FAWATIHUS SUWAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Di Susun Oleh :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur tidak henti-hentinya kami ucapkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat
dan nimat nya pada akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pda waktunya.
Adapun judul tugas makalah yang kami terima adalah “FAWATIHUS SUWAR”yang insyaallah
pada pertemuan kali ini akan kami paparkan kepada rekan-rekan sekalian dan kepada pembaca
tentunya.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Abdul Mana
selaku pengampu mata kuliah “ULUMUL QUR’AN” yang telah meluangkan waktunya untuk
memberi materi ini kepada kami, kemudian ucapan terimakasih kami juga sampaikan kepada
pihak-pihak yang juga turut membantu dalam penyelasain tugas ini.
Makalah ini mungkin saangat jauh dari kata sempurna karena kurangnya wawasan dan ilmu
kami, maka dari itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan pembaca sekalian sangat kami
harapkan untuk menjadi pembelajaran kami di masa yang akan datang. Semoga makalah yang
singkat ini bisa berguna khususnya bagi kami dan umumnya kepada rekan-rekan dan pembaca
sekalian.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
BAB 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................3
TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A. Pengertian Fawatihus Suwar...............................................................................................................4
B. Macam-macam Fawatihus Suwar........................................................................................................4
C. Kedududkan Fawatihussuwar..............................................................................................................8
D. Pendapat ulama mengenai Fawatihus Suwar....................................................................................10
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quranul karim merupakan sebuah kita yang di jamin oleh Allah atas kesucian nya,kitab ini
akan allah jamin kwsucianya dari awal al-Quran itu diturunkan, hingga hari kiamat. Hal ini
ditegaskan oleh Allah di dalam AL-Quran, “Sesungguhnya kami yang menurunkan AL-Quran
Dan kamilah yang memeliharanya” (Q.S. 15:9)
Demikianlah Allah menjamin kesucian dan keutuhan kalamNYA. Dengan wahyu yang telah
Allah turunkan tadi maka sebagai muslim yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka
seyogyanya kita meyakini bahwasanya ayat demi ayat yang kit abaca selama ini adalah apa yang
Allah turunkan kepada nabi, apa yang di ajarkan oleh nabi kepada sahabtnya dan ayat-ayat yang
selama ini kita dengar benar adanya, dan tidak pernah berobah sedikitpun seperti yang pernah
nabi baca dahulu.
Seiring berjalannya waktu maka berkembang pulalah ilmu manusia mengenai AL-Quran
diantaranya, Ilmu Nuzul AI-Quran, Ijaz, Rasmi, Tajwid, Qiroah, Fawatihus suwar, Muhkamat,
Mutasyabihat, Nasakh dan masih banyak lagi.
Dan pada hari yang berbahagia ini kami berkesempatan untuk membahas salah satu ilmu
diatas yaitu “FAWATIHUS SUWAR” yang insyallah akan kami jelaskan bagaimana
sesungguhnya ilmu itu.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Fawatihus Suwar
TUJUAN PEMBELAJARAN
Agar pem baca dan rekan-rekan sekalian bisa mengerti maksud dari Fawatihus Suwar, dan
pembagian-pembagiannya
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
semua dimaksudkan agar mencakup seluruh tasbih, sekaligus menunjukkan betapa ajaibnya Al-
Quran itu.
3) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-muqatha’ah).
Pembukan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 huruf tanpa
diulang, yakni ()ا\ي\هـ\ن\م\ل\ك\ق\ع\ك\ص\س\ر\ح
Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14
rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
a) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (( )صQS. Shad); (
( )قQS. Qaf); dan (( )نQS. Nun)
b) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (( )حمQS. Al-Mu’min; QS.
Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan QS.Al-Ahkaf; (( )طهQS.
Thaha); (( )طسQS. Al-Naml); dan (( )يسQS. Yasin).
c) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni ( )المQS. Al-Bqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-
Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah); (( )الرQS. Yunus, QS. Hud, QS.
Ibrahim, QS. Yusuf, dan QS. Al-Hijr, dan (( )طسمQS. Al-Qashash dan QS. Al-Syu’ara).
d) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni (( )الرQS. Al-Ra’ad) dan (( )المصQS. Al-
A’raf). Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian ((( كهيعصQS. Maryam) dan ( حم
( )عسقQS. Al-Syuara).
5
)بهذا البالد/Aku bersumpah dengan kota ini, Makkah (QS. Balad); (i) ( )عبس وتولي/Dia
(Muhammad) bermuka Masam dan berpaling (QS. ‘Abasa) (j) ( لم يكن الذين كفروا من اهل
)الكتاب/Dia Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa
mereka) tidak akan meninggalkan agamanya (QS. Al-Bayyinah); (k) ( )الهاكمتكاثر/Bermegah-
megahan telah melalaikan kamu (QS. Al-Takatsur).
Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi
perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan
ini.
6) Pembukaan dengan sumpa (al-istiftah bi al-qasam).
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat Al-quran ada tiga macam dan terdapat
dalam 15 surat.
a) Sumpah dengan benda-benda angkasa, misalnya (( )والصفاتDemi rombongan yang bersaf-
saf) dalam QS. Al-Shaffat; (( )والنجمDemi bintang) dalam surat al-Najm; (( )زالمرسالتDemi
malaikat-malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; (البروج ( )والسماء ذاتDemi
lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-Buruj; (( )والسماء و الطارقDemi langit
dan yang datang pada malam harinya) dalam QS al-Thariq; (( )والفجروليال عشرDemi fajar
dan malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr; dan (( )والشمس والضحهاDemi matahari dan
cahanyanya di waktu duha) dalam QS. Al-Syams.
b) Sumpah dengan benda-benda bawah, misalnya (ذروا ( )والذارياتDemi angin yang
menerbangkan debu dengan sekuat-keuatnya) dalam QS. Al-Dzariyyat; (( )والطورDemi bukit
Thur) dalam QS. Al-Thur; (( )والتينDemi buah Tin) dalam QS. Al-Thin; (( )والعاديتDemi
kuda perang yang berlari kencang) dalam QS. Al-‘Adiyat.
c) Sumpah dengan waktu, misalnya (( )واليلDemi malam) dalam QS. Al-Layl; ()والضحي
(Demi waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (( )والعصرDemi waktu) dalam QS. Al-Ashr.
Hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap
bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk menegakkan
keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus senantiasa memakai nama-nama Allah
bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan
agar benda-benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena
pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.
6
7) Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-syarth).
Syarat yang digunakan dalam pembukaan surat Al-Quran ada dua macam dan digunakan
dalam 7 surat, yakni: (1) (كورت )اذالشمس/ Apabila matahari digulung dalam QS. Al-
Takwir; (2) ( )اذالشماء انفطرت/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Infithar; (3) (اذالشماء
)انشقت/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq, (4) ( )اذا واقعت الواقعة/Apabila
terjadi hari kiamat , dalam QS. Al-Waqi’ah; (5) ( )اذاجاءك المنافقون/Apabila orang-orang
munafik datang kepedamu, dalam QS. Al-Munafiqun; (6) ( اذا زلزلت االرض
)زلزالها/Apabila bumi dogoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dalam QS. Al-
Zaljalah; (7) ( )اذاجاءنصرهللا والفتح/Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan, dalam QS. Al-Nashr.
8) Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr)
a) Dengan ( )اقرأbacalah, yang hanya terdapat dalam QS. Al-Alaq
b) Dengan ( )قلkatakanlah, yang terdapat dalam QS al-Jin, QS. Al-Kafirun, QS. Al-Falaq dan
QS. Al-Nas.
9) Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-istifham)
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam yaitu:
a) Pertanyaan, positif yang pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif. Pertanyaan ini
digunakan dalam 4 pendahuluan surat Alquran, yaitu: ( هل اتي علي االنسان حين من
)الدهرBukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam QS. Al-Dahr, ( عم
عن البإالعجيم. )يتساءلونTentang apakah mereka saling bertanya tentang berita yang
besar, dalam QS al-Naba, ( )هل اتاك حديث الغاشيةSudah datangkah kepadamu berita
tentang hari pembalasan? Dalam QS. Al-Ghasyiyah, ( )ارايت الذي يكذب بالدينTahukah
kamu orang-orang yang mendustakan agama? Dalam QS. Al-Ma’un.
b) Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat; negatif, yang hanya
terdapat dalam dua surat, yakni (صدرك )الم نشرح لكBukankah kami telah melapangkan
dadamu untukmu, dalam QS. Al-Insyirah dan ( )الم تركيف فعل ربك بأصحب الفيلApakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah dalam QS. Al-Fil.
10) Pembukaan dengan doa (al-istiftah bi al-du’a)
Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga surat. Yaitu: (للمطففين
)ويلKecelakaan besar
bagi orang-orang yang curang, dalam QS. Al-Muthaffifin, ( )ويل لكل همزةلمزةKecelakaan
bagi setiap pengumpat lagi pencela dalam QS. Al-Humazah, ( )تبتيدا ابي لهب وتبBinasalah
tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa dalam QS. Al-lahab.
11) Pembukaan dengan alasan (al-istiftah bi al-ta’lil)
Pembukan dengan alasan ini hanya terdapat dalam QS. Al-Quraisy ( قريش )إليلفKarena
kebiasaan orang-orang Quraisy
7
C. Kedududkan Fawatihussuwar
Menurut As-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail Al-suwar) atau huruf-huruf
potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Sebagai ayat-ayat
mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan menafsirkannya. Dalam
hal ini pendapat para ulama pada pokoknya terbagi dua.
Pertama, ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. As-
Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih). Ibnu Al-Munzir
meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan surat ini berkata;
ان لكل كتاب صفوة وصفوة هذا الكتاب حرزف التهجي
Artinya:
“Sesungguhnya bagi setiap kitab ada sari patinya, dan sari pati Kitab (Al-Quran) ini
adalah huruf-huruf ejaannya”.
Abu Bakar juga diriwayatkan pernah berkata:
في كل كتاب سر وسره في القران اوائل السور
Artinya:
“Pada setiap kitab ada rahasia, dan rahasianya dalam Al-Quran adalah permulaan-
permulaan suratnya”.
Kedua, pendapat yang memandang huruf-huruf di awal surat-surat ini sebagai huruf-huruf yang
mengandung pengertian yang dapat dipahami oleh manusia. Karena itu penganut pendapat ini
memberikan pengertian dan penafsiran kepada huruf-huruf tersebut.
Dengan keterangan di atas, jelas bahwa pembukaan-pembukaan surat ada 29 macam yang
terdiri dari tiga belas bentuk. Huruf yang paliang banyak terdapat dalam pembukaan-pembukaan
ini adalah huruf Alif ( )اdan lam ()ل, kemudian Mim ()م, dan seterusnya secara berurutan huruf
Ha ()ح, Ra ()ر, Sin ( )سTa ()ط, Sad ()ص, Ha ()ه, dan Ya’ ()ي, ‘Ain ( )عdan Qaf ()ق, dan
akhirnya Kaf ()ك, dan Nun ()ن.
Seluruh huruf yang terdapat dalam pembukaan-pembukaan surat ini dengan tanpa berulang
berjumlah 14 huruf atau separuh dari jumlah keseluruhan huruf ejaan. Karena itu, para mufassir
berkata bahwa pembukaan-pembukaan ini disebutkan untuk menunjukkan kepada bangsa Arab
akan kelemahan mereka. Meskipun Al-Quran tersusun dari huruf-huruf ejaan yang mereka kenal,
sebagiannya datang dalam AlQuran dalam bentuk satu huruf saja dan lainnya dalam bentuk yang
tersusun dari beberapa huruf, namun mereka tidak mampu membuat kitab yang dapat
menandinginya. Pendapat ini telah dijelaskan secara panjang lebar oleh Al-Zamakhsari (wafat
538 H) dan Al-Baidhawi (wafat 728 H). pendapat ini dikuatkan oleh Ibn Taimiyah (wafat 728 H)
dan muridnya, Al-Mizzi (wafat 742 H). Mereka menguraikan tantangan Al-Quran di turunkan
dalam bahasa Mereka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu membuat kitab yang
8
menyerupainya. Hal ini menunjukkan kelemahan mereka di hadapan Al-Quran dan membuat
mereka tertarik untuk mempelajarinya.
9
peringatan. Sedangkan pandangan yang kedua adalah lebih kuat karena orang-orang Arab yang
selalu bertingkah, keras hati dan enggan mendengarkan ketenaran perlu diberi peringatan
(tanbih) agar perhatian mereka tertuju kepada ayat-ayat yang disampaikan.
Di katakana juga bahwa Thaha ( )طهdan Yasin ( )يسberarti hai laki-laki atau hai
Muhammad atau hai manusia. Pendapat lain memandang kedua Thaha ( )طهdan Yasin ()يس
sebagai nama bagi Nabi Saw.
10
Huruf-huruf itu, sebagai yang pernah ditegaskan oleh Asy-Syabi, ialah rahasia dari pada
Al-Quran ini.
Menurut Ibnu Abi al-Asba seperti dikutip Ahmad bin Mustafa, bahwa pembuka-pembuka
surat itu untuk menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, dangan sarana
pujian atau melalui huruf-huruf. Selain itu ia dipandang merangkum segala materi yang akan
disampaikan lewat kata-kata awal. Dalam hal ini surat Al-fatihah dapat digunakan sebagai
ilustrasi dari suatu pembuka yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan surat yang terdapat
dalam Al-Qur’an.
Lebih khusus tentang fawatih al-suwar berupa huruf muqatha’ah, menurut al-Hubbi,
merupakan peringatan Nabi SAW. Dikatakan bahwa Allah mengetahui bagian-bagian waktu
Nabi sebagai seorang manusia kadang sibuk. As-Syafi’i berpendapat bahwa huruf awal surat
merupakan rahasia Al-Qur’an.
Imam Fakhrurazi seperti dikutip oleh Aisyah Abdurrahman bin As-Syati lebih
memperhatikan kepada hikmah pembukaan surat yang diikuti al-kitab, al-Tanzil atau Al-
Qur’an.Ia menyatakan : “hikmah dari itu semua, bahwa al-Qur’an yang agung itu diturunkan
secara berat (tsaqil) dan setiap surat yang diawalnya menerangkan tentang Al-Qur’an. Tsaqilnya
Al-Qur’an bukanlah bukanlah ditunjukkan dan dikhususkan oleh pembukaan surat melalui huruf-
huruf itu, karena ada pula ayat-ayat yang berbicara tentang Al-Qur’an pada ayat-ayat awalnya,
tidak dibuka oleh huruf-huruf itu, seperti surat Al-kahfi, Al-furqan, al-Qalam dan al-Zumar.
Tidak disangsikan bahwa semua interpretasi yang ada tentang hal diatas mempertegas
sensitivitas ulama kuno bahwa “ambiguitas” makna huruf-huruf tersebut membentuk salah satu
karakteristik teks. Fenomena ini merupakan fenomena ambiguitas semantic yang dapat
dijelaskan dan diungkap oleh bagian lain teks. Dengan demikian, fenomena tersebut merupakan
fenomena ambiguitas yang memunculkan perbedaan teks secara internal. Perbedaan ini
sebenarnya salah satu mekanisme teks, melalui mekanisme ini teks dapat mewujudkan
keistimewaannya dan berarti dapat mewujudkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan
kebudayaan dalam ruang dan waktu.
11
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi bahasa, fawatihus suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya
yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan huruf-huruf
hijaiyah, huruf cenderung ‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara
kebahasaan. Dari segi pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada
huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab yang secara mendalam membahas tentang bab ini,
yaitu kitab Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang
beberapa kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian
karakter pembukaannya adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang
dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf
hijaiyah; terdapat pada 29 surat. ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida),
terdapat dalam sepuluh surat. lima seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang
lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23
surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam); terdapat dalam 15 surat
B. Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah
kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai
fawatih al-suwar dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon maaf. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami
dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Jamarudin, Ade dkk. 2011. Epistimologi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bandung : Hakim Publishing
Al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki. 1998. Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Quran dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa.
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. 1997. Ulumul Quran I. Bandung: Pustaka Setia.
Supiana, & M. Karman.2002. Ulum Quran. Bandung: Pustaka Islamika.
13