Klien bernama Ny. A , berusia 25 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMP. Klien adalah seorang ibu rumah tangga. Suku Jawa. Seminggu yang lalu klien baru saja melahirkan anak pertama nya. Dalam kehidupan sehari harinya klien menganut budaya dan tradisi jawa yang kental, terutama setelah melahirkan anak nya. Klien mendapat wejangan dari ibu dan orang tua yang ada di keluarganya, seperti wejangan cara meningkatkan ASI yaitu dengan cara. a. pantang makan telor dan ayam. Ibu yang menyusui juga patang mengkonsumsi makan telor dan ayam adalah karena makanan tersebut dipercaya akan membuat luka becek/berair (radang/infeksi) dan lama sembuhnya. b. Mandi wuwung. Mandi wuwung yaitu mandi di pagi hari (sebelum matahari terbit) disertai dengan keramas, dengan menguyur rambut secara berulang-ulang menggunakan air sumur (air dingin) yang dilakukan oleh ibu, dan diyakini oleh mereka akan menyegarkan dan membuat ASI nya banyak. c. Larangan makan pedas dan minum es. Makanan pedas dan minuman dingin (es) diyakini ibu-ibu yang menyusui bayinya karena dikhawatirkan pedas bisa membuat bayi yang disusuinya diare dan minum dingin/es dapat membuat ibu maupun bayinya menderita pilek. d. Mengutamakan nasi dan sayuran. Wanita suku Jawa lebih mengutamakan makan nasi dan sayuran dari pada yang lain karena tidak terlepas dari status sosial ekonomi masyarakat Jawa pada umumnya selain faktor makanan tersebut relatif aman dan tidak menyebabkan alergi seperti halnya protein hewani tertentu.e. Kebiasaan membuang susu yang pertama yang keluar pada bayi yang baru menyusui. Hal ini dipercaya bahwa ASI pertama itu bisa menimbulkan diare pada anak.
Identifikasi Budaya Berdasarkan Kasus Diatas :
1. Culture Care Preservation or Maintenance Larangan makan pedas dan minum es. Menghidari makanan pedas dan minuman es pada ibu menyusui ini harus di pertahan kan karena jika ibu makan pedas dan minum es bisa berdampak terhadap kesehatan ibu, ibu bisa mengalami diare dan flu dan hal ini juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan bayinya. Mengutamakan nasi dan sayuran. Budaya ini bisa dipertahankan karena makan. Buah dan sayuran memiliki aneka mikronutrisi yang berperan penting dalam perkembangan ibu dan anak. Serat dalam kandungan buah dan sayuran sangat baik bagi sistem pencernaan ibu menyusui. Konstipasi sebagai keluhan paling umum setelah melahirkan bisa diatasi dengan konsumsi buah dan sayuran yang cukup. Konsumsi sayuran juga bisa memperlancar ASI dan meningkatkan produksi ASI serta membuat ASI lebih berkualitas.
2. Culture Care Accomodation or Negotiation
Mandi wuwung yaitu mandi di pagi hari (sebelum matahari terbit) disertai dengan keramas, dengan menguyur rambut secara berulang-ulang menggunakan air sumur (air dingin) yang dilakukan oleh ibu. Jika hal ini rutin dilakukan maka ibu dapat mengalami flu dan demam. Sebaik nya mandi wuwung ini di ganti menggunakan air hangat untuk mengatasi demam dan flu pada ibu Larangan makan telor dan ayam. Makan telor dan ayam sangat baik untuk kebutuhan nutrisi ibu menyusui. Sebaik nya makan telor dan ayam ini diganti dengan sumber protein lain nya seperti ikan, daging maupun tempe
3. Culture Care Reparttening or Recontruction
Larangan memberi bayi ASI pertama. Kebiasaan ini sebaik nya diubah karena dari segi kesehatan ASI Pertama ( kolostrum ) mengandung sel darah putih dan zat pembentuk kekebalan tubuh yang disebut imunoglobulin. Kedua kandungan ini berperan penting dalam membantu tubuh bayi melawan bakteri, jamur, dan virus penyebab infeksi.Tidak hanya itu, kolostrum juga mengandung nutrisi penting, seperti karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin A, B, dan K, serta kalium, zinc, dan kalsium yang dibutuhkan oleh bayi untuk menunjang proses tumbuh kembangnya.Sebaiknya ibu dianjurkan untuk tidak membuang ASI pertamanya dan memberikan ASI pertamanya kepada sang bayi.