Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GURU PEMBIMBING KHUSUS

DOSEN PENGAMPU :

LUTFIYAH APRIANI, M.PD

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 / KELAS 1.A

1. ELISA GUSTIANTI
2. NADIA DHINI RAMADHANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


STKIP MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
TAHUN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Profesi Keguruan dengan judul “Guru Pembimbing
Khusus” dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Maam Lutfiyah Apriani, M.Pd selaku


Dosen pengampu mata kuliah Profesi Keguruan. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Pagar Alam, 18 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 2
2.1 Teori Guru Pembimbing Khusus ......................................................................... 2
2.2 Konsep Guru Pembimbing Khusus...................................................................... 2
a) Pengertian Pendidikan Inklusi ............................................................................. 2
b) Karakteristik Pendidikan Inklusi......................................................................... 3
c) Tujuan Pendidikan Inklusi ................................................................................... 4
a) Pengertian Guru Pembibing Khusus (GPK) ....................................................... 4
b) Peran dan Tugas Guru Pembibing Khusus (GPK) ............................................ 4
2.3 Isu ............................................................................................................................ 6
2.4 Solusi ....................................................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 8
3.2 Saran ....................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sistem inklusif, kurikulum pendidikan harus bersifat fleksibel,
menyesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta didik. Sistem pendidikan inklusif
memungkinkan dilakukannya “diferensiasi pembelajaran”, baik dari aspek metode
maupun materi.Untuk merealisasikan itu semua, sehingga keberadaan GPK sangat
diperlukan. GPK-lah yang bertugas membantu sekolah, dalam hal ini guru-guru mata
pelajaran dan guru kelas untuk melakukan differensiasi tersebut. Ketika di sekolah
inklusi tidak tersedia GPK, tentu akan timbul permasalahan terutama untuk anak
berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah tersebut. Dan diperlukan beberapa upaya
untuk mengatasi permasalahan tersebut yang kaitannya dengan ketersediaan GPK.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan diatas, rumusan masalah
pada makalah ini sebagai berikut “Bagaimana peran dan tugas Guru Pembimbing
Khusus (GPK) di sekolah inklusi?”

1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah diatas, tujuan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana optimalisasi peran dan tugas Guru Pembimbing Khusus
(GPK) di sekolah inklusi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Guru Pembimbing Khusus


Guru Pembimbing Khusus adalah guru yang memiliki kualifikasi /latar
belakang pendidikan luar biasa yang bertugas menjembatani kesulitan Anak
Berkesulitan Belajar (ABK) dan guru kelas/mapel dalam proses pembelajaran serta
melakukan tugas khusus yang tidak dilakukan oleh guru pada umumnya. Subagya
(2011). Dengan demikian, mengingat pentingnya peran dan tugas dari Guru Pem-
bimbing Khusus (GPK) dalam penyelenggaraan sekolah inklusi, yang mencakup
segala permasalahan Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah. Maka antara kewajiban
dan hak mereka semestinyalah adanya keseimbangan. Sesuatu yang telah seimbang,
alhasilnya akan dipetik sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya anggaran
tersendiri bagi Guru Pembimbing Khusus (GPK) sesuai kapasitasnya sebagai GPK,
maka sekolah inklusi yang sebenarnya akan terwujud, bukan sekedar pelabelan dan
formalitas semata.

2.2 Konsep Guru Pembimbing Khusus


2.2.1 Pendidikan Inklusi
a) Pengertian Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan sistem pendidikan yang memungkinkan anak
berkebutuhan khusus untuk dapat belajar bersama dengan anak reguler di sekolah
reguler. Tujuan pendidikan inklusi adalah untuk menyertakan anak berkebutuhan
khusus dengan anak reguler tanpa perbedaan. Kustawan dan Hermawan (2013: 5)
mengungkapkan bahwa pendidikan inklusi adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberi kesempatan pada seluruh peserta didik yang memiliki
kelainan dan mempunyai potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-
sama dengan peserta didik lainnya. Sedangkan Ilahi (2013: 27) menekankan
bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang
mempersyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-
sekolah terdekat, direguler bersama-sama dengan teman seusianya.
Dari pengertian tersebut, pendidikan inklusi adalah sekolah yang mengadopsi
pendidikan untuk semua anak bisa belajar dilingkungan yang smaa tanpa adanya
diskrimisatif untuk mewujudkan kesempatan dan saling menghargai
keanekaragaman yang bertujuan untuk mewujudkan kesempatan yang seluas-

2
luasnya kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus memperoleh pendidikan
yang bermutu untuk mengembangkan bakat dan minatnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi.

b) Karakteristik Pendidikan Inklusi


Terdapat beberapa karakteristik pendidikan inklusi (Ilahi, 2013: 43) yaitu:
a. Terbuka menerima anak yang berkeinginan kuat untuk mengembangkan
kemampuan atau keterampilan anak dalam satu wadah yang telah
direncanakan dengan matang.
b. Sikap dan prespektif semangat tinggi pihak sekolah dalam penyediaan
sekolah inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.
c. Keterbukaan tanpa batas yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
bagi anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan layanan pendidikan
tanpa adanya diskriminasi.
d. Fleksibilitas pembelajaran pada penerapan pendidikan inklusi untuk anak
berkebutuhan khusus disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan
kemampuan intelektual anak.
Sukinah (2010: 45), pendidikan inklusi memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
a. Tidak adanya diskriminatif. Artinya sekolah inklusi harus memberikan
layanan pendidikan kepada semua anak tanpa terkecuali termasuk anak
berkebutuhan khusus.
b. Pengakuan dan penghargaan terhadap keragaman individu anak. Artinya
sekolah inklusi menerima keanekaragaman dan menerima setiap
perbedaan anak, menciptakan kelas yang kondisif, menreapkan
kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual, sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan anak.
c. Fasilitas belajar dan lingkungan memberikan kemudahan dan rasa aman
kepada setiap anak, serta sarana fisik dapat dengan mudah digunakan
anak termasuk anak berkebutuhan khusus.
d. Guru bekerja dalam tim. Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan
profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
Sekolah inklusi yang dijadikan penelitian sudah sesuai dengan karakteristik
pendidikan inklusi seperti pemaparan di atas. Sekolah tersebut menerima ABK
dengan terbuka. Pembelajaran yang dilaksanakan ABK di ruang sumber, akan
tetapi pada muatan PJOK dan agama maupun kegiatan di luar kelas lainnya

3
sekolah ini mengikutsertakan ABK belajar bersama dengan siswa reguler lainnya.
Hal tersebut dilakukan untuk melatih sosialisasi dan komunikasi ABK dengan
siswa reguler lainnya. Sarana dan prasarana di sekolah ini dapat terpenuhi 13 yang
disesuaikan dengan kemampuan siswa reguler maupun ABK. Selain itu pihak
sekolah dituntut untuk bekerja sama dengan profesi atau sumber daya lainnya agar
pelaksanaan pendidikan inklusi mampu berjalan dengan baik.

c) Tujuan Pendidikan Inklusi


Ilahi (2013: 39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan inklusi, antara lain:
1) Memberkan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki
potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai
keanekaragam, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.
Dari beberapa tujuan diatas, tujuan inklusi adalah pendidikan yang memiliki
fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan atau bakat
istimewa yang memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya.

2.2.2 Guru Pembimbing Khusus


a) Pengertian Guru Pembibing Khusus (GPK)
Guru Pembimbing Khusus adalah guru yang bertugas mendampingi anak
berkebutuhan khusus dalam proses belajar mengajar di kelas reguler yang berkua-
lifikasi Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau yang pernah mendapatkan pelatihan
tentang penyelenggaraan sekolah inklusi. Guru Pembimbing Khusus adalah guru
yang memiliki kualifikasi /latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang
bertugas menjembatani kesulitan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan guru
kelas/mapel dalam proses pembelajaran serta melakukan tugas khusus yang tidak
dilakukan oleh guru pada umumnya.
b) Peran dan Tugas Guru Pembibing Khusus (GPK)
Guru Pembimbing Khusus (GPK) sebagai center of education yang mempu-
nyai tugas penting dalam pendampingan anak berkebutuhan khusus, mempunyai
tugas dan peran dalam penyelenggaraan sekolah inklusi yang dijabarkan dalam
Permendiknas No. 70 tahun 2009 yang meliputi: (1) menyusun instrumen asesmen
pendidikan bersama-sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran, (2)
membangun system koordinasi antara guru , pihak sekolah dan orang tua peserta

4
didik, (3) melaksanakan pendampingan anak berkelainan pada kegiatan pem-
belajaran bersama-sama dengan guru kelas/guru mata pelajaran/guru bidang studi,
(4) memberikan bantuan layanan khusus bagi anak-anak berkelainan yang menga-
lami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa
remidi ataupun pengayaan, (5) memberikan bimbingan secara berkesinambungan
dan membuat catatan khusus kepada anak-anak berkelainan selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru, (6)
memberikan bantuan (berbagi pengalaman) pada guru kelas dan/atau guru mata
pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak
berkelainan.
Adanya kewajiban berupa tugas, tentunya juga harus dibarengi adanya hak
yang harus diperoleh oleh Guru Pembimbing Khusus (GPK) menyangkut pelak-
sanaan tugas-tugasnya. GPK perlu pengakuan atas tugas yang dilaksanakan, baik
berupa SK sebagai GPK dari dinas terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan setempat.
Selanjutnya juga pengakuan atas jam mengajar di sekolah inklusi yang
berhubungan langsung dengan Angka Kredit sebagai bahan untuk kenaikan pang-
kat. Disisi lain, GPK disamping bertugas di Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai
sekolah induknya, mereka juga harus datang ke sekolah inklusi yang menjadi tang-
gung jawabnya. Tidak jarang, jarak yang ditempuh tidaklah dekat, artinya tidak
bisa hanya dengan berjalan kaki. Berkaitan dengan hal tersebut tidak dipungkiri
mereka harus mengeluarkan biaya perjalanan, hal ini diharapkan menjadi perhatian,
khususnya dari pemangku tugas yang diberi wewenang dalam penyelenggaraan
sekolah inklusi.
Hal lain yang juga mesti jadi perhatian bagi penyelenggara sekolah inklusi
adalah, penerimaan dan pengakuan warga sekolah terhadap keberadaan Guru Pem-
bimbing Khusus (GPK) di sekolah inklusi. Kehadiran mereka dinantikan dan di-
butuhkan oleh warga sekolah khususnya guru kelas dan guru mata pelajaran.
Mereka dalam bertugas bukan berdiri sendiri, namun saling berkolaborasi dalam
menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Tidak jarang terjadi misunderstanding antara pihak sekolah inklusi mengenai
peran dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) di sekolahnya. Tanggung jawab ter-
hadap anak berkebutuhan khusus dikelasnya tetap dipegang oleh guru kelas, bukan
diserahkan sepenuhnya kepada GPK. Melainkan antara guru kelas dan GPK saling
bekerjasama dalam melayani anak berkebutuhan khusus, mulai dari
mengidentifikasi anak, mengasesmen anak, sampai kepada menyusun Program
Pembelajaran Individual (PPI) bagi anak tersebut. Program Pembelajaran Indi-

5
vidual (PPI) ini terkadang juga tidak semua anak berkebutuhan khusus membu-
tuhkannya. Disinilah GPK berperan yaitu sebagai tempat berbagi pengalaman bagi
guru kelas dan guru mata pelajaran, karena tidak semua guru di sekolah reguler
paham siapa dan bagaimana menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus serta apa
pembelajaran yang dibutuhkan mereka sesuai dengan kekhususan anak tersebut.

2.3 Isu
Peran dan tugas guru pembimbing khusus (GPK) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusi sangat penting dan berarti. Namun, pelaksanaan peran dan tugas
GPK masih belum optimal karena adanya penambahan peran dan tugas GPK sebagai
guru kelas, serta kesejahteraan dan keberlanjutan karier guru pembimbing khusus
(GPK) yang masih belum diperhatikan. Selain itu, di beberapa sekolah inklusi masih
ditemukan kekosongan guru pembimbing khusus (GPK) yang akan memberikan
pengaruh atau dampak yang berarti dalam keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
inklusi di sekolah tersebut.
Dampak terbesar dialami pada pembelajaran anak berkebutuhan khusus
karena dengan tidak tersedianya guru pembimbing khusus, kebutuhan ABK tidak
dapat terlayani dengan semestinya dan maksimal terutama kebutuhan akan
pengetahuan kompensatoris. ABK tidak mendapatkan fasilitator/mediator yang
sesuai untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka,
karena guru kelas mereka tidak memiliki kompetensi dan pemahaman tentang anak
berkebutuhan khusus. Selain dampak bagi ABK, juga berdampak bagi manajemen
sekolah inklusi. Dengan tidak adanya GPK, sekolah kehilangan satu komponen
penting dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi. Karena GPK merupakan satu-
satunya guru yang memiliki kompetensi untuk memahami kebutuhan dan cara
penanganan ABK dalam mengembangkan potensi diri ABK tersebut. Sehingga
pelaksanaan program kerja penyelenggaraan pendidikan inklusi pun tidak dapat
dilakukan dengan maksimal jika tanpa adanya GPK.

2.4 Solusi
Solusi atau usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut
ialah dengan melakukan perekrutan melalui kerjasama guru SLB terdekat, merekrut
guru dengan kualifikasi PLB dan guru reguler yang memperoleh pelatihan tentang
ABK dan dari klinik-klinik pendidikan atau pusat pengembangan anak. Hal ini
dikarenakan GPK merupakan satu-satunya guru yang memiliki pengetahuan,
kompetensi, kemampuan dan keterampilan dalam memahami karakteristik ABK,
menangani dan mengembangkan potensi ABK sesuai dengan karakteristik ABK

6
masing-masing. Guru yang tidak memiliki kompetensi dan keterampilan khusus
dalam pendidikan ABK akan mengalami kesulitan dalam membantu ABK di sekolah
regular. Demikian halnya dengan pengetahuan yang kurang memadai tentang ABK
akan menimbulkan persepsi yang kurang tepat yang akibatnya dapat memunculkan
sikap yang negatif terhadap ABK. Oleh karena itu adanya GPK sangat membantu
anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajarannya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa fungsi, peran dan tugas GPK dalam pendidikan inklusi sangat berarti.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas guru pembimbing khusus (GPK) dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusi sangat penting. Hanya saja pelaksanaan peran dan
tugas GPK masih belum optimal yang disebabkan karena adanya penambahan peran dan
tugas GPK sebagai guru kelas, serta keberlanjutan karier guru pembimbing khusus (GPK)
yang masih belum diperhatikan. Di beberapa sekolah inklusi masih ditemukan kekosongan
guru pembimbing khusus, sehingga dapat memberikan dampak dalam proses pembelajaran
anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat terlayani secara maksimal. Sehingga diperlukan
usaha untuk mengatasi dampak tersebut dengan melakukan perekrutan melalui kerjasama
guru SLB terdekat, merekrut guru dengan kualifikasi PLB dan guru reguler yang
memperoleh pelatihan tentang ABK dan dari klinik-klinik pendidikan atau pusat
pengembangan anak.
3.2 Saran
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penyusun mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk
penyusun dan umumnya untuk pembaca.

8
Daftar Pustaka

Zakia, Dieni Laylatul. 2015. Guru Pembimbing Khusus (GPK): Pilar Pendidikan Inklusi.
https://media.neliti.com/media/publications/172016-ID-guru-pembimbing-khusus-gpk-
pilar-pendidi.pdf

Harianhaluan.com. (2015, 31 Desember). Guru Pembimbing Khusus dalam Inklusi. Diakses


pada 11 Desember 2020, dari https://www.harianhaluan.com/news/detail/46562/guru-
pembimbing-khusus-dalam-inklusi#:~:text=penyelenggaraan%20sekolah%20inklusif.-
,Guru%20Pembimbing%20Khusus%20adalah%20guru%20yang%20memiliki%20kualifika
si%20%2Flatar%20belakang,dilakukan%20oleh%20guru%20pada%20umumnya.

http://eprints.umm.ac.id/38132/3/BAB%20II.pdf

Intan Nawangwulan. 2019. Proses Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah


Inklusi: Studi Deskriptif [skripsi]. Universitas Sanata Dharma. Diakses dari
https://repository.usd.ac.id/35512/2/151134068_full.pdf

http://eprints.ums.ac.id/58904/3/03.%20BAB%20I.pdf

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai