Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN DI SD SESUAIKAN DENGAN

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kebijakan dan Problematika SD

Dosen Pengampu : Dr. H. Nasrul, M.Pd

Oleh Kelompok 4 :

Deni Saputra 2086206158


Putri Amanda Fadillah 2086206157
Sonya Febrianti 2086206161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG KOTA
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada terhingga
kekuasaan dan kekuatan-Nya, sumber segala kebenaran sejati, yang membimbing dan
mempermudah pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Makalah ini mengkaji tentang “Penerapan Pembelajaran di SD Sesuaikan dengan
Perkembangan Bahasa Anak “. Secara khusus makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Problematika SD yang dibimbing oleh Bapak Dr. H. Nasrul,
M.Pd. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini, terutama kelompok kami yakni kelompok 4,
semoga Allah yang Maha Pemurah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari berbagai kekurangan dalam penulisan makalah yang mungkin
disebabkan karena adanya rasa subjektifitas dalam menganalisa permasalahan
ataupun kesalahan interpretasi. Oleh karena itu berbagai masukan sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, penulis berharap semoga makalah
ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca yang dapat memperdalam wawasan
mengenai penerapan pembelajaran di SD sesuaikan dengan perkembangan bahasa anak.

Bangkinang Kota, 29 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................................................i
Daftar Isi .....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
Bab II Pembahasan ....................................................................................................................3
A. Perkembangan Bahasa Anak dari Referensi .............................................................3
B. Perbedaan Tingkat Penguasaan Bahasa Anak ..........................................................7
C. Tahap Perkembangan Bahasa Anak SD ...................................................................11
BAB III Penutup ........................................................................................................................14
A. Kesimpulan ...............................................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara formal dan institusional, sekolah dasar masuk pada kategori pendidikan dasar.
Pendidikan dasar Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Pasal 17 ayat 1 dan 2 adalah merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Jadi, yang dimaksud
pendidikan dasar dalam undang-undang tersebut adalah pendidikan wajib 9 tahun, sejak
sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, atau sejak madrasah ibtidaiyah sampai
madrasah tsanawiyah.
Satu hal yang juga tidak boleh dilupakan oleh guru atau pendidik di sekolah dasar ini
adalah guru hendaknya memahami karakteristik siswa yang akan diajarnya. Karena anak
yang berada di sekolah dasar masih tergolong anak usia dini, terutama di kelas awal, adalah
anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada
masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal. Setiap manusia secara psikologis mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan pada anak meliputi aspek fisik dan mental. Salah satu aspek
perkembangan mental pada anak sekolah dasar adalah perkembangan bahasa.
Menurut Syamsu Yusuf (2001: 118) Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk
berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol
untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka.
Dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar,
ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama. Usia sekolah dasar ini merupakan masa
berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
(vocabulary). Menurut Abin Syamsuddin dalam Ahmad Susanto (2013: 74), pada awal masa

1
ini (usia 6-7 tahun), anak sudah menguasai sekita 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-
12 tahun), anak telah menguasai sekitar 50.000 kata.
Muhamed A. Khalfan (2004: 22) menyebutkan bahwa seorang anak hingga berusia
sembilan tahun memiliki kemampuan untuk menguasai hingga tujuh bahasa yang berbeda,
bila ia dihadapkan pada kebutuhan untuk berkomunikasi sehari-hari dalam bahasa tersebut.
Hal yang demikian merupakan kecenderungan atau kemmapuan yang alami yang dimliki
oleh seorang anak tatkala ia masih berusia kanak-kanak dan ini merupakan karunia yang
besar yang diberikan oleh Allah, tentu dengan maksud yeng besar pula. Sebagaimana
dijelaskan dalam Alquran, yang artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain- lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang
mengetahuinya” (Q.S. ar-Rum : 22)
Seorang anak harus diarahkan untuk dapat menggapai asset penguasaan bahasa yang
beragam dalam masa kanak-kanaknya, karena pada masa tersebut, ia masih berada di bawah
pengawasan kedua orang tuanya. Ketika masa kanak-kanaknya berakhir, dan si anak masih
belum menguasai asset keluarga yang merupakan wujud keberlanjutan peninggalan sosio-
kultural, maka bisa diartikan bahwa orang tuanya telah melakukan suatu “kejahatan”
terhadap anaknya sendiri. Si anak ketika memasuki masa dewasanya tidak akan memiliki
kemampuan bersaing dalam bahasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perkembangan bahasa anak dari referensi?
2. Bagaimana perbedaan tingkat penguasaan bahasa anak?
3. Apa saja tahap perkembangan bahasa anak SD?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak dari referensi.
2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan tingkat penguasaan bahasa anak.
3. Untuk mengetahui apa saja tahap perkembangan bahasa anak SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bahasa Anak dari Referensi


1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa dalam bahasa Inggris berarti “language”, dalam buku Gleason
mengungkapkan Language has been hailed as the hallmark of humanity, the ability that
separates humans from animals. As humans in society, we use our language ability
continuously to embrace ideas, share our feelings, comment on the world, and
understand each other’s minds. Language can be defined as an organized system of
arbitrary signals and rule-governed structures that are used as a means for
communication. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat
kaitannya dengan perkembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu
tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian,
menyusun pendapat dan menarik kesimpulan.
Banyak orang yang mempertukarkan penggunaan istilah “bicara” (speech) dengan
bahasa (language), meskipun kedua istilah tersebut sebenarnya tidak sama. Bahasa
mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk
menyampaikan makna kepada orang lain. Termasuk didalamnya perbedaan bentuk
komunikasi yang luas seperti: tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, dan
seni. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi
yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting.
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin
banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi
yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh
orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.

3
Sementara pengertian perkembangan (development) merupakan suatu proses yang
pasti dialami setiap individu, perkembangan ini adalah bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan serta sistematis. Syamsu Yusuf dalam bukunya
mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan yang progress dan kontinu dalam diri
individu dari mulai lahir sampai mati. Yang mana aspek- aspek dari perkembangan
meliputi : fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran
beragama.
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Bahasa
yang pertama dikenali anak adalah bahasa ibu. Maka dari itu pemerolehan bahasa
merupakan proses yang berlangsung didalam otak seorang anak-anak ketika ia
memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Agar dapat berbahasa dengan baik
dan lancar , anak-anak memerlukan latihan yang intensif dan bertahap. Hal ini sesuai
dengan pendapat Soenyono Darjowidjojo bahwa pemerolehan bahasa anak itu tidaklah
tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan kemampuan berbahasa mereka
berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Oleh
karena itu, perkembangan bahasa anak ditandai oleh suatu rangkaian kesatuan yang
bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih
kompleks.
Perkembangan bahasa anak itu dipengaruhi oleh bakat bawaan, lingkungan atau faktor
lain yang menunjang, yaitu perkembangan fisik dan intelektual. Kemampuan berbahasa
sangat penting bagi anak-anak karena anak-anak akan dapat mengembangkan
kemampuan sosialnya melalui berbahasa. Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial
dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat
mengekspresikan pikiran, sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu
hubungan sosial. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu
indikator kesuksesan seorang anak.

2. Teori Perkembangan Bahasa Anak


Berbagai pendapat tentang teori pengembangan bahasa dikemukakan oleh para ahli.
Pemahaman akan berbagai teori pengembangan bahasa dapat memengaruhi penerapan
metode implementasi terhadap pengembangan bahasa anak. Beberapa teori mengenai hal

4
ini antara lain, yaitu:
a. Teori Behaviorisme
Kaum behaviorisme menerangkan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama
dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behaviorisme dianggap kurang tepat karenan
istilah bahasa itu menyiaratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan,
dan bukan sesuatu yang dilakukan. Padahal bahasa itu merupakan salah satu
perilaku, di antara perilaku-perilaku manusia lainnya. Menurut kaum behaviorisme
kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui
rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan
lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan
perilaku verbalnya. Bahkan kaum behaviorisme tidak mengakui kematangan anak
dalam pemerolehan bahasa.
Kaum behaviorisme tidak mengakui pandangan bahwa anak menguasai kaidah
bahasa dan memiliki kemampuan untuk mengabstrakkan ciri-ciri penting dari bahasa
di lingkungannya. Mereka berbendapat rangsangan (stimulus) dari lingkungan
tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka
pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak
sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip
pertalian S–P (stimulus–respon) dan proses peniruan-peniruan.
Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku yang
dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari
interaksi dengan lingkungannya melalui pengondisian stimulus yang menimbulkan
respons. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat memengaruhi pikiran, perasaan,
dan perilaku anak secara bertahap. Perilaku positif pada anak cenderung akan
diulang ketika mendapat dorongan yang sesuai dengan
kemampuan anak dari lingkungannya. Latihan untuk anak harus menggunakan
bentuk-bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respons) yang dikenalkan secara
bertahap, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih rumit.

5
b. Teori Nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama,
kanak-kanak (manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang
secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini tidak mengangggap lingkungan
punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan mengganggap bahwa bahasa
merupakan biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”. Kaum
nativis berpendapat bahwa bahasa itu terlalu kompleks dan rumit, sehingga mustahil
dapat dipelajari dalam waktu singkat melalui metode seperti “peniruan” (imitation).
Jadi, pasti ada beberapa aspek penting mengenai system bahasa yang sudah ada pada
manusia secara alamiah.
Menurut Chomsky bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, Binatang tidak
mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat ini didasarkan pada asumsi.
Pertama, perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik); pola
perkembangan bahasa adalah sama pada semua macam bahasa dan budaya
(merupakan sesuatu yang universal); dan lingkungan hanya memiliki peran kecil di
dalan proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu
singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa.
Ketiga, lingkungan bahasa si anak tidak dapat menyediakan data secukupnya bagi
penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Lebih lanjut Chomsky mengemukakan bahwa, seorang anak dibekali “alat
pemerolehan bahasa” (language acquisition device (LAD). Alat yang merupakan
pemberian biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang
mungkin dari suatu tata bahasa, dan dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak
yang khusus untuk memproses bahasa, yang tidak punya kaitannya dengan
kemempuan kognitif lainnya.
c. Teori Kognitivisme
Teori ini beranggapan bahwa berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus
berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran. Teori ini menekankan
proses berpokir dan penalaran. Salah satu tokoh yang terkemuka adalah Jean Paget.
Jean Paget mengemukakan bahwa perkembangan bahasa bersifat progresif dan
terjadi pada setiap tahap perkembangan. Perkembangan anak secara umum dan dan

6
perkembangan bahasa awal anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak,
objek dan kejadian yang mereka alami dengan menyentuh, mendengar, melihat,
merasa, dan mencium.
Menurut Paget, perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri anak mempunyai
empat aspek, yaitu kematangan (merupakan pengembangan dari susunan syaraf),
pengalaman (merupakan hubungan timbal balik antarorganisme dengan
lingkungannya), transmisi sosial (pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan sosial), ekuilibrasi (adanya kemampuan yang
mengatur dalam diri anak agar ia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan
penyesuaian diri terhadap lingkunganya).
Istilah kognitif berkaitan dengan peristiwa mental yang terlibat dalam proses
pengenalan tentang dunia, yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir.
Oleh karena itu, secara umum kata kognisi biasa dianggap bersinonim dengan kata
berpikir atau pikiran. Piaget menyatakan adanya beberapa tahap dalam
perkembangan kognitif anak. Tahap itu, yaitu :
1) Tahap sensomontorik.
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam perkembangan kognisi anak dan
berlangsung pada sebagaian dari dua tahun pertama dalam kehidupannya, lalu
pada tahun kedua muncul koordiansi dari kedua kemampuan awal ini. Pada
akhirnya periode sensorik bayi dapat berpikir tentang dunia, yaitu yang
berhungan dengan pengalaman-pengalaman dan tindakan-tindakan yang
sederhana.
2) Tahap pra-operasional.
Pada tahap ini cara “berfikir” anak-anak masih didominasi oleh cara
bagaimana hal-hal atau benda-benda itu tampak. Cara berfikirnya masih kurang
operasional.
3) Tahap operasional konkret.
Pada tahap ini anak-anak telah memahami konsep konvensi.Tahap ini dilalui
anak yang berusia sekitar tujuh sampai dengan menjelang sebelas tahun.
4) Tahap operasional formal.
Pada tahap ini dilalui anak setelah anak berusia 11 tahun ke atas, anak-anak

7
sudah berfikir logis seperti halnya dengan orang dewasa. Mereka merumuskan
dan mengetes hipitesis-hipotesis yang rumit mereka berfikir abstrak dan mereka
menggeneralisasikan dengan menggunakan konsep yang abstrak, dari satu situasi
ke situasi yang lain.

B. Perbedaan Tingkat Penguasaan Bahasa Anak


Hasil penelitian Owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia
SD adalah sebagai berikut:
1. Anak usia 6 tahun
a. Memiliki kosakata yang dapat dikomunikasikan
b. Mampu menyerap 20000-24000 kata
c. Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek
d. Pada taraf tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat lengkap
2. Anak usia 8 Tahun
a. Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata yang dimilikinya
b. Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun masih sering verbalisme.
3. Anak usia 10 tahun
a. Mampu berbicara dalam waktu yang relatif lama
b. Mampu memahami pembicaraan
4. Anak Usia 12 tahun
a. Mampu menyerap 50000 kata
b. Mampu berbahasa seperti orang dewasa.
K. Eileen dan Lynn R. Marotz (2020: 159- 215) menjelaskan tentang profil perkembangan
dan pola pertumbuhan anak termasuk perkembangan berbicara dan berbahasa anak usia 6-12
tahun, diantaranya adalah:
1. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 6 Tahun:
a. Berbicara tanpa henti; bisa digambarkan seperti pengoceh.
b. Bercakap-cakap seperti orang dewasa; banyak bertanya.
c. Mempelajari lima sampai sepuluh kata setiap hari; kosa katanya terdiri dari 10.000
sampai 14.000 kata.
d. Menggunakan bentuk kata kerja, urutan kata dan struktur kalimat yang tepat.

8
e. Menggunakan bahasa dan bukan tangisan disertai teriakan atau agresi fisik untuk
mengungkapkan ketidaksenangan: “Ini punyaku! Kembalikan, Kamu bodoh”.
f. Berbicara sendiri sambil menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memecahkan masalah sederhana (walaupun “logika”nya mungkin tidak jelas bagi
orang dewasa).
g. Menirukan ucapan populer dan kata- kata kotor; menganggap ucapan- ucapan jorok
sangat lucu.
h. Senang menceritakan lelucon dan teka- teki; biasanya, humornya jauh dari halus.
i. Senang dibacakan cerita dan mengarang cerita.
j. Mampu belajar lebih dari satu bahasa; melakukanya dengan spontan dalam keluarga
dwibahasa atau multibahasa.

2. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 7 Tahun:


a. Senang bercerita; suka menulis cerita pendek, menceritakan dongeng khayalan.
b. Menggunakan susunan kalimat dan bahasa percakapan seperi orang dewasa; pola
kalimat mencerminkan perbedaan budaya dan letak geografis.
c. Menjadi semakin tepat dan luas dalam hal penggunaan bahasa; semakin banyak
menggunakan kata sifat deskriptif dan kata keterangan.
d. Menggunakan gerak tubuh untuk menggambarkan percakapan.
e. Mengkritik hasil karyanya sendiri: “Saya tidak menggambar dengan benar,”
“Gambarnya lebih bagus dari dari gambarku.”
f. Membesar-besarkan kejadian adalah hal yang wajar: “Saya makan sepuluh hot dog
pada waktu piknik.”
g. Menjelaskan kejadian sesuai dengan kemampuan atau kebutuhannya: “Hari ini tidak
hujan karena saya akan pergi piknik.”
h. Menggambarkan pengalaman secara rinci: “Pertama, kami memarkir mobil, lalu kami
berjalan mendaki jalanan kecil yang jauh, setelah itu kami duduk di atas pohon yang
rubuh di dekat danau dan makan…”
i. Memahami dan menjalan perintah dalam beberapa tahap (sampai lima tahap): kadang
minta diulang perintahnya karena tidak mendengarkan seluruhnya pada saat pertama
kali disampaikan.

9
j. Senang menulis pesan dan catatan singkat untuk temannya.

3. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 8 Tahun:


a. Senang menceritakan lelucon dan teka- teki.
b. Mengerti dan melakukan instruksi beberapa tahap (sampai lima tahap); mungkin
minta diulang karena tidak mendengar seluruhnya.
c. Membaca dengan mudah dan memahaminya.
d. Menulis surat atau mengirim pesan kepada teman, termasuk deskripsi yang imajinatif
dan mendetail.
e. Menggunakan bahasa untuk mengkritik dan memuji orang lain; mengulang-ulang
ucapan popular dan kata umpatan.
f. Memahami dan mengikuti aturan tata kalimat dalam percakapan dan bentuk tertulis.
g. Berrminat mempelajari kode kata rahasia dan menggunakan bahasa kode.
h. Bercakap-cakap dengan orang dewasa dengan lancar, mampu berpikir dan berbicara
mengenai masa lampau dan masa depan; “Jam berapa kita berangkat berenang
minggu depan.”

4. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 9-10 Tahun:


a. Senang berbicara, sering kali tidak berhenti dan tanpa alasan yang jelas; kadang
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan perhatian.
b. Mengungkapkan perasaan dan emosinya secara efektif melalui kata-kata.
c. Memahami dan menggunakan bahasa sebagai sistem komunikasi dengan orang lain.
d. Menggunakan ucapan populer yang sering diucapkan teman sebayanya: “manis”,
“keren”, “top-abis”.
e. Mengenali bahwa beberapa kata mempunyai arti ganda, “panjang tangan”, “mengadu
domba”.
f. Menganggap perumpamaan yang tidak masuk akal (permainan kata) dalam lelucon
dan tekan-teki sebagai sesuatu yang lucu.
g. Menunjukan pemahaman tingkat tinggi mengenai urutan tata bahasa; mengenali
apabila ada kalimat yang tata bahasanya tidak tepat.

10
5. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 11-12 Tahun:
a. Menyelesaikan sebagian besar perkembangan bahasa pada akhir fase ini; hanya
sedikit perbaikan masih diperlukan selama beberapa tahun mendatang.
b. Senang berbicara dan berargumentasi, sering tidak pernah berhenti, dengan siapa pun
yang mau mendengarkan.
c. Menggunakan struktur bahasa yang lebih panjang dan kompleks.
d. Semakin menguasai kosa kata yang kompleks, bertambah 4.000 sampai 5.000 kata
baru tiap tahun, menggunakan kosa kata dengan terampil untuk mengembangkan
cerita dan menggambarkannya dengan jelas.
e. Menjadi pendengar yang suka berfikir.
f. Mengerti bahwa kalimat dapat memiliki arti yang tersirat (bertujuan): ketika ibunya
bertanya, “Apakah PR mu sudah selesai?” beliau bermaksud untuk mengatakan kamu
sebaiknya berhenti bermain, ambil bukumu dan mulai kerjakan PRmu.
g. Memahami konsep ironi dan sarkasme; mempunyai selera humor dan senang
menceritakan lelucon, teka-teki, dan sajak untuk menghibur orang lain.
h. Menguasai beberapa gaya bahasa, bisa berubah-ubah berdasarkan situasi: gaya yang
lebih formal ketika berbicara dengan guru, gaya yang lebih kasual dengan orang tua,
dan gaya yang sering memakai ungkapan populer dan kata rahasia ketika mengobrol
bersama teman.

C. Tahap Perkembangan Bahasa Anak SD


Dilihat dari perkembangan umur kronologisnya yang berkaitan dengan perkembangan
kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan ke dalam
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pralinguistik atau Meraban (0,3-1 tahun)
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyaifungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran
sebagai reaksiterhadap orang lain yang berada disekitarnya sebagai ucapan mencari
kontak verbal.
2. Tahap Holofrastik atau Kalimat satu kata (1-1,8 tahun)
Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan

11
oleh anak-anak harus dipandang sebagai suatu kalimat penuh mencakup aspek intelektual
maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.
3. Tahap Kalimat Dua Kata (1,6- 2 tahun)
Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya
dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah
“kalimat dua kata” yang dirangkai secar tepat.
4. Tahap Pengembangan Tata Bahasa Awal (2-5 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai
bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan
kata- kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dab tipe kata secara
berangsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.
5. Tahap Pengembangan Tata Bahasa Lanjutan (5,-10)
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih
kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relativasi dan konjungsi. Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan
padaperiode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan tata
bahasadan fonologis dalam bahasa terkait.
6. Tahap Kompetensi Lengkap (11 tahun-dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa
mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.
Keterampilan dan performansi tata bahasa terus berkembang kearah tercapainya
kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi.
Menurut pendapat Piaget mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil
hingga dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu:
1. Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)
Pada tahap ini, kegiatan intelektual anak hampir seluruhnya merupakan gejala yang
diterima secara langsung melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan secara
perlahan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka menerapkannya pada objek-
objek yang nyata. Pada tahap ini anak mulai memahami hubungan antara benda dengan
nama benda tersebut

12
2. Tahap Praoperasional (2–7 Tahun)
Perkembangan yang pesat dialami oleh anak pada tahap ini. Anak semakin memahami
lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjukkan benda- benda. Keputusan
yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional. Kesimpulan
yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu
keseluruhan yang besar. Anak akan berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran kecil
karena itulah yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat.
3. Tahap Operasional Konkret (7–11 Tahun)
Pada tahap ini anak mulai berpikir logis dan sistematis untuk mencapai pemecahan
masalah. Masalah yang dihadapi dalam tahap ini bersifat konkret. Anak akan merasa
kesulitan bila menghadapi masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap ini anak menyukai
soal-soal yang telah tersedia jawabannya.
4. Tahap Operasional Formal (11–15 Tahun)
Anak mencapai tahap perkembangan ini ditandai dengan pola pikirnya yang seperti orang
dewasa. Anak telah dapat menerapkan cara berpikir terhadap permasalahan yang konkret
maupun abstrak. Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk ide-ide dan berpikir tentang
masa depan secara realistis.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa dalam bahasa Inggris berarti “language”, dalam buku Gleason mengungkapkan
Language has been hailed as the hallmark of humanity, the ability that separates humans
from animals. As humans in society, we use our language ability continuously to embrace
ideas, share our feelings, comment on the world, and understand each other’s minds.
Language can be defined as an organized system of arbitrary signals and rule-governed
structures that are used as a means for communication. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang
membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya dengan perkembangan berfikir
individu. Perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik kesimpulan.
Perkembangan bahasa anak itu dipengaruhi oleh bakat bawaan, lingkungan atau faktor
lain yang menunjang, yaitu perkembangan fisik dan intelektual. Kemampuan berbahasa
sangat penting bagi anak-anak karena anak-anak akan dapat mengembangkan kemampuan
sosialnya melalui berbahasa. Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan
penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran,
sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial. Jadi, tidaklah
mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang
anak.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rujukan Dari Jurnal:


Cristy, Y. (2017). Perkembangan Bahasa Pada Anak. PENTAS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, 3(2), 57-63.
Irfan, M., Nuhmah, D. S., Permatasari, A. W., & Kuntarto, E. (2020). Perkembangan Bahasa
Anak: Studi Kasus Komunikasi Antarsiswa di Sekolah Dasar. Repository Unja.
Jailani, M. S. (2018). Perkembangan bahasa anak dan implikasinya dalam pembelajaran.
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies, 18(1), 15-26.
Mardison, S. (2017). Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI). Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar, 7(2).
Mardison, S. (2017). Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI). Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar, 7(2).

15

Anda mungkin juga menyukai