Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PENDIDIKAN INKUSIF

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah padamata kuliah Pendidikan Inkusif


D

OLEH :

KELOMPOK I

NUR SAKINAH NASUTION


SAPRINA DEWI
YULI AMALIA
DOSEN PENGAMPU : ABDUL HALIM, M.Pd

PROGRAM STUDI
PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
daninayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Inklusi dengan judul“Konsep Pendidikan Inklusif” dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abdul Halim, M.Pd selaku Dosen
pengampu matakuliah Pendidikan Inklusi. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semuaitu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segilainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dantanganterbuka kami membukaselebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Tebing Tinggi, Februari 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PendidikanInklusif ................................................................................. 2
B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Inklusif ............................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Inklusif ................................................................. 4
D. Ciri-ciri Pendidikan Inklusif ..................................................................................... 5
E. Alasan Diterapkannya Pendidikan Inklusif .............................................................. 6
F. Beberapa Kelebihan dari Pendidikan Inklusif .......................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada semua
anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum bersama anak lainnya. Sehingga
pemerintah mengeluarkan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)
dengan dikeluarkannya permendiknas (peraturan menteri pendidikan nasional) no 70 tahun
2009 pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidak hanya dikhususkan pada
sekolah luar biasa (SLB) saja, tetapi sudah dimasukkan kedalam jalur pendidikan reguler
atau yang sering disebut dengan sekolah inklusif. Berdasarkan hal ini, maka kesempatan
bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengenyam bangku sekolah telah terbuka lebar.

B. RumusanMasalah
1. Pengertian Pendidikan Inklusif ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Pendidikan Inklusif ?
3. Apa Saja Tujuan dan Manfaat Pendidikan Inklusif?
4. Apa Saja Ciri-ciri Pendidikan Inklusif?
5. Apa Alasan Diterapkannya Pendidikan Inklusif?
6. Beberapa Kelebihan dari Pendidikan Inklusif?

C. TujuanMakalah
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan inklusif.
2. Untuk Mengetahui tentang sejarah perkembangan pendidikan inklusif
3. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Pendidikan Inklusif
4. Untuk mengetahui Ciri-ciri Pendidikan Inklusif
5. Untuk mengetahui Alasan Diterapkannya Pendidikan Inklusif
6. Untuk mengetahui Beberapa Kelebihan dari Pendidikan Inklusif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan insklusif


Pendidikan inklusi merupakan sistem pendidikan yang memungkinkan anak
berkebutuhan khusus untuk dapat belajar bersama dengan anak reguler di sekolah reguler.
Tujuan pendidikan inklusi adalah untuk menyertakan anak berkebutuhan khusus dengan
anak reguler tanpa perbedaan. Kustawan dan Hermawan (2013: 5) mengungkapkan bahwa
pendidikan inklusi adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberi
kesempatan pada seluruh pesertadidik yang memiliki kelainan dan mempunyai potensi
kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik lainnya. Sedangkan
Ilahi (2013: 27) menekankan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan
pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di
sekolah-sekolah terdekat, direguler bersama-sama dengan teman seusianya.
Dari pengertian tersebut, pendidikan inklusi adalah sekolah yang mengadopsi
pendidikan untuk semua anak bisa belajar dilingkungan yang sama tanpa adanya
diskrimisatif untuk mewujudkan kesempatan dan saling menghargai keanekaragaman
yang bertujuan untuk mewujudkan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pesertadidik
yang berkebutuhan khusus memperoleh pendidikan yang bermutu untuk
mengembangkan bakat dan minatnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
Istilah pendidikan inklusif atau pendidikan inklusi merupakan kata atau istilah yang
dikumandangkan oleh UNESCO berasal dari kata Education for All yang artinya
pendidikan yang ramah untuk semua, dengan pendekatan pendidikan yang berusaha
menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Mereka semua memiliki hak dan kesempatan
yang sama untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari pendidikan. Hak dan
kesempatan itu tidak dibedakan oleh keragaman karakteristik individu secara fisik, mental,
sosial, emosional, dan bahkan status sosial ekonomi.
Pada titik ini tampak bahwa konsep pendidikan inklusif sejalan dengan filosofi
pendidikan nasional Indonesia yang tidak membatasi akses peserta didik kependidikan
hanya karena perbedaan kondisi awal dan latarbelakangnya. Inklusifpun bukan hanya bagi
mereka yang berkelainan atau luar biasa melainkan berlaku untuk semua anak.

2
B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Inklusif
Sejarah perkembangan inklusif di dunia pada mulanya diprakarsai dan diawali dari
negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia). Di Amerika Serikat pada tahun
1960-an oleh Presiden Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar biasa ke
Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least restrictive environment, yang
ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat.
Selanjutnya di Inggris dalam Ed.Act. 1991 mulai memperkenalkan adanya konsep
pendidikan inklusif dengan ditandai adanya pergeseran model pendidikan untuk anak
kebutuhan khusus dari segregatif ke intergratif. Tuntutan penyelenggaraan pendidikan
inklusif di dunia semakin nyata terutama sejak diadakannya konvensi dunia tentang hak
anak pada tahun 1989 dan konferensi dunia tentang pendidikan tahun 1991 di Bangkok
yang menghasilkan deklarasi ‘Education for All.’ Implikasi dari statement inimengikat
bagi semua anggota konferensi agar semua anak tanpa kecuali (termasuk anak
berkebutuhan khusus ) mendapatkan layanan pendidikan secara memadai.
Sebagai tindak lanjut deklarasi Bangkok, pada tahun 1994 diselenggarakan konvensi
pendidikan di Salamanca Spanyol yang mencetuskan perlunya pendidikan inklusif yang
selanjutnya dikenal dengan “the Salamanca statement on inclusive education.” Sejalan
dengan kecenderungan tuntutan perkembangan dunia tentang pendidikan inklusif,
Indonesia pada tahun 2004 menyelenggarakan konvensi nasional dengan menghasilkan
Deklarasi Bandung dengan komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusif. Untuk
memperjuangkan hak-hak anak dengan hambatan belajar, pada tahun 2005 diadakan
simposium internasional di Bukittinggi dengan menghasilkan Rekomendasi Bukittinggi
yang isinya antara lain menekankan perlunya terus dikembangkan program pendidikan
inklusif sebagai salah satu cara menjamin bahwa semua anak benar-benar memperoleh
pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas dan layak. Berdasarkan perkembangan
sejarah pendidikan inklusif dunia tersebut, maka Pemerintah Republik Indonesia sejak
awal tahun 2000 mengembangkan program pendidikan inklusif. Program ini merupakan
kelanjutan program pendidikan terpadu yang sesungguhnya pernah diluncurkan di
Indonesia pada tahun 1980-an, tetapi kemudian kurang berkembang, dan baru mulai tahun
2000 dimunculkan kembali dengan mengikuti kecenderungan dunia, menggunakan konsep
pendidikan inklusif.

3
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Inklusif

Pelaksanaan pendidikan inklusi akan mampu mendorong terjadinya perubahan sikap


lebih positif dari peserta didik terhadap adanya perbedaan melalui pendidikan yang
dilakukan secara bersama-sama dan pada akhirnya akan mampu membentuk sebuah
kelompok masyarakat yang tidak diskriminatif dan bahkan menjadi akomodatif terhadap
semua orang. Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagaisystemlayananpendidikan yang
mengikut-sertakananak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan
inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana
dan prasarana pendidikan, maupun system pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik. Adapun manfaat pendidikan inklusif adalah :

1. Membangun kesadaran dan consensus pentingnya pendidikan inklusif sekaligus


menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.
2. Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi
pendidikan lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap distrik dan
mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah.
3. Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, social dan masalah
lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
4. Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu
pendidikan bagi semua anak.

Beberapa manfaat juga diperoleh dari pelaksaan pendidikan inklusi diantaranya:

A. Bagi siswa

1. Sejak dini siswa memiliki pemahamanyang baik terhadap perbedaan dankeberagaman


2. Munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah
3. Munculnya budaya saling menghargai dan menghormati antar siswa
4. Menurunkan terjadinya stigma dan labeling kepada semua anak, khusunya pada anak
berkebutuhan khusus dan penyandang cacat
5. Timbulnya budaya kooperatif dan kolaboratif pada siswa sehingga memungkinkan
adanya saling bantu antar satu dengan yang lainnya.

4
B. Bagi guru

1. Lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran


2. Bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru tentang keberagaman siswa
termasuk keunikan, karakteristik, dan sekaligus kebutuhannya
3. Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan antar guru dan guru ahli
bidang lain
4. Menumbuh kembangkan sikap empati guru terhadap siswa termasuk siswa
penyandang cacat/siswa berkebutuhan khusus

C. Bagi Sekolah

1. Memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program wajib belajar


2. Memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan bagi semua kelompok
masyarakat
3. Menggunakan biaya yang relatif lebih efisien
4. Mengakomodasi kebutuhan masyarakat
5. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan

Sedangkan, tujuan dari pendidikan inklusi itu sendiri menurut Abdul SalimChoiri (2012)
yaitu:

a) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk mendapatkan


pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya
b) Membantu mempercepat program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
c) Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan
menekanangka tinggal kelas dan putus sekolah
d) Menciptakan system pendidikan yang menghargai keberagaman, tidak diskriminatif
serta ramah terhadap pembelajaran.

D. Ciri-ciri Pendidikan Inklusif

Menurut Prof Dr. Mulyono Abdur Rohman, ciri-ciri pendidikan inklusif adalah sebagai
berikut:

1. Siswa yang berusia samad uduk dalam kelas yang sama


2. Siswa saling bekerjasama dengan sesamanya
3. Siswa merasa kelas sebagai milik bersama

5
4. Siswa memiliki pengalaman berhasil
5. Siswa belajar mengembangkan sikap toleransi
6. Siswa belaja mengembangkan sikap empati
7. Guru menerima perbedaan siswa
8. Guru mengembangkan dialog dengan siswa
9. Guru mendorong terjadinya interaksipromotifa ntarsiswa
10. Guru menjadikan sekolah menarik bagi siswa
11. Guru membuat siswa aktif
12. Guru mempertimbangkan perbedaan antarsiswa dalam kelasnya
13. Guru menyiapkan tugas-tugas yang berbeda untuk siswa-siswanya
14. Guru fleksibel dan kreatif

E. Alasan Diterapkannya Pendidikan Inklusif

1. Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak didiskriminasikan memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2. Semua anak mempunyai kemampuan untukmengikuti pelajaran tanpa melihat
kelainan dan kecacatannya.
3. Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua
anak.
4. Sekolahdan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan
pembelajaran yang berbeda.
5. Bentuk Sekolah Inklusif
6. Sekolah Biasa/Sekolah Umum, yang mengakomodasi semua Anak Berkebutuhan
Khusus
7. SLB/Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak normal

F. Beberapa Kelebihan dari Pendidikan Inklusif

1. Pendidikan Inklusif adalah suatu strategi untuk memperbaiki sistem pendidikan melalui
perubahan kebijakan dan pelaksanaan yang eksklusif.

2. Pendidikan Inklusif berfokus pada peminimalan dan penghilangan berbagai hambatan


terhadap akses, partisipasi dan belajar bagisemua anak, terutama bagi mereka yang
secara sosial terdiskriminasikan sebagai akibat kecacatan dan kelainannya.

6
3. Pendidikan inklusif melihat perbedaan individu bukan suatu masalah, namun lebih pada
kesempatan untuk memperkaya pembelajaran bagi semua anak.

4. Pendidikan Inklusif melaksanakan hak setiap anak untuk tidak terdiskriminasikan secara
hukum sebagaimana tercantum dalam konvensi PBB (UNCRC) tentang hak anak.

Untuk anak dengan Kebutuhan Khusus, yaitu :

a. Terhindar dari label negatif


b. Anak memiliki rasa percaya diri
c. Memiliki kesempatan menyesuaikan diri
d. Anak memiliki kesiapan menghadapi kehidupan nyata

Dan untuk anak tanpa kebutuhan khusus, antara lain:

a. Belajar mengenai keterbatasan tertentu


b. Mengetahui keterbatasan/keunikan temannya
c. Peduli terhadap keterbatasan temannya
d. Dapat mengembangkan keterampilan sosial
e. Berempati terhadap permasalah temannya
f. Membantu temannya yang kesulitan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian yang dimaksud pendidikan inklusif adalah sitem layanan


pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah
terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid dikelas yang sama.
Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang
dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil Berdasarkan batasan tersebut
pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang
mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Semangat penyelenggaraan
pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan atau kases yang seluas-luasnya
kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan
kebutuhan individu peserta didik tanpa diskriminasi.

B. Saran

Bagi orang tua, hendaknya lebih memahami lagi kebutuhan anaknya dan mengubah
anggapan bahwa memiliki anak dissabilitasmerupakan suatu hal yang hina. Orangtua
hendaknya juga menyadari bahwa memiliki anak dissabilitas tetap menjadi suatu anugerah
dan tanpa rasa malu memberanikan diri menyekolahkan anaknya baik di Sekolah Luar Biasa
maupun Sekolah Inklusi.
Bagi calon guru, hendaknya mempelajari secara matang dan lebih memahami arti
penting pendidikan inklusi.Bagi guru sebaiknya juga harus bisa memberikan pelayaan
maksimal ketika memberikan pelajaran kepada siswanya.Seorang guru harus bisa
menggunakan metode dan strategi yang tepat untuk menangani anak-anak berkebutuhan
khusus.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul & Munawir. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus secara Inklusif. Surakarta:
Yuma Pustaka

Dadang. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika Aditama

Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah.Jakarta: PT Rineka Cipta Dewan


Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2003. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Hargio. 2012. Cara Memahami & Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Gosyen Publishing

Ishartiwi. 2013. Jurnal Pendidikan Khusus. Implementasi Pendidikan Inklusif Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus dalam Sistem Persekolahan Nasional. Vol.6 No. 1 Mei

Johnsen,Berit H dan Miriam D.Skjorten. (2003) Pendidikan Kebutuhan khusus; Sebuah


Pengantar, Bandung : Unipub.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
UNESCO.(1994). The Salamanca Statement and Framework For Action on Special
Needs Education. Paris : Auth

Anda mungkin juga menyukai