Anda di halaman 1dari 12

AYAT-AYAT AL-QUR’AN SERTA

PEMBUKUAN AL-QUR’AN
Makalah ini diajukan untuk Memenuhi
Tugas Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Ujang Mimin Muhaemin, M.Ag

Disusun oleh :
IRMAN KHOIRUL ROFIQ
YOGI RUDIANSYAH
IKBAL SUDRAJAT
ILHAM M AKBAR

Semester 1
Program studi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIPI)
Bandung 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menurunkan Nabi Muhammad
SAW. untuk umatnya di dunia ini sebagai petunjuk untuk menggapai kehidupan
di dunia ini menuju kehidupan abadi. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari
jalan yang gelap menuju jalan yang terang, yakni dengan tersiarnya agama Islam.
Dengan Hidayah, Rahmat dan Anugrah Allah SWT., makalah Ulumul Al-
Quran ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung atas terselesaikannya makalah ini dan juga
sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberi saran perbaikan
makalah ini, karena makalah ini masih jauh akan kesempurnaan. Adapun harapan
kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at kepada kita semua, Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad


SAW. Sebagai risalah yang berlaku dari dulu hingga sekarang, bahkan sampai
hari kiamat .Dan merupakan sebuah petunjuk yang lengkap . Al-Qur;an
merupakan kitab yang keaslian nya dijamin oleh Allah swt, serta Allah sendiri
yang akan menjaga nya hingga hari kiamat .

Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan risalahnya di muka
bumi , lewat perantara Malaikat Jibril yang dinamakan wahyu .

Sejak Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama kali, usaha
penjagaan atas kemurnian wahyu telah dilakukan. Melalui beberapa masa hingga
wahyu wahyu tersebut dapat terhimpun dalam satu mushaf atau buku .

B. Rumusan Masalah
1.Al-Qur’an Di Masa Rasulullah saw
2.Al-Qur’an Di Masa Abu Bakar
3.Al-Qur’an Di Masa Utsman
4.Makna Ayat Secara Etimologis

5.Urutan Ayat Dalam Al-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

1.AL-QUR’AN DI MASA RASULULLAH

Sejak Rasulullah menerima wahyu yang pertama kali, usaha penjagaan atas

kemurnian wahyu telah dilakukan. Dalam hal ini Rasulullah menggunakan dua

cara , yaitu; Pertama, melalui penghafalan atas wahyu tersebut. Kedua, melalui

penulisan.

Namun yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah metode yang

kedua,melalui penulisan .

Di balik setiap kekurangan, tersimpan kelebihan. Inilah yang terjadi pada

masyarakat Arab waktu itu, meski sedikit sekali jumlah penduduk yang

menguasai baca tulis, namun mereka sangat terkenal dengan kekuatan hafalannya.

Dalam keadaan semacam ini , hafalan menjadi langkah alternative yang strategis

untuk merekam setiap wahyu yang turun .

Pada waktu itu setiap wahyu yang turun, Rasulullah buru-buru

menghafalkannya, setelah itu beliau ajarkan kepada sahabat, lalu memerintahkan

para sahabat untuk menghafalkannya. Para sahabat, lalu memerintahkan para

sahabat untuk menghafalkannya. Para sahabat mendengarkan bacaan Al-Qur’an

secara berulang-ulang dari rasulullah hingga mereka hafal. Setelah itu, hafalan

mereka setorkan ke hadapan Rasulullah untuk mendapatkan koreksi,apakah

hafalan mereka sudah benar atau belum .


Meski banyak sekali para sahabat yang menghafalkan Al-Qur’an, namun

demikian, Rasulullah tidak merasa cukup Rasulullah kemudian menunjuk

beberapa sahabat untuk menulis wahyu yang turun. Setelah selesai ditulis,

Rasulullah meminta sahabat membacanya kembali di hadapan beliau untuk

dikoreksi benar salahnya tulisan 1

1
Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Irfan Fi Ulum Al-Qur’an, jilid I, (Dar al-Fikri, Bairut
1988), h.240

2
Nasarudin Umar , Ulumul Qur’an, (Al Ghazali, Jakarta selatan,2008), h.102-103
2. AL-QUR’AN MASA ABU BAKAR

Sepeninggal Rasulullah, puncak kepimpinan umat islam di pegang sahabat

Abu Bakar . Pada masa tersebut, Abu bakar melakukan sebuah pekerjaan besar ,

yaitu melakukan pengumpulan Al-Qur’an secara resmi dalam satu mushaf utuh .

Apa yang dilakukan Abu Bakar dalam menyusun Al-Qur’an bukanlah

sesuatu yang benar benar baru, apalagi dianggap sebagai kemode;an atau

semacam bid’ah,karena Nabi juga telah melakukan penyusunan Al-Qur’an

sebelumnya, hanya saja penulisan tersebut masih berserakan. Atas tulisan-tulisan

itu, Sahabat Abu Bakar hanya memberikan perintah untuk menyalinnya dari sat

tempat ke tampat yang lain dari satu media ke media yang lain.Adapun alasan

utama penyusunan Al-Qur’an ke dalam satu musfah oleh sahabat Abu Bakar

adalah banyaknya kalangan sahabat ahli Al-Qur’an meninggal di medan perang .

Upaya pengumpulan Al-Qur’an dilakukan oleh zaid bin tsabit dengan

sangat hati hati . Sungguh pun sebenarnya ia sendiri haafal Al-Qur’an, ia juga juru

tulis Nabi yang utama, namun dalam menunaikan tugas tersebut, tetap berpegang

pada dua hal,yaitu:

Pertama, ayat-ayat Al-Qur’an yang benar benar di tulis di hadapan

Rasulullah dan yang tersimpan di kediaman Rasulullah.

Kedua, ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafal oleh para sahabat penghafal Al-

Qur’an yang masih hidup .

2
Jalaluddin As-Suyuthi, Op. Cit., H. 160-161
2
Nasarudin Umar , Ulumul Qur’an, (Al Ghazali, Jakarta selatan,2008), h.113-116
3.AL-QUR’AN MASA UTSMAN RA.

Upaya penulisan Al-Qur’an oleh Utsman ra. Memperoleh dukungan para

sahabat, antara lain; Katsir ibn Affan, Malik bin Abi Amir, Kakek Anas bin

Malik, Abdulullah ibn Abbas .

Semakin meluasnya daerah kekuasaan Islam pada masa Utsman membuat

perbedaan yang cukup mendasar dibandingkan dengan pada masa Abu Bakar.

Latar belakang pengumpulan al-Qur'an di masa Utsman r.a. adalah karena

beberapa faktor lain yang berbeda dengan faktor yang ada pada masa Abu Bakar.

Daerah kekuasaan Islam pada masa Utsman telah meluas, orang-orang Islam telah

terpencar di berbagai daerah dan kota. Di setiap daerah telah populer bacaan

sahabat yang mengajar mereka.

Sahabat Utsman melaksanakan keputusan yang sungguh bijaksana tadi, ia

menugaskan kepada empat orang sahabat pilihan, lagi pula hafalannya dapat

diandalkan. Mereka tersebut adalab Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said

Ibnu al-'Asb dan Abdurrahman Ibnu Hisyam. Mereka semua dari suku Quraisy

golongan muhajirin kecuali Zaid Ibnu Tsabit, dimana ia adalah dari kaum Anshar.

Adapun Pelaksanaan gagasan yang mulia ini adalah pada tahun kedua puluh

empat hijrah .

Sahabat Utsman melaksanakan keputusan yang sungguh bijaksana tadi, ia

menugaskan kepada empat orang sahabat pilihan, lagi pula hafalannya dapat

diandalkan. Mereka tersebut adalab Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said

Ibnu al-'Asb dan Abdurrahman Ibnu Hisyam. Mereka semua dari suku Quraisy

golongan muhajirin kecuali Zaid Ibnu Tsabit, dimana ia adalah dari kaum Anshar.
Adapun Pelaksanaan gagasan yang mulia ini adalah pada tahun kedua puluh

empat hijrah ,

Tugas para sahabat ini adalah membukukan al-Qur’an, yakni menyalin


lembaran-lembaran tersebut menjadi buku. Dalam pelaksanaan tugas ini Utsman
menasihatkan supaya:
a.   Mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal al-Qur’an.
b.  Kalau ada pertikaian antara mereka tentang bahasa (bacaan) maka haruslah
dituliskan menurut dialek suku Quraisy, sebab al-Qur’an itu diturunkan menurut
dialek mereka.
Maka dikerjakanlah oleh para sahabat sebagai yang ditugaskan kepada
mereka, dan setelah tugas itu selesai, maka lembaran-lembaran al-Qur’an yang
dipinjam dari Hafshah itu dikembalikan kepadanya. Selanjutnya Utsman
mengirim ke setiap wilayah mushhaf baru tersebut dan memerintahkan agar
semua al-Qur’an atau mushhaf lainnya dibakar.
3

3
http://www.makintau.com
4.MAKNA AYAT SECARA TESTIMOLGI

Kata Ayat merupakan jama dari Al-Ayat yang memiliki banyak arti . Di

tinjau dari segi bahasanya Ayat bermakna tanda, mukzijat terkadng juga diartikan

penhjaran dan urusan yang mengherankan, namun kadang-kadang juga berarti

sekumpulan manusia. Lebih lanjut menurut Montogomery Watt kata ayat dalam

Al-Qur’an digunakan dan diterapkan dalam empat bentuk yaitu:

Pertama beruapa fenomena kealaman yang merupakan tanda tanda

kekuasaan Tuhan,

Kedua , merupakan peristiwa-peristiwa atau obyek-obyek yang dikaitkan

dengan tugas seorang utusan Tuhan dan cenderung memperkuat pesan Ilahi yang

dibawanya,

Ketiga, Merupakan tanda-tanda yang dibacakan seorang utusan Tihan

Keempat, Merupakan bagian Al-Qur’an atau Al-Kitab .4

4
Ibid, h.339,(Badruddin Muhammad bin Abdilah Az-Zarkasyi, Op.Cit.) h.335-336
W. Montgpmery Watt, Op. Cit., h.95
5.URUTAN AYAT DALAM AL-QUR’AN

Sebagaimana urutan dalam sistematika Al-Qur’an, Sitematika ayat di dalam Al-


Qur’an juga memiliki beberapa pandangan yang berbeda, diantaranya yaitu
pendapat yang menyatakan bahwa urutan ayat-ayat Al-Qur’an tauqifi, karena
Ayat Al-Qur’an merupakan ketentuan dari Rasulullah SAW .sebagian ulama
berpendapat ini adalah ijma .5

5
Jalaluddin As-Suyuthi, Op. Cit, h. 170
BAB III

1.Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai