Anda di halaman 1dari 24

Kel a s

XII

tes potensi akademik


PERBANDINGAN

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami tentang perbandingan.
2. Dapat menyelesaikan soal tentang perbandingan terkait jumlah dan selisih.
3. Dapat menyelesaikan soal tentang perbandingan senilai.
4. Dapat menyelesaikan soal tentang perbandingan berbalik nilai.
5. Dapat menyelesaikan soal tentang gambar berskala.
6. Dapat menghitung faktor perbesaran dan pengecilan pada gambar berskala.

A. Mengenal Perbandingan
Perbandingan adalah membandingkan dua atau lebih besaran sejenis yang hasil
akhirnya dinyatakan dalam bentuk yang paling sederhana. Perbandingan a dan b dapat
a
ditulis sebagai a : b atau , dengan a ≠ 0 dan b ≠ 0. Ada dua cara yang dapat digunakan
b
dalam membandingkan dua besaran, yaitu sebagai berikut.
1. Membandingkan dengan cara mencari selisihnya.
2. Membandingkan dengan cara mencari hasil baginya.
Contoh:
Panjang mistar Teguh 30 cm, sedangkan panjang mistar Fajar 25 cm. Perbandingan
panjang mistar Teguh dan Fajar adalah ....
Pembahasan:
Perbandingan panjang mistar Teguh dan Fajar dapat dinyatakan melalui dua cara
berikut.
1. Dengan mencari selisihnya:
Panjang mistar Teguh – panjang mistar Fajar = 30 cm – 25 cm = 5 cm.
Ini berarti, panjang mistar Fajar lebih pendek 5 cm daripada mistar Teguh. Sementara
itu, panjang mistar Teguh lebih panjang 5 cm daripada mistar Fajar.
2. Dengan mencari hasil baginya:
Panjang mistar Teguh : panjang mistar Fajar = 30 : 25 = 6 : 5.
Ini berarti, panjang mistar Teguh dibanding mistar Fajar adalah 6 banding 5.
Sementara itu, panjang mistar Fajar dibanding mistar Teguh adalah 5 banding 6.

Perbandingan dengan mencari hasil bagi biasanya digunakan untuk membandingkan


dua atau lebih besaran sejenis. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
50 gram : 5 kg = 50 gram : 5000 gram
= 50 : 5000
= 1 : 100

B. Perbandingan Terkait Jumlah dan Selisih


Pada tipe soal ini, peserta akan diberikan suatu perbandingan dan jumlah atau selisih
nilainya. Selanjutnya, peserta akan diminta untuk menentukan salah satu nilai berdasarkan
informasi yang diberikan tersebut.
Contoh:
Perbandingan umur ibu dan bapak adalah 8 : 9. Jika jumlah umur mereka 102 tahun, umur
bapak adalah ....
Pembahasan:
Langkah-langkah menyelesaikan soal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jumlahkan perbandingannya, yaitu 8 + 9 = 17.
2. Bagi jumlah umur mereka dengan jumlah perbandingannya, yaitu 102 : 17 = 6.
3. Umur bapak dalam perbandingan bernilai 9. Ini berarti, kalikan 9 dengan hasil bagi
pada langkah sebelumnya, yaitu 9 × 6 = 54.

Jadi, umur bapak adalah 54 tahun.

Cara tersebut dapat digunakan ketika yang diketahui adalah perbandingan dan
jumlah nilainya. Namun, jika yang diketahui selisih nilainya, kurangi saja perbandingan
antarkeduanya dan sisanya mengikuti langkah yang ada. Secara matematis, langkah
tersebut dapat dituliskan sebagai berkut.

2
Misalkan perbandingan A : B = p : q. Jika nilai (A + B) diketahui, berlaku:

p
A= × ( A + B)
( p + q)
q
B= × (A + B)
( p + q)

Sementara itu, jika yang diketahui adalah (A – B), berlaku:

p
A= × ( A − B)
( p − q)
q
B= × ( A − B)
( p − q)

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah menentukan nilai berdasarkan perbandingan, gunakan cara
berikut.

SESUATU “Selalu Sesuaikan Jadi Satu”

Maksudnya, tentukan nilai satu dengan membagi nilai yang diketahui dengan
perbandingannya. Kemudian, hasilnya dikalikan dengan perbandingan yang
ditanyakan.

Contoh Soal 1
Ibu Budi baru saja melahirkan seorang bayi dengan tinggi badan 48 cm. Jika tinggi badan
Budi 72 cm lebihnya dari tinggi badan adiknya, perbandingan tinggi badan Budi dan
adiknya adalah ….
A. 2 : 1
B. 3:2
C. 5:2
D. 4 : 3
E. 5:4
Jawaban: C

3
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Tinggi badan bayi = 48 cm
Tinggi badan Budi = 48 cm + 72 cm = 120 cm
Dengan mencari hasil bagi, diperoleh:
Tinggi badan Budi : tinggi badan adik Budi = 120 : 48
Untuk menyederhanakannya, lakukan pembagian dengan FPB kedua nilai tersebut, yaitu
24.
Dengan demikian, diperoleh:
Tinggi badan Budi : tinggi badan adik Budi = 120 : 48 = 5 : 2

Jadi, perbandingan tinggi badan Budi dan adiknya adalah 5 : 2.

Contoh Soal 2
Selisih uang Galih dan Bambang adalah Rp550.000,00. Jika perbandingan uang Galih dan
Bambang 71 : 49, jumlah uang mereka adalah ….
A. Rp1.225.000,00
B. Rp1.550.000,00
C. Rp1.775.000,00
D. Rp2.225.000,00
E. Rp3.000.000,00
Jawaban: E
Pembahasan:
Misalkan jumlah uang Galih adalah A dan jumlah uang Bambang adalah B. Ini berarti:
A – B = Rp550.000,00
Oleh karena perbandingan uang Galih dan Bambang adalah p : q = 71 : 49, maka:

p
A = × ( A − B)
( p − q)
71
= × Rp550.000,00
71− 49
71
= × Rp550.000,00
22
= Rp1.775.000,00

4
q
B = × ( A − B)
( p − q)
49
= × Rp550.000,00
71 − 49
49
= × Rp550.000,00
22
= Rp1.225.000,00

Ini berarti:
A + B = Rp1.775.000,00 + Rp1.225.000,00
= Rp3.000.000,00

Jadi, jumlah uang mereka adalah Rp3.000.000,00.

Contoh Soal 3
Perbandingan panjang, lebar, dan tinggi suatu balok adalah 3 : 3 : 5. Jika panjang balok
4,5 cm, volume balok tersebut adalah ….
A. 151,875 cm3
B. 1.518,75 cm3
C. 151.875 cm3
D. 15,1875 cm3
E. 1,51875 cm3
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Panjang : lebar : tinggi = 3 : 3 : 5
Panjang balok = 4,5 cm
Gunakan SUPER “Solusi Quipper” berikut.

SUPER "Solusi Quipper"


SESUATU “Selalu Sesuaikan Jadi Satu”

Ini berarti, 4,5 cm : 3 = 1,5 cm.


Oleh karena nilai 1 = 1,5 cm, maka:
Lebar balok = 3 × 1,5 cm = 4,5 cm
Tinggi balok = 5 × 1,5 cm = 7,5 cm

5
Dengan demikian, volume baloknya adalah sebagai berikut.
Volume balok = panjang × lebar × tinggi
= 4,5 cm × 4,5 cm × 7,5 cm
= 151,875 cm3

Jadi, volume balok tersebut adalah 151,875 cm3.

Contoh Soal 4
Perbandingan uang Angga dan Bryan adalah 2 : 3. Sementara itu, perbandingan uang
Bryan dan Charles adalah 4 : 5. Jika jumlah uang mereka adalah Rp3.500.000,00, jumlah
uang Angga adalah ….
A. Rp600.000,00
B. Rp650.000,00
C. Rp700.000,00
D. Rp800.000,00
E. Rp850.000,00
Jawaban: D
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Angga : Bryan = 2 : 3
Bryan : Charles = 4 : 5
Jika terdapat dua perbandingan yang terpisah seperti itu, satukan terlebih dahulu
perbandingannya.
Angga : Bryan : Charles
2 : 3 ×4
4 : 5 ×3

Penghubung perbandingan tersebut adalah Bryan. Oleh karena itu, tentukan KPK antara
3 dan 4, yaitu 12. Ini berarti:
Angga : Bryan : Charles
8 : 12
12 : 15

Dengan demikian, perbandingan uang Angga : Bryan : Charles = 8 : 12 : 15.


Jumlah perbandingan mereka = 8 + 12 + 15 = 35

6
Jumlah uang mereka = Rp3.500.000,00
8
Jumlah uang Angga = × Rp3.500.000,00 = Rp800.000,00
35
Jadi, jumlah uang Angga adalah Rp800.000,00.

C. Perbandingan Senilai
Pada perbandingan senilai, jika nilai salah satu besaran semakin besar, nilai besaran yang
lain juga akan semakin besar. Untuk lebih memahami tentang perbandingan senilai,
perhatikan tabel hubungan antara banyak pensil dan harga pensil berikut ini.

Banyak Pensil Harga Pensil


1 400
2 800
3 1.200
4 1.600

Dari tabel tersebut, dapat diketahui informasi berikut.

Banyak pensil pada baris pertama 1


=
Banyak pensil pada baris kedua 2

Harga pensil pada baris pertama 400 1


= =
Harga pensil pada baris kedua 800 2

Oleh karena perbandingan banyak pensil sama dengan perbandingan harga pensil,
maka perbandingan tersebut merupakan perbandingan senilai. Ini berarti, jika jumlah
pensil yang dibeli semakin banyak, semakin besar pula harga yang harus dibayar. Secara
matematis, perbandingan senilai dapat dinyatakan sebagai berikut.

x1 y1
=
x2 y2

Contoh:
Harga 2 kg gula adalah Rp8.000,00. Harga 9 kg gula adalah ....
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
2 kg → Rp8.000,00
9 kg → ?

7
Misalkan harga 9 kg gula adalah x. Dengan menggunakan rumus perbandingan senilai,
diperoleh:
2 8.000
=
9 x
9
⇔ x = × 8.000
2
⇔ x = 36.000

Jadi, harga 9 kg gula adalah Rp36.000,00.

Contoh Soal 5
2
Untuk mengecat bagian dinding sebuah rumah, dibutuhkan waktu 8 jam. Jika
5
pengecatan dinding dilakukan dengan laju yang sama, waktu yang dibutuhkan untuk
mengecat sisanya adalah ....
Sumber: SBMPTN, 2013
A. 3,25 jam
B. 6 jam
C. 10 jam
D. 12 jam
E. 20 jam
Jawaban: D
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
2
bagian dinding → 8 jam
5
2 5 2 3
Sisa dinding yang belum dicat = 1 – = − = bagian
5 5 5 5
5 2 3
− = bagian dinding → x jam
5 5 5
Dengan menggunakan rumus perbandingan senilai, diperoleh:
2
5=8
3 x
5
3
⇔ x = 5 ×8
2
5
3 5
⇔ x = × ×8
5 2
⇔ x = 12

8
5=8
3 x
5
3
⇔ x = 5 ×8
2
5
3 5
⇔ x = × ×8
5 2
⇔ x = 12

Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk mengecat sisanya adalah 12 jam.

Contoh Soal 6
Jika suatu kolam diisi air melalui kran A, B, atau C saja, kolam tersebut akan penuh dalam
waktu berturut-turut 8 jam, 16 jam, atau 16 jam. Jika ketiga kran digunakan bersama-sama
selama 2 jam, kolam tersebut akan terisi ….
Sumber: SBMPTN, 2013
A. 0,4 bagian
B. 0,5 bagian
C. 0,6 bagian
D. 0,7 bagian
E. 0,8 bagian
Jawaban: B
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Kran A = 8 jam
Kran B = 16 jam
Kran C = 16 jam

Jika ketiga kran digunakan bersama, dalam satu waktu akan terisi sebanyak:
1 1 1 2 1 1 4
+ + = + + =
8 jam 16 jam 16 jam 16 jam 16 jam 16 jam 16 jam

Ini berarti, kolam akan terisi 4 bagian per 16 jam.


Untuk menentukan bagian kolam yang terisi dalam waktu 2 jam atau dimisalkan x,
gunakan rumus perbandingan senilai berikut.
16 4
=
2 x
2
⇔x= ×4
16
⇔ x = 0, 5

Jadi, kolam tersebut akan terisi 0,5 bagian.

9
Contoh Soal 7
Pak Jamal membeli 12 pasang sandal seharga Rp447.000,00. Pak Nazar membeli sandal
yang sama sebanyak 40 pasang. Ia membayar sebesar Rp1.500.000,00. Uang kembalian
yang diterima Pak Nazar sebesar ….
A. Rp100.000,00
B. Rp50.000,00
C. Rp40.000,00
D. Rp25.000,00
E. Rp10.000,00
Jawaban: E
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
12 pasang sandal = Rp447.000,00
40 pasang sandal → ?

Misalkan harga 40 pasang sandal adalah x. Dengan menggunakan rumus perbandingan


senilai, diperoleh:
12 447.000
=
40 x
40
⇔x= × 447.000
12
⇔ x = 1.490.000
Ini berarti, harga 40 pasang sandal adalah Rp1.490.000,00.

Oleh karena Pak Nazar membayar sebesar Rp1.500.000,00, maka uang kembaliannya
adalah sebagai berikut.
Uang kembalian = Rp1.500.000,00 – Rp1.490.000,00
= Rp10.000,00

Jadi, uang kembalian yang diterima Pak Nazar sebesar Rp10.000,00.

Contoh Soal 8
Harga 3 buah pensil alis di sebuah toko adalah Rp6.750,00. Toko tersebut memberikan
potongan harga Rp5.000,00 setiap pembelian 1 lusin pensil alis dan berlaku kelipatannya.
Jika Vanessa membeli 1,5 lusin pensil alis, harga yang harus dibayar adalah ....

10
A. Rp27.000,00
B. Rp40.500,00
C. Rp33.000,00
D. Rp35.500,00
E. Rp52.500,00
Jawaban: D
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
3 buah → Rp6.750,00
1,5 lusin → ?

Dalam perbandingan senilai, besaran yang dibandingkan harus sejenis. Oleh karena itu,
ubah 1,5 lusin menjadi 1,5 × 12 buah = 18 buah.
3 buah → Rp6.750,00
18 buah → ?

Misalkan harga 18 buah pensil alis adalah x. Dengan menggunakan rumus perbandingan
senilai, diperoleh:
3 6.750
=
18 x
18
⇔ x = × 6.750
3
⇔ x = 40.500

Oleh karena Vanessa membeli 1,5 lusin pensil alis, maka dia hanya mendapat potongan
harga Rp5.000,00. Hal ini dikarenakan 0,5 lusin tidak termasuk kelipatan. Ini berarti:
Harga yang harus dibayar = Rp40.500,00 – Rp5.000,00 = Rp35.500,00.

Jadi, harga yang harus dibayar adalah Rp35.500,00.

D. Perbandingan Berbalik Nilai


Pada perbandingan berbalik nilai, jika nilai salah satu besaran semakin besar, nilai
besaran yang lain akan semakin kecil, dan sebaliknya. Untuk lebih memahami tentang
perbandingan berbalik nilai, perhatikan tabel hubungan antara banyak anak dan banyak
kelereng yang diterima setiap anak berikut ini.

11
Banyak Kelereng yang
Banyak Anak
Diterima Setiap Anak
3 30 butir
5 18 butir
9 10 butir
10 9 butir
15 6 butir

Jumlah kelereng dapat diketahui dari hasil perkalian banyak anak dan banyak
kelereng yang diterima setiap anak, yaitu 3 × 30 = 5 × 18 = 9 × 10 = 10 × 9 = 15 × 6 = 90.

Dari tabel tersebut, juga dapat diketahui informasi berikut.

Banyak anak pada baris pertama 3 1


= =
Banyak anak pada baris ketiga 9 3

Banyak kelereng pada baris pertama 30 3


= =
Banyak kelereng pada baris ketigaa 10 1

Oleh karena perbandingan banyak anak merupakan kebalikan dari perbandingan


banyak kelereng, maka perbandingan tersebut merupakan perbandingan berbalik nilai.
Ini berarti, jika jumlah anak semakin banyak, jumlah kelereng yang diterima semakin
sedikit. Secara matematis, perbandingan berbalik nilai dapat dinyatakan sebagai berikut.

x1 y2
=
x2 y1

Contoh:
Seorang pemborong sedang menghitung waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
pembuatan sebuah rumah. Jika memakai 9 pekerja, waktu yang diperlukan adalah 32 hari.
Jika rumah tersebut harus selesai dalam waktu 24 hari, jumlah pekerja yang dibutuhkan
adalah ....
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
9 pekerja → 32 hari
x pekerja → 24 hari
Oleh karena semakin banyak pekerja semakin singkat waktu yang diperlukan, maka
perbandingan tersebut termasuk perbandingan berbalik nilai.

12
Dengan menggunakan rumus perbandingan berbalik nilai, diperoleh:
9 24
=
x 32
32
⇔x= ×9
24
⇔ x = 12

Jadi, jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 12 pekerja.

Contoh Soal 9
A dan B mengikuti program asuransi dengan besar premi yang sama. Jika untuk membayar
premi, gaji A sebesar Rp3.500.000,00 dipotong 6% dan gaji B dipotong 7%. Besar gaji B
adalah ….
Sumber: SBMPTN, 2014
A. Rp2.500.000,00
B. Rp3.000.000,00
C. Rp3.500.000,00
D. Rp4.000.000,00
E. Rp4.500.000,00
Jawaban: B
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Rp3.500.000,00 → 6%
? → 7%

Kasus tersebut merupakan perbandingan berbalik nilai. Hal ini dikarenakan semakin besar
gaji, persen preminya semakin kecil. Misalkan besar gaji B adalah x. Dengan menggunakan
rumus perbandingan berbalik nilai, diperoleh:
3.500.000 7%
=
x 6%
6%
⇔x= × 3.500.000
7%
⇔ x = 3.000.000

Jadi, besar gaji B adalah Rp3.000.000,00.

13
Contoh Soal 10
Sebuah mobil dengan kecepatan 60 km/jam melaju dari kota A ke kota B selama 4,5 jam
melalui jalan tol. Jika mobil tersebut melaju dengan kecepatan 80 km/jam melalui jalan tol
yang sama, mobil akan sampai ke kota B dalam waktu ….
A. 3 jam 37 menit 30 detik
B. 3 jam 37 menit
C. 3 jam 22 menit 30 detik
D. 3 jam 22 menit
E. 3 jam 21 menit 40 detik
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
60 km/jam → 4,5 jam
80 km/jam → x jam

Kasus tersebut merupakan perbandingan berbalik nilai. Hal ini dikarenakan semakin besar
kecepatan mobil yang digunakan, waktu yang ditempuh mobil semakin singkat.

Dengan menggunakan rumus perbandingan berbalik nilai, diperoleh:


60 x
=
80 4 , 5
60
⇔x= × 4,5
80
⇔ x = 3, 375

Ini berarti, mobil akan sampai ke kota B dalam waktu 3,375 jam.
3,375 jam = 3 jam + 0,375 × 60 menit
= 3 jam + 22,5 menit
= 3 jam + 22 menit + 0,5 × 60 detik
= 3 jam + 22 menit + 30 detik

Jadi, mobil akan sampai ke kota B dalam waktu 3 jam 22 menit 30 detik.

Contoh Soal 11
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari oleh 33 karyawan. Jika jumlah
karyawan ditambah 22 orang, pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu ….

14
A. 18 hari
B. 12 hari
C. 42 hari
D. 50 hari
E. 54 hari
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
33 karyawan → 30 hari
33 + 22 = 55 karyawan → x hari
Kasus tersebut merupakan perbandingan berbalik nilai. Hal ini dikarenakan semakin
banyak karyawan, pekerjaan akan selesai semakin cepat.

Dengan menggunakan rumus perbandingan berbalik nilai, diperoleh:


33 x
=
55 30
33
⇔x= × 30
55
⇔ x = 18

Jadi, jika jumlah karyawan ditambah 22 orang, pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
18 hari.

Contoh Soal 12
Pembuatan sebuah jalan tol direncanakan akan selesai dalam waktu 9 bulan oleh 140
pekerja. Jika pembuatan jalan tol tersebut dipercepat penyelesaiannya dalam waktu 7
bulan, banyak pekerja yang harus ditambahkan adalah ....
A. 40 pekerja
B. 80 pekerja
C. 150 pekerja
D. 180 pekerja
E. 200 pekerja
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.

15
9 bulan → 140 pekerja
7 bulan → x pekerja
Oleh karena semakin banyak pekerja semakin singkat waktu yang diperlukan, maka
perbandingan tersebut termasuk perbandingan berbalik nilai.

Dengan menggunakan rumus perbandingan berbalik nilai, diperoleh:


9 x
=
7 140
9
⇔ x = × 140
7
⇔ x = 180

Ini berarti, banyak pekerja yang harus ditambahkan adalah 180 – 140 = 40 pekerja.

Jadi, banyak pekerja yang harus ditambahkan adalah 40 pekerja.

E. Gambar Berskala
1. Pengertian Skala
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar (peta) dan ukuran sebenarnya.
Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut.

ukuran pada gambar (peta)


Skala =
ukuran sebenarnya

Skala biasanya dinyatakan dengan 1 : p. Hal ini berarti ukuran 1 cm pada gambar
(peta) mewakili p cm ukuran sebenarnya. Sebagai contoh, skala 1 : 250.000 artinya ukuran
1 cm pada gambar (peta) mewakili 250.000 cm = 2,5 km ukuran sebenarnya. Selain pada
peta, skala juga berlaku pada model dari sebuah objek. Perbandingan setiap bagian pada
model dengan ukuran model sebenarnya selalu sama. Dengan demikian, diperoleh rumus
perbandingan berikut.

Panjang pada model lebar pada model tinggi pada model


= =
Panjang sebenarnya lebar sebenarnya tinggi sebenarnya

Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat dilihat bahwa konsep skala ini sama
dengan konsep perbandingan senilai. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran pada
objek sebenarnya, semakin besar juga ukuran pada model, dan sebaliknya.

16
Contoh:
Jarak kota Solo dan Yogyakarta adalah 64 km. Pada gambar, jarak kedua kota tersebut
adalah 32 cm. Skala yang digunakan adalah ....
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Jarak sebenarnya = 64 km = 6.400.000 cm
Jarak pada gambar (peta) = 32 cm

Dengan menggunakan rumus skala, diperoleh:


jarak pada gambar (peta)
Skala =
jarak sebenarnya
32
=
6.400.000
1
=
200.000
= 1: 200.000

Contoh Soal 13
Jarak kota A dan kota J pada peta adalah 1,5 cm. Jika peta tersebut dibuat dengan skala
1 : 1.500.000, jarak sebenarnya antara kedua kota tersebut adalah ….
A. 225 km
B. 22,5 km
C. 300 km
D. 30 km
E. 17,5 km
Jawaban: B
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Skala = 1 : 1.500.000
Jarak pada peta = 1,5 cm

Dengan menggunakan rumus skala, diperoleh:


jarak pada gambar (peta)
Skala =
jarak sebenarnya
jarak pada gambar (peta)
⇔ Jarak sebenarnya =
skala

17
1,5
⇔ Jarak sebenarnya =
1
1.500.000
⇔ Jarak sebenarnya = 1,5 × 1.500.000
⇔ Jarak sebenarnya = 2.250.000 cm
⇔ Jarak sebenarnya = 22,5 km

Jadi, jarak sebenarnya antara kedua kota tersebut adalah 22,5 km.

Contoh Soal 14
Sasha diberikan tugas sekolah untuk membuat miniatur sebuah gedung dengan skala
1 : 500. Jika tinggi gedung tersebut 75 m, tinggi gedung pada miniatur adalah ….
A. 7,5 cm
B. 150 cm
C. 15 cm
D. 75 cm
E. 750 cm
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Tinggi sebenarnya = 75 m = 7.500 cm
Skala = 1 : 500

Dengan menggunakan rumus skala, diperoleh:


tinggi pada miniatur
Skala =
tinggi sebenarnya
⇔ Tinggi pada miniatur = tinggi sebenarnya × skala
1
⇔ Tinggi pada miniatur = 7.500 cm ×
500
⇔ Tinggi pada miniatur = 15 cm

Jadi, tinggi gedung pada miniatur adalah 15 cm.

Contoh Soal 15
Pak Jono akan bepergian dari kota A ke kota Z dengan menggunakan mobil. Jarak kedua
kota tersebut pada peta adalah 2 cm dan skala yang digunakan adalah 1 : 2.000.000. Jika

18
dalam waktu 1 jam Pak Jono mampu menempuh jarak 60 km, waktu yang ditempuh Pak
Jono untuk sampai ke kota Z adalah ....
A. 6 jam 40 menit
B. 3 jam 20 menit
C. 40 menit
D. 20 menit
E. 15 menit
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Jarak pada peta = 2 cm
Skala = 1 : 2.000.000
Mula-mula, tentukan dahulu jarak sebenarnya.

Dengan menggunakan rumus skala, diperoleh:


jarak pada peta
Skala =
jarak sebenarnya
jarak pada peta
⇔ Jarak sebenarnya =
skala
2
⇔ Jarak sebenarnya =
1
2.000.000
⇔ Jarak sebenarnya = 2 × 2.000.000
⇔ Jarak sebenarnya = 4.000.000 cm
⇔ Jarak sebenarnya = 40 km

Oleh karena dalam waktu 1 jam Pak Jono mampu menempuh jarak 60 km, maka dengan
konsep perbandingan senilai, diperoleh:
1 jam → 60 km
x jam → 40 km
Ini berarti:
1 60
=
x 40
40
⇔x= ×1
60
2
⇔ x = jam
3

19
2 2
Oleh karena 1 jam = 60 menit, maka jam = × 60 menit = 40 menit.
3 3
Jadi, waktu yang ditempuh Pak Jono untuk sampai ke kota Z adalah 40 menit.

Contoh Soal 16
Ukuran lapangan yang berbentuk persegipanjang pada gambar adalah 9 cm × 5 cm. Jika
skala pada gambar 1 : 300, keliling lapangan sebenarnya adalah ….
A. 405 m
B. 168 m
C. 84 m
D. 42 m
E. 21 m
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Panjang pada gambar = 9 cm
Lebar pada gambar = 5 cm
Skala = 1 : 300
Mula-mula, tentukan panjang dan lebar sebenarnya.

Dengan menggunakan rumus skala, diperoleh:


ukuran pada gambar
Skala =
ukuran sebenarnya
ukuran pada gambar
⇔ Ukuran sebenarnya =
skala
Ini berarti:
panjang pada gambar
Panjang sebenarnya =
skala
9
=
1
300
= 9 × 300
= 2700 cm
= 27 m

20
lebar pada gambar
Lebar sebenarnya =
skala
5
=
1
300
= 5 × 300
= 1500 cm
= 15 m

Dengan demikian, diperoleh:


Keliling lapangan = (2 × 27) + (2 × 15)
= 54 + 30
= 84 m

Jadi, keliling lapangan sebenarnya adalah 84 m.

2. Faktor Perbesaran dan Pengecilan


Faktor perbesaran adalah perbandingan antara ukuran benda hasil perbesaran dan
ukuran benda awal. Sementara itu, faktor pengecilan adalah perbandingan antara
ukuran benda hasil pengecilan dan ukuran benda awal. Secara matematis, dapat dituliskan
sebagai berikut.

ukuran benda hasil perbesaran


Faktor perbesaran =
ukuran benda awal

ukuran benda hasil pengecilan


Faktor pengecilan =
ukuran benda awal

Dari rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor perbesaran memiliki nilai lebih
dari 1. Sementara itu, faktor pengecilan memiliki nilai kurang dari 1.
Contoh:
Sebuah vas bunga setinggi 15 cm diletakkan di depan sebuah lampu. Vas tersebut
membentuk bayangan di layar. Jika tinggi bayangan vas bunga adalah 30 cm, faktor
perbesarannya adalah ....
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Tinggi awal = 15 cm
Tinggi hasil perbesaran = 30 cm

21
Dengan menggunakan rumus faktor perbesaran, diperoleh:
tinggi hasil perbesaran
Faktor perbesaran =
tinggi awal
30
=
15
=2
Jadi, faktor perbesarannya adalah 2.

Contoh Soal 17
Sebuah foto memiliki ukuran 4 cm × 6 cm. Jika foto tersebut diperbesar dua kali ukuran
semula, keliling foto hasil perbesaran adalah ….
A. 24 cm
B. 28 cm
C. 40 cm
D. 48 cm
E. 54 cm
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Panjang awal = 4 cm
Lebar awal = 6 cm
Faktor skala = 2
Mula-mula, tentukan panjang dan lebar hasil perbesaran.
Panjang hasil perbesaran = panjang awal × faktor skala
= 4 cm × 2
= 8 cm
Lebar hasil perbesaran = lebar awal × faktor skala
= 6 cm × 2
= 12 cm
Dengan demikian, diperoleh:
Keliling foto hasil perbesaran = (2 × 8) + (2 × 12)
= 16 + 24
= 40 cm
Jadi, keliling foto hasil perbesaran adalah 40 cm.

22
Contoh Soal 18
Sebuah gambar memiliki ukuran panjang 1 m dan lebar 0,75 m pada layar. Jika panjang
gambar tersebut pada kertas adalah 20 mm, lebar gambar tersebut pada kertas yang
sama adalah ….
A. 10 mm
B. 12 mm
C. 15 mm
D. 18 mm
E. 20 mm
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari soal, diperoleh informasi berikut.
Panjang awal = 1 m = 1000 mm
Lebar awal = 0,75 m = 750 mm
Oleh karena panjang gambar tersebut pada kertas menjadi 20 mm, maka gambar
mengalami pengecilan dengan faktor skala berikut.
panjang hasil pengecilan
Faktor pengecilan =
panjang awal
20 mm
=
1000 mm
1
=
50
Ini berarti:
Lebar hasil pengecilan = lebar awal × faktor pengecilan
1
= 750 mm ×
50
= 15 mm
Jadi, lebar gambar tersebut pada kertas yang sama adalah 15 mm.

Contoh Soal 19
Sebuah lukisan ukurannya diperbesar dua kali, sehingga kelilingnya menjadi 40 cm.
Jika perbandingan panjang dan lebarnya setelah diperbesar 3 : 2, luas lukisan tersebut
sebelum diperbesar adalah ....

23
A. 12 cm2
B. 18 cm2
C. 20 cm2
D. 24 cm2
E. 32 cm2
Jawaban: D
Pembahasan:
Mula-mula, tentukan panjang dan lebar lukisan setelah diperbesar.
Misalkan perbandingan panjang dan lebar lukisan tersebut setelah diperbesar adalah
Pb : Lb = 3 : 2.
3
Pb = Lb
2
Kb = 2(Pb + Lb)
3 
⇔ 40 = 2 ×  L + L 
 2 b b

3 2 
⇔ 40 = 2 ×  Lb + Lb 
2 2 
5
⇔ 40 = 2 × Lb
2
⇔ 40 = 5Lb
⇔ Lb = 8 cm
3 3
Oleh karena Lb = 8 cm, maka Pb = Lb = × 8 = 12 cm.
2 2
Ini berarti, panjang dan lebar lukisan setelah diperbesar adalah 12 cm dan 8 cm.
Oleh karena ukuran tersebut merupakan hasil perbesaran dua kali, maka:
P 12
Panjang awal = Pa = b = = 6 cm
2 2
L 8
Lebar awal = La = b = = 4 cm
2 2
Dengan demikian, luas lukisan sebelum diperbesar adalah sebagai berikut.
Luas awal = Pa × La = 6 × 4 = 24 cm2

Jadi, luas lukisan tersebut sebelum diperbesar adalah 24 cm2.

24

Anda mungkin juga menyukai