Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AL-AHRUF MIN FAWATIH SUWAR / PEMBUKA DALAM


SURAH AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi


tugas Mata Kuliah: Ulumul
Qur’an
Dosen Pengampu: Abdul Aziz Al Khumair

Disusun oleh:

1.Muhammad Abduh Yazid (2011340006)

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, beserta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ulumul Qur’an yang diberikan oleh bapak Abdul Aziz Al Khumairi, dan menambah
wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran agar saya bisa memperbaiki kesalahan untuk
kedepannya

Bengkulu, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fawatih Al-suwar..............................................................................3
2.2 Macam-macam Fawatih Al-suwar.......................................................................3
2.3 Kedudukan pembuka surat Al-Qur’an.................................................................7
2.4 Pendapat para ulama tentang huruf hijaiyah pembuka surat.............................10
2.5 Tujuan Fawatih Al-suwar..................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi atas Al-Quran telah banyak dilakukan oleh para ulama dan sarjana tempo
dulu, termasuk para sahabat di zaman Rasulullah saw. Hal itu tidak lepas dari disiplin
dan keahlian yang dimiliki oleh mereka masing-masing. Ada yang mencoba
mengelaborasi dan melakukan eksplorasi lewat perspektif keimananm historis, bahasa
dan sastra, pengkodifikasian, kemu’jizatanm penafsiran serta telaah kepada huruf-
hurufnya.
Kondisi semacam itu bukan hanya merupakan artikulasi tanggung jawab seorang
Muslim untuk memahami bahasa-bahasa agamanya. Tetapi sudah berkembang kepada
nuansa lain yang menitikberatkan kepada studi yang bersifat ilmiah yang memberikan
kontribusi dalam perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Kalangan sarjana Barat
banyak yang melibatkan diri dalam pengkajian Al-Quran, dengan motivasi dan latar
belakang kultural maupun intelektual yang berbeda-beda.
Al-Quran sebagai diketahui terdiri dari 114 surat, yang di awali dengan beberapa
macam pembukaan (fawatih al-suwar) . di antara macam pembuka surat yang tetap
aktual pembahasannya hingga sekarang ini huruf muqatha’ah. Menurut Watt, huruf-huruf
yang terdiri dari huruf-huruf alphabet (hijaiyah) ini, selain mandiri juga mengadung
banyak misterius, karena sampai saat ini belum ada pendapat yang dapat menjelaskan
masalah itu secara memuaskan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu Fawatih Al-suwar ?
2. Apa-apa saja macam-macam Fawatih Al-suwar ?
3. Bagaimana kedudukan pembuka surat Al-Qur’an ?
4. Bagaimana pendapat para ulama tentang huruf hijaiyah pembuka surat ?
5. Apa tujuan Fawatih Al-suwar ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa itu Fawatih Al-suwar
2. Mengetahui macam-macam Fawatih Al-suwar
1
3. Mengetahui Bagaimana kedudukan pembuka surat Al-Qur’an
4. Mengetahui Bagaimana pendapat para ulama tentang huruf hijaiyah pembuka surat
5. Mengetahui tujuan Fawatih Al-suwar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fawatih al-Suwar


Secara etimologis, fawatih al-suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena
posisinya di awal surat-surat dalam Al-Qur’an . Seluruh surat Al-Qur’an dibuka dengan
sepuluh macam pembukaan dan tidak satu surat pun keluar dari sepuluh macam
pembukaan itu. Setiap macam pembukaan itu mengandung rahasia tersendiri, sehingga
sangat penting untuk dikaji. Diantara pembukaan itu diawali oleh huruf-huruf yang
terpisah (al-ahruf al-muqatha’ah). Orang sering mengidentikan fawatih al-suwar dengan
huruf muqatha’ah, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Bahkan huruf Muqatha’ah
hanya merupakan bagian dari fawatih al-suwar. Di antara ulama yang mengidentikan
keduanya adalah Manna’ Khalil Qaththan dalam kitabnya Mabahits fi’Ulum al-Qur’an.
Pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh para ulama menunjukkan bahwa
pembuka surat yang berbentuk huruflah yang sering menimbulkan kontroversi diantara
mereka. Sehingga tak heran apabila huruf-huruf tersebut sering dikategorikan kedalam
ayat-ayat mutasyabihat, yang tak seorangpun mengetahui artinya kecuali Allah SWT atau
bahkan disebut sebagai salah satu bentuk rahasia Tuhan yang terdapat didalam Al-
Qur’an.

2.2 Macam-macam fawatih al-suwar


Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang pembukaan surat Alquran,
diantaranya sebagai yang dilakukan al-Qasthalani. Ia mengiventarisir Fawatih al-
Suwar menjadi sepuluh macam. Sementara Ibn Abi al-Isba dalam kitabnya al-Khaqatir
al- Sawanih fi Asrar Fawatih, hanya menyebutkan lima saja.
A. Pembukan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bi al-
tsana). Pujian kepada Allah ada dua macam, yaitu:
1) Menetapkan sifat-sifat terpuji kepada Allah (al-itsbat shifat al-madhiy) dengan
menggunakan salah satu lafal berikut.
a) Memakai lafal hamdalah, yakni dibuka dengan ( ‫)هلل الحمد‬, yang terdapat dalam 5
surat.
b) Memakai lafal ( ‫)تبارك‬, yang terdapat dalam 2 surat.
2) Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih ‘an sifat naqshim) dengan
menggunakan lafal tasbih, (‫يسبح‬O\‫بح\سبح‬O‫بحن\س‬O‫ )س‬sebagai yang terdapat dalam 7 surat.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata masing-masing surat tersebut
menetapkan sifat-sifat yang negatif. Surat-sufat yang diawali dengan pujian ini
memiliki tasbih itu merupakan monopoli Allah. Dalam hal ini, tasbih dimulai
dengan mashdar dan selanjutnya diikuti dengan fi’il. Ini semua dimaksudkan agar
mencakup seluruh tasbih, sekaligus menunjukkan betapa ajaibnya Al-Quran itu.
B. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-
muqatha’ah).
Pembukan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14
huruf tanpa diulang, yakni (‫)ح\ر\س\ص\ك\ع\ق\ك\ل\م\ن\هـ\ي\ا‬
Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun
dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
1) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (‫)ص‬
(QS. Shad); (‫( )ق‬QS. Qaf); dan (‫( )ن‬QS. Nun)
2) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (‫( )حم‬QS. Al-
Mu’min; QS. Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan
QS.Al-Ahkaf; (‫( )طه‬QS. Thaha); )‫((طس‬QS. Al-Naml); dan (‫( )يس‬QS. Yasin).
3) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni (‫ )الم‬QS. Al-Bqarah, QS. Ali Imran,
QS. Al-Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah); (‫( )الر‬QS. Yunus,
QS. Hud, QS. Ibrahim, QS. Yusuf, dan QS. Al-Hijr, dan (‫( )طسم‬QS. Al-Qashash
dan QS. Al-Syu’ara).
4) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni (‫( )الر‬QS. Al-Ra’ad) dan (‫)المص‬
(QS. Al-A’raf). Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian (
‫((كهيعص‬QS. Maryam) dan (‫( )عسق حم‬QS. Al-Syuara).
C. Pembukaan dengan panggilan (al-istiftah bi al-nida).
Nida ini ada tiga macam, yaitu nida’ untuk nabi, nida untuk kaum mukminin dan
nida untuk umat manusia.
D. Pembukaan dengan kalimat (jumlah) khabariah (al-istiftah bi al-jumal al-
khabariayyah).
Jumlah khabariyyah di dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu:
a) Jumlah ismiyyah
Jumlah ismiyyah yang menjadi pembuka surat terdapat 11 surat, yaitu: al-
Taubah, al-Nur, Al-Zumar, Muhammad, Al-Fath, Al-Rahman, Al-Haqqah, Nuh, al-
Qadr, al-Qari’ah, al-Kautsar.
b) Jumlah fi’liyah
Jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat-surat Alquran terdapat dalam 12
surat, yaitu
1) (‫سئلونك‬O‫ )االنفال عن ي‬/Mereka bertanya kepadamu tentang pendistribusian harta
rampasan perang (QS. Al-Anfal);
2) (‫ )تستعجلوه فال امرهلال اتي‬/Telah pasti datangnya ketetapan Allah itu, maka janganlah
minta disegerakan (QS. Al-Nahl),
3) (‫قترب‬O‫ )حسابهم لناس ا‬/Telah dekat datangnya saat itu (QS. Al-Qamar);
4) (‫ )المئمنون قدافلحل‬/Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (QS. Al-
Mukminun;
5) (‫ )الساعة اقتربت‬/telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalam
mereka (QS. Al-Anbiya);
6) (‫دسمع‬O‫ )تجادلك التي قول هلال ق‬/Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan
menimpanya (QS. Al-Ma’arij);
7) ( ‫ )القيامة بيوم القسم‬/Aku bersumpah dengan hari kiamat (QS. Al-Qiyamah);
8) ( ‫ )البالد بهذا الاقسم‬/Aku bersumpah dengan kota ini, Makkah (QS. Balad);
9) (‫ )وتولي عبس‬/Dia (Muhammad) bermuka Masam dan berpaling (QS. ‘Abasa)
10) . ( ‫م‬O‫ )الكتاب اهل من كفروا الذين يكن ل‬/Dia Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-
orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan
agamanya (QS. Al-Bayyinah);
11) (‫ )الهاكمتكاثر‬/Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (QS. Al-Takatsur).
Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’
yaitu untuk memberi perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun
untuk menjadi pedoman kehidupan ini.
E. Pembukaan dengan sumpa (al-istiftah bi al-qasam).
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat Al-quran ada tiga macam dan
terdapat dalam 15 surat.
1) Sumpah dengan benda-benda angkasa, misalnya (‫فات‬O‫الص‬O‫( )و‬Demi rombongan yang
bersaf-saf) dalam QS. Al-Shaffat; (‫( )والنجم‬Demi bintang) dalam surat al-Najm;
(‫( )زالمرسالت‬Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; (‫ا‬
‫السماء‬O‫( )لبروج ذات و‬Demi lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-Buruj; (
‫( )الطارق و والسماء‬Demi langit dan yang datang pada malam harinya) dalam QS al-
Thariq; (‫الفجروليال‬O‫ر و‬O‫( )عش‬Demi fajar dan malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr;
dan (‫( )والضحها والشمس‬Demi matahari dan cahanyanya di waktu duha) dalam QS.
Al- Syams.
2) Sumpah dengan benda-benda bawah, misalnya (‫( )ذروا والذاريات‬Demi angin yang
menerbangkan debu dengan sekuat-keuatnya) dalam QS. Al-Dzariyyat; (‫ور‬O‫)والط‬
(Demi bukit Thur) dalam QS. Al-Thur; (‫( )وال يت ن‬Demi buah Tin) dalam QS. Al-Thin;
(‫( )والعاديت‬Demi kuda perang yang berlari kencang) dalam QS. Al-‘Adiyat.
3) Sumpah dengan waktu, misalnya (‫( )واليل‬Demi malam) dalam QS. Al-Layl; (‫)والضحي‬
(Demi waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (‫( )والعصر‬Demi waktu) dalam QS. Al-
Ashr.
Hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia
meneladani sikap bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani
berbicara untuk menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus
senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya
beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu
diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada
dasarnya, benda- benda itu ciptaan Allah.
F. Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-syarth).
Syarat yang digunakan dalam pembukaan surat Al-Quran ada dua macam dan
digunakan dalam 7 surat, yakni:
1) (‫ )كورت اذالشمس‬/ Apabila matahari digulung dalam QS. Al-Takwir;
2) (‫ )انفطرت اذالشماء‬/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Infithar;
3) (‫ )انشقت اذالشماء‬/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq,
4) (‫ )الواقعة واقعت اذا‬/Apabila terjadi hari kiamat , dalam QS. Al-Waqi’ah;
5) (‫ )المنافقون اذاجاءك‬/Apabila orang-orang munafik datang kepedamu, dalam QS.
Al- Munafiqun;
6) (‫ض زلزلت اذا‬O‫ )زلزالها االر‬/Apabila bumi dogoncangkan dengan goncangan yang
dahsyat, dalam QS. Al-Zaljalah;
7) (‫ )والفتح اذاجاءنصرهلال‬/Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dalam
QS. Al-Nashr.
G. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr)
1) Dengan (‫ )اقرأ‬bacalah, yang hanya terdapat dalam QS. Al-Alaq
2) Dengan (‫ )قل‬katakanlah, yang terdapat dalam QS al-Jin, QS. Al-Kafirun, QS. Al-
Falaq dan QS. Al-Nas.
H. Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-
istifham) Bentuk pertanyaan ini ada dua macam
yaitu:
1) Pertanyaan, positif yang pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif.
Pertanyaan ini digunakan dalam 4 pendahuluan surat Alquran, yaitu: ( ‫علي اتي هل‬
‫ )الدهر من حين االنسان‬Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam
QS. Al-Dahr, (‫ يتساءلون عم‬. ‫ )البإالعجيم عن‬Tentang apakah mereka saling bertanya
tentang berita yang besar, dalam QS al-Naba, (‫ل‬O‫ ه‬O‫ )الغاشية حديث اتاك‬Sudah datangkah
kepadamu berita tentang hari pembalasan? Dalam QS. Al-Ghasyiyah, ( ‫الذي‬
‫ )ارايت بالدين يكذب‬Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama? Dalam QS.
Al- Ma’un.
2) Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat; negatif, yang
hanya terdapat dalam dua surat, yakni ( ‫لم‬O‫ )صدرك لك نشرح ا‬Bukankah kami telah
melapangkan dadamu untukmu, dalam QS. Al-Insyirah dan ( ‫)بأصحب ربك فعل تركيف الم الفيل‬
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap tentara bergajah dalam QS. Al-Fil.
I. Pembukaan dengan doa (al-istiftah bi al-du’a)
Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga surat. Yaitu: ( ‫ ) لمط فين ويل‬Kecelakaan
besar bagi orang-orang yang curang, dalam QS. Al-Muthaffifin, ( ‫ويل‬ ‫لكل‬
‫ )همزةلمزة‬Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela dalam QS. Al-Humazah, (
‫ وتب لهب ابي‬O‫ )تبتيدا‬Binasalah tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa dalam QS.
Al- lahab.
J. Pembukaan dengan alasan (al-istiftah bi al-ta’lil)
Pembukan dengan alasan ini hanya terdapat dalam QS. Al-Quraisy ( ‫إليل‬
‫ )ف قريش‬Karena kebiasaan orang-orang Quraisy

2.3 Kedudukan Pembuka Surat Al-Quran


Menurut As-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail Al-suwar) atau huruf-
huruf potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Sebagai
ayat- ayat mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan
menafsirkannya. Dalam hal ini pendapat para ulama pada pokoknya terbagi dua.
Pertama, ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh
Allah. As-Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih).
Ibnu
Al-Munzir meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan
surat ini berkata;
‫ان لكل كتاب صفوة وصفوة هذا الكتاب حرزف التهجي‬
Artinya:
“Sesungguhnya bagi setiap kitab ada sari patinya, dan sari pati Kitab (Al-Quran) ini
adalah huruf-huruf ejaannya”.
Abu Bakar juga diriwayatkan pernah berkata:
‫في كل كتاب سر وسره في القران اوائل السور‬
Artinya:
“Pada setiap kitab ada rahasia, dan rahasianya dalam Al-Quran adalah permulaan-
permulaan suratnya”.
Kedua, pendapat yang memandang huruf-huruf di awal surat-surat ini sebagai
huruf- huruf yang mengandung pengertian yang dapat dipahami oleh manusia. Karena
itu penganut pendapat ini memberikan pengertian dan penafsiran kepada huruf-huruf
tersebut.
Dengan keterangan di atas, jelas bahwa pembukaan-pembukaan surat ada 29
macam yang terdiri dari tiga belas bentuk. Huruf yang paliang banyak terdapat dalam
pembukaan- pembukaan ini adalah huruf Alif (‫ )ا‬dan lam (‫)ل‬, kemudian Mim (‫)م‬, dan
seterusnya secara berurutan huruf Ha (‫)ح‬, Ra (‫)ر‬, Sin (‫ )س‬Ta (‫)ط‬, Sad (‫)ص‬, Ha (‫)ه‬, dan
Ya’ (‫)ي‬, ‘Ain (‫ )ع‬dan Qaf (‫)ق‬, dan akhirnya Kaf (‫)ك‬, dan Nun (‫)ن‬.
Seluruh huruf yang terdapat dalam pembukaan-pembukaan surat ini dengan tanpa
berulang berjumlah 14 huruf atau separuh dari jumlah keseluruhan huruf ejaan. Karena
itu, para mufassir berkata bahwa pembukaan-pembukaan ini disebutkan untuk
menunjukkan kepada bangsa Arab akan kelemahan mereka. Meskipun Al-Quran
tersusun dari huruf- huruf ejaan yang mereka kenal, sebagiannya datang dalam AlQuran
dalam bentuk satu huruf saja dan lainnya dalam bentuk yang tersusun dari beberapa
huruf, namun mereka tidak mampu membuat kitab yang dapat menandinginya. Pendapat
ini telah dijelaskan secara panjang lebar oleh Al-Zamakhsari (wafat 538 H) dan Al-
Baidhawi (wafat 728 H). pendapat ini dikuatkan oleh Ibn Taimiyah (wafat 728 H) dan
muridnya, Al-Mizzi (wafat 742 H). Mereka menguraikan tantangan Al-Quran di
turunkan dalam bahasa Mereka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu membuat kitab
yang menyerupainya. Hal ini menunjukkan kelemahan mereka di hadapan Al-Quran dan
membuat mereka tertarik untuk mempelajarinya.
Berikut ini dikemukakan beberapa riwayat dan pendala ulama:
“Dari Ibn Abbas tentang firman Allah: (‫)الم‬, berkata Ibn Abbas:” Aku Allah lebih
mengetahui”, tentang (‫ )المص‬berkata Ibn Abbas:” Aku Allah akan memperinci”, dan
tentang (‫ )الر‬berkata Ibn Abbas: “Aku Allah melihat”. (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim
dari jalan Abu Al-Duha).
“Dari Ibn Abbas, berkata ia: “alif lam ra, ha’mim, dan nun adalah huruf-huruf al-
Rahman yang dipisahkan (dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim dari jalan Ikrimah)”.
“Dari Ibn Abbas tentang Kaf, Ha’, Ya’ Ain, Sad, berkata ia: “Kaf dari Karim
(pemurah). Ha dari Hadin (pemberi petunjuk), Ya, dari Hakim (bijaksana), ‘Ain dari
‘Alim (Maha Mengetahui), dan Sad dari Sadiq (yang benar). (Dikeluarkan oleh Al-
Hakim dan lainnya dari jalan Sa’id Ibn Jubair)
“Dari Salim Abd Ibn Abdillah berkata ia: (‫الم حم‬،) dan (‫ )ن‬dan seumpamanya adalah
nama Allah yang dipotong-potong”, (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim).
Dari Al-Saddiy, ia berkata: “Pembukaan-pembukaan surat adalah nama dari nama-
nama Tuhan Jalla Jalaluh yang dipisah-pisah dalam Al-Quran”. (Dikeluarkan oleh Ibn
Abi Hatim).
“Dari Ibn Abbas, berkata ia: (‫ ص‬،‫الم طسم‬،) dan yang seumpamanya adalah sumpah
yang Allah bersumpah dengannya, dan merupakan nama-nama Allah juga”. (Dikeluarkan
oleh Ibn Jarir dan lainya dari jalan Ali Ibn Abi Talhah). Ada pendapat mengatakan
bahwa huruf-huruf itu adalah nama-nama bagi Al-Quran, seperti Al-Furqan dan Al-Zikir.
Pendapat lain mengatakan bahwa huruf-huruf tersebut adalah pembuka bagi surat-surat
Al-Quran sebagaimana hanya qasidah sering diawali dengan kata (‫ )بل‬dan (‫)ال‬.
Dikatakan juga huruf-huruf ini merupakan peringatan-peringatan (tanbihat)
sebagaimana halnya dalam panggilan (nida). Akan tetapi, di sini tidak digunakan kata-
kata yang biasa digunakan dalam bahasa Arab, seperti (‫ )أال‬dan (‫ )أما‬karena kata-kata ini
termasuk lafal yang sudah biasa dipakai dalam percakapan. Sedangkan al-Quran adalah
kalam yang tidak sama dengan kalam yang biasa sehingga digunakan alif (‫)ا‬. Sebagai
peringatan (tanbih) lebih terkesan kepada pendengar. Yang belum pernah digunakan
sama sekali sehingga lebih terkesan kepada pendengar.
Dalam hubungan ini sebagian ulam memandangnya peringatan (tanbih) kepada
rasul agar dalam waktu-waktu kesibukannya dengan urusan manusia berpaling kepada
Jibril untuk mendengarkan ayat-ayat yang akan disampaikan kepadanya. Sebagian yang
lain memandangnya sebagai peringatan (tanbih) kepada orang-orang Arab agar mereka
tertarik mendengarkannya dan hati mereka menjadi lunak kepadanya. Tampaknya,
pandangan
yang pertama kurang tepat karena Rasul sebagai utusan Allah dan yang terus-menerus
merindukan wahyu tidak perlu diberi peringatan. Sedangkan pandangan yang kedua
adalah lebih kuat karena orang-orang Arab yang selalu bertingkah, keras hati dan enggan
mendengarkan ketenaran perlu diberi peringatan (tanbih) agar perhatian mereka tertuju
kepada ayat-ayat yang disampaikan.
Di katakana juga bahwa Thaha (‫ )طه‬dan Yasin ( ‫ ي)س‬berarti hai laki-laki atau
hai Muhammad atau hai manusia. Pendapat lain memandang kedua Thaha (‫ )طه‬dan
Yasin (‫ )يس‬sebagai nama bagi Nabi Saw.

2.4 Pendapat Para Ulama Tentang Huruf Hijaiyah Pembuka Surat


Para ulama yang membicarakan masalah ini ada yang berani menafsirkannya, di
mana huruf-huruf itu merupaka rahasia yang hanya Allah sendiri yang mengetahui-Nya.
1. Az-Zamarksyari berkata dalam tafsirnya “Al-Qasysyaf” huruf-huruf ini ada beberapa
pendapat yaitu:
~Merupakan nama surat
~Sumpah Allah
~Supaya menarik perhatian orang yang mendengarkannya.
As-Sayuti menukilkan pendapat Ibnu Abbas tentang huruf tersebut dikatakan
pendapat hanyalah dugaan belaka. Kemudian As-Suyuti menerangkan bahwa hal itu
merupakan rahasia yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
Al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi,
mungkin pada suatu saat Nabi dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh Jibril
untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
As-Sayid Rasyid Ridha tidak membenarkan Al-Quwaibi di atas, karena Nabi
senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu.
Rasyid Ridha berpendapat sesuai dengan Ar-Razi, bahwa tanbih ini sebenarnya
dihadapkan kepada orang-orang Musyrik Mekkah dan Ahli Kitab Madinah. Karena
orang-orang kafir apabila Nabi membacakan Al-Quran mereka satu sama lain
menganjurkan untuk tidak mendengarkannya.
Disebut dalam surat Fusilat ayat 26 yang artinya: “Dan orang-orang yang kafir
berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran Ini
dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka". (QS.
Fusyilat: 26)
Ulama salaf berpendapat bahwa “Fawatih Suwar” telah disusun semenjak zaman
azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia dari
mendatangkannya seperti Al-Quran.
Oleh karena i'tiqad bahwa huruf-huruf ini telah sedemikian dari azalinya, maka
banyaklah orang yang tidak berani mentafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan
pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu dipandang masuk
golongan mutasyabihat yang hanya Allah sendiri yang mengetahui tafsirnya. Huruf-
huruf itu, sebagai yang pernah ditegaskan oleh Asy-Syabi, ialah rahasia dari pada Al-
Quran ini.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Sesungguhnya bagi tiap-tiap Kitab ada
saripatinya. Saripati Al-Quran ini ialah, huruf-huruf Hijaiyah”.
Abu baker As-Shiddieqi pernah berkata: “Di tiap-tiap kitab ada rahasianya.
Rahasianya dalam Al-Quran ialah permulaan-permulaan surat”.
Dalam hal ini Prof. Hasbi As-Shiddieqi menegaskan bahwa dibolehkannya
mentakwilkan huruf-huruf tersebut asal tidak menyalahi penetapan Al-Quran dan As-
Sunnah. Dalam pada itu yang lebih baik kita serahkan saja kepada Allah.

2.5 Tujuan Fawatih al-Suwar


Menurut Ibnu Abi al-Asba seperti dikutip Ahmad bin Mustafa, bahwa pembuka-
pembuka surat itu untuk menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk
penyampaian, dangan sarana pujian atau melalui huruf-huruf. Selain itu ia dipandang
merangkum segala materi yang akan disampaikan lewat kata-kata awal. Dalam hal ini
surat Al-fatihah dapat digunakan sebagai ilustrasi dari suatu pembuka yang merangkum
keseluruhan pesan ayat dan surat yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Lebih khusus tentang fawatih al-suwar berupa huruf muqatha’ah, menurut al-
Hubbi, merupakan peringatan Nabi SAW. Dikatakan bahwa Allah mengetahui bagian-
bagian waktu Nabi sebagai seorang manusia kadang sibuk. As-Syafi’i berpendapat
bahwa huruf awal surat merupakan rahasia Al-Qur’an.
Imam Fakhrurazi seperti dikutip oleh Aisyah Abdurrahman bin As-Syati lebih
memperhatikan kepada hikmah pembukaan surat yang diikuti al-kitab, al-Tanzil atau Al-
Qur’an.Ia menyatakan : “hikmah dari itu semua, bahwa al-Qur’an yang agung itu
diturunkan secara berat (tsaqil) dan setiap surat yang diawalnya menerangkan tentang Al-
Qur’an. Tsaqilnya Al-Qur’an bukanlah bukanlah ditunjukkan dan dikhususkan oleh
pembukaan surat melalui huruf-huruf itu, karena ada pula ayat-ayat yang berbicara
tentang Al-Qur’an pada ayat-ayat awalnya, tidak dibuka oleh huruf-huruf itu, seperti
surat Al- kahfi, Al-furqan, al-Qalam dan al-Zumar.
Tidak disangsikan bahwa semua interpretasi yang ada tentang hal diatas
mempertegas sensitivitas ulama kuno bahwa “ambiguitas” makna huruf-huruf tersebut
membentuk salah satu karakteristik teks. Fenomena ini merupakan fenomena ambiguitas
semantic yang dapat dijelaskan dan diungkap oleh bagian lain teks. Dengan demikian,
fenomena tersebut merupakan fenomena ambiguitas yang memunculkan perbedaan teks
secara internal. Perbedaan ini sebenarnya salah satu mekanisme teks, melalui mekanisme
ini teks dapat mewujudkan keistimewaannya dan berarti dapat mewujudkan
kemampuannya untuk berinteraksi dengan kebudayaan dalam ruang dan waktu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari segi bahasa, fawatihus suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena
posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan
huruf-huruf hijaiyah, huruf cenderung ‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk
suatu kalimat secara kebahasaan. Dari segi pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari
lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab yang secara mendalam membahas tentang
bab ini, yaitu kitab Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba
menggambarkan tentang beberapa kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada
di dalam Al-Quran. Pembagian karakter pembukaannya adalah sebagai
berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang dinisbahkan kepada sifat-sifat
kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah; terdapat pada 29
surat. ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh
surat. lima seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang lain ditujukan
kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23
surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam); terdapat dalam 15 surat.

3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya
yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu
semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan
pemahaman kita mengenai fawatih al-suwar dan demikian makalah yang dapat kami
buat. Apabila ada kata- kata yang kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa
yang Anda harapkan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat
menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Jamarudin, Ade dkk. 2011. Epistimologi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bandung : Hakim Publishing
Al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki. 1998. Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran. Bandung:
Pustaka Setia.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Quran dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT Dana Bhakti
Prima Yasa.
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. 1997. Ulumul Quran I. Bandung: Pustaka Setia.
Supiana, & M. Karman.2002. Ulum Quran. Bandung: Pustaka Islamika.

Anda mungkin juga menyukai