Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TENTANG
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun oleh :
SYAHLUL ERBI SYAPUTRA
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tujuan Pendidikan Islam"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi syarat dan bahan ujian komprehensif aspek
kependidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang..................................................................................................... 1
B...Rumusan Masalah................................................................................................2
C...Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A...Definisi Pendidikan Islam....................................................................................3
B...Prinsip Rumusan Tujuan Pendidikan Islam.........................................................4
C...Komponen Tujuan Pendidikan Islam...................................................................6
D...Formulasi Tujuan Pendidikan Islam.................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A...Kesimpulan........................................................................................................ 13
B...Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tentunya tidak terlepas dari hakikat
pendidikan itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada makalah sebelumnya,
secara filosofis, pendidikan islam diartikan sebagai pendidikan yang
berparadigma kesemestaan yaitu terciptanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan
dan kealaman secara integratif dalam rangka humanisasi dan liberalisasi manusia
agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifah di bumi sebagai
bentuk pengabdiannya kepada Allah dan sesama manusia. Oleh sebab itu,
pendidikan sebagai wahana dalam proses perubahan tingkah laku individu
tentunya harus mempunyai tujuan, dimana tujuan merupakan suatu arah yang
ingin dicapai.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, yang
menjadi dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan UUD 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Lebih lanjut pendidikan nasional bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarkhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak
usaha, agar kegitan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang
terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha
pendidikan.2

1
UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 (Bandung : Fokusindo Mandiri, 2012), Hlm 3.
2
Ahamad D. Marimba, pengantar filsafat pendidikan, (Bandung : al-Ma’arif, 1989), hlm. 45-46.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendidikan Islam?
2. Prinsip apa saja yang ada dalam tujuan pendidikan Islam?
3. Komponen apa saja dalam tujuan pendidikan Islam?
4. Formulasi apa saja dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip formulasi tujuan pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui dan memahami komponen dalam tujuan pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui dan memahami formulasi dalam pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Islam


Pengertian pendidikan Islam sendiri terbagi dalam 2 pandangan, yaitu
secara termonologis dan epistimologis sebagaimana berikut ini.
a. Termonologis
Di dalam bahasa Arab terdapat sejumlah istilah yang berkaitan
dengan tujuan pendidikan3. Sejumlah istilah ini antara lain :
 Al-Niyyat berasal dari kata nawaa,yang berarti niat atau maksud.
 Al-Iradah yang berarti keinginan (Willingness).
 Al-Ghardu secara harfiah berarti sasaran,atau tujuan.
 Al-Qashdu mengandung arti jalan atau jalan lurus mencapai tujuan.
 Al-Hadp mengandung arti mendekati.
 Al-Ghayah mengandung arti batas akhir.
Tujuan adalah arah, haluan, jurusan maksud. Atau tujuan adalah
sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang
melakukan suatu kagiatan. Atau menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah
sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.4
b. Epistimologis
Tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefinisikan
pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar
mengenai manusia, alam dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip-prinaip
dasarnya. Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam
dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya, sebenarnya pendidikan
Islam memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu "RohmatanLil'alamin".
Mundzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari
tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan
hidup, atau keinginan-kainginan lainnya.5

3
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2010, h.56
4
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. Ke 5. (Jakarta : Kalam Muliah, 2006). Hlm. 133.
5
Hamdan Ihsan dan Fuad Ihsan. Filzafat Pendidikan Islam. Cet. Ke 3. (Bandung : Pustaka Setia, 2007).
Hlm. 68.

3
B. Prinsip Rumusan Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam mempunyai beberapa prinsip tertentu, guna
menghantar tercapainya tujuan pendidikan Islam. Prinsip itu adalah :6
1. Prinsip universal (syumuliyah)
Prinsip yang memandang keseluruhan aspek agama (akidah, ibadah
dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani, dan nafsani),
masyarakat dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan
hidup.
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun qa iqtishadiyah).
Prinsip ini adalah keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan
pada pribadi, berbagai kebutuhan individu dan komunitas, serta tuntunan
pemeliharaan kebudayaan silam dengan kebudayaan masa kini serta berusaha
mengatasi masalah-masalah yang sedang dan akan terjadi.
3. Prinsip kejelasan (tabayun).
Prinsip yang didalamnaya terdapat ajaran hukum yang memberi
kejelasan terhadap kejiwaan manusia (qalbu, akal dan hawa nafsu) dan
hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurikulum dan
metode pendidikan.
4. Prinsip tak bertentangan.
Prinsip yang didalamnya terdapat ketiadaan pertentangan antara
berbagai unsur dan cara pelaksanaanya, sehingga antara satu kompenen
dengan kompenen yang lain saling mendukung.
5. Prinsip realisme dan dapat dilaksankan.
Prinsip yang menyatakan tidak adanya kekhayalan dalam kandungan
program pendidikan, tidak berlebih-lebihan, serta adanya kaidah yang praktis
dan relistis, yang sesuai dengan fitrah dan kondisi sosioekonomi, sosopolitik,
dan sosiokultural yang ada.
6. Prinsip perubahan yang diingini.
Prinsip perubahan struktur diri manusia yang meliputi
jasmaniah, ruhaniyah dannafsaniyah; serta perubahan kondisi psikologis,
sosiologis, pengetahuan, konsep, pikiran, kemahiran, nili-nilai, sikap peserta

6
Omar Muhammad al Toumy al-Syaiban. Falsafah Pendidikan Islam. (Jakarta : Bulan Bintang, 1979).

4
didik untuk mencapai dinamisasi kesempurnaan pendidikan (QS. ar-Ra’d:
11).
7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu.
Prinsip yang memerhatikan perbedaan peserta didik, baikciri-ciri,
kebutuhan, kecerdasan, kebolehan, minat, sikap, tahap pematangan jasmani,
akal, emosi, sosial, dan segala aspeknya. Prinsip ini berpijak pada asumsi
bahwa semua individu ‘tidak sama’ dengan yang lain.
8. Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi
pelaku pendidikan serta lingkungan dimana pendidikan itu dilaksanakan.

Secara teoritis, tujuan akhir dalam pendidikan islam dibedakan menjadi


tiga bagian, yaitu:7
1. Tujuan normatif.
Yakni tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang
mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, seperti:
tujuan formatif yang bersifat member persiapan dasar yang korektif, tujuan
selektif yang bersifat memberi kemampuan untuk membedakan yang haq dan
yang bathil, tujuan determinitif yang bersifat memberi kemampuan untuk
mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan proses
kependidikan, tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk
memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan dan nafsu)
kearah tujuan akhir dan tujuan aplikatif yang bersifat memberi kemampuan
untuk menerapkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam
pengalaman pendidikan.
2. Tujuan fungsional.
Yakni tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta
didik untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotorik dari hasil
pendidikan yang diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan, seperti: tujuan
individual yang sasarannya pada pemberian kemampuan individual dalam
mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan dalam pribadi berupa
moral, intelektual dan skill; tujuan sosial yang sasarannya pada pemberian
kemampuan pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial, interpersonal

7
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Kencana, 2008) Hlm. 75-76.

5
dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat; tujuan moral yang
sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berprilaku sesuai sesuai
dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama
(teogenetis), dorongan sosial (sosiogenetis), dorongan psikologi (psikogenetis)
dan dorongan biologis (biogenetis); serta tujuan professional yang sasarannya
pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
3. Tujuan operasional.
Yakni tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Menurut
Langeveld tujuan ini dibagi menjadi enam macam bagian, yaitu: tujuan
umum, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan insidental, tujuan sementara,
dan tujuan intermedier.8

C. Komponen-Komponen Tujuan Pendidikan Islam


1. Ditinjau secara teoritis
Secara teoritis, tujuan akhir dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Tujuan Normatif
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang
mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi,
misalnya :
1) Tujuan formatif yang bersifat memberi persiapan dasar yang korektif.
2) Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk
membedakan hal-hal yang benar dan yang salah.
3) Tujuan determinatif yang bersifat memberi kemampuan untuk
mengarahkan dari pada sasaran- sasaran yang sejajar dengan proses
kependidikan.
4) Tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk
memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan
nafsu) kearah tujuan akhir.
5) Tujuan aplikatif yang bersifat memberikan kemampuan penerapan
segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman
pendidikan.

8
Ibid, Hlm. 76-77.

6
b. Tujuan Fungsional
Tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta
didik untuk memfungsikan daya kognisi, afeksi, dan psikomotorik dari
hasil pendidikan yang diperoleh, sesuai dengan yang ditetapkan. Tujuan
ini meliputi :
1) Tujuan individual, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah
diinternalisasikan kedalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill.
2) Tujuan sosial, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
pengamalan nilai-nilai kedalamm kehidupan sosial, interpersonal,
dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat.
3) Tujuan moral, yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan moral atas dorongan motivasi
yang bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial
(sosiogenetis), dorongan psikologis (psikogenetis), dan dorongan
biologis (biogenetis).
4) Tujuan profesional, yang sasarannya pada pemberian kemampuan
untuk mengamalkan keahliannya, sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
c. Tujuan Operasional
Tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Tujuan ini
dibagi menjadi enam macam, yaitu :
1) Tujuan umum (tujuan total), menurut Kohnstam dan Guning, tujuan
ini mengupayakan bentuk manusia kamil, yaitu manusia yang dapat
menunjukan keselaraasn dan keharmonisan antara jasmani dan rohani,
baik dalam segi kejiwaan, kehidupan individu, maupun untuk
kehidupan bersama yang menjadikan integritas ketiga ini hakikat
manusia.
2) Tujuan khusus, tujuan ini sebagai indikasi tercapainya tujuan umum,
yaitu tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu,
baik berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, tugas
dari suatu badan atau lembaga pendidikan, bakat kemampuan peserta
didik, seperti memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik untuk bekal hidupnya setelah ia tamat, dan sekaligus

7
merupakan dasar persiapan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan
berikutnya.
3) Tujuan tak lengkap, tujuan ini berkaitan dengan kepribadian manusia
dari suatu aspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup
tertentu, misalnya kesusilaan, keagamaan, keindahan,
kemasyarakatan, pengetahuan, dan sebagainya.
4) Tujuan insidental (tujuan seketika), tujuan ini timbul karena
kebetulan, bersifat mendadak, dan besifat sesaat, misalnya
mengadakan sholat jenazah ketika ada orang yang meninggal.
5) Tujuan sementara, tujuan yang ingin dicapai pada fase-fase tertentu
dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuan belajarnya adalah
membaca dan menulis, fase manula yang tujuan-tujuannya adalah
membekali diri untuk menghadap ilahi, dan sebagainya.

2. Ditinjau secara ruang lingkup


Dilihat dari segi cakupan atau ruang lingkupnya, tujuan pendidikan
dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Tujuan Tertinggi atau Terakhir
Telah disinggung dalam pembahasan pengertian pendidikan
islam diatas, bahwa secara mutlak tujuan pendidikan islam, jadi tujuan
tertinggi dirumuskan dalam istilah yang disebut “Insan Kamil”. Tujuan
yang berbetuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami
perubahan naik turun, bertambah berkurang dalam perjalanan hidup situ
berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,
memmeliharan dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah
dicapai9. Karena tujuan terakhir ini menjadi sandaran atas tujuan hidup
manusia dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

b. Tujuan Umum
Jika tujuan akhir tadi mengandung makna filosofis, berbeda
dengan tujuan umum ini. Pada tujuan umum lebih bersifat empirik dan
realistik. Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapainnya

9
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 31

8
dapat diukur, karena mencakup perubahan sikap, perilaku, dan
kepribadian subjek didik. Tujuan umum harus dikaitkan pula dengan
tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu
diaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional
lembaga yang menyelanggarakan pendidikan10. Tujuan umum meliputi
aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan,
kebiasaan dan pandangan.
Dikatakan umum karena berlaku bagi siapa saja tanpa batas
ruang dan waktu, dan menyangkut diri peserta didik secara total11.
Rumusan tujuan pendidikan yang bersifat universal dapat dirujuk pada
hasil kongres sedunia tentang pendidikan islam sebagai berikut12:
Education should aim at the balanced growth of total personality
of man through the training of man”s spirit,intellect the rational
self,felling and bodily sense. Education should therefore cater for the
growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative,
physical, scientific, linguistic,both individual and collectively, and
motivate all aspects toward goodness and attainment of perfection .The
ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to
Allah on the level individual the community and humanity at large.
Pendidikan adalah upaya pengembangan poteni atau sumbe
daya insani berarti mampu merealisasikan (self realisation),
menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim). Proses
pencapaina realisai diri tersebut dalam isltilah psikologi disebut becoming
sedangkan untuk sampai pada keutuhan pribadi diperlukan proses
perkembangan tahap demi tahap yang disebut proses develpoment.

c. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan
tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan Islam). Tujuan khusus
bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana

10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 30
11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, h. 137
12
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, h. 63

9
perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan , selama tetap berpijak pada
kerangka tujuan terakhir dan umum.
Hasan Langgulung, mencoba merumuskan tujuan khusus yang
memungkinkan dimasukan di bawah penumbuhan semangat agama dan
akhlak adalah antara lain sebagai berikut :
1) Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,
dasar-dasar, asal-usul ibidat, dan cara melaksanakannya dengan betul,
dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah agama
serta menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.
2) Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap
agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akidah yang mulia.
3) Menanamkan Keimanan kepada Allah Pencipta Alam, kepada
Makaikat dan rukun Iman serta penjelasannya.
4) Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan
dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti
hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.
5) Menanamkan rsa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur’an,
membacanya dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan
ajaran-ajarannya.

d. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi pengalaman tertentu yang direncakan dalam sautu kurikulum
pendidikan formal13. Tujuan sementara pada umumnya merupakan
tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala
tuntutan kehidupan. Karena itu tujuan sementara ini bersifat kondisional
dengan menyesuaikan diri untuk memenuhi pinsip dinamis dalam
pendidikan dengan lingkungan bercorak apapun yang penting
berorientasi pada nilai-nilai ideal Islam.
Dalam tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola
ubudiyah sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana,
sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi

13
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 31

10
anak didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu
lingkaran yang pada tingkat paling rendah mengkin merupakan suatu
lingkaran kecil.
Semakin tinggi tingkat pendidikannya, lingkaran tersebut
semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan,
bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan insan kamil itu. Di sinilah
barangkali perbedaan yang mendasar bentuk tujuan pendidikan Islam
dibandingkan dengan pendidikan lainnya.

D. Formulasi Tujuan Pendidikan Islam


Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid ‘Irsan
al-Kaylani, tujuan pendidikan Islam tertumpu pada empat aspek, yaitu :
1. Tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat Allah SWT.
Dalam wahyu-Nya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan psikis (anfus).
2. Mengetahui ilmu Allah SWT, melalui pemahaman terhadap kebenaran
makhluk-Nya.
3. Mengetahuai kekuatan (qudrah) Allah SWT melalui pemahaman jenis-jenis,
kuantitas,dan kreativitas makhluk-Nya.
4. Mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT, (Sunnah Allah) tentang realitas
(alam) dan jenis-jenis perilakunya.

Abdal Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya,Educational Theory,


aQur’anic outlook, menyatakan tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan
menjadi empat dimensi, yaitu :
1. Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah)
Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di
bumi, melalui keterampilan-keterampilan fisik. Ia berpijak pada pendapat dari
Imam Nawawi yang menafsirkan “al-qawy” sebagai kekuatan iman yang
ditopang oleh kekuatan fisik, (QS.al-Baqarah : 247, al-Anfal :60).
2. Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf al-Ruhaniyah)
Meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT
semata dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi SAW
dengan berdasarkan pada cita-cita ideal dalam al-Qur’an (QS. Ali Imran : 19).
Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua ( QS. Al-Baqarah : 10),

11
berupaya memurnikan dan menyucikan diri manuisa secara individual dari
sikap negatif (QS al-Baqarah : 126) inilah yang disebut
dengan tazkiyah (purification) dan hikmah (wisdom).
3. Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-Aqliyah)
Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran dan
sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan
pesan-pesan ayat-ayat-Nya yang berimplikasi kepada peningkatan iman
kepada Sang Pencipta. Tahapan akal ini adalah :
a. Pencapaian kebenaran ilmiah (ilm al-yaqin) (QS. Al-Takastur : 5)
b. Pencapaian kebenaran empiris (ain al-yaqin) (QS. Al- Takastur : 7)
c. Pencapaian kebenaran metaempiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai
kebenaran filosofis (haqq –alyaqin) (QS. Al-Waqiah : 95).
4. Tujuan Pendidikan Sosial ( al-Ahdaf al-Ijtimaiyah)
Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh
yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Identitasindividu disini tercermin
sebagai “al-nas” yang hidup pada masyarakat yang plural (majemuk).
Menurut Muhammad Athahiyah al-Abrasy, tujuan pendidiakn Islam
adalah tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW sewaktu hidupnya, yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena
pendidikan moral merupakan jiwa pendidikan Islam, sekalipun tanpa
mengabaikan pendidikan jasmani, akal, dan ilmu praktis. Tujuan tersebut
berpijak dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Malik bin Anas dari
Anas bin Malik).
‫مكارَ اخالق عن انس بن مالك‬
‫م‬ ‫ا ننما بتعثُت ختمم‬
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan di antaranya :
1. Tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna,
terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang
memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan, serta manyandarkan
semuanya pada ajaran dan hukum Allah SWT dan Rasulullah SAW.
2. Adapun prinsip tujuan pendidikan Islam di antaranya :
a. Prinsip universal (syumuliyah)
b. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun qa iqtishadiyah).
c. Prinsip kejelasan (tabayun).
d. Prinsip tak bertentangan.
e. Prinsip realisme dan dapat dilaksankan.
f. Prinsip perubahan yang di ingini.
g. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan
dan ilmu yang baru bagi pembacanya, dapat menjadi bahan tambahan sebagai
referensi dalam penulisan karya ilmiah maupun tugas perkuliahan, dan khususnya
semoga pembahasan yang ditulis dalam makalah ini dapat dikembangkan kembali
sehingga diperoleh ilmu pendidikan Islam yang lebih komprehensif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana
Abuddin Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Kencana : Jakarta.
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. (2007). Ilmu Pendidikan. Cet ke 2. Jakarta : Rineka
Cipta.
Ahamad D. Marimba. (1989). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : al-Ma’arif.
Hamdan Ihsan dan Fuad Ihsan. (2007). Filzafat Pendidikan Islam. Cet. Ke 3.
Bandung : Pustaka Setia.
Omar Muhammad al Toumy al-Syaiban. (1979). Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta :
Bulan Bintang.
Ramayulis. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Cet. Ke 5. Jakarta : Kalam Muliah
Rosidin. (2019). Ilmu Pendidikan Islam - Berbasis Maqashid Syariah dengan
Pendekatan Tafsir Tarbawi. Depok : Rajawali Pers.
Sri Minarti. (2003). Ilmu Pendidikan Islam - Fakta Teoritis Folosofis dan Aplikatif
Normatif. Jakarta : Amzah.
UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 (Bandung : Fokusindo Mandiri, 2012), Hlm 3.
Zakiah Daradjat. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai