TA. 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“TENAGA PENDIDIK PADA PENDIDIKAN INKLUSIF” ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kami Nabi
Besar Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, dan tak lupa kepada kita semua
selaku umatnya.Kami mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
sebagai wujud penambahan wawasan di bidang ilmu pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dalam melakukan penelaahan
dan perbaikan di kemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
B. Saran .......................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga
negara mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa anak yang berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama
dengan anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan. Jadi dalam hal ini tidak ada
pengecualian bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta merata
diseluruh tanah air.
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan ABK belajar
di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin).
Hal ini merupakan gagasan mulia dimana ABK yang tidak terjamah atau jauh dari layanan
pendidikan dapat mengenyam pendidikan yang sama seperti anak pada umumnya. Namun
dalam pelaksanaannya di Indonesia masih terdapat beberapa kekurangan sehingga
menghambat dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusif. Salah satunya adalah masih
kurangnya guru pembimbing khusus untuk melayani kebutuhan anak yang memiliki
kebutuhan khusus. Untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif, maka diperlukan komponen-komponen pendukung
agar pendidikan inklusif berjalan dengan baik.
Dalam hal ini tentunya sekolah yang mengadakan adanya pendidikan inklusif pasti
mempunyai beberapa perbedaan dengan sekolah yang hanya menerima peserta didik yang
normal, dimulai dari cara mengajar, sarana prasarana, kurikulum, cara penempatan siswa
hingga guru yang tentunya mempunyai keahlian dan memang spesialisasi dalam mengajar
siswa yang berkebutuhan khusus. Di Sekolah inklusif para siswa memilik kemampuan yang
heterogen, karena para siswanya di samping anak-anak normal juga terdapat anak-anak
berkelainan yang memiliki beragam kelainan/penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan/atau sensoris neurologis.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan inklusif.
2. Untuk mengetahui pengertian pendidik.
3. Untuk mengetahui sikap guru terhadap pendidik inklusif.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap guru terhadap
inklusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Inklusif
Inklusi adalah praktek yang mendidik semua siswa, termasuk yang mengalami
hambatan yang parah ataupun majemuk, di sekolah-sekolah reguler yang biasanya dimasuki
anak-anak non berkebutuhan khusus (Ormrod, 2008). Pendidikan inklusi merupakan praktek
yang bertujuan untuk pemenuhan hak azasi manusia atas pendidikan, tanpa adanya
diskriminasi, dengan memberikan kesempatan pendidikan yang berkualitas kepada semua
anak tanpa perkecualian, sehingga semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk secara
aktif mengembangkan potensi pribadinya dalam lingkungan yang sama (Cartwright, 1985
dalam Astuti, Sonhadji, Bafadal, dan Soetopo, 2011). Pendidikan inklusi juga bertujuan untuk
membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar serta membantu
meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka tinggal kelas
dan putus sekolah pada seluruh warga negara (Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusi, 2007).
B. Pengertian Pendidik
Dari segi bahasa, seperti yang dikutip Abudin Nata dari WJS, Poerwadarminta
pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan, bahwa
pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Pendidik dalam
bahasa Inggris disebut Teacher, dalam bahasa Arab disebut Ustadz, Mudarris, Mu’alim dan
Mu’adib. Dalam literatur lainya kita mengenal guru, dosen, pengajar, tutor, lecturer, educator,
trainer dan lain sebagainya. Beberapa kata di atas secara keseluruhan terhimpun dalam kata
pendidik, karena keseluruhan kata tersebut mengacu kepada seorang yang memberikan
pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain. Kata-kata yang bervariasi
tersebut menunjukan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan di mana pengetahuan
dan keterampilan yang diberikan. Dari istilah-istilah sinonim di atas, kata pendidik secara
fungsional menunjukan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan
pengetahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, bisa siapa saja dan
dimana saja. Secara luas dalam keluarga adalah orang tua, guru jika itu disekolah, di kampus
disebut dosen, di pesantren disebut murabbi atau kyai dan yang lain sebagainya.
Sebagai guru kita harus selalu siap menghadapi berbagai tantangan. Namun dunia
pendidikan akan terus mengalami inovasi, termasuk inovasi yang disesuaikan kebutuhan
masa kini. Kita tahu perkembangan teknologi dan ekonomi berubah sangat cepat. Perubahan
yang cepat ini harus selalu ditanggapi oleh guru sebagai orang yang telah berjanji pada diri
sendiri untuk turut mengbah sikap dan perilaku anak bangsa. Guru sebagai salah satu
komponen yang bertanggung jawab dalam dalam mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah
profesional. Profesional dalam arti yang luas dan proporsional.Wong, Kauffman dan Lloyd
(1991) member ciri-ciri atau sifat mengenai guru yang efektif bagi siswa penyandang
hambatan di kelas regular. Ciri-ciri tersebut meliputi:
2. Member pengawasan yang sering pada tugas-tugas siswa serta memberi umpan balik.
Secara umum apa yang harus dan bisa dilakukan guru dalam kerangka pendidikan inklusif
yaitu :
f. Selalu berada pada barisan terdepan dalam implementasi inovasi bidang pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
kependidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan inklusif. Tenaga
kependidikan dalam pendidikan inklusif mendapat porsi tanggung jawab yang jelas berbeda
dengan tenaga kependidikan pada pendidikan noninklusif. Perbedaan yang terdapat pada
individu meniscayakan adanya kompetensi yang berbeda dari tenaga kependidikan lainnya.
Tenaga kependidikan secara umum memiliki tugas seperti menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan
teknis dalam bidang pendidikan.
Pendidikan inklusi merupakan praktek yang bertujuan untuk pemenuhan hak azasi
manusia atas pendidikan, tanpa adanya diskriminasi, dengan memberikan kesempatan
pendidikan yang berkualitas kepada semua anak tanpa perkecualian, sehingga semua anak
memiliki kesempatan yang sama untuk secara aktif mengembangkan potensi pribadinya
dalam lingkungan yang sama (Cartwright, 1985 dalam Astuti, Sonhadji, Bafadal, dan
Soetopo, 2011). Pendidikan inklusi juga bertujuan untuk membantu mempercepat program
wajib belajar pendidikan dasar serta membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan
menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah pada seluruh warga negara
(Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan
Inklusi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Direktorat Pendidikan Sekolah Luar Biasa (PSLB). 2007. Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
Friend, Marilyn & William D. Bursuck. 2015. Menuju Pendidikan Inklusi: Panduan prkatis
untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hallahan, Daniel P., James M. Kauffman, and Paige C. Pullen. 2009. Exceptional Learners:
An Introduction to Special Education. Boston: Pearson Education Inc. Hildegum Olsen.
2003. Pendidikan Inklusi Suatu Strategi Manuju Pendidikan