Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM UNTUK ANAK USIA DINI

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini


Dosen Pengampu: Novi Cahya Dewi, M.Pd.I

Disusun Oleh:
ASINTA
NIM: 103.2022.028
AYU WANDIRA
NIM: 103.2022.020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Karena Berkat nikmat dan Rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa sholawat dan salam
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membebaskan kita dari zaman
kebodohan.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang
membutuhkan baik dunia pendidikan ataupun para akademis yang ingin
meningkatkan pengetahuannya. Apabila ada kesalahan dalam makalah ini
penyusun minta maaf. Karena kealpaan dan kekhilafan itu adalah sifat manusia
yang nyata di dunia. Apabila ada kritik dan saran membangun dalam penulisan
maupun dalam pembahasan makalah ini demi kemajuan pendidikan, sangat
diharapkan.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih.

Sambas, 9 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Aksiologi.......................................................................................3

B. Aksiologi Pendidikan Islam............................................................................4

C. Aksiologi Pendidikan Islam Pada Anak Usia Dini.........................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita pahami bahwasannya Pendidikan Islam
merupakan kegiatan yang mengarahkan perkembangan seseorang dengan
sengaja dan sejalan dengan nilai-nilai Islam. Secara umum, dapat dipahami
bahwasannya pendidikan Islam merupakan upaya yang sistematis dalam
membantu peserta didik menjadi tumbuh dan berkembang serta dapat
memaksimalkan potensi dan kemampuannya sesuai dengan kaidah-kaidah
moral yang terkandung di dalam Al-Quran, kemudian juga sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, dan keterampilan hidup(lifeskill).
Pendidikan juga sering dipahami sebagai suatu kegiatan yang
bersifatnormatif serta berorientasi pada nilai-nilai tertentu. Berdasarkan
penjelasan tersebutdapat dipahami bahwasannya nilai Pendidikan Islam
merupakan ciri-ciri atau sifatyang khas Islami yang dimiliki oleh sistem
pendidikan Islam.Nilai-nilai pendidikan Islam juga bisa kita maknai sebagai
suatu ciri khas yangmelekat pada suatu aturan-aturan serta cara pandang yang
dianut dalam Islam. Dalam hal ini, aksiologi sebagai cabang filsafat
memberikan dan mengarahkan kepada kajian yang berkaitan dengan nilai-nilai
dalam pendidikan serta perbedaan nilai atau moral yang ada di kalangan
masyarakat. Setiap manfaat dan fungsi suatu pengetahuan menjadi kajian
aksiologis, sehingga aksiologi sebagai kajian filsafat menjadi tolok ukur dalam
memberikan kontribusi dan kebermanfaatan terkait perbedaan tersebut, melalui
proses-proses tertentu sehingga dihasilkan suatu ilmu pengetahuan yang
memiliki tujuan, maka itulah ilmu pengetahuan yang bernilai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari aksiologi?
2. Apa pengertian aksiologi pendidikan islam?
3. Apa pengertian aksiologi pendidikan islam untuk anak usia dini?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aksiologi.
2. Untuk mengetahui pengertian aksiologi pendidikan islam
3. Untuk mengetahui pengertian aksiologi pendidikan islam untuk anak usia
dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi
Term aksiologi secara harfiah berasal dari dua kata dalam Bahasa
Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Atas dasar
perpaduan dua kata itu, kemudian aksiologi dimengerti sebagai teori tentang
nilai.1 Definisi lain secara etimologis berasal dari kata axia; nilai, value, dan
logos; perkataan, pikiran, ilmu. Definisi tersebut menyimpulkan bahwa
aksiologi berarti ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai pada
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. 2 Aksiologi secara sederhana
berarti nilai guna, sedangkan dalam kajian filsafat, istilah aksiologi biasanya
diartikan sebagai suatu bidang (filsafat) yang menyelidiki nilai-nilai (values),
termasuk di dalamnya tentang tujuan memperoleh pengetahuan. Ia merupakan
salah satu objek filsafat murni yang berfungsi untuk menilai hakikat sesuatu
yang berkaitan dengan nilai, baik etika, logika, maupun estetika.3
Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari cara-cara yang
berbeda di mana sesuatu hal bisa baik atau buruk dan hubungan antara nilai
dan menilai di satu pihak dan dengan fakta-fakta eksistensi objektif di pihak
lain. Aksiologi dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dapat dipahami
sebagai bidang telaah terhadap ilmu yang mempertanyakan tujuan ilmu:
apakah teori ilmu itu hanya merupakan penjelasan objektif terhadap realitas,
atau teori ilmu merupakan pengetahuan untuk mengatasi berbagai masalah
yang relevan dengan realitas bidang kajian ilmu yang bersangkutan. Richard
Bender mengungkapkan bahwa suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang
memberikan suatu pemuasan kebutuhan yang diakui atau yang
menyumbangkan pada pemuasan. Kehidupan yang bermanfaat ialah
pencapaian dan sejumlah pengalaman nilai yang senantiasa bertambah.4

1
Burhanuddin Salam, Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Reneka Cipta, 1997),
hlm. 168.
2
Ainurrakhman Hidayat, Buku Ajar Filsafat Ilmu (Pamekasan: STAIN Press, 2006), hlm. 44
3
Redja Mudyaharjo, Filsafat Ilmu Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 3.
4
Ali Abri, Filsafat Umum Suatu Pengantar (IAIN SUSQA, tt), hlm. 33.

3
Aksiologi adalah teori tentang nilai, teori yang membahas tentang nilai,
manfaat atau fungsi sesuatu yang diketahui tersebut dalam hubungannya
dengan seluruh yang diketahui tersebut. Teori nilai terkait dengan jawaban atas
pertanyaan seperti: nilai-nilai bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia
dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.5
B. Aksiologi Pendidikan Islam
Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai, yaitu pedoman hidup
secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Aksiologi Pendidikan Islam
berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam
pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam menurut Abuddin Nata adalah
untuk mewujudkan manusia yang saleh, taat beribadah, dan gemar beramal
untuk tujuan akhirat. Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum
pendidikan Islam, diantaranya:6
1. Mengandung petunjuk akhlak.
2. Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi
dan kebahagiaan di akhirat.
3. Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
4. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan
dunia dan akhirat. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan untuk
melakukan perubahan menjadi yang lebih baik, sedangkan Islam adalah
ajaran syarat akan nilai-nilai kebaikan yang dibutuhkan untuk menjalani
hidup.
Pendidikan Islam diartikan Omar sebagai proses perubahan tingkah
laku individu pada kehidupan pribadinya atau masyarakat serta alam sekitar
melalui proses pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan proporsi di antara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat.7 Fadhil dalam Mujib menyatakan
bahwa pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong, serta
mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang

5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hlm. 132
6
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan (Jakata: Kencana, 2008), hlm. 2.
7
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), hlm. 399.

4
tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih
sempurna berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.8
C. Aksiologi Pendidikan Islam Pada Anak Usia Dini
Setiap pendidikan tidak akan bias terlepas dari filsafat. Demikian
halnya pendidikan Islam untuk anak usia dini. Sebab untuk mengetahu hakikat
sebuah pendidikan sangat diperlukan ilmu filsafat. Oleh karenanya, ada yang
mengatakan bahwa filsafat merupakan bapaknya ilmu pengetahuan. Dengan
filsafat akan diketahui banyak hal bagaimana menyelenggarakan pendidikan
dengan baik. Di antara bagian-bagian ilmu filsafat yang perlu kita pelajari ialah
epistimologi, ontologi, dan aksiologi. Ketiga-tiganya sangat erat kaitannya satu
dengan yang lain. Namun pada kesempatan kali ini, hanya akan diuraikan
mengenai aksiologi. Lebih tepatnya yaitu aksiologi pendidikan Islam untuk
anak usia dini.
Pembahasan ini akan lebih menekankan kepada nilai-nilai keislaman
tentang bagaimana cara mendidik seorang anak yang masih dalam usia dini,
yakni berkisar antara 0 sampai 8 tahun. Harapannya anak akan dapat
berkembang sesuai potensi (fitrah) yang dimilikinya, sehingga mampu
menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, serta memiliki iman, takwa,
dan akhlak mulia.
Dalam ilmu filsafat disebutkan bahwa aksiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat nilai. Bisa juga diartikan sebagai penyelidikan
tentang estetika atau keindahan. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia
aksiologi ialah penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia.
Dari sini dapat dipahami bahwa aksiologi merupakan bentuk-bentuk nilai yang
terdapat dalam cabang-cabang ilmu pengetahuan. Termasuk di dalamnya ialah
pendidikan Islam. Salah satu wujud dari nilai ini yaitu etika. Dalam banyak
literature disebutkan, etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya
membicarakan masalah predikat-predikat nilai, seperti betul dan salah atau
moral dan tidak bermoral. Etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan
seseorang dapat disebut susila atau bajik.
8
Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 26.

5
Adapun untuk definisi pendidikan Islam, banyak sekali pendapat yang
bermunculan. Pendidikan sendiri diartikan sebagai suatu bimbingan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam
pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri
dan masyarakatnya. Sedangkan Islam merupakan cerminan dari ajaran Islam
itu sendiri. Jadi yang mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah proses
pembentukan manusia ke arah yang dicita-citakan Islam. Menurut Muzayin
Arifin, hakekat pendidikan Islam ialah usaha orang dewasa muslim yang
bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke
arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
Sementara itu, Muhammad Iqbal dan Fazlur Rahman memahami
pendidikan Islam sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan)
integrative, yang memiliki sifat-sifat kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif,
adil, dan jujur. Prof. Dr. Moh. Athiiyah al-Abrasyi, menegaskan bahwa
pendidikan agama (Islam) adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka,
menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan
kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang
suci seluruhnya ikhlas dan jujur.
Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami bahwa aksiologi
pendidikan Islam adalah suatu bentuk nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan Islam yang bermanfaat untuk membina keimanan dan ketakwaan,
serta membentuk akhlak mulia.
Untuk dapat mengetahui implementasi pendidikan Islam terhadap anak
usia dini, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, di antaranya yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Islam
Sebagai awal pembahasan tentang tujuan pendidikan Islam, perlu
kiranya kita menyimak tujuan pendidikan secara umum yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam UU tersebut disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia

6
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh
suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam
semesta . Muhammad Iqbal menambahkan bahwa tujuan pendidikan Islam
adalah untuk membentuk manusia sempurna atau yang biasa disebut insan
kamil.
Menurut Abuddin Nata, tujuan pendidikan Islam itu meliputi beberapa
hal beikut :
a) Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Allah di muka bumi.
b) Mengarahkan manusia untuk beribdah kepada Allah.
c) Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia.
d) Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya.
e) Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
2. Konsep Islam Tentang Anak
Islam memandang bahwa seorang anak merupakan titipan Allah swt
yang patut untuk dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Orang tua dilarang
menyia-nyiakannya, karena yang demikian itu sangat bertentangan dengan
ajaran Islam itu sendiri. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini pada dasarnya
mempunyai potensi yang sama. Hanya saja melalui proses pendidikan di
lingkungan yang berbeda, menyebabkan potensi manusia yang satu dengan
yang lain mengalami perbedaaan. Semua tergantung bagaimana lingkungan
mendidik dan mengarahkannya. Rasulullah saw telah bersabda: “Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang akan
menjadikannya sebagai seorang Yahudi, Nasrani, dan Majusi” (HR. Bukhari
dan Muslim).

7
Dalam al-Qur’an Allah swt juga berfirman: “Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Ar-Ruum: 30). Ada yang berpendapat bahwa kata fitrah di
atas memiliki makna bekal keberagamaan. Pendapat lain menyebutkan bahwa
fitrah tersebut diartikan sebagai kemampuan dasar untuk berkembang dalam
pola dasar keislaman (fitrah islamiah) karena factor kelemahan diri manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang berkecendrungan asli untuk berserah diri kepada
kekuasaan-Nya.
Demikian Islam memandang tentang konsep seorang anak, yakni
seorang manusia yang memiliki fitrah atau kemampuan dasar yang sama satu
dengan yang lain. Tugas orang tua dan lingkunganlah yang berperan penting
dalam mengembangkan potensi anak. Apakah anak akan tumbuh membaik atau
menjadi rusak ditentukan oleh faktor eksternal, seperti ekonomi, pendidikan
orang tuanya, dan lingkungannya. Oleh karenanya, pada masa perkembangan
ini seorang anak harus diperhatikan betul-betul terkait pendidikannya di dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aksiologi secara sederhana berarti nilai guna, sedangkan dalam kajian
filsafat, istilah aksiologi biasanya diartikan sebagai suatu bidang (filsafat) yang
menyelidiki nilai-nilai (values), termasuk di dalamnya tentang tujuan
memperoleh pengetahuan. Aksiologi pendidikan Islam merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang dilakukan melalui aktifitas yang dapat
menanamkan nilai-nilai yang baik dan mulia sebagai bekal kehidupan manusia
menjalani hidup yang lebih baik. Akidah adalah perkara-perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati, dan ditanamkan dalam diri, sehingga menjadi yakin dan
mengikat, yang tidak pernah tersentuh oleh keragu-raguan. Nilainilai akidah
dalam pendidikan Islam merupakan suatu kualitas ketauhidan/ keimanan
kepada Sang Pencipta, Allah Ta’ala yang dimiliki manusia setelah dia
mengenal Tuhannya yang berkaitan dengan hubungan manusia itu sendiri
dengan Allah SWT.

B. Saran
Demikianlah tulisan ini yang dapat penulis paparkan. Semoga apa yang
telah penulis paparkan ini benar-benar dapat bermanfaat bagi penulis pribadi
maupun bagi para pembaca dengan harapan dapat memperluas pengetahuan
bagi kita semua. Dan penulis juga memohon kritik maupun saran dari para
pembaca agar dapat memperbaiki tulisan ini agar dapat lebih baik lagi dari
sebelumnya, kemudian apabila para pembaca masih kurang faham, pembaca
dapat membaca lebih dalam lagi dari berbagai referensi yang menerangkan
tentang “Aksiologi Pendidikan Islam”.

9
DAFTAR PUSTAKA
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Reneka Cipta.
Hidayat, Ainurrakhman. 2006. Buku Ajar Filsafat Ilmu. Pamekasan: STAIN
Press.
Mudyaharjo, Redja. 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja.
Abri, Ali. Filsafat Umum Suatu Pengantar (IAIN SUSQA, tt).
Jalaluddin. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 2008. Manajemen Pendidikan. Jakata: Kencana.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany. 1979. Falsafah Pendidikan Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana.
Akbar, Ilham dkk. 2021. Aksiologi Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyah Islamiyah.
Vol. 6. Edisi 1.
https://nuraeni2012.blogspot.com/2012/08/aksiologi-pendidikan-islam-untuk-
anak.html. Diakses Pada 9 Desember 2023.

10

Anda mungkin juga menyukai