Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Nama : Dicky Arfansuri
Nim : 3120190059
Matakuliah : Strategi Pembelajaran
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : P2K/ V (lima
Hari/Tanggal : Sabtu tanggal 20 November 2021
Dosen Pengampu : Dr. Sutiono, M.Pd

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar dan dengan prinsip kemandirian !.

1. Pembelajaran problem-based learning merupakan model pembelajaran inovatif yang

dapat menciptakan kondisi belajar siswa aktif.

Pertanyaan : bagaimana karakteristik pembelajaran problem-based learning? .dan apa

kelebihan serta kelemahannya?.

2. Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung

dan efektif membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir, dan

pembelajaran induktif adalah strategi pembelajaran yang merupakan penalaran.

Pertanyaan: coba jelaskan strategi pembelajaran induktif dan deduktif !.

3. Jelaskan apa model konstruktivisme dalam pembelajaran?.

4. Menurut filsafat konstruktivisme bahwa pengetahuan adalah hasil pengetahuan

manusia nelalui interaksi dalam pembelajaran.

Pertanyaan: sebutkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme !.

JAWABAN

1. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


A. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas

pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa

hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi

pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah

siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan

akhirnya menyimpulkannya.

B. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi

pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci

dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada

proses pembelajaran.

C. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir

secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses

berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara

sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui

tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian

masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Kelebihan dan kelemahannya :

Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Kelebihan

Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis

masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.


b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan.

f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

siswa.

g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara

terus menerus belajar.

2. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah

juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

mereka akan merasa enggan untuk mencoba.


b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang

mereka ingin pelajari.

2. Pengertian Strategi pembelajaran induktif dan Deduktif

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Induktif

Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat

langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran

induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan

memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa,

selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari

ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.

Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme

dalam belajar. Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya

(questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru

akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran

dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model

pembelajaran induktif ini, sangat tergantung pada keterampilan guru dalam

bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi

pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.

Pada pendekatan induktif dimulai dengan memberikan bermacam-macam contoh.

Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturan dan kemudian mengambil


keputusan yang bersifat umum. Pendekatan induktif adalah suatu strategi yang

direncanakan untuk membantu sisiwa mengembangkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi, membandingkan, penemuan pola, dan

menggeneralisasikannya. Guru biasanya menciptakan suasana aktif belajar dengan

mendorong siswa mengadakan pengamatan dan memfokuskan pengamatan

melalui pertanyaan-pertanyaan.

b. Pengertian Strategi Pembelajaran Deduktif

Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang menerapkan

penalaran dari hal – hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya

dihubungkan dalam bagian – bagiannya yang khusus. Strategi deduktif ini

merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip – prinsip isi pelajaran, kemudian

dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh- contohnya dalam situasi

tertentu. Strategi ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal –

hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.

Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model

pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan

generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara

aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama

pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan

serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih

aktif daripada siswanya.

3. Model konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar

dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang


dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai

fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar

lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka.

dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak

bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan

mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan

permasalahan. Ketika siswa memberikan jawaban, guru mencoba untuk tidak

mengatakan bahwa jawabannya benar atau tidak benar. Namun guru mendorong

siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang dan saling tukar

menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat masuk akal siswa.

4. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut Suparno (1997:49) secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme

yang diambil adalah

(1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara

sosial;

(2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan

siswa sendiri untuk bernalar;

(3) siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan

konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep

ilmiah;

(4) guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses

konstruksi siswa berjalan mulus.


menurut Mahisa Alit dalam bukunya menuliskan bahwa ciri-ciri pembelajaran

yang konstruktivis adalah sebagai berikut:

1. menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang

telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses

pembentukan pengetahuan,

2. menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua

mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan

dengan berbagai cara,

3. mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan

dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu

konsep melalui kenyataan kehidupan sehari-hari,

4. mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi

sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain

atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa,

guru, dan siswa-siswa,

5. memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis

sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

6. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga menjadi menarik dan

siswa mau belajar.

Anda mungkin juga menyukai