Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Pendidikan Inklusi Di Indonesia

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Inklusi

Dosen Pengampu : Lusiana Paluzi, M.Pd

Oleh Kelompok 2:

Citra Aprilianti 2086206118

Dimas Erlangga 2086206136

Fidyatul Husnah 2086206033

Mifta Huljannah 2086206164

Putri Amanda Fadillah 2086206157

Rosalind Delvhiana 2086206145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

BANGKINANG KOTA

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada terhingga
kekuasaan dan kekuatan-Nya, sumber segala kebenaran sejati, yang membimbing dan
mempermudah pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Makalah ini mengkaji tentang “Landasan Hukum Pendidikan Inklusi”. Secara khusus
makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi yang
dibimbing oleh Ibu Lusiana Paluzi, M.Pd. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini,
terutama kelompok kami yakni kelompok 1, semoga Allah yang Maha Pemurah membalas
dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari berbagai kekurangan dalam penulisan makalah yang mungkin
disebabkan karena adanya rasa subjektifitas dalam menganalisa permasalahan ataupun kesalahan
interpretasi. Oleh karena itu berbagai masukan sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, penulis berharap semoga makalah
ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca yang dapat memperdalam wawasan
mengenai landasan hukum pendidikan inklusi.

Bangkinang Kota, 5 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ...............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Masalah .............................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN ...............................................................................................


A. Pengertian Pendidikan Inklusif .....................................................................
B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Inklusif di Indonesia .............................
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Inklusif .....................................................
D. Prinsip-prinsip Pendidikan Inklusif ..............................................................
E. Implementasi Pendidikan Inklusif di Indonesia ............................................

BAB III : PENUTUP ........................................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran-Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang– Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa
negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada anak berkebutuhan khusus untuk
memperoleh layanan pendidikan yang bermutu. Hal ini menunjukkan bahwa anak
berkebutuhan khusus berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya
(reguler) dalam pendidikan. Pendidikan Inklusif merupakan sistem layanan pendidikan
yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar disekolah-sekolah terdekat di kelas
biasa bersama teman-teman seusianya
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus. Pada penjelasan pasal 15 tentang pendidikan khusus disebutkan
bahwa ‘pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan
atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara
inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Dengan adanya pendidikan Inklusif sekolah dituntut melakukan berbagai
perubahan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada proses pendidikan yan berorientasi
pada kebutuhan individual tanpa deskriminasi dengan begitu anak yang memiliki
kebutuhan khusus dapat terpenuhi pendidikannya sesuai dengan potensi masing-
masing. Pemahaman mengenai pendidikan inklusi juga merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi seorang guru. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai
latar belakang Pendidikan Inklusi, konsep Pendidikan Inklusi, kelebihan pendidikan
inklusi, dan sejarah pendidikan inklusi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif?
2. Bagaimana sejarah perkembangan pendidikan inklusif di Indonesia?
3. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan inklusif?
4. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran inklusif?
5. Bagaimana implementasi pendidikan inklusif di Indonesia?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan inklusif.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pendidikan inklusif di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pendidikan inklusif.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan inklusif.
5. Untuk mengetahui implementasi pendidikan inklusif di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN INKLUSIF


Istilah iklusi berasal dari bahasa Inggris “inclusion” yang berarti penerimaan anak-
anak yang memiliki hambatan dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri
atau visi misi sekolah. Inklusif juga dapat diartikan sebagai cara berfikir dan bertindak yang
memungkinkan setiap individu merasakan diterima dan dihargai. Lebih jauh lagi inklusif
berarti “semua anak” harus cukup jelas, dan masih sulit bagi banyak orang untuk
memahaminya.
Para ahli pendidikan mengemukakan konsep pendidikan inklusif secara beragam,
namun pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. Ada beberapa ahli pendidikan
mendefinisikan pendidikan inklusif sebagai berikut:
1. Menurut Stainback bahwa sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung semua siswa
di kelas yang sama.
2. Staub dan Peck mengemukakn pendidikan inklusif adalah penempatan anak berkelainan
ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas. Hal ini menunjukkan kelas regular
merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak-anak berkelainan, apapun kelainan
jenisnya.
3. Sirinam Khalsa pendidikan inklusif adalah suatu cara untuk menghilangkan model
segregasi atau pemisahan anak-anak berkelainan yang belajar dengan cara yang berbeda.
4. Sapon-Shevin yang dikutip Geniofam mendefinisikan pendidikan inklusif adalah sebagai
sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani
di sekolah-sekolah terdekat di kelas regular bersama-sama teman seusianya.
5. Depdiknas menegaskan bahwa pendidikan inklusif didefinisikan sebagai sistem layanan
pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan
anak sebayanya d sekolah regular terdekat dengan tempat tinggalnya.
Pendidikan inklusif berarti sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa
memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistic, atau kondisi lainnya. Ini
harus mencakup anak-anak penyandang cacat dan berbakat. Anak-anak jalanan dan pekerja,
anak berasal dari populasi terpencil atau yang berpindah-pindah.
Inti pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia atas pendidikan. Seperti yang
diinformasikan pada Deklarasi Hak Asaso Manusia pada tahun 1994, yang sama pentingnya
adalah hak agar tidak didiskriminasikan. Suatu konsekuensi logis fari hak ini adalah bahwa
semua anak mempunyai hak untuk menerima pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah pendidikan yang
menempatkan anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak
normal dalam satu kelas di sekolah umum yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA


Di Indonesia pendidikan Inklusi sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1986 namun,
dalam bentuk yang sedikit berbeda. Sistem pendidikan tersebut awalnya dinamakan
pendidikan terpadu dan disahkan dengan surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan
No. 002/U/1986 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu di Indonesia. Pada
pendidikan terpadu anak penyandang cacat juga ditempatkan di sekolah umum namun,
mereka harus menyesuaikan diri pada sistem sekolah umum. Sehingga, mereka harus dibuat
‘Siap’ untuk diintegrasikan kedalam sekolah umum. Apabila ada kegagalan pada anak maka
anak dipandang yang bermasalah.
Sedangkan, yang dilakukan oleh pendidikan Inklusi adalah sebaliknya, sekolah
dibuat siap dan menyesuaikan diri terhadap kebutuhan anak penyandang cacat.Apabila ada
kegagalan pada anak maka sistem dipandang yang bermasalah. Sehingga pada tahun 2004
Indonesia menyelenggarakan konvensi nasional dengan menghasilkan Deklarasi Bandung
dengan komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusif. Untuk memperjuangkan hak-hak
anak dengan hambatan belajar, pada tahun 2005 diadakan simposium internasional di Bukit
tinggi dengan menghasilkan Rekomendasi Bukit tinggi yang isinya antara lain menekankan
perlunya terus dikembangkan program pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin
bahwa semua anak benar-benar memperoleh pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas
dan layak.
Jumlah sekolah pelaksana pendidikan terpadu hingga tahun 2001 adalah 163 untuk
tingkat SD/MI dengan jumlah murid 875, 15 untuk tingkat SLTP/MTS dengan jumlah murid
40 orang, dan 28 untuk tingkat SMU/MA dengan jumlah 59 orang. Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan, maka konsep pendidikan terpadu pun berubah menjadi
pendidikan inklusi.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENDIDIKAN INKLUSIF


1. Tujuan Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif di Indonesia, diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak (termasuk anak
berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Membantu mepercepat program wajib belajar pendidikan dasar.
c. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan
angka tinggal kelas dan putus sekolah.
d. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keberagaman, tidak diskriminatif,
serta ramah terhadap pembelajaran.
e. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 32 ayat 1
yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan ayat 2
yang berbunyi “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”.

2. Manfaat Pendidikan Inklusif


Pelaksanaan pendidikan inklusif akan mampu mendorong terjadinya perubahan
sikap lebih positif dari peserta didik terhadap adanya perbedaan melalui pendidikan yang
dilakukan secara bersama-sama dan pada akhirnya akan mampu membentuk sebuah
kelompok masyarakat yang tidak diskriminatif dan bahkan menjadi akomodasi terhadap
semua orang. Beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pendidikan inklusif
adalah:
a. Bagi Siswa
Sejak dini siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap perbedaan dan
keberagaman;
• Munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah;
• Munculnya budaya saling menghargai dan menghormati antar siswa;
• Menurunkan terjadinya sigma dan labeling kepada semua anak, khususnya pada
anak berkebutuhan khusus dan penyandang cacat;
• Timbulnya budaya kooperatif dan kolaborasi pada siswa sehingga memungkinkan
adanya saling bantu antar satu dengan yang lainnya.
b. Bagi Guru
• Lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran;
• Bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru tentang keberagaman siswa
termasuk keunikan, karakteristik, dan sekaligus kebutuhannya;
• Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan antar guru dan guru ahli
bidang lain;
• Menumbuhkembangkan sikap empati guru terhadap siswa termasuk siswa
penyandang cacat/siswa berkebutuhan khusus.
c. Bagi Sekolah
• Memberikan konstribusi yang sangat besar bagi program wajib belajar;
• Memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan bagi semua kelompok
masyarakat;
• Menggunakan biaya yang relative lebih efisien;
• Mengakomodasi kebutuhan masyarakat;
• Meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

D. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN INKLUSIF


Prinsip pendidikan inklusf berkaitan langsung dengan jaminan akses dan peluang
bagi semua anak Indonesia untuk memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang
kehidupan mereka. Ada beberapa prinsip dasar pendidikan inklusif diantaranya:
1. Pendidikan Inklusif Membuka Kesempatan Kepada Semua Jenis Siswa
Pendidikan inklusif merepresentasikan pihak yang termarginalkan dan
terbelakang dari lingkungannya. Representasi pendidikan inklusif bukan saja menolak
diskriminasi dan ketidakadilan, melainkan pula memperjuangkan hak asasi manusia yang
terbelenggu oleh hegemoni penguasa. Pendidikan inklusif tidak saja menjadi konsep
pendidikan yang menekankan pada kesetaraan, tetapi juga memberikan perhatian penuh
kepada semua kalangan anak yang mengalami keterbatasan fisik maupun mental.
Pendidikan inklusif mengusung tema dasar pentingnya menghargai perbedaan dan
keberagaman.
2. Pendidikan Inklusif Menghindari Semua Aspek Negatif Labeling
Prinsip dasar yang menjadi karakter pendidikan inklusif adalah menghindari
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelabelan atau labeling. Ketika kita memberikan
pelabelan kepada anak berkebutuhan khusus, disitulah akan muncul stigma negative yang
menyudutkan anak dengan keterbatasan dan kekurangannya. Pelabelan bikan saja sangat
berbahaya dan bisa menimbulkan kecurigaan yang berlebihan, melainkan pula bisa
menciptakan ketidakadilan dalam menghargai perbedaan antar sesama. Salah satu
dampak buruk dari labeling adalah munculnya inferioritas bagi pihak yang diberi label
negatif.
3. Pendidikan Inklusif Selalu Melakukan Check dan Balances
Salah satu keuntungan dari kehadiran pendidikan inklusif adalah selalu
melakukan check dan balances. Kehadiran pendidikan inklusif bukan sekedar sebagai
konsep percobaan yang hanya muncul dalam wacana belaka, melainkan bisa menjadi
konsep ideal yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis check
dan balances.

E. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA


Maka tugas dan kewajiban sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusif adalah
seperti yang dikemukakan Anupan Ahuya (2003):
• Mengubah sikap siswa, guru, orang tua, dan masyarakat;
• Menjamin semua siswa diberi kurikulum penuh yang relevan dan menantang;
• Membuat rencana kelas untuk seluruhnya;
• Menjamin dukungan dan bantuan yang tersedia (teman sebaya, guru, spesialis, orang
tua dan masyarakat);
• Menjamin semua siswa menyelesaikan sekolah dan mereka yang putus sekolah
diberikan kesempatan untuk meneruskan sekolah;
• Memperbaiki pencapaian dan kesuksesan semua siswa pada semua level;
• Menjamin pelatihan aktif berbasis sekolah;
• Menggunakan metode yang fleksibel dan mengubah kelompok belajar;
• Menjamin terlaksananya pembelajaran yang aktif; dan
• Menjamin adanya ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Istilah iklusi berasal dari bahasa Inggris “inclusion” yang berarti penerimaan anak-
anak yang memiliki hambatan dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri
atau visi misi sekolah. Inklusif juga dapat diartikan sebagai cara berfikir dan bertindak yang
memungkinkan setiap individu merasakan diterima dan dihargai. Lebih jauh lagi inklusif
berarti “semua anak” harus cukup jelas, dan masih sulit bagi banyak orang untuk
memahaminya.
Di Indonesia pendidikan Inklusi sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1986 namun,
dalam bentuk yang sedikit berbeda. Sistem pendidikan tersebut awalnya dinamakan
pendidikan terpadu dan disahkan dengan surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan
No. 002/U/1986 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu di Indonesia. Pada
pendidikan terpadu anak penyandang cacat juga ditempatkan di sekolah umum namun,
mereka harus menyesuaikan diri pada sistem sekolah umum. Sehingga, mereka harus dibuat
“Siap” untuk diintegrasikan kedalam sekolah umum. Apabila ada kegagalan pada anak maka
anak dipandang yang bermasalah.
Pendidikan inklusif di Indonesia, diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak (termasuk anak
berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya,
Membantu mepercepat program wajib belajar pendidikan dasar.

B. SARAN
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca mampu memperhatikan
perkembangan pendidikan dan hal-hal yang mendasari tentang perkembangan pendidikan
iknlusif di Indonesia, khususnya landasan hukum yang di jadikan sebagai pijakan dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik formal maupun non formal, dalam rangka mencerdaskan
generasi bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA

➢ https://www.pengetahuanku13.com/2018/05/makalah-sejarah-pendidikan-inklusif.html
➢ http://rizaputriayu36.blogspot.com/2017/03/makalah-pendidikan-inklusif.html
➢ http://risanovianda16.blogspot.com/2016/12/manfaat-pendidikan-inklusi.html
➢ http://mariatululfa5.blogspot.com/2014/01/pendidikan-inklusi.html

Anda mungkin juga menyukai