Anda di halaman 1dari 18

MODEL PENDIDIKAN ISLAM TUAN GURU KHAIRI ADNAN DALAM UPAYA

MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN DI DESA


BRANGSAK LOMBOK TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

Lalu Aksar Hadi

Nim: (2018.77.01.1060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY AL-HIKAM

MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 1 (satu) antara lain disebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Ketika pendidikan di artikan sebagai pengembangan potensi
untuk memiliki kekuatan spiritual dalam hal ini bertujuan untuk menjadi manusia
yang seutuhnya dalam melaksanakan segala kewajibannya sebagai manusia yang
berketuhanan dan berakhlaq mulia. Sehingga, dalam pendidikan sangat di
perlukan adanya landasan yang menjadi acuan pentingnya berpendidikan. 1
Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang di upayakan oleh siapa pun,
terutama sebagai tanggung jawab negara. Sebagai sebuah upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah ada sejak seiring
dengan lahirnya peradaban manusia itu sendiri. Dalam hal ini, pendidikan
merupakan suatu aspek yang tak terpisahkan dari kehidupan dan sangat di
pengaruhi oleh setiap kejadian internasional.2
Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan
kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung
sepanjang hayat. Proses ini di lakukan tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta
didik agar dapat menggali, menemukan, dan menimpa potensi yang di miliki, tapi
juga untuk mengembangkannya dengan tanpa menghilangkan karakteristik
masing-masing. Pendidikan tidak lepas dari karakteristik yang melingkari tujuan
dari pendidikan itu sendiri. Jika terlepas dari karakteristik yang seharusnya ada
dalam pendidikan seperti menggali potensi dan kompetensi untuk menjadi
manusia yang berkuakitas maka definisi dari pendidikan itu tidak relevan dengan

1
Syarbini, Amirulloh. Model Pendidikan Karakter Dalam Keluarga. Elex Media Komputindo, 2014.
2
Soyomukti nuraini, Pendidikan Berpersfektif Globalisasi, Jl. Anggrek 126 Sambilegi, Maguwoharjo, Depok,
Sleman, 2017. Hlm 9.
realita yang ada. Yang di mana tujuan dari pendidikan ialah bertujuan untuk
merubah pola pikir dan menumbuhkan kreatifitas seseorang dalam rangka menuju
pola fikir yang baik dan membawa kepada hal-hal yang baik.3
Pendidikan ini akan terus berlangsung sampai kapan pun tanpa ada batasan.
Pendidikan selalu di percaya untuk membentuk masyarakat agar dapat menjadi
pribadi yang dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Tapi, idealitas ini
tampaknya akan sangat jauh bila kita melihat apa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari terlihat sangat jelas nilai-nilai kehidupan
yang memang backroundnya orang yang berpendidikan akan terlihat berbeda
dengan yang non berpendidikan. Nilai-nilai yang terdapat pada pendidikan dilihat
dari bagaimana bertutur kata yang baik dan bertingkah yang baik. Tapi, terkadang
yang berpendidikan juga belum tentu etikanya sesuai ilmu yang di miliki. Di sini
perlu introspeksi diri terhadap perilaku yang kurang baik. Antara pengetahuan
dan perilakunya kurang baik menandakan ada yang tidak tuntas terhadap dirinya.
Tapi, sedikit tidak, ada yang menjadi pemicu yang berpendidikan dengan non
perndidikan.4 Pengertian Nilai Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , nilai
didefinisikan sebagai kadar , mutu , atau sifat yang penting dan berguna bagi
kemanusiaan .5
Muhaimin yang mengutip pendapatnya Webster, nilai adalah suatu keyakinan
yang menjadi dasar seseorang atau kelompok untuk memilih tindakannya, menilai
sesuatu yang bermakna bagi kehidupannya.6 Berangkat dari definisi nilai dalam
hal ini, nilai menjadi sangat penting karena akan menjadi tolak ukur suatu
keberhasilan dalam bidang apa pun, khsusnya dalam bidang pendidikan. Nilai
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses perubahan sosial. 7 Oleh
karena itu, dari semenjak lahir manusia harus mengenyam pendidikan dan nilai-
nilai keagamaan sebagai bukti nyata antara nilai pendidikan dan nilai keagamaan
menjadi relevan dalam perkembangan manusia menuju perubahan pola pikir dan
etika yang baik.

3
Soyomukti Nuraini, Pendidikan Berpersfektif Globalisasi, Jl. Anggrek 126 Sambilegi, Maguwoharjo, Depok,
Slemen, Jogjakarta 55282, 2008, hlm 1.
4
Faiz,fakhrudin, Menjadi Manusia menjadi Hamba,
5
.https://www.google.co.id/search?
q=pengertian+nilai+dalam+kamus+kbbi&hl=id&tbm=bks&sxsrf=AOaemvJly4FaKcVErYkG ,selasa, tgl 26, 3:36.
6
Muhajir Ansori, RA (2017) “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik’’, 4(2),
hlm. 20–21. doi: 10.6084/ps.v4i2.84.
7
Muhajir Ansori, RA (2017) “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik’’, 4(2),
hlm…..17–18. doi: 10.6084/ps.v4i2.84.
Berdasarkan temuan nilai di definisikan oleh M Chabib Tohah, dalam
bukunya Kapita Selekta Pendidikan Islam, bahwa untuk lebih memperjelas
tentang nilai, maka nilai dapat dibedakan dari beberapa klasifikasi. Antara lain:
a. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia.
b. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk mengungkapkan dan
mengembangkannya
c. Dilihat dari proses budaya
d. Dilihat dari pembagian nilai: ada nilai subjektif dan nilai obyektif
metafisik
e. Nilai berdasarkan dari sumbernya: nilai illahiyah (ubudiyah dan
Mu’amalah), nilai insaniyah, nilai yang diciptakan oleh manusia atas dasar
kriteria manusia.
f. Dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya.8

Nilai berdasarkan sumbernya, dalam hal ini dapat di paparkan berdasarkan


judul yang di peroleh ada nilai yang terkandung yakni nilai ilahiyah dan nilai
insaniyah. Yang dimana pengertian dari nilai ilahiyah merupakan nilai yang di
titahkan Nabi pada Rasulnya yang berbentuk taqwa, iman, adil, yang di abadikan
dalam wahyu illahi. Nilai-nilai ilahiyah selamanya tidak akan mengalami perubahan.
Nilai-nilai ilahi yang fundamental mengandung kemutlakan bagi kehidupan manusia
pribadi dan anggota masyarakat. Nilai insani, nilai yang tumbuh atas kesepakatan
manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Dalam definisi tersebut
berkaitan dengan penanaman nilai-nilai islam rahmatan lil alamin. Oleh karena itu,
dalam menanamkan nilai-nilai yang bersifat Islami sebagai seorang tokoh masyarakat
harus menanamkan niliai tersebut dalam diri pemimpin. Karena akan membawa
tanggung jawab yang berat jika memimpin masyarakat tanpa ada landasan nilai
ilahiyah dan nilai insaniyah.9 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti
kata pemimpin adalah orang yang memimpin. 10 Pemimpin adalah orang yang loyalitas
dan dedikasi penuh terhadap institusi yang dikelola, amanah, yakni mampu

8
Muhajir Ansori, RA (2017) “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik’’, 4(2),
hlm…..18 . doi: 10.6084/ps.v4i2.84.
9
Muhajir Ansori, RA (2017) “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik’’, 4(2),
hlm………...19-20 . doi: 10.6084/ps.v4i2.84.
10
https://kbbi.lektur.id/pemimpin, kamis, tgl 27, pkl 11.46.
menjalankan tugas sesuai dengan syari’at Islam dan memiliki ke istimewaan
dibanding dengan yang lain untuk memegang jabatan.11

Kehadiran pendidikan dalam kehidupan merupakan sebuah anugrah dalam


rangka untuk melepaskan belenggu ketidak pahaman tentang Islam dan melepas
kebodohan yang di alami manusia. Al-Qur’an dan hadist sebagai landasan pendidikan
yang mampu memberikan pemahaman untuk saling menghargai dan sebagai ajang
pembenutukan pola pikir dan karakter manusia yang baik. Sehingga Tuan Guru Khairi
Adnan dalam mengimplemetasikan model pendidikan dengan melalui pendekatan
sosial, budaya pesantren dan memiliki ke istimewaan dalam menyampaikan sebuah
materi atau gagasan. Bidang pendidikan yang menjadi modal utama bagi Tuan Guru
dalam mengadakan perubahan-perubahan sosial.12 Tuan Guru Khairi Adnan
membangun sebuah lembaga yang berbasis pondok pesantren termasuk pendekatan
secara material ke masyarakat dalam upaya menamkan nilai-nilai Islam. Kata
pesantren berasal dari kata santri, yang artinya orang yang mendalami ilmu agama
Islam. Dengan awalan pe dan akhiran an berarti temapat tinggal santri, dan di katakan
oleh mastuhu definisi dari pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang di
dalamnya sarat dengan pendidikan Islam dipahami dan di hayati serta di amalkan
dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup.13

Betapa pentingnya pendidikan dalam memperluas kiprah kehidupan, telah


memberikan kontribusi nyata dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia.
Pendidikan telah melahirkan ribuan bahkan jutaan manusia yang spesialis setara
dengan kedudukan dalam bidang tertentu. Bahkan Allah menjanjikan orang yang
berpendidikan akan di angkat derajatnya. Berdasarkan firman Allah Swt pada surat
Al-Mujadalah ayat 11.

11
Hamdan, Tuan Guru Khairi Adnan Membumikan Aswaja, (jln. Swakarsa VII Nomor 28 Mataram-Ntb),
oktober 2019, hlm…100
12
Hamdan, Tuan Guru Khairi Adnan Membumikan Aswaja, (jln. Swakarsa VII Nomor 28 Mataram-Ntb),
oktober 2019, hlm…..8
13
Hamdan, Tuan Guru Khairi Adnan Membumikan Aswaja, (jln. Swakarsa VII Nomor 28 Mataram-Ntb),
oktober 2019, hlm…..14-15.
‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا‬
ِ ‫س فَا ْف َسح ُْوا يَ ْف َس‬ِ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِي َْل لَ ُك ْم تَفَ َّسح ُْوا فِى ْال َم ٰجل‬
ٍ ۗ ‫وا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬wwُ‫وا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوت‬wْ wُ‫ع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمن‬w
‫ت‬ ِ wَ‫ ُز ْوا يَرْ ف‬w‫ ُز ْوا فَا ْن ُش‬w‫ل ا ْن ُش‬w
َ w‫قِ ْي‬
‫َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر‬
Artinya:
‘’wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadadamu, “berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, “maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “berdirilah
kamu, “maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.14
Ayat tersebut sebagai alasan mengapa pendidikan itu mendapat posisi yang
penting dan tinggi, karena mengutip ayat tersebut. Dalam ayat tersebut membuktikan
bahwa orang yang memiliki banyak pengetahuan (ilmu) akan di jadikan layaknya
seorang raja yang di agungkan para rakyatnya. Contoh nya seperti para ulama-ulama
dan para kyai yang masih ada maupun yang sudah meninggal, dengan banyaknya
ilmu agama (prestisius) dan membawa nilai-nilai Ilahiyah dan nilai Insaniyah, sampai
detik ini masih di berikan penghormatan dengan mengunjungi pasarean/makom,
karena betapa mulianya orang yang ber ilmu, seperti: K.H.Hasyim As’ari, Gus Dur,
K. H. Hasim muzadi, dan Tuan Guru Khaiiri Adnan, tokoh yang di teliti saat ini. Tuan
Guru merupakan istilah yang berlaku di pulau Lombok bagi orang yang ahli dalam
agama Islam dan setara dengan Kyai sebutan di pulau Jawa.15
Dalam berbagai definisi yang telah di paparkan di atas, pengertian pendidikan
ini melahirkan berbagai macam perspektif tentang rahmatan lil’alamin, dengan tujuan
bagaiaman menjadi insan kamil dan berguna bagi orang banyak. Inti dari pada
rahmatan lil’alamin yakni menjadi manusia yang penuh dengan kasih sayang terhadap
alam maupun manusia, karena di lihat dari kata rahmat yang artinya kasih sayang atau
belas kasih yang tidak ada batasannya. Berbuat baik adalah perintah Tuhan dan Rasul
yang merupakan perinsip dari rahmatan lil’alamin.
Istilah Islam Rahmatan lil’alamin yang di paparkan oleh Nurcholis Madjid
dalam bukunya yang berjudul ‘’Islam Doktrin dan peradaban’’ dapat di simpulkan

14
https://kalam.sindonews.com/ayat/11/58/al-mujadilah-ayat-11. selasa, tgl 25, 22:19.
15
Hamdan- Sumiyarti Lita, Membumikan Aswaja, Oktober 2019, Jln. Swakarsa vii Nomer 28 Mataram, hlm 1.
bahwa Model pendidikan Islam Rahmatan lil’alamin merupakan bimbingan kepada
seseorang untuk membentuk pribadi yang bertaqwa kepada Allah swt, berakhlakul
karimah sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW yang dapat mengangkat harkat dan
martabat manusia. Karena sejauh ini pengertian Islam Rammatan Lil’alamin selalu di
tunjukkan bagi mereka yang telah memiliki kapasitas pendidikan yang mumpuni,
namun kadangkala melupakan pada tujuan esensial dari pendidikan Islam itu sendiri
yang kurang memperhatikan peserta didik yang memiliki masalah sosial dan
degradasi moral sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri yakni memanusiakan
manusia dan dapat mengangkat martabat seseorang sehingga citra di tengah-tengah
masyarakat menjadi lebih baik.16

Dari definisi-definisi di atas dapat dilihat bahwa di Desa Brangsak sudah


terpantau perubahan nilai – nilai sejak kedatangan Tuan Guru Khairi Adnan. Nilai-
nilai yang berbasis Islami sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan bermasyarakat
di desa Brangsak. Sebagai pembuktian Tuan Guru Khairi Adnan sebagai penuntun
masyarakat dalam mengatur dan mengelola kehidupan masyarakat, Sehingga
masyarakat bisa berakhlaq dengan baik sesuai ajaran Islam. 17 Tuan Guru Khairi
Adnan membawa perubahan yang signifikan. masyarakat atau jama’ah yang
loyalitasnya tinggi terhadap Tuan Guru, dengan rasa ta’zim yang kuat mengabdikan
diri sepenuh hati.

Pengakuan masyarakat yang merasakan perubahan pada dirinya setelah


mendengar ceramah Tuan Guru Khairi Adnan. menyampaikan suatu ilmu dengan
santai dan teliti terutama pada bidang Ilmu fikih, penyampaiannya mudah di pahami
oleh masyarakat.18 Ini merupakan hal yang menarik untuk di teliti. Tuan Guru Khairi
Adnan juga memiliki khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh Tuan Guru lain dalam
menyampaikan kajian-kajian yang berbasis ke Islaman, sehingga masyarakat pada
umumnya mengagumi dan mengapresiasikan metode pendidikan yang di terapkan
oleh Tuan Guru Khairi Adnan, khususnya di Desa Brangsak.
Dari paparan konteks penelitian di atas, peneliti menarik judul penelitian
‘’Model Pendidikan Islam Tuan Guru Khairi Adnan dalam Upaya Menanamkan

16
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992), cet.11, hlm.
38
17
Hamdan, Tuan Guru Khairi Adnan Membumikan Aswaja, (jln. Swakarsa VII Nomor 28 Mataram-Ntb),
oktober 2019, hlm 100.
18
Ibuk Nur, Hari Sabtu, tgl 16, pkl 12: 00.
Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil’alamin di Desa Brangsak Lombok Tengah. karena
model pendidikan Islam yang di aplikasikan dengan melalui pendekatan-pendekatan
yang bersifat netral, sosial, dan budaya pesantren.

B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kondisi Desa Brangsak sebelum dan sesudah kedatangan Tuan
Guru Khairi Adnan.
2. Bagaimana Metode pendidikan Islam yang di terapkan oleh Tuan Guru
Khairi Adnan Untuk Menanamkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil’alamin
di Desa Brangsak.
3. Bagaimana upaya Tuan Guru Khairi Adnan dalam menanamkan nilai-nilai
Islam yang Rahmatan li’alamin di Desa Brangsak.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari peneliti ini adalah untuk menemukan bagaimana
inflmentasi dan kontribusi model pendidikan yang di terapkan oleh Tuan Guru
Khairi Adnan dalam upaya menanamkan Nilai-nilai Islam Rahmatan Lil’alamin;
1. Mendeskripsikan bagaimana kondisi Desa Brangsak sebelum dan sesudah
kedatangan Tuan Guru Khairi Adnan
2. Mendeskripsikan bagaimana Metode\Model pendidikan Islam yang di
terapkan oleh Tuan Guru Khairi Adnan untuk menanamkan nilai-nilai
Islam Rahmatan Lil’alamin.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara
Teoritis maupun Praktis:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat membrikan kontribusi
di bidang pemikiran dan pengetahuan terhadap model-model pendidikan
Islam dalam upaya menanamkan nilai-nilai Rahmatan Lil’alamin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi umum: penelitian ini di harapkan dapat memberikan wawasan
mengenai tentang model pendidikan Islam dalam upaya menanamkan
nilai-nilai rahmatan lil’alamin.
b. Bagi peneliti: penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta
memberikan pengalaman secara langsung tentang fakta di lapangan
dengan teori yang telah di pelajri di bangku perkuliahan.
c. Bagi peneliti akan memaparkan model pendidikan islam dalam upaya
menanamkan nilai-nilai Rahmatan Lil’alamin.
E. Orisinalitas Penelitian
Selama dalam penulisan peneliti melakukan penelusuran terhadap beberapa
penelitian berupa jurnal, skripsi dan karya ilmiah lainnya. Penulis tidak
menemukan karya yang sama dengan penelititian yang di tulis peneliti. Namun
terdapat sebagian karya ilmiah yang berkaitan membahas mengenai Islam
Rahmatan lil’alamin dan peran Tgh Khairi Adnan di daerah makam Loang Baloq
Kelurahan Tanjung Karang, Lombok.
Pertama, di jelaskan dalam buku yang berjudul ‘’Tuan Guru Khari Adnan
Membumikan Aswaja’’ yang di karang oleh Hamdan, M.Pd.I- Lita Sumiyarti,
M.Pd. yang di terbitkan oleh: pustaka bangsa. Pada dasarnya buku ini
menjeleaskan tentang:
Kedua, skripsi yang di tulis oleh: Muhamad Zulkifli yang berjudul ‘’Peran
Sosial Keagamaan Tgh. Lalu Ahmad Khairi Adnan Bagi Masyarakat Sekitar
Makam Loang Baloq Kelurahan Tanjung Karang, Lombok.’’ Skripsi ini lebih
tertuju pada perjuangan, kontribusi terhadap masyarakat dalam bersosial yang
baik dan menjadikan hubungan sosial yang meghasilkan ke harmonisan dalam
bermasyarakat.
Tabel 1.1
Penelitian terdahulu

No Nama peneliti, judul,


Orisinalitas
bentuk (skripsi/buku dan Persamaan Perbedaan
penelitian
dll)
1. Hamdan, dan Lita Sama- Membangun Hasil dari
Sumiyarti, Tuan Guru smaa kesadaran yang penlitian ini
Khairi Membumikan membawa kokoh terhadap peringatan bagi
Aswaja, buku, yang di misi ajaran Islam kita semua untuk
terbitkan oleh pustaka rahmatan menjunjung
bangsa. lil’alamin kesadaran terhdap
ajaran-ajaran
Islam yang di
bawa oleh para
ulama terdahulu
2. Muhammad zulkipli, Sama- Mengajarkan Di dalam
peran sosial keagamaan sama bagaimana beragama kita di
Tgh Khairi Adnan Bagi membawa bersosial yang anjurkan untuk
Masyarakat Sekitar misi baik dan membawa
Makam loang baloq rahmatan membangun ke toleransi dengan
Kelurahan Tanjung lil’alamin harmonisan dalam baik meskipun
Karang, Lombok. Skripsi, bermasyarakat. beda agama, jadi,
dalam skripsi
tersebut di
ajarakan
bagaiamana
bersosial dengan
baik.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan
proposal skripsi, maka peneliti menjelaskan terlebih dahulu definisi
operasionalnya.
Peneliti mendefinisikan model pendidikan Islam ialah suatu bentuk
tindakan yang di lakukan oleh seseorang untuk mengarahkan peserta didik
menuju akhlakulkarimah yang baik. Dalam definisi ini, peneliti menemukan
perubahan budi pekerti yang baik dan mengarahkan kepada hal-hal yang
positif, tentu didasarkan pada pendidikan yang baik. Di samping itu dalam
Islam, tujuan pendiikan Islam yang di kembangkan adalah mendidik budi
pekerti. Oleh karenanya, pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa
dari pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam tidak bisa lepas dari al-Qur’an
dan Hadist, karena sumber dari pada ilmu pengetahuan terletak pada al-Qur’an
dan Hadist. Di lihat dari persfektif Tuan Guru Khairi Adnan pendidikan Islam
menjadi ajang menuju nilai-nilai ketuhanan, harapannya semua yang ikut
dalam melaksanakan pendidikan Islam menjadi insan yang purna yang
bertujuan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang di lakukan dengan
mengaitkan tentang Islam. Dengan demikian, dapat di katakana bahwa
pendidikan Islam merupakan suatu kajian ilmu yang titikfokusnya membahas
masalah-masalah Islam. Dalam konteks ini, pendidikan Islam di ajarkan
konsep berfikir tentang ke pendidikan yang berlandaskan pada ajaran-ajaran
agama Islam tentang bagaimana manusia dapat dibina dan di kembangkan
serta di bimbing menjadi manusia yang seluruh pribadinya di jiawai oleh
ajaran Islam. Dengan demikian, timbul nilai-nilai Islam yang di peroleh
melalui pendidikan yang notabennya Islam. Untuk itu, pendidikan dalam
kehidupan harus di utamakan setelah akhlak karena akan menjunjung martabat
kemanusiaan dan nilai kemanusiannya akan terbentuk. Seperti, di lihat dari
cara berfikir dan tingkah lakunnya.
Nilai-nilai Islam yang di terapkan di masyarakat dengan pendekatan
sosial dan budaya:
1. Pendekatan sosial
a. Akhlaq
Akhlaq merupakan perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam.
dalam berakhlaq yang baik merupakan salah satu sifat yang harus di
miliki, ditanamkan oleh seseorang untuk meraih martabat kemanusiaan
yang berkualitas, seperti yang di katakan banyak ulama. Antara akhlak
dengan ilmu tingkatannya lebih tinggi akhlak, karena banyak yang kita
lihat di zaman sekarang banyak orang yang ber ilmu tapi tidak
berakhlak. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, banyak di antara
mereka yang memiliki kapasitas ilmu yang tinggi tapi blom bisa
menjadi manusia anfauhumlinnas.
Tuan guru khairi Adnaan sering mengeluarkan sebuah kalimat
ke masyarakat dan para santrinya saat ceramah dengan kalimat:
“percuma pintar tapi akhlaqnya seperti hewan’’. Dalam kalimat ini bisa
di simpulkan bahwa urutan akhlak nomer satu setelah ilmu. Karena
melihat di era ini, Indonesia tidak kurang orang pintar, tapi kurang
orang pintar yang benar (akhlak). Berangkat dari paparan ini, Tuan
Guru memberikan contoh mulai dari hal yang sederhana, seperti
komunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa yang sopan.
seperti: Tiang artinya apa, Mindah artinya Gak tau, Sampun artinya
sudah dan lain-lain. Ini merupakan bahasa lombok yang tingkat
kesopanannya tinggi.
Oleh karena itu, Desa Brangsak hampir 90% dari kalangan
muda maupun yang tua menggunakan bahasa yang sopan di
kalangannya. Tuan Guru Khairi Adnan selain mencontohkan hal yang
sederhana, beliau memiliki ke pribadian yang tinggi dalam bersosial.
Berpendirian yang teguh, istiqomah, ulet, dan hormat terhadap
gurunya. Sebagai pembuktian Tuan Guru Khairi Adnan di kenal
sebagai pemimpin yang otoriter. Tuan Guru Khairi Adnan merupakan
salah satu pemimpin yang telah berhasil membawa arus perubahan
sosial ke arah yang lebih baik. Sehingga, masyarakat pada umumnya
membawa perubahan seperti: Masyarakat mampu berkomunikasi
dengan bahasa yang sopan, masyarakat mampu bersosial dengan baik,
dan memperoleh keharmonisan dalam bermasyarakat.
2. Pendekatan Budaya
a. Membaca al-qur’an dan solawat
Di desa brangsak Tuan Guru Khairi membangun sebuah
lembaga yakni pondok pesantren, di pondok pesantren tentu memiliki
tujuan tersendiri yaitu tempat orang mengaji kitab. Selain mengaji
kitab, Tuan Guru Khairi Khairi mengajak para santrinya membaca
solawat dan al-Qur’an selesai solat berjama’ah yang di imami oleh
beliau sendiri. Kegiatan membaca al-Qur’an, solawat, wiridan menjadi
rutinitas Tuan Guru Khairi adnan beserta jama’ah, sehingga masih di
nikmati setiap hari ahad malam, jama’ah sekitar praya bahkan dari luar
datang berduyunan berjama’ah dan membaca al-qur’an, solawat di aula
barat rumah putranya paling tua, Tuan Guru Lalu Ahmad Tamim.
b. Solat berjama’ah
Tuan Guru Khairi Adnan yang hidup di dunia pesantren, beliau
mempunyai kontribusi yang banyak terhadap masyarakat, seperti: Solat
subuh langsung di imami oleh beliau, setelah solat subuh wiridan,
selain itu di selangi dengan mengkaji kitab kuning yakni kitab Fathul
Qorib dengan Bap Toharoh ( bersuci) dan Bab Solat. Bukan sekedar ini
saja yang di lakukan oleh beliau, sebelum mengakhiri kajiannya
jama’ah di anjurkan untuk salaman dalam rangka untuk menumbuhkan
ukhwah insaniyah.
c. Mengkaji kitab kuning
Tuan Guru Khairi Adnan, dari kecil nilai-nilai ke Islaman
sudah tertanam pada beliau. Bahkan sampai lanjut usia beliau di kenal
sebagai pemimpin berpendirian kokoh terhadap ajaran ahlussunnah
wal jama’ah. Beliau terkenal sebagai ulama karismatik, ahli dalam
kitab kuning dan teliti dalam memutuskan suatu permasalahan tentang
hukum Islam.
Dalam satu minggu sekali, pada hari minggu pagi mulai pukul
10:00-12:00, beliau membuka kajian di Masjid Desa Brangsak dengan
kitab Fathul Wahhab untuk kalangan para ustad-ustad dan tokoh
masyarakat dari berbagai penjuru.
Hari minggu bukanlah hari yang lega bagi beliau. Selain hari
minggu beliau membuka pengajian di tempat kediamannya di hari
rabo. Khusus untuk masyarakat Desa Brangsak, membahas tentang
rmasalah yang ada di masyarakat, lebih tepatnya seperti sistem diskusi.
kesimpulan yang peneliti dapatkan, Peran Tuan Guru Khairi Adnan
sebagai pembimbing, pedoman, dan mendidik masyarakatnya agar menjadi
masyarakat yang baik paham agama. Peran yang pernah dilakukan sebagai
tokoh elit agama pada masyarakat membawa dampak yang baik. model
pendidikan Islam dan nilai-nila Islam sudah masuk ke ranah rahmatan
lil’alamin. Karena nilai-nilai Islam rhmatan lil’alamin bukan menjadi hal yang
sulit bagi Tuan Guru Khairi Adnan. Mulai dari perkataan, perbuatan dan
upaya yang di lakukan sudah masuk konteks rahmatan lil’alamin. Oleh karena
itu, sebagai penegasannya dalam menanamkan nilai-nilai rahmatan li’alamin
merujuk ke hadist tersebut.
Dalam kitab Al-Mawa’izh Al-Usfuriyah syekh Muhammad bin Abu
Bakar Ushfury menukil salah satu hadist masyhur.

Artinya:
Dari Abdullah bin Umar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Orang-orang yang pengasih akan dikasihi Allah Sang Maha Pengasih.
Kasihilah siapapun di bumi maka yang di langit akan mengasihimu.
Berangkat dari hadist ini, makna dari rahmatan lil’alamin selalu di
tunjukkan kepada mereka yang telah memiliki kapasitas pendidikan yang
tinggi untuk di asumsikan kepada objek yang di tuju. Sehingga meraih
predikat konsep dari rahmatan lil’alamin. Dari beberapa definisi tentang
rahmatan lil’alamin yang artinya rahmat dan kasih sayang terhadap sesama.

G. Metode Penelitian
1. Pendekatana dan jenis penelitian
Penelitian ini akan melaporkan hasil penelitian tentang Model
Pendidikan Islam Tuan Guru Khairi Adnan Dalam Upaya
Menanamkan Nilai-Nilai Islam Rahmatan lil’alamin di Desa Brangsak.
Maka pendekatan peneliti ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus di Desa Brangsak. Data-
data yang berupa kata-kata mapun tulisan dan lisan secara langsung
kita peroleh melalui wawancara, observasi dan dokumuentasi, maka
peneliti menganalisis dengan cara metode kualitatif. Metode penelitian
kualitatif juga sering di sebut sebagai metode naturalistic karena
penelitiannya di lakukan pada kondisi yang alamiah. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang di gunakan unstuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah (natural seting), sebagai lawannya
adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai intrumen konci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.19
Tujuan utama penelitian kualitatif ini adalah untuk mengetahui
fenomena yang ada dalam desa tersebut setelah kedatangan Tuan Guru
Khairi Adnan yang membawa banyak perubahan terutama dalam segi
akhlaq. Untuk membuktikan fenomena tersebut perlu adanya obserpasi
dan wawancara yang akan di laksanakan oleh peneliti. Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertuker informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.20
2. Kehadiran Peneliti di lapangan
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai key instrumen
atau instrumen konci. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. 21 Peneliti
bertindak dan terlibat langsung dalam penelitian ini karena posisi
peneliti menjadi alata untuk mencari data sebanyak-banyaknya dan
sevalid-validnya di lapangan. Adapaun nantinya dalam penelitian ini
yang akan menjadi informen yang bersangkutan adalah masyarakat dan
tokoh masyarakat yang berada di Desa Brangsak.
3. Lokasi Penelitian

19
Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm 1.
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm 72.
21
Ibid, hlm 62.
yaitu di Desa Brangsak Lombok Tengah. Alasan peneliti
melakukan penelitian di sana adalah melihat perkembangan di desa
tersebut sangat baik. Baik, dari segi pendidikan maupun yang lainnya.
4. Data Sumber Data dan Instrumen penelitian
Menurut Lexsy J. Moleong data adalah keterangan atau bahan
nyata yang dapat di jadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Data yang di kumpul dapat berupa data primer atau data yang di
peroleh secara langsung dari sumbernya. Artinya pemilihan subjek
yang di dasarkan dengan yang mengetahui, memahami secara
keseluruhan tentang model pendidikan yang di terapkan oleh Tgh
Khairi Adnan dalam upaya menanam nilai-nilai Islam Rahmatan
lil’alamin. Dalam peneliti ini isntrumen peneliti yang utama adalah
peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin
akan di kembangkan instrumen penelitian sederhana, yang di harapkan
dapat di gunakan untuk menjaring data pada sumber data yang lebih
luas, dan mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan
observasi dan wawancara. Peneliti akan terjuan ke lapangan sendiri,
baik pada grand tour question, terhadap focused and selection,
melakukan pengumpulan data , analisis dan membuat ke simpulan.22

5. Prosudur Pengumpulan Data


Prosudur pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.23 Dalam pengumpulan data ini, ada berbagai
macam prosudur yang harus di lakukan untuk mengetahui informasi
yang di perlukan untuk memecahkan permasalahan:
a. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Fakta yang nyata di peroleh dari melalui
hasil observasi.24 Menurut sukandarrumidi, metode observasi
adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm 61.
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm…62.
24
Ibid, hlm 65.
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. 25
Seperti adaptasi dengan lingkungan, mengenal dan mengetahui
masyarakat yang ada di desa tersebut.
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang di
lakukan dengan cara bertanya secara langsung melalui media
maupun yang lainnya untuk memperoleh informasi tentang kondisi
desa brangsak. Dalam melakukan wawancara, selain harus
membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka
pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.26
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ( life historis),
cerotra, biografi.27 Meneliti menggunakan metode dokumentasi
untuk mengetahui data yang terkait dengan upaya yang di lakukan
Tuan Guru Khairi Adnan dalam rangka menanamkan nilai-nilai
Islam di Desa Brangsak.
6. Pengecekan ke Absahan Data
Keabsahan data dalam peneliti ini di tentukan dengan menggunakan
kriteria kredibilitas. Kredibilitas data di maksudkan untuk membuktikan
bahwa data yang berhasil di kumpukan sesuai dengan kenyataan yang ada
dalam latar penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data dalam peneliti
melakukan cara:
1. Perpanjang pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan ini peneliti mengecek kembali
apakah data yang telah di berikan selama ini sudah benar atau tidak.
Bila data yang di peroleh selama ini setelah di cek pada data sumber

25
Syharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka Cipta, 2002 hlm 69.
26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm 73.
27
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (jln. Gegerkalong Hilir No. 48 Bandung, cet 2016, hlm 82.
yang asli atau sumber data yang lain ternyata tidak sesuai, maka
peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam
sehingga memperoleh data yang pasti kebenarannya.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding data.28 Artinya triangulasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui beberapa sumber lain
seperti tokoh masyarakat, masyarakat, kepala suku. Hal ini di lakukan
untuk mendapatkan keabsahan data dengan melihat semua realitas
yang tampak. Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa dan melihat
kesesuaian data yang di peroleh.

28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) hlm 178.

Anda mungkin juga menyukai