Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAWATIHUS SUWAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Abdul Manan, M.Ag

Di Susun Oleh :

YUSNITA SARI POHAN (202340231)

YOLA ANDIRA (202340230)

MUTRI ANISAH (2023101306)

INDRA KUSUMA (2023101318)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH ABDUR’RAUF AS-SINGKILI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur tidak henti-hentinya kami ucapkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat
dan nimat nya pada akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pda waktunya.
Adapun judul tugas makalah yang kami terima adalah “FAWATIHUS SUWAR”yang insyaallah
pada pertemuan kali ini akan kami paparkan kepada rekan-rekan sekalian dan kepada pembaca
tentunya.

Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Abdul Mana
selaku pengampu mata kuliah “ULUMUL QUR’AN” yang telah meluangkan waktunya untuk
memberi materi ini kepada kami, kemudian ucapan terimakasih kami juga sampaikan kepada
pihak-pihak yang juga turut membantu dalam penyelasain tugas ini.

Makalah ini mungkin saangat jauh dari kata sempurna karena kurangnya wawasan dan ilmu
kami, maka dari itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan pembaca sekalian sangat kami
harapkan untuk menjadi pembelajaran kami di masa yang akan datang. Semoga makalah yang
singkat ini bisa berguna khususnya bagi kami dan umumnya kepada rekan-rekan dan pembaca
sekalian.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
BAB 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................3
TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A. Pengertian Fawatihus Suwar...............................................................................................................4
B. Macam-macam Fawatihus Suwar........................................................................................................4
C. Kedududkan Fawatihussuwar..............................................................................................................8
D. Pendapat ulama mengenai Fawatihus Suwar....................................................................................10
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Quranul karim merupakan sebuah kita yang di jamin oleh Allah atas kesucian nya,kitab ini
akan allah jamin kwsucianya dari awal al-Quran itu diturunkan, hingga hari kiamat. Hal ini
ditegaskan oleh Allah di dalam AL-Quran, “Sesungguhnya kami yang menurunkan AL-Quran
Dan kamilah yang memeliharanya” (Q.S. 15:9)

Demikianlah Allah menjamin kesucian dan keutuhan kalamNYA. Dengan wahyu yang telah
Allah turunkan tadi maka sebagai muslim yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka
seyogyanya kita meyakini bahwasanya ayat demi ayat yang kit abaca selama ini adalah apa yang
Allah turunkan kepada nabi, apa yang di ajarkan oleh nabi kepada sahabtnya dan ayat-ayat yang
selama ini kita dengar benar adanya, dan tidak pernah berobah sedikitpun seperti yang pernah
nabi baca dahulu.

Seiring berjalannya waktu maka berkembang pulalah ilmu manusia mengenai AL-Quran
diantaranya, Ilmu Nuzul AI-Quran, Ijaz, Rasmi, Tajwid, Qiroah, Fawatihus suwar, Muhkamat,
Mutasyabihat, Nasakh dan masih banyak lagi.

Dan pada hari yang berbahagia ini kami berkesempatan untuk membahas salah satu ilmu
diatas yaitu “FAWATIHUS SUWAR” yang insyallah akan kami jelaskan bagaimana
sesungguhnya ilmu itu.

RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Fawatihus Suwar

2. Macam-macam Fawatihus Suwar

3. Pendapat Ulama mengenai Fwatihus Suwar

4. Kedudukan Fawatihus Suwar

TUJUAN PEMBELAJARAN
Agar pem baca dan rekan-rekan sekalian bisa mengerti maksud dari Fawatihus Suwar, dan
pembagian-pembagiannya

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fawatihus Suwar


Secara etimologis, fawatih al-suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya
di awal surat-surat dalam Al-Qur’an . Seluruh surat Al-Qur’an dibuka dengan sepuluh macam
pembukaan dan tidak satu surat pun keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Setiap macam
pembukaan itu mengandung rahasia tersendiri, sehingga sangat penting untuk dikaji. Diantara
pembukaan itu diawali oleh huruf-huruf yang terpisah (al-ahruf al-muqatha’ah). Orang sering
mengidentikan fawatih al-suwar dengan huruf muqatha’ah, padahal sebenarnya keduanya
berbeda. Bahkan huruf Muqatha’ah hanya merupakan bagian dari fawatih al-suwar. Di antara
ulama yang mengidentikan keduanya adalah Manna’ Khalil Qaththan dalam kitabnya Mabahits
fi’Ulum al-Qur’an.

Pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh para ulama menunjukkan bahwa pembuka


surat yang berbentuk huruflah yang sering menimbulkan kontroversi diantara mereka. Sehingga
tak heran apabila huruf-huruf tersebut sering dikategorikan kedalam ayat-ayat mutasyabihat,
yang tak seorangpun mengetahui artinya kecuali Allah SWT atau bahkan disebut sebagai salah
satu bentuk rahasia Tuhan yang terdapat didalam Al-Qur’an.

B. Macam-macam Fawatihus Suwar


Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang pembukaan surat Alquran, diantaranya
sebagai yang dilakukan al-Qasthalani. Ia mengiventarisir Fawatih al-Suwar menjadi sepuluh
macam. Sementara Ibn Abi al-Isba dalam kitabnya al-Khaqatir al-Sawanih fi Asrar
Fawatih, hanya menyebutkan lima saja.

a. Pembukan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bi al-tsana).


Pujian kepada Allah ada dua macam, yaitu:
1) Menetapkan sifat-sifat terpuji kepada Allah (al-itsbat shifat al-madhiy) dengan menggunakan
salah satu lafal berikut.
a) Memakai lafal hamdalah, yakni dibuka dengan (‫)الحمد هلل‬, yang terdapat dalam 5 surat.
b) Memakai lafal (‫)تبارك‬, yang terdapat dalam 2 surat.
2) Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih ‘an sifat naqshim) dengan menggunakan lafal
tasbih, (‫ )يسبح\سبح\سبح\سبحن‬sebagai yang terdapat dalam 7 surat.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata masing-masing surat tersebut menetapkan sifat-sifat yang
negatif. Surat-sufat yang diawali dengan pujian ini memiliki tasbih itu merupakan monopoli
Allah. Dalam hal ini, tasbih dimulai dengan mashdar dan selanjutnya diikuti dengan fi’il. Ini

4
semua dimaksudkan agar mencakup seluruh tasbih, sekaligus menunjukkan betapa ajaibnya Al-
Quran itu.
3) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-muqatha’ah).
Pembukan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 huruf tanpa
diulang, yakni (‫)ا\ي\هـ\ن\م\ل\ك\ق\ع\ك\ص\س\ر\ح‬
Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14
rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
a) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (‫( )ص‬QS. Shad); (
‫( )ق‬QS. Qaf); dan (‫( )ن‬QS. Nun)
b) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (‫( )حم‬QS. Al-Mu’min; QS.
Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan QS.Al-Ahkaf; (‫( )طه‬QS.
Thaha); (‫( )طس‬QS. Al-Naml); dan (‫( )يس‬QS. Yasin).
c) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni (‫ )الم‬QS. Al-Bqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-
Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah); (‫( )الر‬QS. Yunus, QS. Hud, QS.
Ibrahim, QS. Yusuf, dan QS. Al-Hijr, dan (‫( )طسم‬QS. Al-Qashash dan QS. Al-Syu’ara).
d) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni (‫( )الر‬QS. Al-Ra’ad) dan (‫( )المص‬QS. Al-
A’raf). Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian ((‫( كهيعص‬QS. Maryam) dan ( ‫حم‬
‫( )عسق‬QS. Al-Syuara).

4) Pembukaan dengan panggilan (al-istiftah bi al-nida).


Nida ini ada tiga macam, yaitu nida’ untuk nabi, nida untuk kaum mukminin dan nida
untuk umat manusia.
5) Pembukaan dengan kalimat (jumlah) khabariah (al-istiftah bi al-jumal al-khabariayyah).
Jumlah khabariyyah di dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu:
a) Jumlah ismiyyah
Jumlah ismiyyah yang menjadi pembuka surat terdapat 11 surat, yaitu: al-Taubah, al-Nur, Al-
Zumar, Muhammad, Al-Fath, Al-Rahman, Al-Haqqah, Nuh, al-Qadr, al-Qari’ah, al-Kautsar.
b) Jumlah fi’liyah
Jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat-surat Alquran terdapat dalam 12 surat, yaitu (a) (
‫ )يسئلونك عن االنفال‬/Mereka bertanya kepadamu tentang pendistribusian harta rampasan
perang (QS. Al-Anfal); (b) (‫ )اتي امرهللا فال تستعجلوه‬/Telah pasti datangnya ketetapan Allah
itu, maka janganlah minta disegerakan (QS. Al-Nahl), (c). (‫ )اقترب للناس حسابهم‬/Telah
dekat datangnya saat itu (QS. Al-Qamar); (d) (‫ )قدافلحل المئمنون‬/Sungguh beruntung orang-
orang yang beriman (QS. Al-Mukminun; (e) (‫ )اقتربت الساعة‬/telah dekat kepada manusia
hari menghisab segala amalam mereka (QS. Al-Anbiya); (f) ( ‫قدسمع هللا قول التي‬
‫ )تجادلك‬/Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpanya (QS. Al-Ma’arij);
(g) (‫ )القسم بيوم القيامة‬/Aku bersumpah dengan hari kiamat (QS. Al-Qiyamah); (h) ( ‫الاقسم‬

5
‫ )بهذا البالد‬/Aku bersumpah dengan kota ini, Makkah (QS. Balad); (i) (‫ )عبس وتولي‬/Dia
(Muhammad) bermuka Masam dan berpaling (QS. ‘Abasa) (j) ( ‫لم يكن الذين كفروا من اهل‬
‫ )الكتاب‬/Dia Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa
mereka) tidak akan meninggalkan agamanya (QS. Al-Bayyinah); (k) (‫ )الهاكمتكاثر‬/Bermegah-
megahan telah melalaikan kamu (QS. Al-Takatsur).
Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi
perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan
ini.
6) Pembukaan dengan sumpa (al-istiftah bi al-qasam).
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat Al-quran ada tiga macam dan terdapat
dalam 15 surat.
a) Sumpah dengan benda-benda angkasa, misalnya (‫( )والصفات‬Demi rombongan yang bersaf-
saf) dalam QS. Al-Shaffat; (‫( )والنجم‬Demi bintang) dalam surat al-Najm; (‫( )زالمرسالت‬Demi
malaikat-malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; (‫البروج‬ ‫( )والسماء ذات‬Demi
lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-Buruj; (‫( )والسماء و الطارق‬Demi langit
dan yang datang pada malam harinya) dalam QS al-Thariq; (‫( )والفجروليال عشر‬Demi fajar
dan malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr; dan (‫( )والشمس والضحها‬Demi matahari dan
cahanyanya di waktu duha) dalam QS. Al-Syams.
b) Sumpah dengan benda-benda bawah, misalnya (‫ذروا‬ ‫( )والذاريات‬Demi angin yang
menerbangkan debu dengan sekuat-keuatnya) dalam QS. Al-Dzariyyat; (‫( )والطور‬Demi bukit
Thur) dalam QS. Al-Thur; (‫( )والتين‬Demi buah Tin) dalam QS. Al-Thin; (‫( )والعاديت‬Demi
kuda perang yang berlari kencang) dalam QS. Al-‘Adiyat.
c) Sumpah dengan waktu, misalnya (‫( )واليل‬Demi malam) dalam QS. Al-Layl; (‫)والضحي‬
(Demi waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (‫( )والعصر‬Demi waktu) dalam QS. Al-Ashr.
Hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap
bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk menegakkan
keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus senantiasa memakai nama-nama Allah
bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan
agar benda-benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena
pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.

6
7) Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-syarth).
Syarat yang digunakan dalam pembukaan surat Al-Quran ada dua macam dan digunakan
dalam 7 surat, yakni: (1) (‫كورت‬ ‫ )اذالشمس‬/ Apabila matahari digulung dalam QS. Al-
Takwir; (2) (‫ )اذالشماء انفطرت‬/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Infithar; (3) (‫اذالشماء‬
‫ )انشقت‬/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq, (4) (‫ )اذا واقعت الواقعة‬/Apabila
terjadi hari kiamat , dalam QS. Al-Waqi’ah; (5) (‫ )اذاجاءك المنافقون‬/Apabila orang-orang
munafik datang kepedamu, dalam QS. Al-Munafiqun; (6) ( ‫اذا زلزلت االرض‬
‫ )زلزالها‬/Apabila bumi dogoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dalam QS. Al-
Zaljalah; (7) (‫ )اذاجاءنصرهللا والفتح‬/Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan, dalam QS. Al-Nashr.
8) Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr)
a) Dengan (‫ )اقرأ‬bacalah, yang hanya terdapat dalam QS. Al-Alaq
b) Dengan (‫ )قل‬katakanlah, yang terdapat dalam QS al-Jin, QS. Al-Kafirun, QS. Al-Falaq dan
QS. Al-Nas.
9) Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-istifham)
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam yaitu:
a) Pertanyaan, positif yang pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif. Pertanyaan ini
digunakan dalam 4 pendahuluan surat Alquran, yaitu: ( ‫هل اتي علي االنسان حين من‬
‫ )الدهر‬Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam QS. Al-Dahr, ( ‫عم‬
‫ عن البإالعجيم‬. ‫ )يتساءلون‬Tentang apakah mereka saling bertanya tentang berita yang
besar, dalam QS al-Naba, (‫ )هل اتاك حديث الغاشية‬Sudah datangkah kepadamu berita
tentang hari pembalasan? Dalam QS. Al-Ghasyiyah, (‫ )ارايت الذي يكذب بالدين‬Tahukah
kamu orang-orang yang mendustakan agama? Dalam QS. Al-Ma’un.
b) Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat; negatif, yang hanya
terdapat dalam dua surat, yakni (‫صدرك‬ ‫ )الم نشرح لك‬Bukankah kami telah melapangkan
dadamu untukmu, dalam QS. Al-Insyirah dan (‫ )الم تركيف فعل ربك بأصحب الفيل‬Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah dalam QS. Al-Fil.
10) Pembukaan dengan doa (al-istiftah bi al-du’a)
Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga surat. Yaitu: (‫للمطففين‬
‫ )ويل‬Kecelakaan besar
bagi orang-orang yang curang, dalam QS. Al-Muthaffifin, (‫ )ويل لكل همزةلمزة‬Kecelakaan
bagi setiap pengumpat lagi pencela dalam QS. Al-Humazah, (‫ )تبتيدا ابي لهب وتب‬Binasalah
tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa dalam QS. Al-lahab.
11) Pembukaan dengan alasan (al-istiftah bi al-ta’lil)
Pembukan dengan alasan ini hanya terdapat dalam QS. Al-Quraisy ( ‫قريش‬ ‫ )إليلف‬Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy

7
C. Kedududkan Fawatihussuwar
Menurut As-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail Al-suwar) atau huruf-huruf
potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Sebagai ayat-ayat
mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan menafsirkannya. Dalam
hal ini pendapat para ulama pada pokoknya terbagi dua.

Pertama, ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. As-
Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih). Ibnu Al-Munzir
meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan surat ini berkata;
‫ان لكل كتاب صفوة وصفوة هذا الكتاب حرزف التهجي‬
Artinya:
“Sesungguhnya bagi setiap kitab ada sari patinya, dan sari pati Kitab (Al-Quran) ini
adalah huruf-huruf ejaannya”.
Abu Bakar juga diriwayatkan pernah berkata:
‫في كل كتاب سر وسره في القران اوائل السور‬
Artinya:
“Pada setiap kitab ada rahasia, dan rahasianya dalam Al-Quran adalah permulaan-
permulaan suratnya”.
Kedua, pendapat yang memandang huruf-huruf di awal surat-surat ini sebagai huruf-huruf yang
mengandung pengertian yang dapat dipahami oleh manusia. Karena itu penganut pendapat ini
memberikan pengertian dan penafsiran kepada huruf-huruf tersebut.
Dengan keterangan di atas, jelas bahwa pembukaan-pembukaan surat ada 29 macam yang
terdiri dari tiga belas bentuk. Huruf yang paliang banyak terdapat dalam pembukaan-pembukaan
ini adalah huruf Alif (‫ )ا‬dan lam (‫)ل‬, kemudian Mim (‫)م‬, dan seterusnya secara berurutan huruf
Ha (‫)ح‬, Ra (‫)ر‬, Sin (‫ )س‬Ta (‫)ط‬, Sad (‫)ص‬, Ha (‫)ه‬, dan Ya’ (‫)ي‬, ‘Ain (‫ )ع‬dan Qaf (‫)ق‬, dan
akhirnya Kaf (‫)ك‬, dan Nun (‫)ن‬.
Seluruh huruf yang terdapat dalam pembukaan-pembukaan surat ini dengan tanpa berulang
berjumlah 14 huruf atau separuh dari jumlah keseluruhan huruf ejaan. Karena itu, para mufassir
berkata bahwa pembukaan-pembukaan ini disebutkan untuk menunjukkan kepada bangsa Arab
akan kelemahan mereka. Meskipun Al-Quran tersusun dari huruf-huruf ejaan yang mereka kenal,
sebagiannya datang dalam AlQuran dalam bentuk satu huruf saja dan lainnya dalam bentuk yang
tersusun dari beberapa huruf, namun mereka tidak mampu membuat kitab yang dapat
menandinginya. Pendapat ini telah dijelaskan secara panjang lebar oleh Al-Zamakhsari (wafat
538 H) dan Al-Baidhawi (wafat 728 H). pendapat ini dikuatkan oleh Ibn Taimiyah (wafat 728 H)
dan muridnya, Al-Mizzi (wafat 742 H). Mereka menguraikan tantangan Al-Quran di turunkan
dalam bahasa Mereka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu membuat kitab yang

8
menyerupainya. Hal ini menunjukkan kelemahan mereka di hadapan Al-Quran dan membuat
mereka tertarik untuk mempelajarinya.

Berikut ini dikemukakan beberapa riwayat dan pendala ulama:


1. “Dari Ibn Abbas tentang firman Allah: (‫)الم‬, berkata Ibn Abbas:” Aku Allah lebih
mengetahui”, tentang (‫ )المص‬berkata Ibn Abbas:” Aku Allah akan memperinci”, dan
tentang (‫ )الر‬berkata Ibn Abbas: “Aku Allah melihat”. (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim
dari jalan Abu Al-Duha).
2. “Dari Ibn Abbas, berkata ia: “alif lam ra, ha’mim, dan nun adalah huruf-huruf al-
Rahman yang dipisahkan (dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim dari jalan Ikrimah)”.
3. “Dari Ibn Abbas tentang Kaf, Ha’, Ya’ Ain, Sad, berkata ia: “Kaf dari Karim (pemurah).
Ha dari Hadin (pemberi petunjuk), Ya, dari Hakim (bijaksana), ‘Ain dari ‘Alim (Maha
Mengetahui), dan Sad dari Sadiq (yang benar). (Dikeluarkan oleh Al-Hakim dan lainnya
dari jalan Sa’id Ibn Jubair)
4. “Dari Salim Abd Ibn Abdillah berkata ia: (‫ الم‬،‫ )حم‬dan (‫ )ن‬dan seumpamanya adalah
nama Allah yang dipotong-potong”, (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim).
5. Dari Al-Saddiy, ia berkata: “Pembukaan-pembukaan surat adalah nama dari nama-nama
Tuhan Jalla Jalaluh yang dipisah-pisah dalam Al-Quran”. (Dikeluarkan oleh Ibn Abi
Hatim).
6. “Dari Ibn Abbas, berkata ia: ( ‫ الم‬،‫ طسم‬،‫ )ص‬dan yang seumpamanya adalah sumpah yang
Allah bersumpah dengannya, dan merupakan nama-nama Allah juga”.
(Dikeluarkan oleh Ibn Jarir dan lainya dari jalan Ali Ibn Abi Talhah).
Ada pendapat mengatakan bahwa huruf-huruf itu adalah nama-nama bagi Al-Quran, seperti
Al-Furqan dan Al-Zikir. Pendapat lain mengatakan bahwa huruf-huruf tersebut adalah pembuka
bagi surat-surat Al-Quran sebagaimana hanya qasidah sering diawali dengan kata (‫ )بل‬dan (‫)ال‬.
Dikatakan juga huruf-huruf ini merupakan peringatan-peringatan (tanbihat) sebagaimana
halnya dalam panggilan (nida). Akan tetapi, di sini tidak digunakan kata-kata yang biasa
digunakan dalam bahasa Arab, seperti (‫ )أال‬dan (‫ )أما‬karena kata-kata ini termasuk lafal yang
sudah biasa dipakai dalam percakapan. Sedangkan al-Quran adalah kalam yang tidak sama
dengan kalam yang biasa sehingga digunakan alif (‫)ا‬.
Sebagai peringatan (tanbih) lebih terkesan kepada pendengar. Yang belum pernah
digunakan sama sekali sehingga lebih terkesan kepada pendengar.
Dalam hubungan ini sebagian ulam memandangnya peringatan (tanbih) kepada rasul agar
dalam waktu-waktu kesibukannya dengan urusan manusia berpaling kepada Jibril untuk
mendengarkan ayat-ayat yang akan disampaikan kepadanya. Sebagian yang lain memandangnya
sebagai peringatan (tanbih) kepada orang-orang Arab agar mereka tertarik mendengarkannya dan
hati mereka menjadi lunak kepadanya. Tampaknya, pandangan yang pertama kurang tepat
karena Rasul sebagai utusan Allah dan yang terus-menerus merindukan wahyu tidak perlu diberi

9
peringatan. Sedangkan pandangan yang kedua adalah lebih kuat karena orang-orang Arab yang
selalu bertingkah, keras hati dan enggan mendengarkan ketenaran perlu diberi peringatan
(tanbih) agar perhatian mereka tertuju kepada ayat-ayat yang disampaikan.
Di katakana juga bahwa Thaha (‫ )طه‬dan Yasin (‫ )يس‬berarti hai laki-laki atau hai
Muhammad atau hai manusia. Pendapat lain memandang kedua Thaha (‫ )طه‬dan Yasin (‫)يس‬
sebagai nama bagi Nabi Saw.

D. Pendapat ulama mengenai Fawatihus Suwar


Para ulama yang membicarakan masalah ini ada yang berani menafsirkannya, di mana
huruf-huruf itu merupaka rahasia yang hanya Allah sendiri yang mengetahui-Nya.

1. Az-Zamarksyari berkata dalam tafsirnya “Al-Qasysyaf” huruf-huruf ini ada beberapa


pendapat yaitu:
a. Merupakan nama surat
b. Sumpah Allah
c. Supaya menarik perhatian orang yang mendengarkannya.
2. As-Sayuti menukilkan pendapat Ibnu Abbas tentang huruf tersebut dikatakan pendapat
hanyalah dugaan belaka. Kemudian As-Suyuti menerangkan bahwa hal itu merupakan rahasia
yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
3. al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi, mungkin pada
suatu saat Nabi dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh Jibril untuk memberikan
perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
4. As-Sayid Rasyid Ridha tidak membenarkan Al-Quwaibi di atas, karena Nabi senantiasa
dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu.
Rasyid Ridha berpendapat sesuai dengan Ar-Razi, bahwa tanbih ini sebenarnya dihadapkan
kepada orang-orang Musyrik Mekkah dan Ahli Kitab Madinah. Karena orang-orang kafir apabila
Nabi membacakan Al-Quran mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak
mendengarkannya.

Disebut dalam surat Fusilat ayat 26:


Artinya:
“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh
akan Al Quran Ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan
mereka". (QS. Fusyilat: 26)
5. Ulama salaf berpendapat bahwa “Fawatih Suwar” telah disusun semenjak zaman azali
sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkannya
seperti Al-Quran.
Oleh karena i'tiqad bahwa huruf-huruf ini telah sedemikian dari azalinya, maka
banyaklah orang yang tidak berani mentafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan pendapat
yang tegas terhadap huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu dipandang masuk golongan mutasyabihat
yang hanya Allah sendiri yang mengetahui tafsirnya.

10
Huruf-huruf itu, sebagai yang pernah ditegaskan oleh Asy-Syabi, ialah rahasia dari pada
Al-Quran ini.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata:


“Sesungguhnya bagi tiap-tiap Kitab ada saripatinya. Saripati Al-Quran ini ialah, huruf-
huruf Hijaiyah”.
Abu baker As-Shiddieqi pernah berkata:
“Di tiap-tiap kitab ada rahasianya. Rahasianya dalam Al-Quran ialah permulaan-
permulaan surat”.
Dalam hal ini Prof. Hasbi As-Shiddieqi menegaskan bahwa dibolehkannya mentakwilkan
huruf-huruf tersebut asal tidak menyalahi penetapan Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam pada itu
yang lebih baik kita serahkan saja kepada Allah.

Menurut Ibnu Abi al-Asba seperti dikutip Ahmad bin Mustafa, bahwa pembuka-pembuka
surat itu untuk menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, dangan sarana
pujian atau melalui huruf-huruf. Selain itu ia dipandang merangkum segala materi yang akan
disampaikan lewat kata-kata awal. Dalam hal ini surat Al-fatihah dapat digunakan sebagai
ilustrasi dari suatu pembuka yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan surat yang terdapat
dalam Al-Qur’an.
Lebih khusus tentang fawatih al-suwar berupa huruf muqatha’ah, menurut al-Hubbi,
merupakan peringatan Nabi SAW. Dikatakan bahwa Allah mengetahui bagian-bagian waktu
Nabi sebagai seorang manusia kadang sibuk. As-Syafi’i berpendapat bahwa huruf awal surat
merupakan rahasia Al-Qur’an.
Imam Fakhrurazi seperti dikutip oleh Aisyah Abdurrahman bin As-Syati lebih
memperhatikan kepada hikmah pembukaan surat yang diikuti al-kitab, al-Tanzil atau Al-
Qur’an.Ia menyatakan : “hikmah dari itu semua, bahwa al-Qur’an yang agung itu diturunkan
secara berat (tsaqil) dan setiap surat yang diawalnya menerangkan tentang Al-Qur’an. Tsaqilnya
Al-Qur’an bukanlah bukanlah ditunjukkan dan dikhususkan oleh pembukaan surat melalui huruf-
huruf itu, karena ada pula ayat-ayat yang berbicara tentang Al-Qur’an pada ayat-ayat awalnya,
tidak dibuka oleh huruf-huruf itu, seperti surat Al-kahfi, Al-furqan, al-Qalam dan al-Zumar.
Tidak disangsikan bahwa semua interpretasi yang ada tentang hal diatas mempertegas
sensitivitas ulama kuno bahwa “ambiguitas” makna huruf-huruf tersebut membentuk salah satu
karakteristik teks. Fenomena ini merupakan fenomena ambiguitas semantic yang dapat
dijelaskan dan diungkap oleh bagian lain teks. Dengan demikian, fenomena tersebut merupakan
fenomena ambiguitas yang memunculkan perbedaan teks secara internal. Perbedaan ini
sebenarnya salah satu mekanisme teks, melalui mekanisme ini teks dapat mewujudkan
keistimewaannya dan berarti dapat mewujudkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan
kebudayaan dalam ruang dan waktu.

11
BAB

3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi bahasa, fawatihus suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya
yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan huruf-huruf
hijaiyah, huruf cenderung ‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara
kebahasaan. Dari segi pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada
huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab yang secara mendalam membahas tentang bab ini,
yaitu kitab Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang
beberapa kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian
karakter pembukaannya adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang
dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf
hijaiyah; terdapat pada 29 surat. ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida),
terdapat dalam sepuluh surat. lima seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang
lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23
surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam); terdapat dalam 15 surat

B. Saran

Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah
kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai
fawatih al-suwar dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon maaf. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami
dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jamarudin, Ade dkk. 2011. Epistimologi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bandung : Hakim Publishing
Al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki. 1998. Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Quran dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa.
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. 1997. Ulumul Quran I. Bandung: Pustaka Setia.
Supiana, & M. Karman.2002. Ulum Quran. Bandung: Pustaka Islamika.

13

Anda mungkin juga menyukai