Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN AKHLAK DAN SPIRITUAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi


Dosen Pengampu : Miftachur Rif’ahMahmud, M. Ag

Disusun Oleh:

Fandi Kholif Alfaqih (53030180O03)


Evi Ariyani (53030180004)

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt, atas rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Hadits
Tarbawi yang berjud PENDIDIKAN AKHLAK DAN SPIRITUAL dengan tepat
waktu dan tanpa halangan apapun. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai penuntun dan pembimbing kita menuju kebahagian yang
hakiki. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Miftachur Rif’ah
Mahmud, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Hadits Tarbawi serta semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan teman-teman semua.

Salatiga, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHLUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 1
BAB II PEMBAHASAUN

A. Pengertian Pendidikan Akhlak dan Spiritual 2

B. Urgensi Pendidikan Akhlak 4

C. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak 5

D. Upaya-upaya Yang Harus Dilakukan Dalam Pendidikan Akhlak 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utamayang menjadi tantangan
manusia sepanjang sejarahnya. Pada dasarnya akhlak merupakan sesuatu yang
sangat penting bagi manusia, karena indikator kebaikan atau keburukan manusia
dapat diukur dari akhlak manusia tersebut.
Oleh karena itu, akhlak merupakan cerminan dari tindakan kita sehari-hari,
manusia yang baik akhlaknya akan cenderung baik dalam bertingkah laku wajar
dan cenderung baik dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu, manusia
dituntut agar berakhlak yang terpuji karena agama islam pun mengajarkan kepada
kita untuk senantiasa menjadi umat yang berakhlak terpuji, karena kedudukan
akhlak sangat penting dalam agama islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan akhlak dan spiritual?
2. Bagaimana urgensi pendidikan akhlak?
3. Bagaimana peran keluarga dalam pendidikan akhlak?
4. Apa saja upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pendidikan akhlak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak dan spiritual.
2. Untuk mengetahui urgensi pendidikan akhlak.
3. Untuk mengetahui peran keluarga dalam pendidikan akhlak.
4. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam pendidikan akhlak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Akhlaq dan Spiritual


Hidup tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, karena manusia diciptakan bukan
sekadar untuk hidup, ada tujuan yang lebih mulia dari sekadar hidup yang
semestinya diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat
pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki
peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang karena dengan pendidikan
akan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan bertanggung
jawab serta mampu mengantisipasi masa depan.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok
dalam membentuk generasi mendatang karena dengan pendidikan akan dapat
menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta
mampu mengantisipasi masa depan. Menurut undang-undang RI Nomor 20 tahun
2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
di masyarakat, bangsa dan Negara.1
Akhlaq menurut bahasa artinya “Budi pekerti, adat kebiasaan, perangai,
muru’ah atau segala sesuatu yang menjadi tabi’at. Menurut Imam Abdul Mukmin
Sa’adudin, akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari
khuluq, yang mengandung arti di antaranya:
1. Tabi’at, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki
dan diupayakan.
2. Adat, yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan yakni
berdasarkan keinginannya.
3. Watak, yaitu cukupnya meliputi hal-hal yang menjadi tabi’at dan hal-hal yang
diupayakan hingga menjadi adat.2

1
St. Rahmah, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak”, Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol.
04 No. 07, 2016, hlm. 17.
2
Hamzah, “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI PERSPEKTIF ISLAM”, Al-wardah: Jurnal Kajian
Perempuan, Gender dan Agama Vol. 12 No. 1, hlm. 60.

2
Dalam khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia kata yang setara
maknanya dengan akhlak adalah moral, etika, nilai dan karakter. Kata-kata ini
sering disejajarkan dengan budi pekerti, tata susila, tata krama atau sopan santun.
Pada dasarnya secara konseptual kata etika dan moral mempunyai pengertian
serupa, yakni sama-sama membicarakan perbuatan dan perilaku manusia ditinjau
dari sudut pandang nilai baik dan buruk. Akan tetapi dalam aplikasinya etika lebih
bersifat teoritis filosofis sebagai acuan untuk mengkaji sistem nilai, sedang moral
bersifat praktis sebagai tolak ukur untuk menilai perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang. Etika memandang perilaku secara universal, sedang moral
memandangnya secara lokal.
Dari penjelasan pengertian tentang akhlak dapat ditarik kesimpulan bahwa
akhlak adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau adab yang dilakukan oleh
seseorang yang bersifat konstan, spontan, tidak temporer, dan tidak memerlukan
pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.3
Pendidikan akhlak adalah dasar dari pembentukan watak dan kepribadian.
Watak itu terbentuk melalui proses pembentukan kebiasaan dan pengertian, serta
merupakan perpaduan yang meliputi bakat, pendidikan, pengalaman dan alam
sekelilingnya, yang menyatakan diri dalam segala rupa tingkah laku.
Dengan demikian pendidikan akhlak merupakan suatu usaha yang dilakukan
dengan sengaja, sistematis untuk mendorong, membantu serta membimbing
seseorang dalam mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri
kepada kualitas yang lebih tinggi. Dengan kata lain bahwa Pendidikan akhlak
adalah usaha secara sadar yang dilakukan manusia dalam rangka mengalihkan,
menanamkan pikiran, pengetahuan maupun pengalamannya dalam hal tata nilai
terutama nilai-nilai Islami dan cara bersikap atau berperilaku yang baik kepada
generasi penerusnya, supaya mereka dapat melakukan fungsi hidupnya dan
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.4
Pendidikan akhlaq berkisar tentang persoalan kebaikan dan kesopanan,
tingkah laku terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari-
hari dan bagaimana seharusnya seseorang bertingkah laku.5

3
Ibid., hlm. 61.
4
St. Rahmah, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak”, Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol.
04 No. 07, 2016, hlm. 18.
5
Hamzah, “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI PERSPEKTIF ISLAM”, Al-wardah: Jurnal Kajian
Perempuan, Gender dan Agama Vol. 12 No. 1, hlm. 61-62.

3
Tujuan pokok pendidikan akhlak menurut Ali Hasan, adalah “agar setiap
orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkah laku (tabi’at), berperangai atau
beradat istiadat yang baik, yang sesuai dengan ajaran Islam”.6

B. Urgensi Pendidikan Akhlaq


Ada beberapa hal penting ketika kita membicarakan tentang pentingnya
pendidikan akhlak dalam upayanya membentuk kecerdasan spiritual anak, dalam
hal ini adalah membentuk anak yang saleh. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan akhlak dapat membentuk roh kebaikan. Dengan mengetahui ilmu
akhlak maka seseorang akan bertambahlah pengetahuan tentang jalan
kebaikan dan keburukan.
2. Pentingnya pendidikan akhlak adalah untuk mewujudkan jiwa kasih sayang
terhadap kebaikan dan kebencian terhadap keburukan.
3. Pentingnya pendidikan akhlak adalah berperan dalam pembentukan jiwa
ukhuwah insaniah.
4. Pendidikan akhlak dapat membentuk kesadaran hidup bermasyarakat, karena
manusia adalah makhluk sosial.
5. Pendidikan akhlak dapat membentuk jiwa yang taat dan patuh pada aturan
akhlak.
Dari uraian di atas maka kiranya dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak
mempunyai peranan penting yang menjadi pondasi dalam pencapaian kebahagiaan
di dunia dan di akhirat, sehingga pantaslah jika Rasulullah SAW diutus Allah
hanya untuk menyampaikan dan menyempurnakan akhlak manusia. Dan begitu
pentingnya pengawasan akan perkembangan anak serta menanamkan kebiasaan-
kebiasaan akhlak terpuji kepada anak sejak dini guna mencapai akhlak yang mulia
dan jiwa spiritual yang luhur pada diri anak.
Urgensi pendidikan akhlak dalam kehidupan manusia dan akan berpuncak
kepada kecerdasan spiritual yang tinggi memiliki beberapa fungsi dan manfaat
yang dijadikan panduan bagi seorang muslim yaitu sebagai berikut:
1. Akhlak sebagai bukti nyata keimanan seseorang
2. Akhlak sebagai hiasan orang beriman
3. Akhlak sebagai amalan yang paling berat timbangannya
4. Akhlak mulia merupakan simbol segenap kebaikan
6
Ibid., hlm. 64.

4
5. Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidam-idamkan
6. Akhlak merupakan tujuan akhir diturunkannya Islam ke dunia.7

C. Peran Keluarga dalam Pendidikan Akhlaq


Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil, namun memiliki peran yang
sangat besar dalam mendidik dan membentuk kepribadian seorang individu.
Orang tua dan pola asuh memiliki peran yang besar dalam menanamkan dasar
kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang
setelah dewasa kelak.8
Dalam mengasuh anaknya, orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di
lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu
dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra-putrinya. Sikap
tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda,
karena orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Penggunaan pola asuh
tertentu ini memberikan sumbangsih dalam mewarnai perkembangan perilaku
tertentu pada anaknya. Salah satu perilaku yang muncul dapat berupa perilaku
agresif. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang
tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.9
Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak
sangat besar artinya. Keluarga yang dilandasi kasih sayang, sangat penting bagi
anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Setiap
orang tua itu menyayangi anaknya, akan tetapi manifestasi dari rasa sayang itu
berbeda-beda dalam penerapannya. Perbedaan itu akan nampak dalam pola asuh
yang diterapkan orang tuanya.10
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, bahwa Nabi Saw bersabda:

‫َأح ِسنُوا ََأد َب ُه ْم " جه‬


ْ ‫ َو‬،‫" َأ ْك ِر ُموا َْأواَل َد ُك ْم‬
7
Firdaus, “MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMI ANAK SEJAK DINI”, Al-AdYaN/Vol.X, No.1,
2015, hlm. 109-111.
8
Hasnawati, “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM POLA ASUH ORANG TUA”, IIP Vol. XXVIII No. 3, 2013, hlm.
444.
9
Ibid., hlm. 445.
10
Hasnawati, “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM POLA ASUH ORANG TUA”, IIP Vol. XXVIII No. 3, 2013, hlm.
445.

5
"Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaikilah tingkah laku mereka."
Para ahli pendidikan pada umumnya mengatakan pendidikan di dalam
keluarga ini merupakan pendidikan pertama dan utama. Dikatakan demikian
karena di dalam keluarga inilah anak mendapatkan pendidikan pertama kalinya.
Di samping itu, pendidikan di dalam keluarga mempunyai pengaruh yang dalam
bagi kehidupan anak terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta
nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak. Pendidikan dibutuhkan untuk
menumbuhkan dasar yang merupakan anugerah dari Allah swt, potensi dasar tidak
akan banyak arti dalam kehidupan bila tidak dikembangkan lebih lanjut karena
akan tenggelam ke dasar jiwa bahkan akan mati dan tidak ada gunanya.11
Pendidikan akhlak dalam keluarga adalah sebuah usaha bimbingan,
pengarahan dan latihan dengan membiasakan anak didik agar terbiasa melakukan
perbuatan-perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, yang
diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak, sehingga anak memperoleh
sikap dan pengetahuan dari pengalamannya sehari-hari baik secara sadar atau
tidak diperoleh dari keluarga.12
Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak untuk
anak-anak sebagai institusi yang pertama sekali berinteraksi dengannya. Oleh
karena itu, keluarga harus mengambil porsi yang banyak tentang pendidikan
akhlak ini. Mengajar mereka akhlak yang mulia yang diajarkan Islam, seperti
kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan,
pemurah, berani dan lain-lainnya. Orang tua juga harus mengajarkan nilai dan
faedah berpegang teguh pada akhlak di dalam hidup, dan membiasakan mereka
berpegang kepada akhlak sejak kecil.13

D. Upaya-upaya dalam Pendidikan Akhlaq


Menurut Abdul Mustaqim, di samping diperlukan ilmu (pemahaman yang
benar tentang mana yang baik dan mana yang buruk), untuk membentuk akhlak
seseorang diperlukan proses-proses tertentu, antara lain:
1. Melalui keteladanan (Qudwah, uswah).

11
St. Rahmah, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak”, Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah
Vol. 04 No. 07, 2016, hlm. 19.
12
Ibid.
13
Ibid., hlm. 20.

6
Dalam hal ini keteladanan moral orang tua sangat penting bagi
pendidikan moral anak. Bahkan hal itu jauh lebih bermakna daripada sekedar
nasehat lisan (indoktrinasi). Keteladanan yang baik merupakan kiat yang
mujarab dalam mengembangkan perilaku moral bagi anak.
2. Melalui ta’lim (pengajaran).
3. Pembiasaan (ta’wid).
4. Pemberian motivasi (Targhib/reward, motivasion)
Memberikan motivasi baik berupa pujian atau hadiah tertentu, akan
menjadi salah satu latihan positif dalam proses pembentukan akhlak, terutama,
ketika anak masih kecil. Secara psikologis seseorang memerlukan motivasi
atau dorongan ketika hendak melakukan sesuatu. Motivasi itu pada awalnya
mungkin masih bersifat material, tetapi nantinya akan meningkat menjadi
motivasi yang bersifat spiritual. Jika ketika ia masih anak-anak mengerjakan
shalat jamaah hanya karena ingin mendapatkan hadiah dari orang tua, maka
lama-kelamaan akan menjadi sadar bahwa beribadah merupakan kebutuhan
untuk mendapatkan ridha dari Allah.
5. Pemberian ancaman dan sangsi hukum (Tarhib/punishment, warning).
Dalam rangka proses pembentukan akhlak kadang diperlukan
ancaman, sehingga anak tidak bersikap sembrono. Dengan begitu, anak ketika
mau melanggar norma tertentu akan merasa segan, apalagi jika sangsi
hukumannya cukup berat. Kadang juga perlu memaksa diri untuk berbuat
baik, sebab terpaksa berbuat baik, jelas itu lebih baik daripada berbuat maksiat
dengan kesadaran diri sendiri, sehingga jika besok di akhirat terpaksa masuk
surga, jelas itu lebih baik daripada masuk nereka dengan kesedaran diri
sendiri.14
Nilai-nilai keagamaan yang sangat penting untuk ditanamkan kepada anak
dalam mengembangkan dimensi spiritualnya di antaranya sebagai berikut: 15
1. Penanaman takwa melalui ibadah shalat, puasa, mengaji dan lainnya
2. Pengajaran dzikir dan berdoa setiap akan melakukan sesuatu apapaun
3. Pembentukan kesabaran
Diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
14
Hamzah, “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI PERSPEKTIF ISLAM”, Al-wardah: Jurnal Kajian
Perempuan, Gender dan Agama Vol. 12 No. 1, hlm. 66-67.
15
Firdaus, “MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMI ANAK SEJAK DINI”, Al-AdYaN/Vol.X, No.1,
2015, hlm. 107.

7
‫ ُمَّت َف ٌق َعلَ ِيه‬. »‫ب‬
ِ‫ض‬ ِ ِ ُ ‫ إمَّنَا الش ِد‬،‫بالصرع ِة‬ ِ ‫«لَيس الش‬
ُ ‫يد الَّذي مَي‬
َ َ‫لك َن ْف َسهُ عْن َد الغ‬ َ َ َ ُّ ‫يد‬
ُ ‫َّد‬ َ ْ
"Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang
yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah."
Dari hadis tersbut, orang tua bisa mengajarkan kepada anak bahwa orang
yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat, namun orang yang kuat
adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika marah (sabar)

4. Penanaman amal sholeh


Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah Saw.
bersabda:
ِ ‫الْ َكيِّس من دا َن َن ْفسه وع ِمل لِما بع َد الْمو ِت والْع‬
‫اج ُز َم ْن َأْتبَ َع َن ْف َسهُ َه َو َاه ا‬ َ َ َْ َْ َ َ َ َ ُ َ َ َْ ُ
‫مُثَّ مَتَىَّن َعلَى اللَّ ِه ” أمحد والرتمذي‬
"Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal
untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang
jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah."
Hadis di atas menerangkan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang
mempersiapkan amal shaleh untuk bekal di hari setelah kematian, sedangkan
orang yang bodoh adalah orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya.
Kita ketahui bahwa sesungguhnya manusia hidup di dunia hanya
sementara, oleh sebab itu hendaknya orang tua sebagai tauladan bagi anak
senantiasa menjadi contoh dan mengajak anak untuk memperbanyak amal
bukan malah mengikuti hawa nafsu yang terlena dalam kehidupan duniawi.
Nabi Saw. pernah bersabda:

‫ال يِف ِظ ِّل َش َجر ٍة يِف‬


َ ‫ق‬
َ ٍ ِ‫الد ْنيَا َكمثَ ِل راك‬
‫ب‬ ُّ ‫ل‬ ‫ث‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ ِإمَّنَا مثل‬، ‫لد ْنيا‬
ُّ ِ‫" مايِل ول‬
َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ
‫اح َوَتَر َك َها " رواه ابن ايب الدنيا‬ ٍ ‫يوٍم ِئ‬
َ ‫ مُثَّ َر‬، ‫صا ف‬َ َْ
"Apa urusanku dengan dunia, sesungguhnya perumpamaanku dengan dunia
seperti perumpamaan pengembara." Beliau melanjutkan: "Berteduh di bawah
pohon pada hari yang sangat panas, kemudian ia istirahat lalu
meninggalkannya."

8
5. Pembentukan ajaran istiqomah.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa Rasululla Saw. pernah
bersabda:

‫َّاس خِب ُلُ ٍق َح َس ٍن *ت‬ ِِ َّ ‫ت َوَأتْبِ ِع‬ ِ


َ ‫ات َِّق اللَّه َحْيثُ َما ُكْن‬
َ ‫السيَِّئةَ احْلَ َسنَةَ مَتْ ُح َها َو َخالق الن‬
"Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah
setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik."
Berdasarkan hadis tersebut, hendaknya orang tua mengajarkan kepada
anaknya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah di mana pun ia berada,
kemudian mengajarkan untuk menyertai setiap keburukan dengan kebaikan
dan mengajarkan untuk bergaul kepada manusia dengan akhlak yang baik

6. Hidup dengan sederhana


Rasulullah Saw. pernah bersabda:

َّ ‫ َولَ ِك َّن الْغِىَن ِغىَن‬، ‫ض‬


ِ ‫الن ْف‬
‫س "م‬ ِ ‫" لَْيس الْغِىَن َع ْن َك ْثَر ِة الْ َعَر‬
َ
"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta dunia, akan tetapi kekayaan
yang hakiki itu adalah kaya akan jiwa."
Hadis di atas menerangkan bahwa seseungguhnya hakikat dari kekayaan
seseorang itu bukan dilihat seberapa banyak hartanya, namun kekayaan yang
sebenarnya adalah kaya akan jiwanya.
Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Saw.
seraya bertanya:
ِ ‫ِإ‬ ِ َ ‫ي ا رس‬
َ ‫َأحبَّيِن اللَّهُ َو‬
ُ ‫َأحبَّيِن الن‬
. ‫َّاس‬ َ ُ‫ َعلِّ ْميِن َع َمال ذَا َأنَ ا َعم ْلتُ ه‬، ‫ول اللَّه‬ َُ َ
‫ك‬ ِ ‫يم ا يِف َأيْ ِدي الن‬
َ َّ‫َّاس حُيِ ب‬
ِ
َ َّ‫ " ْاز َه ْد يِف ال ُّد ْنيَا حُيِ ب‬: ‫ال‬
َ ‫ َو ْاز َه ْد ف‬، ُ‫ك اللَّه‬ َ ‫َف َق‬

‫َّاس " ابن حبان‬


ُ ‫الن‬
"Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku
kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku." Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berlakulah zuhud dalam urusan

9
dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa
yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang."
Hadis di atas menjelaskan bahwa barang siapa yang zuhud terhadap urusan
dunia, niscaya ia akan dicintai Allah. Dan apabila ia zuhud terhadap apa yang
dimiliki orang lain, niscaya ia juga akan dicintai oleh orang-orang.
Oleh karena itu, alangkah baiknya orang tua mengajarkan kepada anaknya
untuk senantiasa hidup dengan sederhana.Kunci sukses pendidikan adalah
keteladanan dan pembiasaan. Dengan mempraktekkan pola hidup Islami
dalam suatu lingkungan maka insya Allah anak akan segera mengikuti pola
hidup Islami tersebut.16
Dalam mendidik anak orang tua hendaklah menggunakan dasar-dasar
metode yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dasar-dasar metode yang
harus diperhatikan dan dipegang oleh kedua orang tua dan para pendidik
adalah sebagai berikut:
1. Teladan yang baik. Hal ini adalah sangat baik dan memberikan pengaruh besar
terhadap jiwa anak
2. Waktu yang tepat untuk memberikan bimbingan. Pemilihan waktu yang tepat
oleh kedua orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak akan
memberikan pengaruh yang sangat besar agar nasihat yang diberikan
memberikan buah yang diharapkan. Rasulullah memberikan tiga waktu yang
sangat tepat untuk membimbing anak yaitu saat wisata bersama anak, saat
makan bersama anak dan saat anak dalam keadaan sakit.
3. Bersikap adil dan sama terhadap sesama anak.
4. Memenuhi hak-hak anak.
5. Mendoakan anak.
6. Membelikan mainan.
7. Membantu anak berbuat baik dan patuh.
8. Jangan mencela anak.17

16
Firdaus, “MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMI ANAK SEJAK DINI”, Al-AdYaN/Vol.X, No.1,
2015, hlm. 112.
17
Ibid., hlm. 115-116.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidup tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, karena manusia diciptakan bukan
sekadar untuk hidup, ada tujuan yang lebih mulia dari sekadar hidup yang
semestinya diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat
pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki
peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang karena dengan pendidikan
akan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan bertanggung
jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Akhlaq menurut bahasa artinya
“Budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang
menjadi tabi’at. Menurut Imam Abdul Mukmin Sa’adudin.
Dari penjelasan pengertian tentang akhlak dapat ditarik kesimpulan bahwa
akhlak adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau adab yang dilakukan oleh
seseorang yang bersifat konstan, spontan, tidak temporer, dan tidak memerlukan
pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Urgensi pendidikan akhlak dalam kehidupan manusia dan akan berpuncak
kepada kecerdasan spiritual yang tinggi memiliki beberapa fungsi dan manfaat
yang dijadikan panduan bagi seorang muslim yaitu sebagai berikut:
1. Akhlak sebagai bukti nyata keimanan seseorang
2. Akhlak sebagai hiasan orang beriman
3. Akhlak sebagai amalan yang paling berat timbangannya
4. Akhlak mulia merupakan simbol segenap kebaikan
5. Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidam-idamkan
Akhlak merupakan tujuan akhir diturunkannya Islam ke dunia.
Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak
sangat besar artinya. Keluarga yang dilandasi kasih sayang, sangat penting bagi
anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Setiap
orang tua itu menyayangi anaknya, akan tetapi manifestasi dari rasa sayang itu
berbeda-beda dalam penerapannya. Perbedaan itu akan nampak dalam pola asuh
yang diterapkan orang tuanya.

11
B. Saran
Dari pembahasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran keluarga dalam
pendidikan akhlak bagi anak sangatlah penting. Oleh karena itu, perlu adanya
kesadaran setiap orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik, sehingga
diharapkan mereka akan menjadi anak yang shalih maupun shalihah. Dan
demikian makalah ini dibuat, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini
banyak sekali kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan untuk memperbaiki pembuatan makalah berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

- Rahmah, St. 2016. “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak”. Alhiwar


Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07.
- Hamzah. “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI PERSPEKTIF
ISLAM”. Al-wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol. 12
No. 1.
- Firdaus. 2015. “MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMI ANAK
SEJAK DINI”. Al-AdYaN/Vol.X No.1.
- Hasnawati. 2013. “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM POLA ASUH ORANG
TUA”. IIP Vol. XXVIII No. 3.

13

Anda mungkin juga menyukai