Oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Sejarah Arab Melayu..............................................................................................3
B. Karakteristik Arab Melayu.....................................................................................4
C. Menulis Huruf Arab Melayu Secara Berangkai......................................................4
1. Huruf Hijaiah (Huruf Asli).................................................................................4
2. Huruf Tambahan................................................................................................5
3. Huruf yang Dapat Disambung dan Menyambung..............................................5
4. Huruf yang Dapat Disambungkan ke Huruf Sesudahnya...................................6
5. Merangkai Huruf Arab Melayu..........................................................................7
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aksara Arab Melayu adalah modifikasi dari aksara Arab yang disesuaikan
dengan Bahasa Melayu. Munculnya aksara ini akibat budaya Islam yang lebih
dulu masuk dibandingkan dengan pengaruh budaya Eropa di zaman
kolonialisme dulu. Aksara ini dikenal sejak zaman Kerajaan Samudera Pasai
dan Kerajaan Malaka.
Saat ini aksara Arab Melayu sebagai akar ciri dari budaya Melayu,
khususnya Melayu Riau sudah mulai terlupakan. Dikarenakan kurangnya guru
atau tenaga pengajra yang menguasai aksara ini sampai tingkat kesulitan dari
aksara ini sendiri.
Untuk belajar menulis aksara ini, dituntut untuk mengenal paling tidak
aksara hijaiah dasar dan teknik menyambung huruf Arab, ditambah dengan
tidak diberikannya huruf harakat pada aksara ini atau lebih dikenal dengan
Arab gundul.
Dalam era modern dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat
seerti saat ini, teknologi itu sendiri telah menjadi salah satu yang sangat
penting untuk diikuti. Berkembangnya teknologi dari zaman ke zaman
mempengaruhi beberapa aspek membuat teknologi menjadi sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari manusia. Selian mampu membuat jarak yang
dulunya jauh menjadi dekat, teknologi mampu mempermudah berbagai aspek
kehidupan dari manusia, salah satunya adalah dalam sistem pembelajaran.
Salah satu dari produk teknologi adalah dengan tersedianya berbagai opsi
untuk perangkat bergerak atau mobile, atau yang saat ini lebih dikenal dengan
sebutan smartphone. Salah satu sistem operasi yang paling terkenal saat ini,
dan digunakan lebih dari separuh dari populasi pengguna smartphone adalah
android.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula sejarah Arab Melayu?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik dalam penulisan dan penggunaan
huruf Arab Melayu?
3. Apakah sama huruf dalam Bahasa Arab dengan huruf yang dalam Arab
Melayu?
4. Bagaimana penulisan huruf Arab Melayu?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui asal mula sejarah Arab Melayu
2. Memahami karakteristik dalam penulisan dan penggunaan huruf Arab
Melayu
3. Mengetahui perbedaan dan persamaan huruf Arab dan huruf Arab Melayu
4. Mengetahui penulisan huruf Arab Melayu
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Karakteristik Arab Melayu
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dalam Arab Melayu yang
harus diketahui untuk memudahkan memahami, membaca serta menulisnya
sebagai berikut:
1. Huruf Arab-Melayu ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri seperti dalam
tulisan Arab asli.
2. Jumlah huruf Arab-Melayu ada 36 varian huruf, yang terdiri dari 32 huruf
Arab (Hijaiyah) dan 4 huruf tambahan (C, G, NY, dan NG).
3. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, waw dan ya’ (disebut
huruf illat). Agar dapat dibaca, maka huruf Arab membutuhkan tanda baca
harakat (syakal) yang sebagiannya berfungsi sebagai konsonan (a, i, u).
4. Tulisan Arab-Melayu umumnya tidak menggunakan tanda harakat,
sehingga terlihat sebagai Arab Gundul.
5. Sebagai ganti harakat/syakal, terkadang digunakan huruf ‘illat (alif, waw
dan ya’) untuk menandakan bacaan vokal (a-i-u).
6. Dahulu, dikenal dua macam harakat khas ArabMelayu, yaitu e dan o.
Harakat e ditulis ( ᷉ ), sedangkan o ditulis ( ˚ ). Namun tanda baca itu sudah
tidak lazim lagi digunakan.
4
خ KH ظ ZH ۃ T/H
2. Huruf Tambahan
Huruf tambahan adalah huruf-huruf yang tidak dikenal dalam huruf
hijaiyah, tapi ditambahkan untuk penyebutan sejumlah ucapan dalam
bahasa Melayu (Indonesia), yaitu:
چ C ڬ G
ڠ NG ۑ–ٽ NY
Keterangan:
5
2 C چ چچچ
3 DL ض ضضض
4 F ف ففف
5 G ݢ ݢݢݢ
6 GH غ غغغ
7 H ح ححح
8 H ھ ھھە
9 J ج ججج
10 K ك ككك
11 KH خ خخخ
12 L ل للل
13 M م ممم
14 N ن ننن
15 Q ق ققق
16 S س سسس
17 TS ث ثثث
18 SY ش ششش
19 SH ص صصص
20 T ت تتت
21 TH ط ططط
22 Y ي ييي
23 ZH ظ ظظظ
24 ‘ain ع ععع
25 NG ڠ ڠڠڠ
26 NY ۑ/ڽ ۑۑڽ
ا د ذ ر ز و
Maka jika ia berada di awal atau di tengah suatu kata, ia ditulis terputus
dari huruf sesudahnya.
6
No Arab Latin Terputus dengan Huruf Sesudahnya
1 ا A اڠکاس Angkasa
Contohnya:
Setelah ستله
Selesai سلسي
Jambi خمبي
Mengangkat مڠڠكت
Sembilan سمبيلن
Tempat تمفت
Takmiliyah تكمليه
7
Akan tetapi, tidak semua huruf Arab dapat disambung dengan huruf
sesudahnya. Ada enam huruf yang tidak dapat disambungkan dengan huruf
Contohnya:
Madrasah مدرسه
Diniyah دينيه
Indonesia إندونيسيا
Guru ݢ ورو
Ustadz أستاذ
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sejarah peradaban Islam, tulisan yang dikenal ulama adalah tulisan
yang digunakan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, yaitu tulisan Arab dalam bahasa
Arab. Ketika menyebarkan Islam ke tanah Melayu, maka ulama meminjam
atau mempergunakan huruf-huruf Arab tersebut untuk menuliskan ajaran
Islam dalam bahasa Melayu. Itulah yang disebut dengan Arab-Melayu yang
berkembang hampir di seluruh daerah di Sumatera, dan juga dikenal di
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Dengan datangnya Islam di selat Malaka pada abad ke-7 M, Huruf dan
bahasa Arab digunakan sebagai alat komunikasi. Namun penggunaannya
masih sangatlah terbatas. Kemudian pada Abad ke-14, tulisan tersebut
berkembang menjadi bahasa Melayu dengan aksara Arab yang disebut juga
huruf Jawi. Seperti yang dibuktikan dengan Batu Bersurat Trengganu, Batu
Bersyrat di Pahang. Kini bahasa Melayu digunakan untuk negara Malaysia,
Singapura, Brunai Darussalam, daerah Thailand Selatan, dan Filipina Selatan.
Sementara itu, bahasa Melayu di Indonesia berubah menjadi bahasa Indonesia
yang sekarang kita kenal.
1. Huruf Arab-Melayu ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri seperti dalam
tulisan Arab asli.
2. Jumlah huruf Arab-Melayu ada 36 varian huruf, yang terdiri dari 32 huruf
Arab (Hijaiyah) dan 4 huruf tambahan (C, G, NY, dan NG).
3. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, waw dan ya’ (disebut
huruf illat). Agar dapat dibaca, maka huruf Arab membutuhkan tanda baca
harakat (syakal) yang sebagiannya berfungsi sebagai konsonan (a, i, u).
4. Tulisan Arab-Melayu umumnya tidak menggunakan tanda harakat,
sehingga terlihat sebagai Arab Gundul.
9
5. Sebagai ganti harakat/syakal, terkadang digunakan huruf ‘illat (alif, waw
dan ya’) untuk menandakan bacaan vokal (a-i-u).
6. Dahulu, dikenal dua macam harakat khas ArabMelayu, yaitu e dan o.
Harakat e ditulis ( ᷉ ), sedangkan o ditulis ( ˚ ). Namun tanda baca itu sudah
tidak lazim lagi digunakan.
B. Saran
Kita sebagai peserta didik, calon pendidik maupun para pendidik
hendaknya perlu lebih meningkattan pemahaman tentang Sejarah Karaktersitik
dan Menulis Huruf Arab Melayu Secara Berangkai. Sebaiknya dalam
memahami mengenai Arab Melayu ini hendaknya kita memahaminya dengan
Sungguh-sungguh karena jika ada kesalahpahaman antara pendidik dan
peserta didik itu pasti kesalahannya ada pada pendidik. Penulis menyarankan
ada baiknya kita dapat memahami pembelajaran Arab Melayu. Apabila kita
dapat memahaminya maka kita akan merasakan manfaatnya pada kehidupan
kita sehari-hari dan dapat mengajarkan pada orang lain ataupun peserta didik
bila kita jadi seorang guru kelak.
Bahwasanya dalam mempelajari Arab Melayu khususnya pada materi
tentang Sejarah Karakteristik dan Menulis Arab Melayu Secara Berangkai
terutama dalam bidang pendidikan, sebaiknya kita dapat memilah dan memilih
mana yang berdampak positif pada kehidupan kita, dan mana yang berdampak
negatif. Kita harus berpegang dengan aturan norma yang tumbuh dalam
masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses sosial antara individu
dan masyarakat . Dan tidak hanya itu walaupn adanya perbedaan pemikiran
disetiap individu dalam lingkup masyarakat dari dulu hingga sekarang, namun
tidak sekalipun dapat mengubah tujuan umum pendidikan Arab Melayu, kita
tidak boleh menjadikan itu sebagai hambatan bagi kita untuk tidak
mempelajari Arab Melayu yang memilki banyak manfaat baik bagi kita
sebagai individu maupun kita sebagai masyarakat sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
10
DAFTAR PUSTAKA
Yahya Anak Rainin. (2014). Buku Modul Pelatihan Arab Melayu Digital.
Ahmad Darmawi. (1992). Teater Bangsawan Melayu Riau. Badan Penelitian dan
Fang Liaw Yock. (1976). Sejarah Kesustraan Melayu Klasi., Erlangga, Singapura
Roza, Elya. 2005. Aksara Arab Melayu di Indonesia (suatu refleksi historis),
Suska Riau.
11