Kelas : IAT 5 C
Pengertian
Sudjana mengartikan pembelajaran adalah upaya antara dua belah pihak yakni pendidik
dan peserta didik dalam menciptakan kegiatan interaksi edukatif secara sistematis untuk
melakukan kegiatan yang mengedukasi si peserta didik. Dalam bahasa arab belajar disebut ta’lim,
Kata ta’lim berasal dari akar kata “’allama” yang berarti mengajar, Pengajaran (ta'lim) lebih
menekankan pada komponen kognitif; ini mencakup topik-topik seperti informasi dan
keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari serta aturan perilaku yang baik.
“Proses transmisi berbagai ilmu pada jiwa individu tanpa ada batasan dan ketentuan
tertentu,” begitulah Muhammad Rasyid Ridha mendefinisikan ta’lim. Abdul Fattah Jalal
mendefinisikan ta'lim sebagai proses menanamkan pengetahuan, pemahaman, tanggung jawab,
dan penanaman kepercayaan, untuk memungkinkan pemurnian diri manusia dan menciptakan
kondisi yang diperlukan untuk menerima al-hikmah dan mempelajari segala sesuatu yang relevan
baginya dan juga yang tidak relevan baginya. Menurut penjelasan ini, “ta’lim” mengacu pada
ikhtiar manusia sejak dalam kandungan hingga meninggal dunia untuk berpindah dari kebodohan
menuju pengetahuan, sebagaimana dalam Surat An-Nahl ayat 78.
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa manusia tidak dapat memperoleh ilmu
pengetahuan kecuali jika Allah yang memberinya. namun, upaya dilakukan sebagai tanda
kesungguhan untuk memngetahui hal tersebut. Ta’lim mencakup aspek pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan seseorang dalam hidupnya serta ajaran akhlak dalam upaya
memajukan, menginspirasi, dan mengajak manusia untuk lebih menjalani kehidupan yang
berakhlak mulia, sehingga terbentuklah seseorang yang lebih sempurna dari segi akal , perasaan,
dan tindakan. Meskipun seseorang dilahirkan dalam keadaan belum mengetahui apapun, namun
ia dikaruniai berbagai kapasitas untuk mengembangkan kemampuan tersebut sehingga ia dapat
memahami dan mengetahui berbagai pengetahuan.
Para ahli pendidikan Islam telah berusaha mendefinisikan suatu pengertian, dan
diantaranya adalah:
Tujuan
Karena tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup manusia, maka secara formal tujuan
pendidikan diartikan sebagai rumusan klasifikasi, pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang harus
dimiliki siswa setelah menyelesaikan pelajaran di sekolah. Tujuan berfungsi untuk mengarahkan,
mengendalikan, dan memudahkan evaluasi suatu kegiatan. Tujuan pendidikan agama terdiri dari
dua komponen dengan uraian sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Secara garis besar Mesk tujuan pendidikan nasional adalah untuk menumbuhkan
keterampilan dan membentuk watak serta peradaban masyarakat yang bermartabat, maka
tujuan pendidikan agama Islam secara keseluruhan adalah untuk memperoleh mutu yang
disebutkankan dalam Al-Qur'an dan Hadits, mengajarkan kepada peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,berbudi pekerti luhur,kreatif, berilmu,
bertanggung jawab, serta menjadi warga yang demokratis. Untuk menjalankan fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003.
1) Sesuai dengan tujuan umum pendidikan yang tercantum di atas, pendidikan agama bertugas
membimbing dan mengarahkan peserta didik menjadi muslim yang taat sebagai cerminan
keimanan yang dipupuk dengan menanamkan ilmu agama, maka dari itu peserta didik harus
tercermin akhlak yang mulia sebagai bukti bahwa telah mencapai tujuan akhir dari pendidikan
agama.
2) Abdul Fattah Jalal menegaskan bahwa terwujudnya kemanusiaan sebagai hamba Allah
merupakan tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan, dan dari hal ini akan mencapai tujuan
yang lebih khusus lagi. Dengan mengambil ayat dalam al-Qur’an surah Takwir ayat 27, menurut
Abdul Fattah Jalal tujuannya adalah untuk seluruh umat manusia. Islam berpandangan bahwa
pendidikan harus menjadikan bahwa seluruh umat manusia harus menghambakan diri dan
beribadah kepada Allah SWT. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam surah adz-Dzariyat
ayat 56
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus pendidikan agama Islam yang dibahas disini adalah: Alasan pembelajaran
Al-Qur'an Hadits adalah disesuaikan dengan tumbuh kembang anak berdasarkan jenjang
pendidikan yang dijalaninya. Pemahaman bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui
dan dialami peserta didik di lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat kognitif, emosional,
dan psikomotorik merupakan syarat bagi berkembangnya tujuan pendidikan agama Islam.
Tahap kognitif, merupakan tahapan yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman
siswa terhadap prinsip-prinsip moral yang terdapat dalam ajaran Islam, kemudian muncul tahap
afektif, yang berkaitan dengan bagaimana siswa sampai pada pembentukan minat, sikap, dan
nilai-nilai dirinya. Yang ketiga Psikomotorik adalah tahapan tumbuhnya motivasi di diri peserta
didik dan berupaya untuk mengamalkan pembelajaran.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran Qur‟an Hadits meliputi masalah dasar ilmu al-Qur‟an Hadits,
tema-tema yang ditinjau dari al-Qur‟an dan Hadits, dan tujuan dari pembelajaran al-Qur‟an dan
Hadits tersebut. a. Masalah dasar-dasar ilmu al-Qur‟an dan al-Hadits, meliputi :
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009),
RatnWilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:PT Gelora Aksara Pratama,
2006),
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1992)
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006),