Anda di halaman 1dari 10

PENGGANTIAN HURUF DALAM RASM UTSMANI (Ibdal)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ilmu Rasm Utsmani
Dosen Pengampu : Bapak Hepni Putra,L.C.,M.Ag.

Disusun Oleh :
Yoan rindiarto (12109054)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS ILMU USHULLUDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…..

Segala puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugerah-
Nya.Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas kami dalam membuat makalah yang berjudul
“Penggantian huruf dalam rasm utsmani”. Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Ilmu Rasm Utsmani.

Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan kontribusi di
dalamnya, yaitu kami ucapkan trimakasih kepada Bapak Hepni Saputra,L.C.,M.Ag.selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Rasm Utsmani dan juga kepada teman-teman dari program studi
Ilmu Al-qur’an dan Tafsir kelas 4C, untuk semua saran, kritik,pendapat, dan bantuannya.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyajikan makalah ini.Namun, jika
terdapat beberapa kekurangan, kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dalam
penulisan kedepannya.

Rasau jaya ,25 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
A. Definisi Ibdal dalam al-qura`an ............................................................................................
B. Macam-macam ibdal dalam al-qur`an ..................................................................................
C. Contoh-contoh ibdal dalam al-qur`an ..................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................


a) Kesimpulan ...........................................................................................................................
b) Daftar pustaka .......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al Qur'an merupakan kitab samawi yang mendapat perhatian lebih dalam penjagaan
dan pemeliharaannya bila dibandingkan dengan kitab samawi lainnya. Al Qur'an merupakan
wahyu Allah swt yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw secara
berangsur- angsur dalam kurun waktu lebih kurang 23 tahun dalam masa kerasulannya agar
menjadi pedoman hidup umat manusia. Salah satu manfaat diturunkan al Qur'an secara
berangsur- angsur agar memberi kemudahan dalam memelihara, menghafal, menulis, dan
memahaminya.
Al Qur'an mempunyai metode khusus dalam penulisannya yang berbeda dengan
tulisan yang beredar dalam masyarakat. Para ulama membagi model penulisan itu kepada tiga
macam:
1) Khath Ishthilāhī atau rasm imlā`ī yaitu menuliskan kata sebagaimana diucapkan, atau rasm
yang kaidah-kaidahnya itu berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh ulama Basrah dan
Kufah dengan berpegang kepada rasm ‘Utsmānī dan ilmu Nahw dan Sharf. Rasm ini disebut
juga dengan rasm qiyāsī
2) Khath 'Utsmānī atau rasm 'Utsmānī yaitu rasm yang disandarkan kepada 'Utsmān bin 'Affān
yang dengannya mushaf al Qur'an ditulis atau rasm khusus menulis ayat- ayat dan kata- kata al
Qur`an pada periode penulisan dan pengumpulan al Qur`an yang masa khalifah ‘Utsman
merupakan periode akhir penulisannya. Rasm ini dikenal juga dengan rasm mushafī atau rasm
qurānī.
3) Rasm ‘Arūdhī yaitu rasm yang dijadikan pedoman oleh ahli ‘Arūdh dalam merangkai syair
yang bersandar pada apa yang didengar, tidak berdasarkan arti (Al Farmāwī, 2004: 165 dan
Sofiah Shamsuddin, 2006: 177).
Tulisan ini hanya mengkaji model tulisan yang kedua yaitu rasm 'Utsmānī,
khususnya berkaitan dengan abdal al hurūf (penggantian huruf). Kajian tentang rasm ‘Utsmānī
ini sudah banyak dikaji dari berbagai sudut pandang. Dengan kemukjizatan dan salah satu
keunikan al-qur`an yaitu mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip,dari 114 surat al-qur`an.
Menurut al-Khatib al-Iskafi hanya 28 buah atau sekitar 25% yang tidak mengandung ayat-ayat
yang beredaksi mirip. Sementara Tajal-Qurrra’ al-Karmani menemukan 11 surat atau kurang
dari 10% yang tidak mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip. Hal itu terjadi karena
berbedanya konsep yang mereka terapkan dalam menetapkan kemiripan dua redaksi.Terdapat
dua belas kategori ayat-ayat yang beredaksi mirip dalam al-Qur’an, yaitu penggantian (ibdal),
berlebih dan berkurang (ziyadah wa nuqsan), pengulangan redaksi (takran), perbedaan bentuk
morfem (ikhtilaf shiyag al-kalimat), terdahulu dan terkemudian (taqdim wa ta’khir), perbedaan
ungkapan (hitab), perbedaan ma’rifah dan nakirah(definite dan indefinete), perbedaan idafah
dan tidak idafah, perbedaan jenis morfem (laki-laki dan perempuan), perbedaan jabatan kata,
perbedaaan idgam dan tidak idgam, dan perbedaan bertanwin dan tidak bertanwin.
Berdasarkan dua belas kategori ayat al-Qur’an yang beredaksi mirip diatas terdapat satu
kategori yang merupakan terbesar di antara dua belas kategori itu, karena memuat 155 kasus,
yaitu Penggantian (ibdal).5 Ibdal adalah redaksi yang bermiripan dan terdapat perbedaan kecil
dari sudut pemakaian huruf, kata, atau susunan kalimat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ibdal
2. Jelaskan kaidah ibdal dalam rasm utsmani !

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar kita dapat memahami pengertian dari ibdal.
2. Agar kita dapat mengetahui dan memahami kaidah ibdal dalm rasm utsmani
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ibdal dalam Al-qur`an


Ibdal secara bahasa adalah perubahan atau penggantian. Penggantian secara tersirat
atau secara makna. Penggantian dalam bentuknya atau dalam isinya. Ibnu Manzur berkata
dia menukil dari Abbas Tsa’lab bahwasanya: dikatakan cincin itu berubah menjadi anting
apabila dipahat, ini adalah contoh melenyapkan zat barang yang pertama (cincin) lalu
menjadikannya sebagai barang baru yang lain wujudnya yaitu anting, dan cincin diganti
dengan anting apabila ditempa dan disempurnakan menjadi anting, dan hal ini adalah
penggantian suatu hal dengan tetap pada wujud barang pada asalnya. Hakikat ibdal adalah
penggantian suatu bentuk kepada bentuk lain, akan tetapi tetap pada esensi barang asalnya.
Ibdal itu menyisihkan suatu wujud dan memunculkan wujud baru yang lain.Pernyataan
tersebut senada dengan Ibnu Duraid dalam kitab al-Jumhurah tentang ibdal, beliau
mengatakan bahwa ibdal adalah menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lain, akan
tetapi sesuatu itu masih dalam satu jenis yang sama hanya memiliki perbedaan bentuk.Hal
serupa juga terlihat dalam kitab al-Mu’jam al-Wasit, dikatakan bahwa ibdal adalah
mengganti tempat ke tempat yang lain, mengganti huruf ke huruf yang lain, mengganti baju
lama dengan baju baru,mengganti ayat satu dengan ayat yang lain.Jadi, dapat penulis
simpulkan bahwa ibdal yaitu menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lain, dalam bentuk
berbeda akan teapi tetap dalam satu jenis yang sama.
Adapun arti ibdal secara istilah itu adalah ketika dalam dua hal: pertama, ketika
dalam pembahasan saraf dan kedua, ketika dalam pembahasan al-Qur’an dan secara khusus
dalam pembahasan lafaz-lafaz yang mutasyabih (mempunyai arti yang samar). Ibdal dalam
ilmu saraf dapat diartikan sebagai: menyisihkan satu huruf menempatkan huruf lain pada
tempat huruf yang disisihkan, maka memang pada penerapannya ibdal hampir sama dengan
i’lal karena sama-sama penggantian huruf dari tempatnya, hanya saja yang adalah
penggantian huruf ’illah pada pembahasan i’lal yang diganti dengan huruf yang lain.
Adapun ibdal adalah umum untuk semua penggantian huruf. Hal serupa juga dikatakan oleh
Abdul Halim Ibrahim bahwa ibdal adalah mengganti satu huruf ke huruf lain selain huruf
i’lal, seperti dalam kata ‫ اصتبر‬dengan ‫ اصطبر‬dalam kata tersebut, mengganti huruf
(‫)التاء‬dengan (‫)طاء‬. Jadi, ibdal dan i’lal mempunyai kesamaan yaitu sama-sama
menggantikan, jika ibdal mengganti satu huruf dengan huruf lain selain huruf ’illah,
sedangkan i’lal adalah mengganti huruf ’illah dengan huruf ’illah, huruf `illah yaitu (‫ و‬,‫ ي‬,‫)ا‬.
Adapun dalam al-Qur’an, lafaz badal memberikan arti mana sebenarnya yaitu
penggantian secara mutlak, dan makna seperti ini tidak mengacaukan pengertian istilah dari
ibdal. Ibdal dalam pembahasan al-Qur’an adalah ketika masuk ke dalam pembahasan lafaz-
lafaz yang mempunyai arti yang samar, yang biasanya tempattempatnya sudah diketahui
akan tetapi berbeda huruf atau katanya saja.Pernyataan tersebut berbeda dengan pendapat
Nashrudin Baidan bahwa ibdal adalah redaksi ayat mirip akan tetapi memiliki perbedaan
kecil dari sudut pemakaian huruf, kata, atau susunan kalimat. Pengertian ibdal dalam
al-Qur’an yang digunakan pada penelitian ini yaitu ibdal menurut pendapat Nashruddin
Baidan, yaitu ayat-ayat yang beredaksi mirip akan tetapi mempunyai sedikit perbedaan dari
segi huruf kata maupun kalimat. Maksud dari penggantian dalam al-Qur’an di sini adalah
ketika ada ayat-ayat yang beredaksi mirip kemudian terjadi penggantian dari segi huruf,
kata maupun kalimat antara ayat satu dengan ayat yang lain. Hubungan ibdal dengan
al-Qur’an yaitu sangat erat karena ibdal merupakan sub bab dari cabang ilmu bahasa Arab.
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an, sebagaimana terdapat dalam Q.S Yusuf ayat 2,
yang artinya “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan bahasa Arab,
agar kamu memahaminya”. Jadi ibdal dengan al-Qur’an sangat berhubungan dan akan
dibahasa dalam penelitian ini yaitu ibdal dalam al-Qur’an.
B. Macam-macam Ibdal
Macam-macam ibdal dalam al-Qur’an dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: ibdal kata
ganti tunggal (dhamir) dengan jamak,ibdal ‫ ثم‬dengan ‫ف‬, dan ibdal kalimat. Ketiga jenis
ibdal ini memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda-beda, dan pada penelitian ini
penulis ingin menjelaskan apa jenis ibdal yang ketiga yaitu ibdal pada kalimat. Penulis
mengambil jenis ini karena pembahasan yang akan dijelaskan dalam penelitian senada
dengan jenis ibdal yang ketiga, memilik persamaan di awal ayat dan memiliki perbedaan
lafaz pada akhir ayat secara mencolok. Ibdal dalam al-Qur’an adalah suatu hal yang umum
dan jelas, dan masih perlu untuk pengrapian, penataan dan pembukuan, dalam pembahasan
ini khusus karena terlalu banyaknya. Aisyah binti Abdurrahman (Bint al-Syathi’) berkata:
dia menilai peneyebutan lafaz yang berulang di dalam al-Qur’an dalam satu pembahasan,
hal tersebut menggunakan lafaz yang menunjukkan satu tujuan yang berbeda dari pada
tujuan pada lafaz yang lain. Maknanya juga berbeda seperti yang banyak di sebutkan dalam
kamus-kamus atau tafsir-tafsir lain.
Pembahasan ibdal menambah keyakinan kita bahwa bahasa dalam alQur’an itu
adalah bahasa yang syarat dengan hukum, tidak bersinonim dengan kata yang lain meski
penyebutannya sama dan jelas menurut banyak orang. Dr. Sa’id Ramadhan al-Buti
rahimahullah berkata: “... meskipun lafaz yang sama ini di nilai sinonim ketika
dimaksudkan untuk menunjukkan pemaknaan secara global, seperti inilah yang dijelaskan
juga oleh para pakar bahasa, dan mereka inilah yang banyak meneliti tentang banyak
ringkasan dan catatan tentang hal ini dan dikaitkan dengan pemikiran. Adapun bagi mereka
yang mendalami pemaknaan bahasa, dan meneliti apa yang membedakan dari ciri khas dan
perbedaan lafaz-lafaz tersebut maka menurut mereka lafaz tersebut bukanlah sinonim, akan
tetapi setiap kata mempunyai arti, tujuan, perbedaan dan isyarat yang khusus dan berbeda.
Akan menjadi lebih jelas lagi apabila pembaca membeberkan perbedaan dari setiap lafaz
secara menyeluruh kepada audience,dengan begini maka akan terlihat lebih jelas perbedaan
nya dan penggunaan serta pemaknaannya....”. Pembahasan ibdal juga ada hubungannya
dengan alur cerita. Dalam istilah para pakar bahasa mereka menyebut siyaq termasuk dari
bahasa modern yang mempunyai batasan yang jelas meskipun banyak yang mengartikan
inti adalah semantik secara arti. Selain itu, haruslah ada muqaddimah yang membahasa
pandangan ini secara khusus dan pembicaraan secara dasar sehingga menjadi lebih jelas lagi
pembahasan ini dan point penting yang berkaitan.
C. Contoh-contoh Ibdal dalam al-qur`an
Ibdal secara bahasa berarti mengganti. Ibdal secara Istilah adalah mengganti Huruf
Hamzah menjadi huruf Mad ketika Ibtida’ (memulai bacaan) yang terjadi pada kata yang
didahului hamzah washal bertemu dengan hamzah Qatha’,Pada Pembahasan di Bab 1 Buku
Metode Masruriyah tentang Mad Badal bahwa Huruf Mad yang menggantikan Hamzah
Sukun ‫ ء‬adalah huruf mad berupa Alif ‫ا‬, Ya Sukun ‫ ي‬atau Wau Sukun ‫ و‬, salah satunya
adalah lafadz ‫ ٱئتُونِى‬. Maka pada lafadzh ‫ٱئتُونِى‬, juga kaidahnya mengikuti proses
terbentuknya Mad Badal yakni apabila hamzah qatha sukun sebelumnya fathah maka
diganti Alif, jika sebelumnya kasrah diganti Ya Sukun dan jika sebelumnya dhammah maka
diganti Wau Sukun. Sehingga pada lafdz ‫ ٱئتُونِى‬apabila membaca Ibtida yang Hamzah
Washalnya dibaca kasrah maka hamzah Qatha’ yang sukun diganti dengan Ya Sukun ‫ي‬
karena sebelumya Kasrah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ibdal dalam al-Qur’an adalah ayatayat al-Qur’an yang beredaksi mirip akan tetapi
mempunyai perbedaan sedikit dalam segi huruf, kata atau kalimat. Jenis-jenis ibdal dalam
alQur’an ada tiga yaitu: ibdal kata ganti tunggal (dhamir) dengan jamak, ibdal ‫ ثم‬dengan ‫ف‬,
dan ibdal pada kalimat. Ibdal juga berarti mengganti atau merubah secara makna atau dalam
isinya. pertama, ketika dalam pembahasan saraf dan kedua, ketika dalam pembahasan al-
Qur’an dan secara khusus dalam pembahasan lafaz-lafaz yang mutasyabih (mempunyai arti
yang samar). Ibdal dalam ilmu saraf dapat diartikan sebagai: menyisihkan satu huruf
menempatkan huruf lain pada tempat huruf yang disisihkan, maka memang pada
penerapannya ibdal hampir sama dengan i’lal karena sama-sama penggantian huruf dari
tempatnya, hanya saja yang adalah penggantian huruf ’illah pada pembahasan i’lal yang
diganti dengan huruf yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

- Mazwin, Metode Dan Corak Tafsir Imam Al-Nasafi (Studi Analisis Terhadap Tafsĩr
Madãrik Al-Tanzĩl Waẖaqãiq Al-Ta’wĩl), Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2014, bab
III, h. 8.
- Ibnu Manzur, Lisan al-‘Arab, Beirut: Dar Shadir, 711 H, jilid 11, t.th, h. 48.
- Ibnu Duraid, AL-Jumhurah, juz 1, h. 300.
- Al-Mu’jam Al-Wasit, juz I, bab “al-Ba’”, h. 45.
- Muhammad Qasimi, Balaghah, h. 22.
- Abdul Halim Ibrahim, Taisir al-I’lal Wa al-Ibdal, alQahir: Maktabah Garib, t.th, h. 5.
- Baidan, Nasruddin. 1990. Metode Penafsiran Ayat-ayat yang Beredaksi Mirip di dalam
Al-Qur’an, Disertasi, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah.
- Sholihah,`amilatu.2020.Analisis ibdal dalam al-qur`an perspektif abu hayyan al-
andalusia an-naysaburi dan an-nasafi,yogyakarta:UIN Sunan kalijaga.

Anda mungkin juga menyukai