’thur).

b) Abad III dan IV Hijriah

Beberapa cabang pada ‘Ulum Al-Qur’an pada abad ini

mulai bertambah. Beberapa diantaranya sebagai berikut :

8
1. Ilmu Asbab Al-Nuzul yang di susun oleh Ali Ibnu Al-

Madiniy

2. Ilmu Al-Nasikh wa Al-mansukh dan Ilmu Al-Qira’at yang

disusun oleh Abu ‘Ubaid Ibnu Salam.

3. Ilmu AL-Makki wa Al-Madani yang disusun oleh

Muhammad Ibnu Ayyub Al-Dhirris

Selain itu terdapat beberapa ulama yang menyusun

beberapa kitab seputar ‘Ulum Al-Quran seperti :

 Abu Hasan Al Asy’ari yang menyusun

kitab Al –Mukhtasar di ‘Ulum Al-Qur’an

 Muhammad Ibnu Ali Al Adwafi menyusun

kitab Al-Istighna di ‘Ulum Al-Qur’an

c) Abad V dan VI Hijriah

Pada masa ini q‘Ulum Al-Qur’an semakin bertambah

terutama dengan munculnya ilmu I’rab Al- Qur’an dan

ilmu Mubhamat Al Qur’an.

d) Abad VII dan VIII Hijriah

Pada masa ini cabang ‘Ulum Al-Qur’an mempunyai

cabang baru yaitu ilmu Majaz Al ‘Ulum Al-Qur’an yang

muncul dan berkembang pada masa ini :

 Ilmu Majaz Al Qur’an yang di pelopori oleh

Ibnu’Abd Salam yang terkenal dengan nama Al

‘Izz

9
 Ilmu Al Qiraat yang di susun oleh ‘Alamudin Al-

sakhawi dalam kitabnya Jamal Al Qurra wa Kamal

Al Iqra

Selain itu,terdapat juga beberapa ulama yang

menyusun kitab-kitab seputar ‘‘Ulum Al-Qur’an

pada masa ini yaitu:

 Badruddin Al-zarkasyi yang menyusun

kitab Al Burhan di ‘Ulum Al-Qur’an

 Abu syamah menyusun kitab Al Mursyid Al

Wajiz fi ma yata’allaq bi Al Qur’an

e) Abad IX dan X Hijriah

Pada abad IX dan permulaan abad X karangan yang di

tulis para ulama tentang ‘Ulum Al-Qur’an semakin

banyak. Masa ini merupakan masa produktif dalam

penulisan diskursus ‘Ulum Al-Qur’an dan merupakan

puncak kesempurnaan masa penulisan.

f) Abad XIV Hijriah

Setelah memasuki abad XIV H ini ,penulisan diskursus

‘Ulum Al-Qur’an dengan berbagai cabang ilmunya mulai

berkembang kembali.

10
D. Manfaat dan Tujuan ‘Ulum Al-Qur’an

1. Agar dapat memahami kalam Allah ‘Azza Wajjala, sejalan dengan

keterangan dan penjelasan dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi

Wassalam. Serta sejalan pula dengan keterangan yang dikutip oleh

para sahabat dan tabi’in tentang intrenprentasi mereka perihal Al-

Qur’an.

2. Agar mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para muffasir

dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai sekedar penjelasan

tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihannya.

3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-

Qur’an, dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan dari materi di atas yang telah kami tulis dari beberapa

sumber yang telah kami baca,bahwa arti dari ‘Ulum Al-Qur’an secara garis

besar adalah ilmu yang mencakup segala keseluruhan tentang Al-Qur’an

beserta isinya yang di paparkan dengan begitu lengkapnya.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat khususnya manfaat khususnya bagi kami dan

umumnya bagi pembaca sekalian. Dalam penyusunan makalah ini tentunya

masih jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya

milik Allah ‘Azza Wajalla. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua

pihak kami harapkan agar penyusunan makalah selanjutnya jauh lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Fahmi. Jakarta. Ilmu Sebagai Pemula. 2008

Fauziah,nur.jakarta.sejarah alquran.2008

Hermawan,acep.bandung.’ulumul qur’an.2016

Usmani,Rasmul.manahil al-irfan fi ulum al-qur’an.

Al Shalih,Subhi.mabahits fi ulum al-qur’an.

Al kutub, alma,dkk. Pekanbaru.Al tibyan fi ulum al-quran.2013

Rosihon,Anwar.Bandung.ulum al-qur’an.2

13

Anda mungkin juga menyukai