Anda di halaman 1dari 11

DIMENSI AKSIOLOGIS PENDIDIKAN ISLAM

ARTIKEL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah “Pendekatan Studi Islam”


Dosen Pengampu: Dr. H. Siswanto. M.pd. I

Oleh:

Nurul Islamiyah

NIM:

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
Dimensi Aksiologis Pendidikan Islam

Nurul Islamiyah

Mahasiswa pasca sarjana IAIN Madura

Abstrak: Artikel ini membahas tentang Dimensi Aksiologi Pendidikan Islam


dimana aksiologi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari
dari teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh,
aksiologi Pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang
akan dicapai dalam pendidikan Islam. Sedangkan nilai-nilai itu sendiri dalam
islam mengandung dua kategori arti dilihat dari segi normatif, yaitu baik dan
buruk, benar dan salah, hak dan batil, diridai dan dikutuk oleh Allah SWT. Begitu
juga tujuan pendidikan islam itu sendiri adalah berusaha mendidik individu
mukmin agar tunduk, bertaqwa, dan beribadah dengan baik kepada Allah,
sehingga memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat.

Kata kunci : Aksiologi, pendidikan Agama Islam

Pendahuluan

  Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang berdasarkan Al-


Qur’an dan hadits yang dijadikan pedoman hidup bagi umat muslim.  Adanya
pendidikan agama islam ini, kita  dapat memahami tentang ajaran-ajaran islam
khusunya dalam pendidikan agama islam, oleh karena itu kita sebagai umat
muslim seharusnya memahami secara menyeluruh tentang ajaran-ajaran agama
islam, karena pemahaman kita terhadap ajaran-ajaran agama islam tergantung
kualitas pendidikan kita yang direalisasikan di negara indonesia, apabila sistem
pendidikan agama islam di Indonesia baik maka pemahaman kita dalam
mempelajari agama islam juga akan baik.1 

Sistem pendidikan agama islam di Indonesia seringkali berhadapan dengan


berbagai problematika. Sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung
1
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Hlm14.
berbagai komponen antara satu dengan yang lain saling berkaitan. Akan tetapi,
seringkali dilakukan apa adanya, tanpa perencanaan dan konsep yang matang.
Sehingga mutu pendidikan Islam kurang berjalan sesuai yang diharapkan.

Menyikapi hal tersebut, Filsafat pendidikan Islam, berupaya mencari 


kebenaran sedalam-dalamnya, berfikir holistik, radikal dalam pemecahan problem
filosofis pendidikan Islam, pembentukan teori-teori baru ataupun pembaharuan
dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman. Berdasarkan sumber-sumber yang shohih yaitu Al-Qur’an dan hadist.
Kajian Filsafat pendidikan Islam dari segi ontologi, epistemologi, dan aksiologi
memberikan manfaat besar bagi kita sebagai calon pendidik. Ontologi membahas
tentang hakekat pendidikan Islam, Epistemologi membahas sumber-sumber
pendidikan Islam, serta aksiologi mengupas nilai-nilai pendidikan Islam. Adapun
dalam artikel ini membahas tentang aksiologi pendidikan Islam.

Devinisi Aksiologi

Aksiologi adalah ostilah dari bahasa yunani “axios” yang berarti sesuai
atau wajar. Sedangkan “logos‟ berarti ilmu pengetahuan. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Aksiologi bisa diartikan sebagai nilai yang berkaitan dengan
keguanaan dari pengetahuan yang diperoleh.2 Sedangkan secara terminologi atau
pengertian lebih luas ada banya tokoh yang mendefinisikan aksiologi. Aksiologi
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang berorientasi pada suatu nilai
kehidupan. Definisi ini sama dengan definisi sebelumnya, jadi secara garis besar
aksiologi ini berbicara tentang nilai-nilai yang berada dalam diri manusia yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.3

Aksiologis membahas tentang hakikat nilai, yang didalamnya meliputi


baik dan buruk, benar dan salah, serta tentang cara dan tujuan. Cara
memandangnya dari sudut baik dan idak baik, etika merupakan filsafat tentang
peilaku manusia. Pendidikan islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu
kepribadian yang baik dan dinamis, mandiri dan kreatif. Tidak hanya berlaku
2
Erwin Kusumastuti, Hakekat Pendidikan Islam, (CV. Jakad Media Publishing, 2019), hal. 68
3
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Hlm 78.
untuk siswa melainkan pada seluruh komponen yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikasn islam. Selain konteks etika, aksiologis dalam
pendidikan islam meliputi estetika yang merupakan nilai-nilai yang berkaitan
dengan kreasi yang berhubungan dengan seni. Ini berarti pendidikan islam
diorientasikan pada upaya menciptakan sesuatu kepribadian yang kreatif, berseni
sehingga pendidikan islam tetap memiliki daya tarik dan kajian yang senantiasa
berkesinambungan serta relevan hingga akhir zaman.4

Dimensi Aksiologi mengarahkan agar memberikan kepuasan pada peserta


didik agar memiliki nilai-nilai yang ideal, supaya hidup dengan baik dan terhindar
dari nilai-nilai yang tidak diinginkan. Nilai-nilai ideal ini bisa menimbulkan daya
guna dan fungsi yang bermanfaat bagi peserta didik dalam kelangsungan hidup
menuju kesempurnaan, kenyamanan dan dijauhi dari segala sesuatu yang
menimbulkan kesengsaraan atau kerugian.5

Aksiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk


meneliti hakikat nilai dari perspektif kajian filsafat. Aksiologi sebagai teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi
mengandung nilai-nilai sebagai dasar normatif untuk penggunaan atau pemanfaatn
ilmu pengetahuan dan teknologi.6 Dimensi ini pada dasarnya memberikan
kepuasan pada diri setiap orang terkait dengan nilai isi (ontologi) dan metode
(epistimologi), agar hidup menjadi lebih baik, m,enjadi insan kamil, kaffah,
terhindar dari nilai-nilai rusak serta memberikan manfaat kepada lingkungan
sekitar.7

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas tentang aksiologi,


maka dapat disimpulkan bahwa aksiologi ini adalah masalah nilai. Nilai ini
merupakan sesuatu yang sulit dipahami karena sifatnya yang abstrak dan
tersembunyi alias tidak tampak. Oleh karena itu nilai yang dimaksudkan dalam

4
Yuliani, Pendidikan Progresif Jhon Dewey, (Tangerang: A-Empat, 2020), hal. 74.
5
Aming Songgirin, Sistem Pendidikan Kader Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, (Jawa
Tengah: NEM, 2022), hal. 166
6
Ahmad Muhibbin, Achmad Fathoni, Filsafat Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2021), hal. 74
7
Muhammad Mukaddar, Pendidikan Islam Spiritual, (Tangerang: A-Empat, 2015), hal. 5
masalah ini adalah sesuatu yang berada pada diri manusia yang dapat digunakan
untuk melakukan pertimbangan terhadap sesuatu yang dinilai.

Hakikat Nilai

Dalam bahasa inggris adalah “value” sedangkan bahasa Indonesia nilai


mempunyi beberapa pengertian yaitu harga, harga sesuatu jika diukur dan dapat
ditukar dengan yang lain, angka potensi, kadar, mutu, sedikit banyaknya isi,dan
sifat-sifat yang berguna bagi kemanusiaan. Semua hal yang bermanfaat dan
memiliki nilai guna serta dirasa penting bagi manusia diartikan sebagai nilai.8

Nilai adalah sesuatu yang potensial dalam diri seseorang yang menjadi
landasan motivasi intrinsik yang menjadi seperangkat prinsip, keyakinan
penting/berharga, konsep atau ide yang bersifat abstrak atau kepercayaan yang
dijunjung tinggi dan pening bagi dirinya. Nilai berfungsi sebagai garis
pembimbing, pengarah, standar acuan untuk indah, baik, efisien, bermutu,
berharga, bermanfaat bagi dirinya untuk menyeleksi tujuan serta perilaku menjadi
sekelompok sikap, afeksi yang sesuai dengan keyakinan, kepercayaan.9

Mengacu pada aksiologi pendidikan, nilai diartikan sejauh mana


pendidikan itu memunculkan dan menerapkan nilai/moral kepada manusia. Nilai
didefinisikan berdasarkan keperluan sistem kepribadian dan sosial budaya untuk
mencapai keteraturan dan menghargai orang lain dalam kehidupan sosial. Nilai
adalah sesuatu yang bersifat abstrak, seperti penilaian baik atau buruknya sesuatu,
penting atau kurang penting apa yang lebih baik dan kurang baik dan apa yang
lebih benar dan kurang benar yang dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam
bertindak atau berbuat sesuatu dalam kehidupan sosial.10

8
Wiwin Nur Hidayah, Niali-Nilai Pendidikan Islam, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), hal.
2
9
Sulastri, Nilai Karakter Dalan Pembelajaran Kimia, (Banda Aceh: Syiah Kuala University Press,
2018), hal. 17-18
10
Halimatussa’diyah, Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural, (Surabaya: CV Jakad
Media Publishing, 2020), hal. 12
Sumber Nilai Dalam Kehidupan Manusia

Sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia dibagi menjadi dua
macam, yaitu nilai ilahi dan nilai insani.11

1. Nilai Ilahi
Nilai Ilahi adalah nilai yang difitrathkan Tuhan melalui para rasul-
Nya yang berbentuk iman, takwa, adil, yang diabadikan dalam wahyu
Illahi. Nilai Ilahi ini merupakan sumber utama bagi para penganutnnya.
Dari agama, mereka menyebarkan nilai-nilai kebajikan untuk
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Ilahi selamanya
tidak akan mengalami perubahan.12
Nilai-nilai Ilahi selamanya tidak mengalami perubahan. Nilai-nilai
ilahi yang fundamental mengandung kemutlakan bagi kehidupan manusia
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, serta tidak cenderung
untuk berubah mengikuti hawa nafsu, perubahan social dan tuntutan
individual. Konfigurasi dari nilai-nilai ilahi kemunginan bisa berubah,
secara intrinsic nilai tersebut berubah, makna revillatif dari sumber nilai
yang berupa kitab suci al-Qur’an akan mengalami kerusakan.13
2. Nilai Insani
Nilai insani adalah sebuah nilai yang tumbuh atas
kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban
manusia.14 Nilai insani merupakan nilai yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kesepakatan manusia yang berlindaskan kondisi sosial
masyarakat dan peradaban manusia. Walaupun demikian, nilai ini tetap
terikat dengan nilaiagama dan moral yang dianut masyarakat, undang-
undang yang berlaku, kebersamaan dan keadilan serta akal logika.15
11
Hasni Indra, Pendidikan Keluarga Islam Membangun Generasi Unggul, (Yogyakarta:
Deepublish, 207), hal,191
12
Al-Hikmah Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam, Vol. 2 No. 1 Desember-Mei 2020, hal. 98
13
Muhammad Toriqularif, Hakikat Dan Sistem Nilai Dalam Konteks Pendidikan, Al Falah, Vol.
XVII No. 31 Tahun 2017, Hal. 43
14
Muhammad Bahroni, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Khallaq
Karya Syaikh Khafidh Hasan Al-Mas’udi, JurnalPendidikan dan Studi Keislaman, Volume 8,
Nomor 3, November 2018, hal. 345
15
Muhammad Toriqularif, hal. 44
Nilai dan Tujuan Pendidikan Islam

Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut hidup dan


kehidupan manusia yang senantiasa terus berproses dalam perkembangan
kehidupannya. Di antara persoalan pendidikan yang cukup penting dan mendasar
adalah mengenai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral
dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka
perbuatan mendidik bisa menjadi tidak jelas tanpa arah dan bahkan bisa tersesat
atau salah langkah.16 Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam
melaksanakan pendidikan.
Kegiatan yang mulia seperti pendidikan disini mempunyai nilai-nilai
kebagian bagi kemanusiaan, nyatanya dalam segala kegiatannya pendidikan
senantiasa mempunyai tujuan untuk menhasilkan manusia sebagai makhluk yang
memiliki nilai moral yang tinggi. Pada fokus Pendidikan Islam adalah nilai moral
yang masuk kedalam bagian integral dalam serak usaha dunia pendidikan yang
sudah terstruktur secara formalitas tidak hanya terdapat pada tujuan institusional
pendidikan saja, akan tetapi diharapkan bisa menjalin hubungan erat dalam setiap
proses dan kegiatannya.17
Ilmu pendidikan hendaknya ditujukan untuk mengantisipasi masa depan
yang lebih baik, karena mendidik berarti menyiapkan generasi yang akan hidup
dan menghadapi tantangan masa depan yang berbeda dengan periode
sebelumnya.18 Sebagaiman dalam QS. al-Hasyr ayat 18; yang artinya “Hai orang-
orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Ilmu pendidikan hendaknya ditujukan bagi kepentingan dan
kemaslahatan seluruh umat manusia dan alam semesta. Hal ini sesuai dengan
16
Abdul Halik, Ilmu Pendidikan Islam: Perspektif Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, Istiqra’ Vol
7 No 2 Maret 2020, hal. 19
17
Nasrullah, Dimensi Aksiologis Pendidikan Islam, Al-Irfan: Journal of Arabic Literature and
Islamic Studies Volume 4, No.2, September 2021, hal. 229
18
Uswatun Chasanah, Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Pendidikan, Tasyri’: Volume 24,
Nomor 1, April 2017, hal. 88
firman Allah QS. al-Anbiya’ ayat 107; Yang artinya “Dan Tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”.

Implikasi Sistem Nilai dalam Proses Pendidikan

Sitem nilai mempunyai relasi timbal balik terhadap proses pendidikan.


Sistem nilai memerlukan transmisi, pewarisan, pelestarian dan pengembangan
melalui pendidikan. Demikian juga dalam proses pendidikan, dibutuhkan system
nilai dalam pelaksanaannya berjalan dengan arah yang pasti, karena berpedoman
pada garis kebijaksanaan yang ditimbulkan dari nilai-nilai fundamental, misalnya
nilai agama, ilmiah, social, ekonomi, kualitas kecerdasan, kerajinan, ketekunan
dan sebagainya.19
Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan
mengintegrasikan nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya
dalam kepribadian peserta didik. Memang untuk menjelaskan apakah yang baik
itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi, baik, benar,
indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan untuk membina kepribadian
ideal anak, jelas merupakan tugas utama pendidikan. Ajaran Islam merupakan
perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara Islami, sesuai dengan tuntunan
Allah SWT. Aksiologi Pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan
target yang akan dicapai dalam pendidikanIslam. Sedangkan tujuan pendidikan
Islam menurut Abuddin Nata adalah untuk mewujudkan manusia yang shaleh, taat
beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akherat..20

Tugas pendidikan adalah memadukan nilai-nilai baru dan nilai-nilai lama


secara selektif, inovatif dan akomodatif guna mendinamisasikan perkembangan
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan keadaan, tanpa meninggalkan
nilai fundamental yang menjadi tolak ukur bagi nilai-nilai baru. Apabila suatu saat
terjadi benturan antara nilai-nilai islami dan non-islami, fungsi dan peran
pendidikan ialah mengaktualisasikan serta memfungsikan nilai-nilai islami
19
Muhammad Toriqularif, 53
20
Fithriani, Implikasi Aksiologi Dalam Filsafat Pendidikan, Jurnal Intelektualita, Vol 5, No 1
(2017), hal 88
tersebut pada saat adanya perubahan masyarakat modern dengan kekuatan
ipteknya. Pendidikan harus menyelesaikan benturan nilai-nilai internal-intrinsik,
baik-buruk, menurut norma-norma Islam dengan nilai-nilai eksternal-ekstrinsik
yang positif atau negative, secara harmonis dalam masyarakat Islam, tanpa
menimbulkan ekses-ekses ketegangan mental-spiritual yang menggejala ke dalam
perilaku negatif, destruktif dalam kehidupan moral dan social.21

Penutup
Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang
nilai (value) sebagai imperatif dalam penerapan ilmu pengetahuan. Nilai bersifat
ideal, abstrak, dan tidak dapt disentuh oleh panca indra,sedangkan yang dapat
ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut.
Sumber nilai yang berlaku dalam pranata sosial kehidupan manusia dapat
digolongkan menjadi dua macam, yaitu nilai ilahiyah dan nilai insaniyah..
Sistem nilai mempunyai relasi timbal balik terhadap proses pendidikan.
Dari perbuatan mendidik, dapat diketahui bahwa nilai-nilai kependidikan terjelma
secara langsung atau tidak langsung dalam setiap keputusan yang diambil oleh
pendidik. Sistem nilai memerlukan transmisi, pewarisan, pelestarian dan
pengembangan melalui pendidikan

Daftar Pustaka

Adib Muhammad, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014

21
Muhammad Toriqularif, hal. 54
Al-Hikmah Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam, Vol. 2 No. 1 Desember-Mei
2020,
Bahroni Muhammad, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab
Taisirul Khallaq Karya Syaikh Khafidh Hasan Al-Mas’udi,
JurnalPendidikan dan Studi Keislaman, Volume 8, Nomor 3, November
2018,
Chasanah Uswatun, Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Pendidikan, Tasyri’:
Volume 24, Nomor 1, April 2017,
Fithriani, Implikasi Aksiologi Dalam Filsafat Pendidikan, Jurnal Intelektualita,
Vol 5, No 1 (2017)
Halik Abdul, Ilmu Pendidikan Islam: Perspektif Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi, Istiqra’ Vol 7 No 2 Maret 2020,
Halimatussa’diyah, Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural, Surabaya:
CV Jakad Media Publishing, 2020
Indra Hasni, Pendidikan Keluarga Islam Membangun Generasi Unggul,
Yogyakarta: Deepublish, 2017
Jauhari Heri Muchtar, Fikih Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005
Kusumastuti Erwin, Hakekat Pendidikan Islam, CV. Jakad Media Publishing,
2019
Yuliani, Pendidikan Progresif Jhon Dewey, Tangerang: A-Empat, 2020
Songgirin Aming, Sistem Pendidikan Kader Pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam, Jawa Tengah: NEM, 2022
Muhibbin Ahmad, Achmad Fathoni, Filsafat Pendidikan, Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2021
Mukaddar Muhammad, Pendidikan Islam Spiritual, Tangerang: A-Empat, 2015,
Nasrullah, Dimensi Aksiologis Pendidikan Islam, Al-Irfan: Journal of Arabic
Literature and Islamic Studies Volume 4, No.2, September 2021, hal. 229
Nur Wiwin Hidayah, Niali-Nilai Pendidikan Islam, Semarang: CV. Pilar
Nusantara, 2020
Sulastri, Nilai Karakter Dalan Pembelajaran Kimia, (Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2018)
Toriqularif Muhammad, Hakikat Dan Sistem Nilai Dalam Konteks Pendidikan, Al
Falah, Vol. XVII No. 31 Tahun 2017,

Anda mungkin juga menyukai