Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN FAKTOR PERSONAL YANG MELATARBELAKANGI


TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA WARGA
BINAAN DENGAN HIV POSITIF
(Studi Kualitatif di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA
Kota Semarang)

Galuh Ajeng Pangestika, Lintang Dian Saraswati, Mateus Sakundarno Adi


Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik,
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : gpangestika@gmail.com

Abstract :Preventive action is a way to break the chain of transmission of HIV /


AIDS. It is very necessary to reduce the high incidence of HIV, especially to
prisoners in Indonesia.This research aimed to describe the factors that underlying
precaution transmission of HIV/AIDS in prisoners with HIV-positive. The
explorative study used qualitative approach. There were 10 subjects joined in
depth interview. Triangulation was done by health workers and prison officers.
Data reliability used auditing with flow analysis of inspection data. The results
showed that subjects are taking action to prevent HIV/AIDS with good covering
prevention of transmission of HIV to others. This is because the subjects had
good knowledge and attitudes about HIV/AIDS. Suggestion for the prison is to
increase information about HIV/ AIDS in prisons with counseling for all prisoners.

Keywords: Prisoners, HIV/AIDS, Precaution

PENDAHULUAN
HIV atau Human suntik antara 32% ‐ 56%, pekerja
Immunodeficiency Virus adalah seks perempuan antara 1% ‐ 21%,
sejenis virus yang waria antara 5% – 34%, laki‐laki
menyerang/menginfeksi sel darah yang berhubungan seks dengan
putih yang menyebabkan turunnya laki‐laki antara 1% ‐ 13% serta
kekebalan tubuh manusia dan Warga Binaan Pemasyarakatan
menyebabkan AIDS. AIDS atau (WBP) antara 1% - 6%.3–5
Acquired Immune Deficiency Laporan estimasi yang dilakukan
Syndrome adalah kumpulan dari oleh Kementerian Kesehatan tahun
berbagai penyakit atau kondisi 2009 memperkirakan ada 140 ribu
berbeda yang bermanifestasi dalam WBP di Indonesia dimana sekitar 5
tubuh atau bagian tertentu dari ribu WBP atau 3,6% telah terinfeksi
tubuh. AIDS berkembang sebagai HIV.5 Estimasi prevalensi HIV pada
tahap akhir dari infeksi HIV.1,2 WBP tersebut 24 kali lebih tinggi
Epidemi HIV di Indonesia sudah dari estimasi prevalensi HIV pada
berjalan lebih dari 20 tahun. Saat ini populasi umum dewasa di
di sebagian wilayah memasuki Indonesia.6
tahap terkonsentrasi pada populasi Sebagian besar WBP yang hidup
tertentu dengan prevalesi mulai dengan HIV/AIDS terinfeksi di luar
konstan di atas 5% pada populasi lapas sebelum memasuki masa
kunci, seperti pengguna napza hukuman yang juga baru

186
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diketahuinya ketika mengikuti menjadi faktor yang


screening kesehatan yang melatarbelakangi tindakan
dilakukan oleh pihak lapas. pencegahan HIV/AIDS pada ODHA.
Pernyataan ini sesuai dengan Dengan pengetahuan ODHA yang
penelitian yang dilakukan oleh tinggi tentang HIV/AIDS dan cara
Dirjen Pemasyarakatan pada pencegahannya maka akan
narapidana di Lapas/Rutan di meningkatkan sikap ODHA untuk
Indonesia yang menemukan 34 menghindari perilaku yang
kasus baru HIV di lapas yang mana menimbulkan penularan HIV/AIDS.9
17 orang diantaranya belum pernah Menurut Spiritia, pengetahuan
melakukan tes HIV sebelumnya. tentang HIV/AIDS merupakan salah
Bahkan WBP dengan tes antibodi satu pilar mutu hidup ODHA yang
HIV reaktif sebagian besar tidak berguna untuk mencegah infeksi
merasa dirinya berisiko tertular HIV baru, meningkatkan mutu hidup,
yang akan memungkinkan serta mengurangi stigma dan
terjadinya penularan lebih lanjut diskriminasi pada ODHA.10
kepada WBP lainnya apabila Studi pendahuluan yang
budaya berperilaku berisiko tertular dilakukandi Lapas Klas IIA Wanita
HIV tidak dicegah.3 Semarang diketahui bahwa
Lapas merupakan tempat yang program VCT pada setiap WBP
berisiko sangat tinggi untuk yang baru memasuki lapas wajib
penyebaran HIV, karena terjadinya melakukan screening HIV terlebih
praktik perilaku berisiko yang dahulu. Program VCT yang
disebabkan oleh banyaknya WBP dilakukan masih berfokus screening
dengan kasus narkoba yang masih pada WBP baru dengan
berpotensi menggunakan jarum pembatasan jumlah peserta setiap
suntik secara legal, praktik tato bulannya yang menyebabkan masih
secara sembunyi-sembunyi serta adanya beberapa WBP yang belum
tingkat hunian yang sangat padat melakukan VCT sehingga tidak
yang memungkinkan terjadinya diketahui status HIV-nya.
seks tidak aman dan disisi lain Berdasarkan data yang diperoleh
layanan kesehatan yang kurang dari Poliklinik Lapas Klas IIA Wanita
memadai.7 Kondisi lingkungan lapas Semarang menunjukkan HIV
yang kurang kondusif dalam rangka menduduki penyakit tertinggi
penanggulangan HIV/AIDS akan sebanyak 16 kasus dengan
meningkatkan angka insiden prevalensi sebesar 4% pada tahun
HIV/AIDS semakin bertambah. 2016. Kasus HIV di Lapas Klas IIA
Menurut Bandura dalam teori Wanita Semarang mengalami
belajar sosial, seseorang peningkatan hingga 56%
berperilaku tertentu karena adanya dibandingkan pada tahun 2013.
interaksi antara faktor personal, Perilaku WBP ODHA dalam
lingkungan, dan perilaku orang melakukan tindakan pencegahan
tersebut menghasilkan perilaku belum banyak diteliti karena
berikutnya.8Adapun faktor personal banyaknya intervensi dilakukan
yang akan mempengaruhi hanya terfokus pada kelompok yang
terbentuknya perilaku seseorang tidak terinfeksi. Pengetahuan yang
yaitu dilihat dari segi pengetahuan baik kepada ODHA tentang
dan sikap ODHA terhadap tindakan pencegahan dapat
HIV/AIDS. Studi menunjukkan mengubah perilaku ODHA,
bahwa pengetahuan dan sikap memutus rantai penularan, dan

187
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

meningkatkan kualitas hidupnya Semarang ditinjau dari faktor


selama di lapas dan juga ketika pengetahuan dan sikap. Cara
kembali ke masyarakat.11 WBP pengambilan data dilakukan secara
ODHA yang memiliki tindakan purposive sampling dengan banyak
pencegahan HIV/AIDS yang baik subjek penelitian yaitu 10 orang.
secara otomatis akan menyebabkan Metode pengumpulan data
angka infeksi HIV dan kesakitan menggunakan wawancara
selama di lapas akan berkurang. mendalam (indepth interview), studi
Mengingat tingginya angka pustaka, dan dokumentasi. Validitas
kepadatan populasi di lapas yang yang digunakan yaitu menggunakan
tidak sebanding dengan jumlah triangulasi sumber melibatkan
petugas lapas, mengharuskan WBP petugas kesehatan dan petugas
ODHA memiliki kesadaran sendiri lapas. Sedangkan untuk mengukur
dalam melakukan tindakan reliabilitas penelitian ini dengan
pencegahan HIV/AIDS selama di cara auditing data.
lapas.
Berdasarkan uraian tersebut, HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti tertarik untuk melakukan 1. Gambaran Tindakan
penelitian tentang gambaran faktor- Pencegahan Penularan
faktor melatarbelakangi tindakan HIV/AIDS.
pencegahan HIV/AIDS pada WBP Berdasarkan Penelitian
ODHA di Lapas Klas IIA Wanita Prevalensi HIV di Lapas/Rutan di
Kota Semarang. Perbedaan Indonesia oleh Dirjen
penelitian ini dengan penelitian- Pemasyarakatan menunjukkan
penelitian sebelumnya adalah bahwa sebagian besar (65%)
belum pernah ada penelitian sejenis ODHA baru mengetahui status
yang menggambarkan tindakan HIV-nya ketika berada di Lapas.
pencegahan HIV/AIDS dengan Hal tersebut sejalan dengan data
subjek penelitian adalah ODHA yang ditemukan di lapangan
khususnya yang berada di bahwa sebagian besar subjek
lingkungan lapas dengan penelitian melakukan tes HIV
menggunakan desain penelitian pertama kalinya ketika berada di
deskriptif kualitatif. Penelitian ini Lapas.3 Oleh karena itu, tindakan
dilakukan untuk memberikan solusi pencegahan HIV/AIDS yang
atas permasalahan HIV/AIDS di dilakukan oleh ODHA selama di
lingkungan Lapas sehingga instansi Lapas akan berdampak pada
terkait mendapatkan gambaran menurunnya angka insidens HIV
untuk melakukan penanggulangan serta morbiditas dan mortalitas
masalah HIV/AIDS secara efektif. akibat HIV/AIDS di Lapas.
Berdasarkan prinsip belajar
METODE PENELITIAN sosial, proses mengamati dan
Desain penelitian yang meniru perilaku dan sikap orang
digunakan dalam penelitian ini lain adalah model tindakan
adalah desain penelitian deskriptif belajar. Bandura menjelaskan
dengan metode kualitatif yang perilaku manusia dalam konteks
memberi gambaran tentang faktor- interaksi timbal balik yang
faktor yang melatarbelakangi berkesinambungan antara
tindakan pencegahan HIV/AIDS kognitif, perilaku dan pengaruh
pada WBP ODHA di Lembaga lingkungan.12
Pemasyarakatan Klas IIA Kota

188
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil penelitian menunjukkan menggunakan narkoba suntik


bahwa semua subjek penelitian setelah mengetahui status HIV-
memiliki tindakan pencegahan nya. ODHA yang berhenti
penularan HIV/AIDS yang menggunakan narkoba mengaku
tergolong sudah baik. Hal ini sudah memiliki kesadaran
dibuktikan dengan pernyataan karena adanya dukungan dari
subjek penelitian yang sudah program-program pencegahan
tidak lagi melakukan praktik yang membuatnya sadar akan
berisiko seperti berhubungan tindakannya.10
seks, menggunakan narkoba
selama di lapas, menjaga 2. Gambaran Pengetahuan yang
peralatan pribadi seperti pisau Berkaitan dengan Tindakan
cukur, sikat gigi, gunting kuku, Pencegahan Penularan
dan peralatan pribadi lain yang HIV/AIDS.
dapat terkena darah. Dalam Berdasarkan teori Albert
perawatan luka, ODHA sudah Bandura bahwa pengetahuan
mengetahui adanya merupakan behavior capability
kemungkinan penularan lewat yang diperlukan untuk
luka yang terbuka sehingga mempengaruhi perilaku.12
berupaya untuk menutupnya Hasil penelitian
agar tidak menularkan kepada menunjukkan sebagian besar
orang lain. Walaupun tidak subjek penelitian memiliki
signifikan, penularan HIV melalui pengetahuan HIV/AIDS yang
luka pada bagian tubuh atau sudah tergolong tinggi. Subjek
pada alat-alat yang mungkin penelitian sudah mengerti
terkontaminasi dengan darah mengenai definisi HIV dan AIDS,
ODHA masih mungkin untuk cara penularan serta cara
terjadi. pencegahannya dengan benar.
Namun masih terdapat subjek
“Nggak kak... nggak pernah gitu penelitian yang memiliki
(seks dan narkoba) aku selama pengetahuan yang salah tentang
disini...” definisi HIV/AIDS.
(SP 1, 28 tahun)
“Itu (alat pribadi) sih sendiri- “Aku ya tahunya itu tuh penyakit
sendiri mbak nggak ada yang kotor... nggak ada obatnya... itu
barengan... jijik juga masa dulu awal mikirnya HIV itu kan
barengan...” nggak ngerti apa...” (SP 8, 39
(SP 6, 29 tahun) tahun)

Tindakan pencegahan Pada penelitian ini, perilaku


penularan HIV kepada orang lain yang dilakukan oleh subjek
merupakan salah satu dari lima penelitian menunjukkan adanya
pilar mutu hidup ODHA. Hasil kesesuaian antara pengetahuan
penelitian ini sesuai dengan yang dimiliki dengan tindakan
penelitian yang dilakukan oleh pencegahan HIV/AIDS pada
Spiritia yaitu 73,9% ODHA sudah subjek penelitian. Pengetahuan
memiliki perilaku tidak berisiko yang baik tentang HIV/AIDS
menularkan HIV kepada orang membuat subjek penelitian
lain. Bahkan pengguna narkoba menyadari pentingnya untuk ikut
suntik juga sudah tidak aktif lagi

189
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mencegah penularan kepada pengetahuan yang sudah dimiliki


orang lain. yaitu semakin banyak
Penelitian ini sejalan dengan pengetahuan mengenai
penelitian yang dilakukan oleh HIV/AIDS yang dimiliki ODHA
Dewi Rokhmah tentang maka akan dapat menentukan
Pengetahuan dan Sikap ODHA sikap dan tindakan yang ia
terhadap Upaya Pencegahan lakukan.13
yang menunjukkan hasil bahwa Hasil penelitian
seluruh ODHA sudah memiliki menunjukkan bahwa sebagian
pengetahuan tentang HIV/AIDS besar subjek penelitian memiliki
dan cara pencegahan dalam sikap yang positif terhadap
kategori yang tinggi. Hal ini tindakan pencegahan HIV/AIDS
sangat mungkin terjadi, yaitu dengan mendukung upaya
mengingat ODHA yang sudah pencegahan penularan HIV/AIDS
menjangkau layanan VCT akan di lapas, seks menggunakan
mendapatkan informasi yang kondom, dan penggunaan jarum
komprehensif tentang HIV/AIDS suntik yang steril pada penasun.
dan upaya pencegahan Terdapat satu subjek penelitian
penularannya. Tingkat yang masih memiliki sikap
pemahaman yang tinggi tentang negatif terhadap penggunaan
HIV/AIDS dan pencegahannya kondom yaitu tidak berkenan
pada ODHA menggambarkan menggunakan kondom karena
bahwa mereka tidak hanya pasangan seksnya juga sudah
mengetahui informasi tentang mengidap HIV/AIDS.
HIV/AIDS tetapi lebih lanjut
mampu untuk menjelaskan, “Kondom ya aku jarang sih pake
menginterpretasikan dan soalnya kan selalu sama suami
meramalkan tentang aspek- ya kecuali ya sama yang lain...
aspek HIV dan penyakit AIDS tapi kan ini suamiku juga udah
seperti cara penularan, cara kena HIV ketularan aku ya...
deteksi, cara pengobatan dan paling nggak usah pake kondom
pencegahan.9 lagi kan kalo mau berhubungan
lagi besok...”
3. Gambaran Sikap yang (SP 2, 32 tahun)
Berkaitan dengan Tindakan
Pencegahan Penularan Pada penelitian ini
HIV/AIDS. memperlihatkan kesesuaian
Sikap terhadap perilaku antara sikap yang dimiliki dengan
merupakan kebiasaan merespon tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang sifatnya positif subjek penelitian. Sikap yang
atau negatif terhadap objek positif terhadap pencegahan
situasi tertentu secara konsisten. HIV/AIDS akan membuat subjek
Pembentukan sikap juga penelitian memiliki
dibentuk adanya interaksi sosial kecenderungan untuk bertindak
yang dialami individu. Dalam sesuai dengan sikapnya
interaksi sosial menyebabkan tersebut. Hal tersebut sesuai
individu beraksi membentuk pola dengan teori yang dijelaskan
sikap tertentu terhadap berbagai oleh Allport dalam Notoadmodjo
objek psikologi yang dihadapi. bahwa sikap yang didasari oleh
Sikap sangat dipengaruhi oleh pengetahuan akan membentuk

190
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kecenderungan dalam di Lapas, menggunakan kondom


14
bertindak. saat berhubungan seks, dan
Hasil penelitian tersebut penggunaan jarum suntik steril
sejalan dengan penelitian yang pada penasun. Namun masih
dilakukan oleh Dewi Rokhmah terdapat subjek penelitian yang
yang menunjukkan mayoritas memiliki sikap yang negatif
ODHA memiliki sikap yang positif terhadap penggunaan kondom
terhadap HIV/AIDS dan cara saat berhubungan seks.
pencegahannya, yang
ditunjukkan dengan pernyataan
DAFTAR PUSTAKA
yang mendukung terhadap
upaya pencegahan HIV/AIDS
yaitu menggunakan kondom 1. Kementerian Kesehatan RI.
setiap berhubungan seksual dan Infodatin AIDS [Internet].
memeriksakan diri ke petugas Jakarta Selatan: RI
kesehatan. Sikap yang positif Kemenkes; 2014. p. 2.
pada ODHA terbentuk karena Available from:
memilki tingkat pengetahuan http://www.depkes.go.id/reso
yang tinggi tentang HIV/AIDS.9 urces/download/pusdatin/info
datin/Infodatin AIDS.pdf
KESIMPULAN
1. Tindakan pencegahan HIV/AIDS 2. Alta van Dyk. HIV/AIDS Care
pada warga binaan di Lapas Klas & Counselling: A
IIA Wanita Semarang tergolong Multidisciplinary Approach.
baik. Hal tersebut ditunjukkan 4th ed. Susan Dorrington,
dengan semua subjek penelitian editor. Cape Town: Pearson
yang tidak melakukan hubungan Education South Africa;
seks, tidak menggunakan 2008. 4-5 p.
narkoba, merawat luka dengan
baik, dan menjaga peralatan 3. Dirjen Pemasyarakatan.
pribadi yang mungkin Penelitian Prevelensi HIV
terkontaminasi darah seperti dan Sifilis serta Perilaku
gunting kuku dan sikat gigi Berisiko Terinfeksi HIV Pada
selama berada di Lapas. Narapidana di Lapas/Rutan
2. Pengetahuan subjek penelitian di Indonesia. Jakarta; 2010.
terhadap HIV/AIDS sudah
tergolong tinggi. Subjek 4. Kementerian Kesehatan RI.
penelitian sudah mengerti Laporan Survei Terpadu
mengenai definisi HIV dan AIDS, Biologi dan Perilaku 2007 –
cara penularan serta cara 2009. Jakarta; 2010.
pencegahannya dengan benar.
Namun masih terdapat subjek 5. Kementerian Kesehatan RI.
penelitian yang memiliki Laporan Estimasi Populasi
pengetahuan yang salah tentang Dewasa Rawan Tertular HIV
definisi HIV/AIDS. 2009. Jakarta; 2010.
3. Sikap subjek penelitian terhadap
tindakan pencegahan HIV/AIDS 6. Dolan K et al. HIV in prison in
sudah tergolong positif karena low-income and middle-
mendukung adanya upaya income countries. Lancet
pencegahan penularan HIV/AIDS Infect Dis. 2007;7(1):32–41.

191
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Purba E. Pengaruh Annals of child development


Karakteristik Penghuni Lapas [Internet]. In R. Vast.
Terhadap Tindakan Berisiko Greenwich: JAI Press; 1989.
HIV-AIDS Di Lapas Kelas IIB p. 1–60. Available from:
Lubuk Pakam. J Kebijakan, https://www.uky.edu/~eushe2
Promosi Kesehat dan Biostat. /Bandura/Bandura1989ACD.
2012;1(2). pdf

8. Subekti YY. Pengaruh Jenis 13. Purwaningrum Y. Perilaku


Kelamin, Pajanan Media, Orang Dengan HIV/AIDS
Peran Teman Sebaya, (ODHA) Perempuan dalam
Pengetahuan Penyakit Mempertahankan
Menular Seksual, Kedekatan Kelangsungan Hidup (Studi
Keluarga Terhadap Perilaku Kasus di Kota Surakarta).
Berisiko Penyakit Menular Universitas Sebelas Maret;
Seksual pada Anak Jalanan 2013.
[Internet]. Universitas
Sebelas Maret; 2015. 14. Notoadmojo S. Pendidikan
Available from: dan Perilaku Kesehatan.
http://eprints.uns.ac.id/18013/ Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
121-123 p.
9. Rokhmah D. Pengetahuan
dan Sikap ODHA (Orang
Dengan HIV AIDS) tentang
HIV dan AIDS dan
Pencegahannya. J Ikesma.
2013;9(2):136–46.

10. Yayasan Spiritia. Peran


Dukungan Sebaya Terhadap
Peningkatan Mutu Hidup
Odha di Indonesia [Internet].
Jakarta; 2011. Available
from:
http://spiritia.or.id/dokumen/la
poran-penelitian-peran-
dukungan-sebaya.pdf

11. Yayasan Spiritia. Pedoman


dan Modul Pencegahan
Positif [Internet]. Jakarta:
Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional; 2012.
Available from:
http://spiritia.or.id/dokumen/p
edoman-
pencegahanpositif.pdf

12. Bandura A. Social cognitive


theory. In: Annals of Child
Development: Volume 6 of

192

Anda mungkin juga menyukai