Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN

“FAWATIHUS SUWAR”

Dosen Pengampu: Tengku Indra Putra, M.Sy.

OLEH:

Fika Yuliwandari :12020124644

Fikra Haqqul Jamil :12020115299

Irmusatio R Hasibuan :12020115169

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat yang tiada
terkira kepada kita semua seluruh makhluk-Nya.Setiap hari setiap waktu terus rahmat dan
karunia–Nya kita rasakan.Shalawat dan salam semoga tercurah kepada, junjungan alam
Nabi Muhammad SAW, manusia utama yang menjadi panutan setiap insan di dunia.
Yang menjadi pembawa Al-Quran untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Dengan mengucap syukur atas pertolongan dan karunia-Nya lah, makalah ini
dapat terselesaikan guna untuk memenuhi Tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an. Makalah
ini kiranya menjadi bahan yang berguna untuk pembelajaran.

Kami memohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam makalah yang kami
sajikan ini. Kami berharap para pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 16 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................ii

Daftar isi..................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Definisi Fawatihus Suwar......................................................................3


B. Macam-macam Fawatihus Suwar..........................................................3
C. Pandangan Ulama tentang Fawatihus Suwar.........................................11

BAB III PENUTUPAN...........................................................................................13

A. Kesimpulan............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keagungan cahaya al-Qur’an telah melahirkan peradaban terbesar di dunia. Tutur


kata yang indah melampaui segalanya. Di dalamnyalah kita mendapat segala
informasi yang berkaitan dengan alam dan kehidupan kita. Al-Qur’an tidak bisa
disetarakan secara doktriner, dalam arti dari sisi komprehensifitas dan perannya
dengan kitab-kitab terdahulu. Energi serta sistematika yang dipergunakan merupakan
spesial karakter yang manusia tidak bisa meniru-niru. Salah satu misi utama al-
Qur’an adalah menjadikan manusia berkarakter dan berilmu pengetahuan.1

Ulumul Qur’an sebagai nama suatu ilmu muncul sejak abad ketiga/keempat
hijriah dengan ditulisnya al-Hawi fi ‘ulum al-Qur’an oleh Muhammad bin Khalaf Al-
Marzuban. Saat ini ulumul quran telah banyak ditulis oleh pakarnya dalam berbagai
bahasa. Meskipun telah banyak ditulis bukan berarti ilmu ini telah selesai. Ilmu ini
perlu dikembangkan dengan mengekplorasi perspektif historis, bahasa dan sastra,
pengkodifikasian, kemu’jizatan penafsiran serta telaah kepada huruf-hurufnya.

Al-Qur’an adalah lautan ilmu yang tidak habis-habisnya untuk dikaji dari
berbagai sisi. Bahkan orientalisnya pun tidak ketinggalan untuk mengetahui rahasia
dibalik tek-teks al-Qur’an. Al-Qur’an sebagaimana diketahui terdiri dari 114 surat,
dari segi konsistensi pemakaian huruf yang menjadi pembuka surah selalu diawali
dengan beberapa macam pembukaan (Fawatihus Suwar). Diantara macam pembuka
surat yang tetap aktual pembahasannya saat ini adalah huruf muqatta’ah. Beberapa
pendapat mengemukakan huruf-huruf muqatta’ah menyimpan daya tarik tersendiri
bagi beberapa kalangan untuk mengkajinya.

1
Munawir Husni, Studi Keilmuwan al-Qur’an, cet.ke-1, (Yogyakarta: Pustaka Diniyah, 2016),
hlm. 1.

1
Alasan yang mendasar yang diajukan oleh para ilmuwan yang menaruh minat
tinggi untuk mengungkapkan misteri huruf muqatta’ah bahwa mereka meyakini al-
Qur’an diturunkan tidak lain untuk dikaji manuia. Sehingga dari kajian itulah
diperoleh petunjuk, baik petunjuk keimanan, keilmuan, dan petunjuk-petunjuk
lainnya, sebagaimana hal ini merupakan fungsi al-Qur’an.2

Dari segi historis, Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan
cara sedikit demi sedikit (tanjim) dan berurutan (tartil) dengan waktu kurang lebih 23
tahun. Nabi Muhammad Saw pernah bertempat tinggal di dua kota ternama, yakni
Makkah dan Madinah, maka mudah dipahami jika para ahli ilmu-ilmu al-Qur’an
membedakan surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’an antara yang turun pada fase makkah
dengan surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan pada periode madinah.
Periode madinah memakan waktu 12 tahun 5 bulan dari 13 hari, yakni sejak tanggal
17 ramadhan tahun ke-41 hingga awal rabiul awal tahun ke-54 dari kelahiran Nabi
Muhammad Saw. Sedangkan periode madinah, menghabiskan waktu 9 tahun, 9 bulan
dan 9 hari, yakni sejak awal rabiul awal tahun ke-54 hingga tanggal 9 dzulhijjah
tahun ke-63 dari kelahiran Nabi Muhammad Saw atau tahun ke-10 Hijrah. Dari sini
lahirlah salah satu cabang ilmu pengetahuan dari ilmu-ilmu al-Qur’an yaitu ilmu al-
makki wa al-madani.

B. Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka pokok masalah yang akan
dibahas meliputi:
1. Apakah pengertian dari Fawatihus Suwar ?
2. Apakah macam-macam dari Fawatihus Suwar ?
3. Bagaimana pandangan ulama tentang Fawatihus Suwar ?

2
Shofaussamawati, Konsep Fawatih As-Suwar Imam Al-Maragi dalam Tafsir Al-Maragi, Jurnal
Hermeneutik, Vol. 9, No.2, Desember 2015, hlm. 267

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Fawatihus suwar

Menurut bahasa “fawatih” adalah jamak dari kata “fatihah”, yang berarti
pembukaan atau permulaan atau awalan. Sedangkan kata “as-suwar” adalah jamak
dari kata “as-surah” yaitu sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan
dan akhiran. Ilmu fawatihus suwar adalah ilmu yang membicarakan kalimat-kalimat
pembuka surat. Dalam kalimat-kalimat ini tersimpan rahasia arti dan tafsirnya.3

Dari segi makna bahasa, fawatih as-suwar berarti pembukaan-pembukaan surat


karena posisinya yang mengawali perjalanan-perjalanan teks-teks setiap surat. Bila
sebuah surat dimulai oleh huruf-huruf hijaiyyah, huruf itu biasa dinamakan ahruf
muqatta’ah (huruf-huruf yang terpisah) karena posisi huruf tersebut cenderung
“menyenderi”, tidak bergabung untuk membentuk sebuah kalimat secara kebahasan.
Namun, segi pembacaannya tidak berbeda dari lafadz yang diucapkan pada huruf
hijaiyah.4

B. Macam-macam Fawatihus suwar

Ibnu Abi al-Asba’ menulis sebuah kitab yang membahas tentang bab “pembuka
surat-surat” ini secara lebih mendalam, yaitu kitab al-Khaqatir as-Sawanih fi Asrar al-
Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang beberapa kategori dari pembukaan-
pembukaan surat yang ada dalam al-Qur’an.

Pertama, pujian terhadap Allah yang dinisbahkan pada sifat-sifat kesempurnaan


Tuhan.
3
Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehenif, cet-ke 1, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),
hlm. 107.
4
Ahmad Izzan, ‘Ulu^mul Qura^n: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-Qur’an, cet-ke 4,
(Bandung: Humaniora, 2011), hlm. 196.

3
Kedua, penggunaan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di 29 surat.

Ketiga, penggunaan kata seru atau sapaan (ahrufun nida’) yang terdapat di 10
surat dengan rincian: 5 seruan ditujukan kepada rasul secara khusus, dan 5 seruan
lainnya ditujukan kepada umat. Keempat, berbentuk sampah (al-aqsam) yang terdapat
di 15 surat.5

Menurut al-Qasthalani, fawatih al-suwar dibagi menjadi 10 macam, yaitu:6

1. Pembukaan dengan pujian kepada allah (al-tsana’)


Pujian kepada Allah ada dua macam, yaitu:
a. Pembukaan dengan sifat-sifat terpuji bagi Allah dengan menggunakan
lafadz sebagai berikut:
- Menggunakan lafadz hamdalah, yakni dibuka dengan (‫)الحمدهلل‬, yang
terdapat dalam 5 surat, yaitu: 1) Al-Fatihah, 2) Al-An’am, 3) Al-Kahfi,
4) Saba’ dan 5) Fathir.
- Menggunakan lafadz (‫ )تبارك‬, yang terdapat dalam 2 surat, yaitu: 1) Al-
Furqon, dan 2) Al-Mulk.
b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif dengan menggunakan lafadz
tasbih, (‫ ُس ْب َح ْن‬/‫ َسبَّ َح‬/ ْ‫ َسبِّح‬/‫ )يُ َسبِّحُو‬yang terdapat dalam 7 surat, yaitu: 1) Al-Isra’,
2) Al-A’la, 3) Al-Hadid, 4) Al-Hasyr, 5) Al-Shaff, 6) Al-Jumu’ah dan 7)
Al-Taghabun.
2. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al-muqaththa’at)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai
14 huruf tanpa di ulang, yakni: (‫ح‬/‫ر‬/‫س‬/‫ص‬/‫ك‬/‫ع‬/‫ق‬/‫ك‬/‫ل‬/‫م‬/‫ن‬/‫ه‬/‫ي‬/‫)ا‬

Penggunaan huruf-huruf terebut dalam pembukaan surat-surat al-qur’an


disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari 5 kelompok sebagai berikut:
5
Ibid.

6
Mohammad Gufron dan Rahmawati, Ulumul Qur’an: Praktis dan Mudah, cet-ke 1, (Yogyakarta:
Teras, 2013), hlm 120.

4
a. Kelompok sederhana, terdiri dari 1 huruf, yang ada 3 rangkaian dan
terdapat dalam tiga, yaitu:
1. (‫ )ص‬dalam (QS. Shad)
2. (‫ )ق‬dalam (QS. Qaf)
3. (‫ )ن‬dalam (QS. Nun)
b. Kelompok yang terdiri dari dua huruf, yang ada 4 rangkaian dan
terdapat 9 surat. Yaitu:
1. Rangkaian huruf (‫ )حم‬: QS. Al-Mu’min, QS. Al-Sajdah, QS.
Al-Zukruf, QS. Al-Dukhfan, QS. Al-Jatsiyah, dan QS. Al-
Dukhan.
2. Rangkaian huruf (‫ )طه‬: QS. Thaha
3. Rangkaian huruf (‫ )طس‬: QS. Al-Naml
4. Rangkain huruf (‫ )يس‬: QS. Yasin
c. Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yang ada tiga rangkaian dan
terdapat dalam 13 surat, yaitu:
1. Rangkaian huruf (‫ )الم‬: QS. Al-baqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-
Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman, QS. Sajdah.
2. Rangkaian huruf (‫ )الر‬: QS>. Yunus, QS. Hud, QS. Ibrahim,
QS. Yusuf, QS. Al-Hijr.
3. Rangkaian huruf (‫ )طسم‬: QS. Al-Qashash, QS. Al-Syu’ara’.
d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf, yang ada 2 rangkaian dan terdapat
dalam dua surat, yaitu:
1. Rangkaian (‫ )المر‬: QS. Al-Ra’ad.
2. Rangkaian huruf (‫ )المص‬: QS. Al-A’raf

e. Kelompok yang terdiri dari 5 huruf yang ada dua rangkaian dan
terdapat dalam dua surat, yaitu:

5
1. Rangkaian huruf (‫ )كهيعص‬: QS. Maryam
2. Rangkaian huruf (‫ )حم عسق‬: QS. Al-Syura
3. Pembukaan dengan panggilan (al-nida’)
Pembukaan surat dengan nida’ ini terdapat dalam 10 surat, yang menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Nida’ untuk Nabi, yang terdapat dalam 5 surat, yaitu: Al-Ahzab, Al-
Tahrim, Al-Thalaq, Al-Muzzammil, dan Al-Muddats-tsir.
b. Nida’ untuk kaum Mukmin, yang terdapat dalam 3 surat, yaitu: Al-
maidah, Al-Hujurat, dan Al-Mumtahanah
c. Nida’ untuk umat manusia, yang terdapat dalam dua surat, yaitu: An-
Nisa’, Al-Hajj.
4. Pembukaan dengan jumlah khabariyah
Sebenarnya jumlah khabariyah banyak sekali terdapat dalam pembukaan
surat. Karena sudah dimasukkan ke kelompok lain, maka tidak dimasukkan
pada kelompok ini. Jumlah khabariyah di dalam pembukaan surat dalam
kelompok ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu
a. Jumlah ismiyah. Jumlah ismiyah yang menjadi pembuka surat terdapat
dalam 11 surat, yaitu:
1. (‫ )براءة من هللا ورسوله‬dalam QS. At-Taubah
2. (‫ )سورة انزلناهاوفرضناها‬dalam QS. Al-Nur
3. (‫ )تنز يل الكتاب من هللا العزيز الحكيم‬dalam QS. Al-Zumar
4. (‫ )الذين كفروا وصدوا عن سبيل هللا‬dalam QS. Muhammad
5. (‫ )انا فتحنا لك فتحا مبينا‬dalam QS. AL-Fath
6. (‫ ) الر حمن علم القران‬dalam QS>. Al-Rahman
7. (‫ )الحا قة ما الحا قة‬dalam QS. Al-Haqah
8. (‫ )انا ارسلنا نو حا الي قو مه‬dalam QS. Nuh
9. (‫ )انا انز لنه في ليلة القدر‬dalam QS. Al-Qadr
10. (‫ )القارعة ما القارعة‬dalam QS. Al-Qari’ah

6
11. (‫ )انا اعطيناك الكوثر‬dalam QS. Al-Kautsar
b. Jumlah fi’liyah. Jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat terdapat
dalam 12 surat, yaitu:
1. (‫ )يسئلو نك عن االنفال‬dalam QS. Al-Anfal
2. (‫ )اتي امرهللا فال تستعجلوه‬dalam QS. Al-Nahl
3. (‫ )اقترب للناس حساكبم‬dalam QS. Al-Anbiya’
4. (‫ )قد افلح المؤ منون‬dalam QS. Al-Mukminun
5. (‫ )اقتربت الساعة‬dalam QS. Al-Qamar
6. (‫ )قد رسمع هللا قول التي تجا دلك‬dalam QS. Al-Mujidilah
7. (‫ )سأل سائل بعذاب واقع‬dalam QS. Al-Ma’arij
8. (‫ )ال أقسم بيوم القيامة‬dalam QS. Al-Qiyamah
9. (‫ )ال اقسم هذا البالد‬dalam QS. Balad
10. (‫ )عبس و تو لى‬dalam QS. ‘Abasa
11. (‫لم يكن الذين كفروا من اهل الكتاب‬...) dalam QS. Al-Bayyinah
12. (‫ )الهاكم التكاثر‬dalam QS. Al-Takatsur

5. Pembukaan dengan sumpah (al-qasam)


Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat dibagi nebjadi 3 macam,
yang terdapat dalam 15 surat:
a. Sumpah dengan benda-benda angkasa, yang terdapat dalam 8 surat:
1. (‫ )والصفات‬dalam QS. Al-Shaffat
2. (‫ )والنجم‬dalam QS. Al-Najm
3. (‫ )والمر سالت‬dalam QS. Al-Mursalat
4. (‫ )والنازعات غرقا‬dalam QS. Al-Nazi’at
5. (‫ )والسماء ذات البروج‬dalam QS. Al-Buruj
6. (‫ )والسماء ر الطارق‬dalam QS. Al-Thariq
7. (‫ )والفجر وليال عشر‬dalam QS. Al-Fajr
8. (‫ )والشمس وضحيها‬dalam QS. Al-Syams

7
b. Sumpah dengan benda-benda bumi, yang terdapat pada 4 surat:
1. (‫ )والذاريات ذروا‬dalam QS. Al-Dzariyat
2. (‫ )والطور‬dalam QS. Al-Thur
3. (‫ )والتين‬dalam QS. Al-Thin
4. (‫ )والعاديت‬dalam QS. Al-‘Adiyat
c. Sumpah dengan waktu, yang terdapat pada 3 surat:
1. (‫ )واليل‬dalam QS. Al-Lail
2. (‫ )والضحى‬dalam QS. Al-Dhuha
3. (‫ )والعصر‬dalam QS. Al-Ashr
6. Pembukaan dengan syarat (al-syarth)
Syarat yang digunalan dalam pembukaan surat al-qur’an ada 2 macam, yang
terdapat dalam 7 surat, yaitu:
a. Syarat yang masuk pada jumlah isimiyah, yang terdapat dalam 3 surat:
1. (‫ )اذالشمس كورت‬dalam QS. Al-Takwir
2. (‫ )اذا السماء انفطرت‬dalam QS. Al-Infithar
3. (‫ )اذا السماء انشقت‬dalam QS. Al-Insyiqaq
b. Syarat yang mauk pada jumlah fi’liyah, yang terdapat dalam 4 surat:
1. (‫ )اذا وقعت الو اقعة‬dalam QS. Al-Waqi’ah
2. (‫ )اذا جاءك المنا فقون‬dalam QS. Al-Munafiqun
3. (‫ )اذا زلزلت االرض زلزالها‬dalam QS. Al-Zalzalah
4. (‫ )اذا جاء نصرهللا والفتح‬dalam QS. Al-Nasr
7. Pembukaan dengan perintah (al-amr)
Fi’il amr yang digunakan dalam pembukaan urat ada 2 macam, yang terdapat
dalam 6 surat:
a. Dengan (‫ )اقرأ‬bacalah, yang terdapat dalam 1 surat QS. Al-Alaq
b. Dengan (‫ )قل‬katakanlah, yang terdapat dala 5 surat
1. (‫ )قل أوحي إل ّي أنّه استمع نفر من الجن‬dalam QS. Al-Jin
2. (‫ )قل يا أيّها الكافرون‬dalam QS. Al-Kafirun

8
3. (‫ )قل هو هللا أحد‬dalam QS. Al-Ikhlas
4. (‫ )قل أعوذ برب الفلق‬dalam QS. Al-Falaq
5. (‫ )قل أعوذ برب النّاش‬dalam QS. Al-Nas
8. Pembukaan dengan pertanyaan (al-istifham)
Pertanyaan yang digunakan dalam pembukaan surat ada 2 macam, yang
terdapat dalam 6 surat:
a. Pertanyaan positif, pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif,
yangterdapat dalam 4 surat, yaitu:
1. (‫ )هل اتى علي االنسان حين من الدهر‬dalam QS. Al-Dahr
2. (‫ )عم يتساءلون‬dalam QS. Al-Naba
3. (‫ )هل اتاك حديت الغاشية‬dalam QS. Al-Ghasyiyah
4. (‫ )ارايت الذي يكذب بالدين‬dalam QS. Al-Ma’un
b. Pertanyaan negarif, pertanyaan dengan menggunakan kalimat negatif,
yang terdapat dalam 2 surat, yaitu:
1. (‫ )الم نشر ح للك صدرك‬dalam QS. Al-Insyirah
2. (‫ )الم تر كيف فعل ربك بأ صا حب الفيل‬dalam QS. Al-Fil
9. Pembukaan dengan do’a (bi al-du’a)
pembukaan surat dengan do’a (harapan atau permohonan) ada 2 macam, yang
terdapat dalam 3 surat:
a. Pembentukan surat dengan do’a atau harapan yang berbentuk isim
(kata benda), ada 2 surat, yaitu:
1. (‫ )ويل للمطففين‬dalam QS. Al-Muthaffifin
2. (‫ )ويل لكل همزة لمزة‬dalam QS. Al-Lumazah
b. Pembukaan surat dengan do’a atau harapan yang berbentuk fi’il (kata
kerja), ada 1 surat yaitu:1. (‫ )تبت يدا ابي لهب وتب‬dalam QS. Al-Lahab
10. Pembukaan dengan alasan (bi al-ta’lil)
Pembukaan dengan ta’lil (alasan) terdapat dalam 1 surat, yaitu:
1. (‫ )إليلف قريش‬dalam QS. Al-Quraisy.

9
‫‪Fawatihus suwar dapat dipahami sebagaimana tabel dibawah ini.‬‬
‫سور ‪5‬‬ ‫بالحمدلة‬
‫بالمدح‬
‫سور ‪2‬‬ ‫بالتبارك‬ ‫بالثناء (‪)14‬‬
‫سور ‪7‬‬ ‫بالتنزيه‬
‫سور ‪3‬‬ ‫حرف‬
‫سور ‪9‬‬ ‫حرفان‬
‫سورة ‪13‬‬ ‫حروف ‪3‬‬ ‫بالحروف المقطعة (‪)29‬‬
‫سورتان‬ ‫حروف ‪4‬‬
‫سورتان‬
‫سور ‪5‬‬
‫حروف ‪5‬‬
‫إلى النبي ص م‬
‫فو‬
‫سور ‪3‬‬ ‫إلى المؤمنين‬ ‫بالنداء (‪)10‬‬ ‫ات‬
‫سورتان‬ ‫إلى الناس‬
‫سورة ‪11‬‬ ‫جملة اسمية‬ ‫ح‬
‫بالجمل الخبرية (‪)23‬‬
‫سورة ‪12‬‬ ‫جملة فعلية‬ ‫ال‬
‫سور ‪8‬‬ ‫العلويات‬
‫سور ‪4‬‬ ‫السفليات‬ ‫بالقسم (‪)15‬‬ ‫س‬
‫سور ‪3‬‬
‫سور ‪3‬‬
‫الوقت‬
‫جملة اسمية‬
‫و‬
‫بالشرط (‪)7‬‬
‫سور ‪4‬‬ ‫جملة فعلية‬
‫ْ‬
‫ر‬
‫سورة‬ ‫إقرأ‬
‫باألمر (‪)6‬‬
‫سور ‪5‬‬ ‫قل‬
‫سور ‪4‬‬ ‫المجيب‬
‫باإلستفهام (‪)6‬‬
‫سورتان‬ ‫السلبي‬
‫سورتان‬ ‫اإلسمى‬
‫بالدعاء (‪)3‬‬
‫سورة‬ ‫الفعلى‬
‫سورة‬ ‫بالتعليل (‪)1‬‬

‫‪C.‬‬ ‫‪Pandangan Ulama tentang Fawatihus Suwar‬‬

‫‪Terdapat 29 Fawaatihus suwar ini,para ulama ahli tafsir berbeda pendapat‬‬


‫‪tentang maknanya.Pertama, mereka menyerahkan tafsirnya hanya kepada Allah SWT‬‬

‫‪10‬‬
semata.Dalam hal ini Khulafa’ Rasyidin dan Ibnu Mas’ud berkata sesungguhnya
huruf-huruf ini adalah ilmu yang tersembunyi dan rahasia yang terdinding,yang
hanya Allah saja mengetahuinya.Kedua,ada yang berpendapat untuk menunjukkan
bahwa al-Qur’an tersusun dari huruf hija’iyyah yang dikenal bagi bangsa Arab.
Kemudian ternyatalah kelemahan mereka untuk menandinginya.Di samping itu juga
untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan al-Qur’an. Pendapat
ini dari az-Zamakhsyary, al-Baidhawy yang di kuatkan oleh Ibnu Taimiyah.Ketiga,
As-Suhaili berpendapat fawaatihus suwar untuk memberi isyarat kepada umur umat
Islam, dengan cara membuang huruf yang berulang-ulang.7

Menurut al-Hubbi, awal surat yang berupa huruf merupakan bentuk warning
khusus bagi Nabi Muhammad Saw. karena bahwa Allah mengetahui bagian-bagian
waktu yang dimiliki Nabi Saw. Atas dasar itu, malaikat Jibril menyampaikan firman
Allah seperti alif-lam mim, alif-lam ra>, dan ha’ mim dengan suara malaikat jibril
yang khas supaya Nabi Saw. Bisa menerima dan memperhatikannya. Sayyid Rashid
Ridla dalam kitab tafsirnya yang monumental, al-manar, menyatakan bahwa hururf-
huruf tersebut merupakan peringatan yang diutamakan kepada ruh dan watak
kejiwaan Nabi Saw. Yang mulia. Dalam hal ini, ia tidak mengkhususkan kepada
siapa tanbih (peringatan) itu ditujukan. Ulama lain menerangkan bahwa bentuk tanbih
itu ditujukan kepada kaum musyrikin Makkah dan Ahli Kitab Madinah. 8Asy-Syafi’I
berpendapat bahwa huruf-huruf awal surat merupakan rahasia al-Qur’an. Abu Bakar
ash-Shiddiq berkata: “setiap kitab mempunyai rahasia dan rahasia al-Qur’an adalah
awal surahnya”. Ibnu Mas’ud berkata berkata: “setiap huruf awal surat merupakan
ilmu yang disembunyikan dan rahasianya tertutup oleh kekuasaan Allah sehingga
banyak mufasir yang hanya memperkirakan maknanya. Initerjadi karena keterbatasan
pemahaman dan latar belakang pengetahuan mereka sehingga untuk makna yang

7
Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehenif, hlm. 109.
8
Ahmad Izzan, ‘Ulu^mul Qura^n: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-Qur’an, hlm. 197.

11
hakiki ayat tersebut dikembalikan kepada Allah.”9Ini berbeda dengan pendekatan
yang dilakukan kaum sufi. Mereka tidak merasa ragu-ragu untuk menafsirkan ayat-
ayat mutasyabihat tersebut dengan caranya sendiri, yakni penafsiran batiniyah
(intepretasi esoteris) seperti yang dikemukakan oleh Muhyidin Ibn Arabi dalam kitab
Futuhat al-Makkiyyah. Ia menyatakan bahwa permulaan surat yang majhul tidak
dapat diletakkan makna yang sesungguhnya kecuali oleh seorang yang mampu
berimajinasi kreatif (menggambarkan) dengan akalnya. Ada juga sebagian ulama
yang tidak terlalu menganggap serius huruf-huruf pembuka itu semisal al-Qurtubi. Ia
mengatakan aku tidak melihat kehadiran huruf al-muqatta’ah itu, kecuali terdapat
pada awal surat. Ibnu qattadah berpendapat bahwa tidak mungkin Allahmenurunkan
seuatu yang ada dalam Al-Qur’an kecuali Dia memberi manfaat dan kemaslahatan
bagi hambaNya dan tentu ada suatu yang bisa menunjukkan kepda maksud yang
dikehendakiNya. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa huruf-huruf pembuka
surat merupakan nama bagi surat-surat yang dimaksud. Surat-surat yang dibuka
dengan huruf itu akan lebih mudah diketahui karena huruf tersebut bisa menjadi
petunjuk dari macam ragam ayat yang ada. Ada pula ulama tafsir berpendapat bahwa
Allah memakai huruf tersebut sebagai huruf sumpah (al-aqsam). Allah bersumpah
atas nama huruf-huruf tersebut dalam bentuk ringkasan sehingga penyebutannya
hanya sebagian. Imam al-Fakhruzi menyatakan hikmahnya bahwa al-Qur’an yang
agung itu diturunkan secara berat dan setiap surat yang awalnya menerangkan tentang
al-Qur’an, al-kitab dan at-tanzil yang diawali oleh sesuatu

imbuhan, menjadi kewajiban bagi yang diajak bicara untuk mendengarkan ayat
selanjutnya.10

BAB III
PENUTUP

9
Ibid.
10
Ibid.

12
A. Kesimpulan
1. Al Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad yang didalamnya terkandung keistimewaan, baik dari segi
lafadz maupun kemukjizatan. Termasuk keistimewaan tersebut adalah
fawatihus suwar yang berarti permulaan – permulaan surat (fawatih
adalah jamak dari fatihah yang berarti pembuka dan suwar adalah jamak
dari surah yang berarti surat), Fawatih as-suwar berarti pembukaan-
pembukaan surat karena posisinya yang mengawali perjalanan-perjalanan
teks-teks setiap surat.
2. Al Quran dibuka dengan berbagai macam bentuk yang jumlahnya ada 10
dan Al Quran tidak dibuka dengan selain yang 10 macam tersebut.
Kesepuluh jenis pembuka itu adalah :
-  Ats Tsana’(pujian) - AsySyarth(syarat)
-  AlHurufulMuqotho’ah -  Al Amr(perintah)
-  An Nida’(panggilan) -  Al Istifham(pertanyaan)
-  AlJumalul Khobariyyah -  Ad Du’au(do’a)
-  Al Qosam(sumpah) -  At Ta’lil(alasan)
3. Beberapa pendapat para ulama tentang fawatihus suwar adalah
1. Maknanya tersembunyi karena merupakan rahasia yang hanya
diketahui oleh Allah.
2. Bahwa pembukaan surat tersebut ditujukan kepada Nabi
Muhammad Saw
3. Makna fawatihus suwar dapat diketahui oleh Allah dan dapat
dipahami oleh manusia terutama orang – orang yang mendalami
ilmu pengetahuan-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Gufron, Mohammad dan Rahmawati, Ulumul Qur’an: Praktis dan Mudah,


Yogyakarta: Teras, 2013.

13
Hamzah, Muchotob, Studi Al-Qur’an Komprehenif, Yogyakarta: Gama Media,
2003.

Izzan, Ahmad, ‘Ulu^mul Qura^n: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-Qur’an,


Bandung: Humaniora, 2011.

Marzuki, Kamaluddin, ‘Ulum Al-Qur’an, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.

Shofaussamawati, Konsep Fawatih As-Suwar Imam Al-Maragi dalam Tafsir Al-


Maragi, Jurnal Hermeneutik, Vol. 9, No.2, 2015.

Usman, Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.

Nur Efendi dan Muhammad Fathurrohman, Studi Al-Qur’an: Memahami Wahyu


Allah secara lebih Integral dan Komprehensif, Yogyakarta: Teras, 2014.

Munawir Husni, Studi Keilmuwan al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Diniyah, 2016.

Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai