Anda di halaman 1dari 29

A K S A R A ARAB M E L A Y U

M
O
D
U
L
Disusun Untuk Melengkapi Materi Pelajaran
Aksara Arab Melayu
Pada MDTA Nailatul khairiyah Sibolga

OLEH :
DEWAN GURU MDTA NAILATUL KHAIRIYAH SIBOLGA

MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH


NAILATUL KHAIRIYAH
SIBOLGA
2017

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah, Robb semesta alam yang telah


memberikan Rahmat dan HidayahNya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Modul ini. Shalawat dan salam kepada Rosullulah
Shollollohu alaihi wasallam, yang telah menerangi dunia dengan ilmu
pengetahuan dan dakwah beliau yang tiada tandingannya.

Modul Aksara Arab Melayu merupakan Modul yang ditujukan


untuk melengkapi materi pelajaran di MDTA Nailatul Khairiyah
Sibolga,yaitu pada mata pelajaran Aksara Arab Melayu.

Dalam penyelesaian Modul ini, Penulis secara langsung atau


tidak langsung telah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu
, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesarnya kepada:

1. Orang Tua kami tercinta, yang telah memberikan dukungan dan


doanya untuk kesuksesan kami.
2. Istri tercinta yang selalu memotivasi penulis dan kedua pelipur
lara yaitu ananda Ahmad sholeh Al-utsaimin Pulungan dan
ananda Salsabila Khairiyah Pulungan yang menjadi semangat
bagi penulis dalam penyelesaian Modul ini.
3. Bapak Drs.Nyak Toke,yang telah berkenan memberikan sarana
dan prasarana dalam penyususnan Modul ini.
4. Seluruh Pendidik serta Ibu Kepala Yayasan yang telah membantu
dalam penyelesaian Modul ini.

Penulis menyadari dalam penyususnan Modul ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

3
membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi yang membutuhkannya.

Sibolga, Juli 2017

Penulis

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 7


B. Rumusan Masalah ..................................................... 8
C. Tujuan Penulisan ....................................................... 8

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Arab Melayu ............................................ 9


B. Sejarah Perkembangan Arab Melayu ........................ 9
C. Awal Keberadaan Tulisan Arab Melayu ................... 9
D. Pemakaian Dan Pengertian Huruf (Huruf Abjad,
Huruf Vokal, Huruf Konsonan, Huruf Diftong Dan
Gabungan Huruf Konsonan) Berdasarkan Eyd ......... 11
E. Kata Ulang Tulisan Arab Melayu .............................. 27

5
6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di samping bahasa, Tulisan merupakan sebuah alat
komunikasi manusia dari zaman dahulu sampai sekarang ini.
Setiap kelompok manusia pada umumnya memeliki aksara
sendiri. Tulisan yang ada pada zaman sekarang ini berasal dari
rumpun tulisan.
Keberadaan tulisan dalam masyarakat sangat berperan
penting. Dengan tulisan ini, manusia mampu berkomunikasi
meski memakan jarak yang cukup jauh. Di nusantara tulisan
yang berkembang ialah tulisan arab melayu. Tulisan arab
melayu adalah tulisan Arab yang diadaptasikan oleh bahasa
Melayu untuk pengejaannya seperti yang kita pahami sekarang
ini. Artinya huruf yang dipakai adalah huruf-huruf Arab dengan
bahasa Melayu, atau dengan ejaan Melayu. Di tempat lain
tulisan Melayu ini disebut dengan Arab Jawi atau sejenisnya.
Indonesia memiliki beraneka ragam bahasa daerah,
masing-masing memiliki aturan penulisan sendiri menggunakan
aksara tradisionalnya yang khas. Apresiasi terhadap berbagai
aksara tradisional ini masih tampak misalnya dari mata
pelajaran bahasa daerah di tiap daerah. Penggunaan aksara-
aksara tradisional ini di berbagai sudut kota juga merupakan
bukti bahwa, walaupun aksara ini telah hampir sepenuhnya
tergantikan oleh aksara latin, sebenarnya bangsa kita masih
cinta dan bangga atas kekayaan negeri kita yang satu ini.

7
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Arab Melayu?
2. Sejarah berdirinya Arab Melayu?
3. Bagaimana Pemakaian dan pengertian huruf ?
4. Bagaimana penulisan huruf baik vocal maupun konsonan ?
5. Bagaimana kaidah penulisan Arab melayu ?
6. Apa pengertian kata- ulang dalam Arab melayu ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan Modul ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Arab Melayu;
2. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Arab Melayu;
3. Untuk mengetahui Pemakaian dan pengertian huruf;
4. Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf baik vocal
maupun konsonan;
5. Untuk Mengetahui bagaimana kaidah penulisan Arab
melayu;
6. Untuk memahami pengertian kata- ulang dalam Arab
melayu.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Arab Melayu


Arab melayu adalah bahasa Indonesia atau Melayu
yang penulisannya di adaptasi dari aksara Arab yang
disesuaikan sesuai kaidah penulisan huruf Arab.

B. Sejarah Perkembangan Arab Melayu


Arab melayu berkembang di wilayah yang memiliki
budaya melayu, seperti di seluruh daerah di pulau Sumatra
terutama yang dahulu pernah berdiri kerajaan kerajaan Islam.
Aksara ini dikenal sejak jaman Kerajaan Samudera Pasai dan
Kerajaan Malaka.

C. Awal Keberadaan Tulisan Arab Melayu


Pada awal keberadaan tulisan Arab melayu,Tulisan Jawi
telah lama ada dalam khasanah kebudayaan melayu yang
diperkirakan sekitar abad ke 10 Masehi atau 3 Hijrah hingga
kemasa kini dan ia berasal daripada tulisan Arab. Tulisan inilah
yang membangun kebudayaan melayu dan tulisan ini jugalah
yang kemudian mengantarkan menuju bahasa Melayu yang
kemudian berkembang menjadi Bahasa Indonesia setelah
dikokohkan oleh para pemuda Indonesia dalam sumpah
pemuda. Keberadaan tulisan arab melayu di Nusantara identik
dengan penyebaran islam ke daerah melayu.

9
Bukti historis bahwa adanya tulisan jawi dalam
kebudayaan Melayu lama dapat dilihat pada bahan-bahan
bertulis seperti : batu bersurat, manuskrip lama, kertas lama,
majalah, batu nisan, bahan-bahan yang dibuat daripada logam,
kulit, alat senjata , batu lontar, tembikar dan sejenisnya, ukiran-
ukiran pada masjid, rumah, dan istana, azimat, rajah atau
penangkal.
Adapun tulisan Arab melayu pada abad
pertengahan,Tulisan arab melayu pada abad pertengahan
merupakan tulisan pemerintahan atau tulisan resmi bagi raja-
raja keturunan melayu yang berada di daerah nusantara.
Contohnya Sultan pertama Sulu (Paduka Mahasari Maulana al-
Sultan Sharif ul-Hashim) yang memerintah tahun 1450 1480
adalah berasal dari Sumatra. Sultan ini menikah dengan putri
Rajah Baguinda yang berasal dari Minangkabau
('Menangkabaw' dalam istilah di Mindanao). Dalam acara
pelamarannya Paduka Mahasari Maulana al-Sultan Sharif ul-
Hashim membuat lamaran dengan tulisan arab melayu untuk di
sampaikan kepada Rajah Baginda.
Di Aceh, pada abad 1617 terdapat cukup banyak
penulis manuskrip. Misalnya, Hamzah Fansuri, yang dikenal
sebagai tokoh sufi ternama pada masanya. Kemudian ada
Syekh Nuruddin ar-Raniri alias Syeikh Nuruddin Muhammad
ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-
Quraisyi. Ia dikenal sebagai ulama yang juga bertugas menjadi
Qadhi al-Malik al-Adil dan Mufti Muaddam di Kesultanan
Aceh pada kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani abad 16. Salah
satu karyanya yang terkenal berjudul Bustanul Salatin.
Syeikh Abdul Rauf al-Singkili yang juga ditetapkan sebagai
Mufti dan Qadhi Malik al-Adil di Kesultanan Aceh selama

10
periode empat orang ratu, juga banyak menulis naskah-naskah
keislaman.
Adapun keberadaan tulisan Arab melayu pada zaman
modern,penggunaan tulisan Arab Melayu atau Tulisan Jawi di
Indonesia sekarang bisa dikatakan sudah hampir punah. Kalau
pun dipelajari pada Pondok Pesantren, lebih mengutamakan
tulisan Arab gondol/Kitab Kuning. Demikian kondisinya juga
pada sekolah-sekolah umum, tidak pernah lagi diajarkan kepada
murid.
Salah satu contohnya, pada tahun 70-an hingga 80-an
pemerintah menggalakkan program penuntasan buta aksara.
Seluruh masyarakat diajarkan membaca latin. Jika saja ada
yang tidak bisa membaca tulisan latin, maka mereka dicap
sebagai buta aksara, sekalipun Ia mampu dan lancar menulis
dan membaca Arab Melayu. Artinya pada masa itu pemerintah
tidak mengakui Arab Melayu yang telah melekat di tengah
masyarakat kita.
Menurut Rusdi, Ketua Yayasan Ikatan Guru Pengajian
Al-Quran (IGPA) Kalbar, tulisan armel mulai menghilang
sejak masuknya pengaruh Partai Komunis Indonesia ( tahun
1964/1965 ). Sejak itu pula, pelajaran armel di sekolah-sekolah
ditiadakan. Kecuali di Sumatra.
D. pemakaian Dan Pengertian Huruf (huruf abjad, huruf
vokal, huruf konsonan, huruf diftong dan gabungan huruf
konsonan) Berdasarkan EYD

11
Banyak diantara kita yang sering meremehkan pemakaian
kata dan huruf, padahal itu sangat mempengaruhi kualitas dari
bacaan yang kita buat. Oleh karena itu disini akan dijelaskan
tentang pemakaian huruf yang benar sesuai dengan EYD.
1. Huruf abjad
Pengertian Huruf (abjad) adalah suatu kumpulan huruf
berdasarkan urutan yang umum atau baku.
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia
terdiri atas huruf yang berikut. Nama setiap huruf disertakan di
kolom ketiga.
Huruf
Nama
Kapital Kecil
A a a
B b be
C c ce
D d de
E e e
F f ef
G g ge
H h ha
I i i
J j je
K k ka
L l el
M m em
N n en
O o o
P p pe
Q q ki

12
R r er
S s es
T t te
U u u
V v ve
W w we
X x eks
Y y ye
Z z zet

2. Huruf Vokal
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara
yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau
halangan. Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf a,e,i,o, dan u.
Berikut contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kalimat
Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi akhir
lusa, maya,
a api, asing, asin padi, pari, pasir
nama
e* enak petak sore
e emas kena tipe
i Itu simpan murni
o Oleh kota Radio
u ulang bumi Ibu

13
Keterangan:
* Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda akses
(`) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (tras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia.
Kami menonton film seri (sri).
Pertandingan itu berakhir seri.
Di mana kecap itu dibuat? (kcap).
Coba kecap dulu makanan itu.

3. Huruf Konsonan
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya
udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau
halangan.
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh Pemakaian dalam
Huruf Kata
Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d Dua ada abad
f fakir kafir maaf
g guna tiga gudeg

14
h Hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
status-
q* quran taufiq
quo
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t Tali mata rapat
v varia lava -
w wanita hawa -
x* xerox - sinar-x
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Keterangan:
* Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq
dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar-x)

4. Huruf Diftong
Diftong adalah dua vokal yang diucapkan sekaligus. Di
dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.

15
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Diftong
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai ainun malaikat pandai
au aula saudara harimau
oi - boikot amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Contoh Pemakaian dalam
Huruf Kata
Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat isyarat arasy

Catatan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis
sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan,
kecuali jika ada pertimbangan khusus.
Demikian ulasan singkat tentang pemakaian huruf yang benar
sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disesuaikan).

E. pertemuan vokal a dengan vokal a


Akhiran an pada kata dasar yang berakhiran dengan
bunyi a di tuliskan dengan nun ( ) dan hamzah di samping
kanan atas.

16
Berikut ini merupakan contoh dari pertemuan huruf
vokal a dengan vokal a :

Buta :
pembutaan :
Kata :
Perkataan :
Rasa :
Perasaan :

F. Pertemuan vokal a dengan vokal i


Akhiran i pada kata dasar yang berakhir dengan
bunyi a dituliskan dengan ya ( ) berhamzah di atasnya.
Contoh :

Kata Mengatai :
Rasa merasai :
Kagum Mengagumi :

Suku kata tertutup yang berawal bunyi i, yang didahului


oleh suku kata terbuka yang berakhiran dengn bunyi a,
dituliskan dengan ya ( ) berhamzah di atasnya dan diikuti
oleh konsonan penutupnya.

Contoh :

La in :

17
ba ik :
Ka il :
ma in :
Kata yang dituliskan sesuai dengan aturan 26 apabila
memperoleh akhiran -i atau an, akhiran i dituliskan dengan
ya ( ) saja dan akhiran an dituliskan dengan nun ( ) .
Contoh :

Kait mengaiti :
Baik kebaikan :
Kail mengaili :
Main permainan :
Baik memperbaiki :
G. Pertemuan vokal a dengan vokal u
Yang dimaksud dengan pertemuan vokal a dengan u
dalam hal ini ialah vokal berdampingan au, bukan diftong au.
Contoh :
1. Mau ma u : au ialah vokal berdampingan
2. Harimau ha - ri mau : au ialah diftong
Bila suku terbuka berbunyi a bertemu dengan suku kata
yang berawal dengan bunyi u, maka bunyi u itu di tuliskan
dengan wau berhamzah di atasnya.

18
Contoh :

Mau - ma - u :
berbau - ber - ba - u :
maut - ma - ut :
bergaul - ber - ga - ul :
Akhiran i atau an yang di dekatkan pada kata-kata
yang mengikuti aturan 28 di atas, di tuliskan dengan ya ( )
saja dan nun ( ) saja untuk akhiran i.
Contoh :

Gaul pergaulan : Naung menaungi

:
Jauh berjauhan : Raut merauti

H. Pertemuan vokal u dengan i dan vokal i dengan u ( ui dan


iu )
Vokal berdampingan ui dan iu masing-masing
dituliskan dengan ya ( ) atau wau ( ) tidak berhamzah.
Contoh :
Lalu melalui :
Baharu membaharui :
Tiung :
Hiu :

19
Beliung :
Catatan :
Akhiran i atau an pada kata-kata seperti tersebut dalam
aturan 30, dituliskan dengan ya ( ) atau nun ( ) saja.
Contoh :
Tiup tiupan :
Buih membuihi :
I. Bentuk penulisan huruf Arab melayu

Bentuk penulisan huruf Arab melayu terdiri dari 29


huruf arab dan 6 huruf tambahan 29 abjad huruf arab yaitu
dimulai dari hingga 6 huruf tambahan yaitu dan
satu huruf tambahan yang berupa rangkaian huruf yaitu huruf x
=

huruf dibaca huruf latin

alif a/e

ba b

ta t

tsa ts

jim j

ha h'

kha kh

20
dal d

dzal dz

ra r

zain z

sin s

syin sy

sha sh

dha dh

tha th

zha zh

ain a'

ghain gh

fa f

qaf q/k

kaf k

lam l

mim m

nun n

21
wau w

ha h

ya y

hamzah

ca c

nga ng

pa p

ga g

ev v

nya ny

x x

1. Mengenal huruf vokal

semua huruf aksara arab melayu adalah huruf konsonan


,jadi tidak terdapat huruf vokal untuk menggantikan bunyi
vokal (a i u e o) menggunakan huruf saksi huruf saksi
berfungsi sebagai lambang bunyi vocal huruf yang dipakai
sebagai huruf saksi ada 3 yaitu huruf alif (), huruf wau (), dan
huruf ya ( )jadi huruf saksi itu meminjam 3 huruf konsonan
perhatikan penulisan huruf saksi ini

22
huruf alif ( ) sebagai tanda bunyi a atau e lemah (seperti
pada kata emak)

Contoh :

Para =

Enggan =

huruf alif ( )yang bukan sebagai huruf saksi, misalnya

akan = -

huruf wau ( )sebagai tanda bunyi o atau u

contoh
nomor = -
rukun = -

huruf wau ( )yang bukan sebagai huruf saksi, misalnya


kawan = -

huruf ya ( )sebagai tanda bunyi i atau e keras (seperti


pada kata enak)

contoh :

tinggi = -

23
pena = -

huruf ya ( )yang bukan sebagai huruf saksi, misalnya

yang = -

huruf alif diikuti wau ( )sebagai tanda bunyi au

Contoh: ranjau = -

huruf alif diikuti ya ( )sebagai tanda bunyi ai

Contoh: pandai = -

huruf wau diikuti ya ( )sebagai tanda bunyi oi

Contoh: amboi = -
huruf tidak dapat disambung dengan huruf
sesudahnya,huruf dipakai untuk bunyi o dan u untuk
membedakan o dan u dapat diketahui setelah membaca kata
yang dimaksud,huruf e ada 2 jenis yaitu e keras seperti pada
kata meja merah pena ,e lemah seperti pada kata lega
kera sepi untuk membedakan coba ucapkan huruf dipakai
untuk bunyi a dan e lemah untuk membedakannya dapat
diketahui setelah membaca kata yang dimaksud.
Ada ketentuan untuk kata yang berakhiran huruf k.

24
cara memilih atau yaitu
1. kata dari bahasa Indonesia asli memakai
contoh :
lentik = teluk

= molek

=
2. kata dari bahasa asing selain arab memakai
contoh :

merk =
objek =
public =
3. kata dari bahasa arab disesuaikan penulisan aslinya
Contoh:
akhlak =

membaca kalimat sederhana


kalimat dalam aksara arab melayu cirinya tidak
menggunakan huruf kapital di awal dan diakhiri tanda titik ()
contoh
kalimat bahasa indonesia Budi makan mi.
kalimat aksara arab melayu
mi makan budi

25
kalimat bahasa indonesia Boni buang batu.
kalimat aksara arab melayu
batu buang boni

Kata ulang-tulisan Arab melayu

Kata ulang adalah kata yang terjadi karena proses reduplikasi


atau pengulangan kata. Penulisan kata ulang dalam aksara arab melayu,
baik berupa kata dasar maupun yang sudah berimbuhan ketentuannya
sama dengan penulisan arab melayu yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Penulisan kata ulang dalam bahasa Indonesia baku maupun dalam
aksara arab melayu memakai tanda hubung (-) di belakang kata pertama,
bukannya tanda petik ("). Dalam naskah-naskah bertuliskan arab melayu
dahulu ditemui tanda dua (2) di belakang kata pertama untuk menuliskan
kata ulang. Namun sekarang penggunaan tanda angka 2 ini sebaiknya
tidak digunakan lagi, karena dapat mengakibatkan kesalahan pengertian.
Misalnya dalam sebuah kalimat: Anak 2 itu makan. Penulisan kata ulang
anak dengan angka dua menimbulkan dua pengertian, yaitu 1) anak-anak
atau banyak anak, 2) anak yang berjumlah dua orang.
Perhatikan contoh berikut!

Kata Ulang

Benar Kurang Tepat Kurang Tepat

26
"

1. Penulisan Kata Ulang


Berikut ini contoh penulisan kata ulang dalam aksara arab
melayu.
a. Kata Ulang dari Kata Dasar
ragu-ragu =
santai-santai =
b. Kata Ulang Berimbuhan
dikejar-kejar = -
kebut-kebutan =
2. Jenis Kata Ulang
a. Kata ulang tidak utuh
Reduplikasi atau pengulangan atas suku kata awal. Vokal
dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke
posisi tengah menjadi e lemah.
Contoh:

Tetangga =
leluhur =
leluasa =
sesama =
b. Kata ulang utuh atau penuh

27
Reduplikasi atau pengulangan atas seluruh bentuk dasar
(bisa kata dasar maupun kata berimbuhan).
Contoh:

rumah-rumah =
kejadian-kejadian =

c. Kata ulang berubah bunyi


Reduplikasi atau pengulangan atas seluruh bentuk dasar
yang salah satunya mengalami perubahan suara pada suatu
fonem atau lebih.
Contoh:

gerak-gerik =
sayur-mayur =
4. Kata ulang berimbuhan
Reduplikasi atau pengulangan dengan mendapat imbuhan, baik
pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
Contoh:
bermain-main =
tarik-menarik =

5. Kata ulang semu


Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan
hasil pengulangan atau reduplikasi.

28
lContoh:

laba-laba =
ubur-ubur =
empek-empek =

29

Anda mungkin juga menyukai