Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH KARAKTERISTIK

DAN MENULIS ARAB MELAYU SECARA BERANGKAI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Arab Melayu SD

Dosen Pengampu: Nurhaswinda, M.Pd.

Oleh:

Akmal Al Azam 2086206150


Isfi Yurika Ayu Sandra 2086206166
Mariam Dwi Asri 2086206119
Rosalind Delvhiana 2086206145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang tiada


terhingga kekuasaan dan kekuatan-Nya, sumber segala kebenaran sejati, yang
membimbing dan mempermudah pembuatan atau  penyusunan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang “Sejarah Karakteristik dan Menulis Arab


Melayu Secara Berangkai”, Secara khusus makalah ini ditulis untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Arab Melayu SD yang dibimbing oleh dosen kami
Nurhaswinda, M.Pd. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini, terutama kelompok kami yakni kelompok 1, semoga Allah yang Maha
Pemurah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari berbagai kekurangan dalam penulisan makalah yang


mungkin disebabkan karena adanya rasa subjektifitas  dalam menganalisa
permasalahan ataupun  kesalahan interpretasi. Oleh karena itu berbagai masukan
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, Penulis berharap


semoga makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca yang
dapat  memperdalam wawasan mengenai Arab Melayu terutama pada pelajaran
Arab Melayu SD.

Bangkinang, 03 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Sejarah Arab Melayu..............................................................................................3
B. Karakteristik Arab Melayu.....................................................................................4
C. Menulis Huruf Arab Melayu Secara Berangkai......................................................4
1. Huruf Hijaiah (Huruf Asli).................................................................................4
2. Huruf Tambahan................................................................................................5
3. Huruf yang Dapat Disambung dan Menyambung..............................................5
4. Huruf yang Dapat Disambungkan ke Huruf Sesudahnya...................................6
5. Merangkai Huruf Arab Melayu..........................................................................7
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksara Arab Melayu adalah modifikasi dari aksara Arab yang disesuaikan
dengan Bahasa Melayu. Munculnya aksara ini akibat budaya Islam yang lebih
dulu masuk dibandingkan dengan pengaruh budaya Eropa di zaman
kolonialisme dulu. Aksara ini dikenal sejak zaman Kerajaan Samudera Pasai
dan Kerajaan Malaka.
Saat ini aksara Arab Melayu sebagai akar ciri dari budaya Melayu,
khususnya Melayu Riau sudah mulai terlupakan. Dikarenakan kurangnya guru
atau tenaga pengajra yang menguasai aksara ini sampai tingkat kesulitan dari
aksara ini sendiri.
Untuk belajar menulis aksara ini, dituntut untuk mengenal paling tidak
aksara hijaiah dasar dan teknik menyambung huruf Arab, ditambah dengan
tidak diberikannya huruf harakat pada aksara ini atau lebih dikenal dengan
Arab gundul.
Dalam era modern dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat
seerti saat ini, teknologi itu sendiri telah menjadi salah satu yang sangat
penting untuk diikuti. Berkembangnya teknologi dari zaman ke zaman
mempengaruhi beberapa aspek membuat teknologi menjadi sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari manusia. Selian mampu membuat jarak yang
dulunya jauh menjadi dekat, teknologi mampu mempermudah berbagai aspek
kehidupan dari manusia, salah satunya adalah dalam sistem pembelajaran.
Salah satu dari produk teknologi adalah dengan tersedianya berbagai opsi
untuk perangkat bergerak atau mobile, atau yang saat ini lebih dikenal dengan
sebutan smartphone. Salah satu sistem operasi yang paling terkenal saat ini,
dan digunakan lebih dari separuh dari populasi pengguna smartphone adalah
android.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula sejarah Arab Melayu?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik dalam penulisan dan penggunaan
huruf Arab Melayu?
3. Apakah sama huruf dalam Bahasa Arab dengan huruf yang dalam Arab
Melayu?
4. Bagaimana penulisan huruf Arab Melayu?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui asal mula sejarah Arab Melayu
2. Memahami karakteristik dalam penulisan dan penggunaan huruf Arab
Melayu
3. Mengetahui perbedaan dan persamaan huruf Arab dan huruf Arab Melayu
4. Mengetahui penulisan huruf Arab Melayu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Arab Melayu


Arab Melayu adalah tulisan yang menggunakan aksara/huruf Arab
(hijaiyah) dengan bahasa Melayu. Tulisan Arab-Melayu itu muncul
bersamaan dengan penyebaran Islam ke tanah Melayu, yaitu sejak masa
Kerajaan Samudera Pasai di Aceh dan menyebar ke Kerajaan Melayu-Islam.
Hal itu diperkenalkan oleh ulama para penyebar Islam dengan menulis ajaran-
ajaran Islam termasuk melalui karya-karya kesusasteraan Melayu-Islam,
seperti hikayat, syair, dan sebagainya.
Dalam sejarah peradaban Islam, tulisan yang dikenal ulama adalah tulisan
yang digunakan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, yaitu tulisan Arab dalam bahasa
Arab. Ketika menyebarkan Islam ke tanah Melayu, maka ulama meminjam
atau mempergunakan huruf-huruf Arab tersebut untuk menuliskan ajaran
Islam dalam bahasa Melayu. Itulah yang disebut dengan Arab-Melayu yang
berkembang hampir di seluruh daerah di Sumatera, dan juga dikenal di
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid 3 karya Marwati
Djoened DKK (2008: 198), sebelum Islam berkembang, masyarakat daerah
Melayu banyak yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-
harinya. Dengan datangnya Islam di selat Malaka pada abad ke-7 M, Huruf
dan bahasa Arab digunakan sebagai alat komunikasi. Namun penggunaannya
masih sangatlah terbatas. Kemudian pada Abad ke-14, tulisan tersebut
berkembang menjadi bahasa Melayu dengan aksara Arab yang disebut juga
huruf Jawi. Seperti yang dibuktikan dengan Batu Bersurat Trengganu, Batu
Bersyrat di Pahang. Kini bahasa Melayu digunakan untuk negara Malaysia,
Singapura, Brunai Darussalam, daerah Thailand Selatan, dan Filipina Selatan.
Sementara itu, bahasa Melayu di Indonesia berubah menjadi bahasa Indonesia
yang sekarang kita kenal.

3
B. Karakteristik Arab Melayu
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dalam Arab Melayu yang
harus diketahui untuk memudahkan memahami, membaca serta menulisnya
sebagai berikut:

1. Huruf Arab-Melayu ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri seperti dalam
tulisan Arab asli.
2. Jumlah huruf Arab-Melayu ada 36 varian huruf, yang terdiri dari 32 huruf
Arab (Hijaiyah) dan 4 huruf tambahan (C, G, NY, dan NG).
3. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, waw dan ya’ (disebut
huruf illat). Agar dapat dibaca, maka huruf Arab membutuhkan tanda baca
harakat (syakal) yang sebagiannya berfungsi sebagai konsonan (a, i, u).
4. Tulisan Arab-Melayu umumnya tidak menggunakan tanda harakat,
sehingga terlihat sebagai Arab Gundul.
5. Sebagai ganti harakat/syakal, terkadang digunakan huruf ‘illat (alif, waw
dan ya’) untuk menandakan bacaan vokal (a-i-u).
6. Dahulu, dikenal dua macam harakat khas ArabMelayu, yaitu e dan o.
Harakat e ditulis ( ᷉ ), sedangkan o ditulis ( ˚ ). Namun tanda baca itu sudah
tidak lazim lagi digunakan.

C. Menulis Huruf Arab Melayu Secara Berangkai


Huruf Arab Melayu terdiri dari huruf-huruf Hijaiyah (huruf asli) dan
huruf-huruf tambahan.

1. Huruf Hijaiah (Huruf Asli)

Arab Latin Arab Latin Arab Latin


١ A ‫ز‬ Z ‫ق‬ Q
‫ب‬ B ‫س‬ S ‫ك‬ K
‫ت‬ T ‫ش‬ SY ‫ل‬ L
‫ث‬ TS ‫ص‬ SH ‫م‬ M
‫ج‬ J ‫ض‬ DH ‫ن‬ N
‫ح‬ H ‫ط‬ TH ‫ھ‬ H

4
‫خ‬ KH ‫ظ‬ ZH ‫ۃ‬ T/H

‫د‬ D ‫ع‬ ‘ain ‫و‬ W

‫ذ‬ DZ ‫غ‬ GH ‫ء‬ A

‫ر‬ R ‫ف‬ F ‫ي‬ Y

2. Huruf Tambahan
Huruf tambahan adalah huruf-huruf yang tidak dikenal dalam huruf
hijaiyah, tapi ditambahkan untuk penyebutan sejumlah ucapan dalam
bahasa Melayu (Indonesia), yaitu:

Arab Latin Arab Latin

‫چ‬ C ‫ڬ‬ G

‫ڠ‬ NG ‫ۑ–ٽ‬ NY

Keterangan:

a. Huruf C menggunakan huruf jim dengan tiga titik di tengahnya.


b. Huruf G menggunakan huruf kaf dengan tambahan satu titik di atasnya.
c. Huruf NG menggunakan huruf ghain dengan tiga titik di atasnya.
d. Huruf NY menggunakan dua bentuk huruf, yaitu:
1) Huruf nun dengan tiga titik di atasnya. Huruf ini hampir menyerupai
huruf tsa’. Perbedaannya, huruf tsa’ berbentuk lebih landai.
Sedangkan huruf NY/nun lebih cekung membentuk setengah
lingkaran.
2) huruf ya’ dengan tiga titik di bawahnya.

3. Huruf yang Dapat Disambung dan Menyambung


No Latin Arab Melayu Bentuk tulisan di awal,
tengah dan akhir kata
1 B ‫ب‬ ‫ببب‬

5
2 C ‫چ‬ ‫چچچ‬
3 DL ‫ض‬ ‫ضضض‬
4 F ‫ف‬ ‫ففف‬
5 G ‫ݢ‬ ‫ݢݢݢ‬
6 GH ‫غ‬ ‫غغغ‬
7 H ‫ح‬ ‫ححح‬
8 H ‫ھ‬ ‫ھھە‬
9 J ‫ج‬ ‫ججج‬
10 K ‫ك‬ ‫ككك‬
11 KH ‫خ‬ ‫خخخ‬
12 L ‫ل‬ ‫للل‬
13 M ‫م‬ ‫ممم‬
14 N ‫ن‬ ‫ننن‬
15 Q ‫ق‬ ‫ققق‬
16 S ‫س‬ ‫سسس‬
17 TS ‫ث‬ ‫ثثث‬
18 SY ‫ش‬ ‫ششش‬
19 SH ‫ص‬ ‫صصص‬
20 T ‫ت‬ ‫تتت‬
21 TH ‫ط‬ ‫ططط‬
22 Y ‫ي‬ ‫ييي‬
23 ZH ‫ظ‬ ‫ظظظ‬
24 ‘ain ‫ع‬ ‫ععع‬
25 NG ‫ڠ‬ ‫ڠڠڠ‬
26 NY ‫ۑ‬/‫ڽ‬ ‫ۑۑڽ‬

4. Huruf yang Dapat Disambungkan ke Huruf Sesudahnya


Ada enam huruf yang dapat disambungkan ke huruf sebelumnya, tapi
tidak dapat disambungkan ke ke huruf sesudahnya, yaitu:

‫ا د ذ ر ز و‬

Maka jika ia berada di awal atau di tengah suatu kata, ia ditulis terputus
dari huruf sesudahnya.

6
No Arab Latin Terputus dengan Huruf Sesudahnya
1 ‫ا‬ A ‫اڠکاس‬ Angkasa

2 ‫د‬ D ‫مندي‬ Mandi

3 ‫ذ‬ DZ ‫ذوالحخة‬ Dzulhijjah

4 ‫ر‬ R ‫بالخر‬ Belajar

5 ‫ز‬ Z ‫زمن‬ Zaman

6 ‫و‬ W ‫کاوه‬ Kawah

5. Merangkai Huruf Arab Melayu


Merangkai huruf merupakan kaidah dasar yang harus dikuasai setelah
kemampuan menulis huruf. Merangkai huruf diperlukan agar dapat
menulis suatu kata. Suatu kata adalah rangkaian dari beberapa huruf yang
ditulis bersambung satu sama lain. Bukti kebersambungan itu adalah tidak
dipisahkan oleh spasi.

Contohnya:

Setelah ‫ستله‬
Selesai ‫سلسي‬
Jambi ‫خمبي‬
Mengangkat ‫مڠڠكت‬
Sembilan ‫سمبيلن‬
Tempat ‫تمفت‬
Takmiliyah ‫تكمليه‬

7
Akan tetapi, tidak semua huruf Arab dapat disambung dengan huruf
sesudahnya. Ada enam huruf yang tidak dapat disambungkan dengan huruf

sesudahnya, yaitu: ‫ ا د ذ ر ز و‬. Maka tanda bahwa huruf tersebut


merupakan bagian dari suatu kata, ia ditulis tanpa dipisahkan dengan spasi,
karena spasi merupakan pemisah antara satu kata dengan kata lainnya.

Contohnya:

Madrasah ‫مدرسه‬
Diniyah ‫دينيه‬
Indonesia ‫إندونيسيا‬
Guru ‫ݢ ورو‬
Ustadz ‫أستاذ‬

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam sejarah peradaban Islam, tulisan yang dikenal ulama adalah tulisan
yang digunakan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, yaitu tulisan Arab dalam bahasa
Arab. Ketika menyebarkan Islam ke tanah Melayu, maka ulama meminjam
atau mempergunakan huruf-huruf Arab tersebut untuk menuliskan ajaran
Islam dalam bahasa Melayu. Itulah yang disebut dengan Arab-Melayu yang
berkembang hampir di seluruh daerah di Sumatera, dan juga dikenal di
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Dengan datangnya Islam di selat Malaka pada abad ke-7 M, Huruf dan
bahasa Arab digunakan sebagai alat komunikasi. Namun penggunaannya
masih sangatlah terbatas. Kemudian pada Abad ke-14, tulisan tersebut
berkembang menjadi bahasa Melayu dengan aksara Arab yang disebut juga
huruf Jawi. Seperti yang dibuktikan dengan Batu Bersurat Trengganu, Batu
Bersyrat di Pahang. Kini bahasa Melayu digunakan untuk negara Malaysia,
Singapura, Brunai Darussalam, daerah Thailand Selatan, dan Filipina Selatan.
Sementara itu, bahasa Melayu di Indonesia berubah menjadi bahasa Indonesia
yang sekarang kita kenal.
1. Huruf Arab-Melayu ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri seperti dalam
tulisan Arab asli.
2. Jumlah huruf Arab-Melayu ada 36 varian huruf, yang terdiri dari 32 huruf
Arab (Hijaiyah) dan 4 huruf tambahan (C, G, NY, dan NG).
3. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, waw dan ya’ (disebut
huruf illat). Agar dapat dibaca, maka huruf Arab membutuhkan tanda baca
harakat (syakal) yang sebagiannya berfungsi sebagai konsonan (a, i, u).
4. Tulisan Arab-Melayu umumnya tidak menggunakan tanda harakat,
sehingga terlihat sebagai Arab Gundul.

9
5. Sebagai ganti harakat/syakal, terkadang digunakan huruf ‘illat (alif, waw
dan ya’) untuk menandakan bacaan vokal (a-i-u).
6. Dahulu, dikenal dua macam harakat khas ArabMelayu, yaitu e dan o.
Harakat e ditulis ( ᷉ ), sedangkan o ditulis ( ˚ ). Namun tanda baca itu sudah
tidak lazim lagi digunakan.

B. Saran
Kita sebagai peserta didik, calon pendidik maupun para pendidik
hendaknya perlu lebih meningkattan pemahaman tentang Sejarah Karaktersitik
dan Menulis Huruf Arab Melayu Secara Berangkai. Sebaiknya dalam
memahami mengenai Arab Melayu ini hendaknya kita memahaminya dengan
Sungguh-sungguh karena jika ada kesalahpahaman antara pendidik dan
peserta didik itu pasti kesalahannya ada pada pendidik. Penulis menyarankan
ada baiknya kita dapat memahami pembelajaran Arab Melayu. Apabila kita
dapat memahaminya maka kita akan merasakan manfaatnya pada kehidupan
kita sehari-hari dan dapat mengajarkan pada orang lain ataupun peserta didik
bila kita jadi seorang guru kelak.
Bahwasanya dalam mempelajari Arab Melayu khususnya pada materi
tentang Sejarah Karakteristik dan Menulis Arab Melayu Secara Berangkai
terutama dalam bidang pendidikan, sebaiknya kita dapat memilah dan memilih
mana yang berdampak positif pada kehidupan kita, dan mana yang berdampak
negatif. Kita harus berpegang dengan aturan norma yang tumbuh dalam
masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses sosial antara individu
dan masyarakat . Dan tidak hanya itu walaupn adanya perbedaan pemikiran
disetiap individu dalam lingkup masyarakat dari dulu hingga sekarang, namun
tidak sekalipun dapat mengubah tujuan umum pendidikan Arab Melayu, kita
tidak boleh menjadikan itu sebagai hambatan bagi kita untuk tidak
mempelajari Arab Melayu yang memilki banyak manfaat baik bagi kita
sebagai individu maupun kita sebagai masyarakat sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dahlan. (2014). Sejarah Melayu. Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta.

Yahya Anak Rainin. (2014). Buku Modul Pelatihan Arab Melayu Digital.

Program Nasional Pembanguanan Masyarakat Mandiri (PNPM) Perkotaan

bekerjasama dengan Dewan Pentadbiran Aksara Nusantara, Pekanbaru.

Burhanudin Kulup Harun. (199). Ejaan Jawi yang Disempurnakan. Pusat

Perkembangan Kurikulum Unit Pendidikan Islam, Kuala Lumpur.

Ahmad Darmawi. (1992). Teater Bangsawan Melayu Riau. Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Riau bekerjasama denga Lembaga Seni Budaya

Melayu Sulthan Teater Riau, Pekanbaru.

Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. (2021). Pendidikan

Budaya Melayu Riau. PT. Narawita Swarna Persada.

Fang Liaw Yock. (1976). Sejarah Kesustraan Melayu Klasi., Erlangga, Singapura

Roza, Elya. 2005. Aksara Arab Melayu di Indonesia (suatu refleksi historis),

Jurnal Sosial Budaya, Vol 2, No 1. Pekanbaru: Puslit Sosbudbang UIN

Suska Riau.

11

Anda mungkin juga menyukai