Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“AL - QURAN”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuiah Ulumul Quran 1
Dosen Pengampu: Ruaedah, S. Th.I, M.A.

Disusun oleh :

1. Fatimah Nur Makka (21211652)


2. Hilwatussalwa (20212443)
3. Inez Rosikhotul C. P (21211672)
4. Istiqamah NH (21211674)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana dengan izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. yang telah menuntun ummatnya dari masa
kegelapan hingga menuju masa yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti
sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ruaedah, S.Th.I, M.A. selaku dosen pada mata
kuliah Ulumul Qur’an I serta teman-teman kami yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman kelompok 3 yang sudah
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini yang berjudul dan menjelaskan tentang “Al-
Qur’an”

Dengan kerendahan hati, kami selaku pemateri memohon maaf yang sebesar-besarnya
jika terdapat banyak kesalahan, baik secara penulisan, penyusunan, maupun isi dari makalah
ini. Kami berharap kepada para pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang
membangun sebagai pembelajaran bagi kami agar bisa lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini bisa dimengerti dan dapat memberikan manfaat bagi siapa saja
yang membacanya.

Tangerang, 28 September 2021

Tim Pemateri

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ...........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................4
C. Tujuan ........................................................................................................................4

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Al-Qur’an dan perdebatan ulama seputar asal usul nama AL-Qur’an.....5
B. Karakteristik penamaan Al-Qur’an dan Al-Kitab ......................................................8
C. Nama-nama lain Al-Qur’an dan rahasianya ..............................................................9
D. Garis besar kandungan Al-Qur’an beserta contohnya ...............................................12
E. Persamaan dan Perbedaan isi Al-Qur’an dengan kitab samawi lainnya ....................18
F. Perdebatan khalqul qur’an .........................................................................................19

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam. al- Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami al- Qur’an. Karena pada
kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa Arab, sekalipun orang Arab
sendiri,mampu memahami dan menangkap pesan Ilahi yang terkandung di dalam al-
Qur’an secara sempurna. Terlebih orang ajam (non-Arab). Bahkan sebagian para sahabat
nabi, dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada masa nabi, masih ada yang keliru
menangkap pesan al-Qur’an.

Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan ulama generasi berikutnya akan
kelangsungan dalam memahami al-Qur’an. Mereka merasa perlu membuat rambu-rambu
dalam memahami al-Qur’an. Terlebih lagi penyebaran Islam semakin meluas, dan
kebutuhan pada pemahaman al-Qur’an menjadi sangat mendesak. Hasil jerih payah para
ulama itu menghasilkan cabang ilmu al-Qur’an yang sangat banyak. Adanya
permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmu- ilmu al-Qur’an sebagai sarana menggali
pesan Tuhan, serta untuk mendapat pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Al-Qur’an
2. Menjelaskan Karakteristik penamaan Al-Qur’an dan Al-Kitab
3. Menjelaskan Nama-nama lain Al-Qur’an dan rahasianya
4. Menjelaskan Garis besar kandungan Al-Qur’an beserta contohnya
5. Menjelaskan Persamaan dan Perbedaan isi Al-Qur’an dengan kitab samawi
lainnya
6. Menjelaskan Perdebatan tentang khalqul qur’an

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi
tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa pada
umumnya mampu memahami Ulumul quran dan perkembangannya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi alQur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata benda abstrak mashdar
dari kata (qara’a – yaqrau Qur’anan) yang berarti bacaan. Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa lafazh alQur’an bukanlah musytak dari qaraa melainkan isim alam (nama
sesuatu) bagi kitab yang mulia, sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Penamaan ini
dikhususkan menjadi nama bagi Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Menurut gramatika bahasa Arab bahwa kata “al Qur’an” adalah bentuk mashdar dari
kata qara’a yang maknanya muradif (sinomin) dengan kata qira’ah, artinya bacaan
tampaknya tidak menyalahi aturan, karena mengingat pemakaian yang dipergunakan
al Qur’an dalam berbagai tempat dan ayat. Misalnya, antara lain dalam surat
alQiyamah ayat 17 – 18 :

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpul kannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membaca nya.” “Apabila kamu telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu”(AlQiyâmah: 17,18).

Dalam surat lain, seperti alA’raf ayat 204:

(Dan apabila dibacakan alQur’an, maka dengarkanlah baik baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat), surat anNahl ayat 98 : (Apabila kamu membaca
alQur’an ,hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk)”.

Dalam surat alIsra’ ayat 106: (Dan alQur’an itu telah Kami turunkan dengan
berangsurangsur agar kamu membacakannya dengan perlahanlahan kepada manusia dan
Kami menurunkannya bagian demi bagian).

Surat alMuzammil ayat 20: (Maka dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari alQur’an),surat alInsyiqaq ayat 21: (Dan apabila alQur’an
dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud).

Serta surat alWaqi’ah ayat 7779: (Sesungguhnya al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat
mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh),tidak menyentuhnya kecuali
hambahamba yang disucikan).

Sedangkan pengertian alQur’an menurut istilah (terminologi), para ulama berbeda pendapat
dalam memberikan definisi, sesuai dengan segi pandangan dan keahlian masingmasing.
Berikut dicamtumkan beberapa definisi alQur’an yang dikemukakan para ulama, antara lain:

1. Menurut Imam Jalaluddin alSuyuthy seorang ahli Tafsir dan Ilmu Tafsir di dalam bukunya
“Itmam alDirayah” menyebutkan: “AlQur’an ialah firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw.untuk melemahkan pihak pihak yang menantang nya, walaupun hanya
dengan satu surat saja dari padanya”.

5
2. Muhammad Ali alShabuni menyebutkan pula sebagai berikut: “AlQur’an adalah Kalam
Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. penutup para Nabi
dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril a.s dan ditulis pada mushaf mushaf yang
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya
merupakan suatu ibadah, yang dimulai dengan surat alFatihah dan ditutup dengan surat
anNas.
3. As Syekh Muhammad alKhudhary Beik dalam bukunya “Ushul alFiqh” “AlKitab itu ialah al
Qur’an, yaitu firman Allah Swt. Yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan kepada kita
dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam suatu mushaf antara kedua kulitnya
dimulai dengan surat alFatihah dan diakhiri dengan surat anNas”.

Berdasarkan definisidefinisi yang dikemukan di atas, maka unsur-unsur terpenting yang dapat
diambil dari hakikat alQur’an itu, adalah:

a. AlQur’an itu adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
dengan perantaraan Malaikat Jibril as., sebagaimana yang dinyatakan dalam
firmanNya surat asySyu’ara ayat 193:

“Dia dibawa turun oleh ArRuh AlAmin (Jibril)”.

Berdasarkan ketentuan ini, dapat dipahami bahwa firman Allah yang diturunkan kepada
selain Nabi Muhammad Saw. bukanlah dikatakan alQur’an. Demikian juga ucapan Nabi
Muhammad yang dikenal hadits atau wahyuwayhu yang beliau terima diluar cara
penyampaian alQur’an oleh Malaikat Jibril (seperti hadits Qudsi) juga bukanlah alQur’an,
walaupun haditshadits itu sebenarnya juga berasal dari wahyu Allah, sebagaimana disebutkan
Allah dalam firmanNya surat anNajm ayat 3-4:

ٌ ‫( ِإْن ُھَﻮ ِإﱠﻻ َوْﺣ‬3)‫ﻋِﻦ اْﻟَﮭٰﻮى‬


4) ‫ﻲ ﯾُﻮَﺣٰﻰ‬ َ ‫َوَﻣﺎ ﯾَْﻨِﻄُﻖ‬

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (alQur’an) menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”

Di dalam beberapa ayat alQur’an, Allah juga menyifatkan alQur’an dengan hadis, antara lain
seperti dilukiskanNya dalam surat an Nisa ayat 87:

‫‚ِ َﺣِﺪْﯾﺜ ًﺎ‬ َ ‫ﻻ ِاٰﻟﮫَ ِاﱠﻻ ُھَۗﻮ ﻟَﯿَْﺠَﻤﻌَﻨﱠُﻜْﻢ ِاٰﻟﻰ ﯾَْﻮِم اْﻟِﻘٰﯿَﻤِﺔ َﻻ َرْﯾ‬
ْ َ ‫ﺐ ِﻓْﯿِﮫ ۗ َوَﻣْﻦ ا‬
‫ﺻﺪَُق ِﻣَﻦ ﱣ‬ ‫َﱣ‬
ٓ َ ُ‚

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari
Kiamat yang tidak diragukan terjadinya Dan siapakah orang yang lebih benar
perkataan (nya) daripada Allah ?”.

b. AlQuran itu diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana disebutkan dalam surat
Fushshilat ayat 3 4:

(3) ‫ﻋَﺮِﺑﯿ¡ﺎ ِﻟّﻘَْﻮٍم ﯾَْﻌﻠَُﻤﻮَن‬


َ ‫ﺖ َءا ٰﯾَﺘ ُﮫۥُ ﻗُْﺮَءاﻧًﺎ‬
ْ َ ‫ﺼﻠ‬ ٌ َ ‫ِﻛ ٰﺘ‬
ّ ِ ُ‫ﺐ ﻓ‬

( 4 ) ‫ض أ َْﻛﺜ َُﺮُھْﻢ ﻓَُﮭْﻢ َﻻ ﯾَْﺴَﻤﻌُﻮَن‬


َ ‫ﺑَِﺸﯿًﺮا َوﻧَِﺬﯾًﺮا ﻓَﺄ َْﻋَﺮ‬

6
“Kitab yang dijelaskan ayatayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum
yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan,
tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.”

Atas dasar ketentuan ini berarti terjemahan al Qur’an ke dalam bahasabahasa asing
selain bahasa Arab tidak dapat disamakan kedudukannya dengan alQur’an sebagai
Kitab Suci. Sebab terjemahan terjemahan alQur’an tidak mempunyai sifatsifat khas
seperti yang dimiliki oleh alQur’an itu sendiri, sehingga tidak berdosa bila
menyentuhnya tanpa wudhu’ (bersuci) terlebih dahulu. Di samping itu, terjemahan juga
tidak berfungsi sebagai mu’jizat, karena ia adalah buatan manusia. Dengan demikian,
membaca terjemahan surat alFatihah dalam sholat, dapat dikatakan bahwa sholatnya tidak
sah. Sebab Nabi menegaskan supaya membaca surat alFatihah dalam sholat bukan membaca
terjemahannya, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh al Jama’ah dari
Ubbadah bin Tsamit :

“Tidak sah sembahyang bagi siapa yang tidak membaca surat alFatihah”.

c. AlQur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. secara berangsurangsur, bertahap
sedikit demi sedikit bukan sekaligus, sesuai dengan peristiwa dan tuntutan baik bersifat
individual atau sosial kemasyarakatan waktu itu. Sebagaimana disebutkan dalam surat alIsra’
ayat 106 :

ٍ ‫ﻋٰﻠﻰ ُﻣْﻜ‬
‫ﺚ ﱠوﻧَﱠﺰْﻟٰﻨﮫُ ﺗ َْﻨِﺰْﯾًﻞ‬ َ ‫َوﻗُْﺮٰاﻧًﺎ ﻓََﺮْﻗٰﻨﮫُ ِﻟﺘ َْﻘَﺮا َٗه‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎِس‬

“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsurangsur agar kamu
membacakannya perlahanlahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi
bagian”.

d. AlQur’an itu disampaikan secara mutawatir, artinya diriwayatkan oleh orang banyak,
diterima dari orang banyak, disampaikan kepada orang banyak, sehingga mustahil menurut
akal sehat mereka yang menyampaikan maupun yang menerimanya sepakat berdusta untuk
menyampaikan sesuatu yang tidak berasal dari Rasulullah Saw.

Dengan demikian, keaslian dan kemurnian al Qur’an tetap terjamin sepanjang masa, karena ia
telah dihafal dan ditulis oleh umat Islam sejak masa hidup Rasulullah hingga sekarang, dan
persis sama dengan alQur’an yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Berbeda
dengan Kitabkitab Suci lainnya, seperti Injil yang ada sekarang, tidak lagi dapat diyakini
sebagai Kitab Suci, karena baru ditulis jauh sesudah wafatnya Nabi Isa as. oleh orangorang
yang tidak pernah menerima dan bertemu langsung dengan Nabi Isa a.s. tersebut, sehingga
kemurniannya tidak terjamin lagi karena ada rekayasa manusia di dalamnya. Firman Allah
Swt. dalam surat anNisa’ ayat 82:

‫‚ِ ﻟََﻮَﺟﺪُْوا ِﻓْﯿِﮫ اْﺧِﺘَﻼﻓًﺎ َﻛِﺜْﯿًﺮا‬ َ ‫ا َﻓََﻼ ﯾَﺘ َﺪَﺑﱠُﺮْوَن اْﻟﻘُْﺮٰاَن ۗ َوﻟَْﻮ َﻛﺎَن ِﻣْﻦ ِﻋْﻨِﺪ‬
‫ﻏْﯿِﺮ ﱣ‬

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan AlQuran ?. Kalau sekiranya AlQuran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka dapati banyak saling pertentangan dida lamnya”.

e. AlQur’an itu seluruhnya, bahkan setiap surat dari padanya adalah menjadi mu’jizat
(melemahkan pihakpihak yang menantangnya), dan tidak seorangpun yang dapat
menandinginya. Firman Allah Swt. dalam surat alBaqarah ayat 23 :

7
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolongpenolongmu selain Allah, jika kamu memang orangorang yang benar”.

Bahkan dikuatkan lagi oleh firmanNya dalam surat alIsra’ayat 88 :

Katakanlah : Sesugguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yangserupa
AlQuran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupadengannya, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.

f. Membaca AlQuran merupakan suatu ibadah.


Apabila membaca AlQuran dengan niat untuk beribadah kepada Allah, maka Allah akan
menerima dan menilainya sebagai suatu ibadah, dengan arti Allah akan memberikan ganjaran
pahala atas si pembaca tersebut, seperti dinyatakan dalam hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan
oleh Tirmidzi dari Ibn Mas’ud:

“Barang siapa membaca satu huruf dari AlQuran, dia akan memperoleh suatu kebaikan. Dan
kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu
huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.(HR. Tirmidzi).

Dan masih banyak ada unsur dan sifatsifat lain bagi alQur’an yang tidak tercakup secara
keseluruhan ke dalam definisi tersebut. Oleh karena itu, dirasa sulit untuk menjumpai
definisidefinisi lengkap yang mencakup seluruh unsurunsur terpenting bagi alQur’an tersebut.

B. Karakteristik Penamaan AL-Qur’an dan AL-Kitab

Agama Islam mengharuskan umatnya untuk mengimani kitab-kitab yang diturunkan


kepada Rasul dan Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW dalam pengertian kitab yang
asli sebelum ada interpretasi umat. Al Quran sebagai kitab suci umat Islam
merupakan penyempurna kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, pada bagian
tertentu pada kitab suci terdapat kisah-kisah yang serupa, sedangkan pada bagian
tertentu kisah-kisah yang terkandung sama sekali berolak belakang satu sama lain.
Islam dan Kristen merupakan agama yang bersumber dari Tuhan yang satu,
Allah. Dari wacana di atas, tergambar keniscayaan bahwa Nabi dan Rasul diutus oleh
Tuhan yang sama pula. Namun pada perkembangannya, ditemukan ajaran yang sama
sekali berbeda, bahkan terlampau ekstrim dan sensitif untuk didialogkan. Contoh
konkritnya adalah perbedaan pandangan Al Quran dan Bible menyangkut Isa dan
Maryam. Perdebatan panjang antar kedua agama dalam tema ini seperti jalan yang tak
berujung, hal ini dikarenakan pandangan kedua kitab suci yang berbeda, walaupun di
beberapa tema terdapat kesamaan, tapi umat kedua agama seakaan lebih tertarik untuk
membesar-besarkan perbedaan.
Pandangan lain menyatakan bahwa Nabi Isa adalah pengikuti Nabi
Muhammad SAW, argumen ini berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW
ke langit ketujuh, ketika itu Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa di
langit, sedangkan Nabi ketika itu telah membawa ajaran baru yang walaupun di
beberapa sisi berbeda dengan apa yang dibawa oleh Nabi Isa, sementara yang kita
yakin bahwa Nabi Isa belum meninggal, tetapi ia dingakat oleh Allah kelangit,
kesimpulanya adalah bahwa Nabi Isa terikat dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi

8
Muhammad SAW. Oleh karena itu ia termasuk pengikut Nabi Muhammad SAW dan
dihitung sebagai seorang sahabat.
Terdapat beberapa persamaan yang ada dalam Al Quran dan Bible, di antara
persamaannya: (1) Al Quran dan Bible sama-sama menyatakan bahwa Isa adalah
utusan, Nabi dan Rasul. Tapi di dalam Bible sendiri kita akan mendapati pertentangan
antara ayat dengan ayat yang lain khususnya menyangkut tema Isa sebagai utusan.
Dalam Al Quran Allah berfirman: berkatalah Isa; “Sesungguhnya aku ini hamba
Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi” (QS.
Maryam: 30 (2) )
Al Quran dan Bible sepakat menyatakan Isa adalah utusan hanya pada bani
Israil saja, tapi pada perkembangannya kita mendapati Kristen tidak hanya disebarkan
dan diajarkan untuk orang Israil tetapi berkembang luas di seantero jagat, bahkan
agama yang paling banyak pengikutnya adalah agama Kristen. Mengenai ini Al Quran
menyatakan; “dan sebagai Rasul kepada bani Israil (orang yang berkata kepada
mereka) sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda
(kemukjizatan) dari tuhanmu” (QS. Ali Imran: 49), dari ayat ini tergambar jelas Nabi
Isa adalah utusan bagi bangsa Israil
Serupa dengan Al Quran, dalam Bible juga digambarkan ketika Nabi Isa
diangkat oleh Allah ke surga, dalam pandangn Kristen Isa Al-Masih adalah juru
selamat bagi mereka, karena ia telah merelakan dirinya disalib untuk menebus segala
kesalahan umat, mengenai pengangkata Isa kelangit digambarkan Bible sebagai
berikut;”Sesudah Ia (Isa Al-Masih) mengatakan demikian, teramglah Ia (Isa Al-
Masih) disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka”
(Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Pada ayat lain digambarkan juga “Lalu Yesus membawa
mereka keluar kota sampai dekat Batania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan
memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari
mereka dan terangkat ke surga” (Lukas 24: 50-51).
Setalah mengetahui persamaan pandangan Al Quran dan Bible mengenai Isa
Al-Masih, kita mengetahui bahwa pada beberapa bagian dan tema terdapat
keserupaan pandangan, karena hakekatnya al-Kitab juga bersumber dari Allah,
walaupun pada perkembangannya kita menemukan interpretasi umat Kristen terhadap
kitab suci mereka, yang nantinya mempengaruhi pandangan umat Islam terhadap
keotentikan Bible.1

C. Nama-Nama Lain Al-Qur’an dan Rahasianya

1. Adz-dzikru (peringatan)
Al Qur'an memberi peringatan kepada manusia, khususnya ummat muslim,untuk
bertauhid kepada Allah sebagaimana yang diajarkan oleh para Rasul dan kaum-
kaum sebelumnya.
ُ ‫اِﻧﱠﺎ ﻧَۡﺤُﻦ ﻧَﱠﺰۡﻟﻨَﺎ اﻟ ِﺬّۡﻛَﺮ َواِﻧﱠﺎ ﻟَٗﮫ ﻟَٰﺤـِﻔ‬
‫ﻈ ۡﻮَن‬
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula)
yang memeliharanya (QS. Al-Hijr: 9)

1
Hendro, Beko. "STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MARIA DAN ISA DALAM AL-QUR'AN DAN
ALKITAB." Jurnal Studi Agama (2019) 3.2 hal 74-84

9
2. Al-furqon (pembeda baik dan buruk)
Alquran menjabarkan secara jelas perbedaan mengenai mana yang benar dan
mana yang salah.
‫ﻋۡﺒِﺪٖه ِﻟﯿَُﻜ ۡﻮَن ِﻟۡﻠٰﻌﻠَِﻤۡﯿَﻦ ﻧَِﺬۡﯾَﺮا‬ َ ‫ﺗ َٰﺒـَﺮَك اﻟﱠِﺬۡى ﻧَﱠﺰَل اۡﻟـﻔُۡﺮﻗَﺎَن‬
َ ‫ﻋٰﻠﻰ‬
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya
(Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan
manusia). (QS. Al-Furqan: 1)
3. Al-Kitab (tulisan)
Alquran merupakan buku yang mengumpulkan rangkaian tulisan (ayat) yang
tersusun secara sistematis dan menjelaskan banyak petunjuk serta pedoman
secara terperinci.
‫ﺐ ۛ ﻓِْﯿِﮫ ۛ ُھﺪًى ِﻟّْﻠُﻤﺘ ﱠِﻘْﯿَﻦ‬
َ ‫ﺐ َﻻ َرْﯾ‬ ُ ‫ٰذِﻟَﻚ اْﻟِﻜٰﺘ‬
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2)

4. Al-Bayyan (penjelas)
Alquran diturunkan sebagai penjelas dan penerang atas segala perkara yang
dihadapi manusia.
‫ﻈﺔٌ ِﻟّۡﻠُﻤﺘ ﱠِﻘۡﯿَﻦ‬
َ ‫ٰھﺬَا ﺑَﯿَﺎٌن ِﻟّﻠﻨﱠﺎِس َوُھﺪًى ﱠوَﻣ ۡﻮِﻋ‬
Inilah (Al-Qur'an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan
menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali
Imran: 138)

5. Al-Huda (petunjuk)
Alquran merupakan pedoman sekaligus petunjuk bagi manusia. Kitab suci ini
dapat menentukan arah hidup manusia untuk kembali lurus kepada jalan Allah
SWT.
َ ‫ﻖ ِﻟﯿُۡﻈِﮭَﺮٗه‬
‫ﻋﻠَﻰ اﻟ ِﺪّۡﯾِﻦ ُﻛ ِﻠّ ٖ ۙﮫ َوﻟَ ۡﻮ َﻛِﺮهَ اۡﻟُﻤۡﺸِﺮُﻛ ۡﻮَن‬ ِ ّ ‫ﺳ ۡﻮﻟَٗﮫ ﺑِﺎۡﻟُﮭٰﺪى َوِدۡﯾِﻦ اۡﻟَﺤـ‬ َ ‫ُھَﻮ اﻟﱠِﺬ ۡۤى ا َۡر‬
ُ ‫ﺳَﻞ َر‬
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama
yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai. (QS. At-Taubah: 33)

6. An-Nur (cahaya)
Alquran diturunkan sebagai cahaya yang dapat menerangi kehidupan umat
manusia.

ُ ‫ٰۤﯾـﺎ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﻨﱠﺎ‬


‫س ﻗَۡﺪ َﺟﺎ َٓءُﻛۡﻢ ﺑُۡﺮَھﺎٌن ِّﻣۡﻦ ﱠرﺑُِّﻜۡﻢ َوا َۡﻧَﺰۡﻟﻨَۤﺎ اِﻟَۡﯿُﻜۡﻢ ﻧُ ۡﻮًرا ﱡﻣﺒِۡﯿﻨًﺎ‬
Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari
Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an). (QS. An-Nisa: 174)

7. Asy-Syifa (obat penyembuh)


Alquran bisa dijadikan sebagai obat penyembuh bagi manusia, khususnya umat
Muslim. Dengan membaca, mempelajari, dan menghafalnya, Alquran akan
menyembuhkan berbagai penyakit lahir dan batin yang ada di dalam diri
manusia.
‫ﺼﺪُ ۡوِۙر َوُھﺪًى ﱠوَرۡﺣَﻤﺔٌ ِﻟّـۡﻠُﻤۡﺆِﻣﻨِۡﯿَﻦ‬
‫ﻈﺔٌ ِّﻣۡﻦ ﱠرﺑُِّﻜۡﻢ َوِﺷﻔَﺎ ٌٓء ِﻟَّﻤﺎ ﻓِﻰ اﻟ ﱡ‬ ُ ‫ٰۤﯾﺎ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﻨﱠﺎ‬
َ ‫س ﻗَۡﺪ َﺟﺎ َٓءۡﺗُﻜۡﻢ ﱠﻣ ۡﻮِﻋ‬

10
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)

8. At-Tanzil (yang diturunkan)


Ditegaskan oleh Allah bahwa Al-Qur'an bukanlah kitab karangan manusia
melainkan asli dari Allah Swt.
Dia berfirman, "Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan semesta alam." (QS. Asy Syu’araa’: 192)

9. Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Allah Swt berfirman, "Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu
kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah,
yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela
lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)." (QS. Al Israa': 39)

10. Ar-Rahmah
Nama lain Alquran yang perlu diketahui lainnya adalah Ar-Rahmah. Nama ini
memiliki arti rahmat yang seperti terdapat dalam Quran surat Al-Isra ayat 82
‫َوﻧُﻨَِّﺰُل ِﻣَﻦ اْﻟﻘُْﺮٰاِن َﻣﺎ ُھَﻮ ِﺷﻔَۤﺎٌء ﱠوَرْﺣَﻤﺔٌ ِﻟّْﻠُﻤْﺆِﻣﻨِْﯿَۙﻦ َوَﻻ ﯾَِﺰْﯾﺪُ اﻟ ﱣ‬
َ ‫ﻈِﻠِﻤْﯿَﻦ اِﱠﻻ َﺧ‬
‫ﺴﺎًرا‬
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an
itu) hanya akan menambah kerugian.

11. Ar-Ruh
Ar-Ruh memiliki arti ruh. Nama lain ini terdapat dalam Quran surat Asy Syuraa
ayat 52 yang berbunyi
‫ي ﺑِٖﮫ َﻣْﻦ‬ ْ ‫ﺐ َوَﻻ ا ْ ِﻻْﯾَﻤﺎُن َوٰﻟِﻜْﻦ َﺟﻌَْﻠٰﻨﮫُ ﻧُْﻮًرا ﻧﱠْﮭِﺪ‬ ُ ‫ي َﻣﺎ اْﻟِﻜٰﺘ‬ َ ‫َوَﻛٰﺬِﻟَﻚ ا َْوَﺣْﯿﻨَﺎ ٓ اِﻟَْﯿَﻚ ُرْوًﺣﺎ ِّﻣْﻦ ا َْﻣِﺮﻧَﺎ َۗﻣﺎ ُﻛْﻨ‬
ْ ‫ﺖ ﺗ َْﺪِر‬
‫ﺻَﺮاٍط ﱡﻣْﺴﺘ َِﻘْﯿٍۙﻢ‬ ِ ‫ي اِٰﻟﻰ‬ ْٓ ‫ﺸۤﺎُء ِﻣْﻦ ِﻋﺒَﺎِدﻧَﺎ َۗواِﻧﱠَﻚ ﻟَﺘ َْﮭِﺪ‬
َ ‫ﻧﱠ‬
Artinya: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-
Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah
Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu
cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia)
kepada jalan yang lurus.

12. Al-Haq
Al-Haq artinya kebenaran. Nama lain Al Quran ini tertuang di dalam Quran
surat Al Baqarah ayat 147 yang berbunyi
‫ا َْﻟَﺤﱡﻖ ِﻣْﻦ ﱠرﺑَِّﻚ ﻓََﻼ ﺗ َُﻜْﻮﻧَﱠﻦ ِﻣَﻦ اْﻟُﻤْﻤﺘ َِﺮْﯾَﻦ‬
Artinya: Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau
(Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu.

11
13. Al-Burhan
Al-Burhan adalah nama lain Alquran yang berarti bukti kebenaran. Nama ini
tertulis di dalam Quran surat An-Nisa ayat 174
‫س ﻗَْﺪ َﺟۤﺎَءُﻛْﻢ ﺑُْﺮَھﺎٌن ِ ّﻣْﻦ ﱠرﺑُِّﻜْﻢ َوا َْﻧَﺰْﻟﻨَﺎ ٓ اِﻟَْﯿُﻜْﻢ ﻧُْﻮًرا ﱡﻣﺒِْﯿﻨًﺎ‬
ُ ‫ٰﯾٓﺎ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﻨﱠﺎ‬
Artinya: Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti
kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an).

14. Al-Busyra
Al-Busyra memiliki arti berita gembira. Nama lain tersebut menjadi
keistimewaan Al-Quran dan tertulis dalam Quran surat An-Nahl ayat 89 yang
berbunyi
‫ﺐ ﺗِْﺒﯿَﺎﻧًﺎ‬ َ ‫ﻋٰﻠﻰ ٰ ٓھُﺆ َ ۤﻻِۗء َوﻧَﱠﺰْﻟﻨَﺎ‬
َ ‫ﻋﻠَْﯿَﻚ اْﻟِﻜٰﺘ‬ َ ‫ﺷِﮭْﯿﺪًا‬َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮭْﻢ ِّﻣْﻦ ا َْﻧﻔُِﺴِﮭْﻢ َوِﺟﺌْﻨَﺎ ﺑَِﻚ‬ َ ‫ﺚ ﻓِْﻲ ُﻛِّﻞ ا ُﱠﻣٍﺔ‬
َ ‫ﺷِﮭْﯿﺪًا‬ ُ َ‫َوﯾَْﻮَم ﻧَْﺒﻌ‬
ْ ً
‫ﺷْﻲٍء ﱠوُھﺪًى ﱠوَرْﺣَﻤﺔ ﱠوﺑُْﺸٰﺮى ِﻟﻠُﻤْﺴِﻠِﻤْﯿَﻦ‬ ُ ّ
َ ‫ِﻟﻜِّﻞ‬
Artinya: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau
(Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an)
kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).

D. Garis besar kandungan Al-Quran beserta contohnya :

Dalam memahami pokok-pokok kandungan AL-Qur’an terjadi perbedaan


pendapat. Dari 6000 lebih ayat AL-Qur’an, orang tentu bisa memetakan tema-
tema tertentu dengan berbagai pendekatan, para ahli bisa memetakan kandungan
Al-Qur’an itu sendiri. Mahmud Saltut membagi pokok ajaran AL-Qur’an menjadi
dua pokok ajaran, yaitu Aqidah dan Syariah.2 Yang dimaksud dengan aspek
Aqidah adalah ajaran-ajaran yang mengatur system keyakinan seorang muslim,
sedangkan Syariah adalah ajaran atau doktrin yag mengatur berbagai perbuatan
manusia baik dalam ketuanan, kekerabatan, maupun social.

Adapun pokok-pokok kandungan Al-Qur’an secara umum, yaitu

1. Aqidah
Aqidah Adalah ilmu atau ajaran-ajaran yang mengajarkan manusia mengenai
kepercayaan atau keyakinan yang wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia.
Secara etimologis (istilah) ada beberapa pengertian tentang aqidah, yaitu iman
yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi yang
meyakininya.3

Adapun ruang lingkup pembahasan Aqidah meliputi hal-hal berikut:

2
Mahmud Saltut, al-islam Aqidah wa Al-syari’ah, (Beirut : Dar Al-Qalam, 1966), hal.11
3
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Pustaka Imam Asy-Syafi’I,
Cetakan ke- 3, 2006,hal.27

12
a. Ilahiyat
Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan, Allah), misal contohnya yaitu wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,
perbuatan-perbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.
b. Nubuwat
Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan Rasul, termasuk pembicaraan contohnya mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat-
mukjizat nabi, karamat dan sebagainya.
c. Ruhaniyat
Ruhaniyat yaitu pembahasan yang berkaitan dengan alam metafisik (yang bersifat
ghaib) seperti tentang malaikat, jin, iblis syaitan dan sebagainya.4
d. Sam’iyat
Yang terakhir yaitu Sam'iyat, artinya adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah,
seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan
sebagainya.

Adapun contoh ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan Aqidah yaitu surat Al-
ikhlas.

‫ﻗُْﻞ ُھَﻮ ٱ ﱠ‬
ٌ‫*ُ أ ََﺣﺪ‬
1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

‫ُ ٱﻟ ﱠ‬¹‫ٱﱠ‬
ُ‫ﺼَﻤﺪ‬
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

‫ﻟَْﻢ ﯾَِﻠْﺪ َوﻟَْﻢ ﯾُﻮﻟَْﺪ‬


3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

ٌ‫َوﻟَْﻢ ﯾَُﻜﻦ ﻟﱠﮫۥُ ُﻛﻔًُﻮا أ ََﺣ ۢﺪ‬


4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Dari ayat tersebut, terlihat jelas bahwa umat islam memiliki aqidah yakni meyakini
bahwa Tuhan itu ada, Tuhan itu satu, dan meyakini sifat-sifat Allah SWT, sifat
tersebut merupakan perwujudan aqidah yang wajib setiap umat islam miliki.

2. Ibadah

Ibadah adalah perbuatan atau pernyataan bakti kepada Allah atau tuhan yang
didasari oleh peraturan agama. Ulama tafsir , Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA
menyatakan bahwa : Ibadah adalah suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang
mencapai puncaknya sebagai dampak dari rasa pengagungan yang bersemai dalam
lubuk hati seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia tunduk. Rasa itu lahir akibat

4
Nazila Hamid, “Analisis kandungan Al-Quran dan hadis” 27 agustus 2018, hal.3

13
adanya keyakinan dalam diri yang beribadah bahwa obyek yang kepadanya ditujukan
ibadah itu memiliki kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.

Adapun salah satu ayat yang memberi perintah untuk beribadah, sebagaimana dalam
QS. al-Baqarah (2): 110, yaitu :

“Dan tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu
kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Dari ayat di atas, Allah memerintahkan kita untuk Shalat dan menunaikan zakat.
Shalat dan zakat ini merupakan kegiatan yang menjadi bagian dari ibadah kepada
Allah SWT.

3. Akhlak
Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk
jamak dari kata khulq. Dalam kamus-kamus bahasa Arab khulq berarti thabi’ah tabiat
dan watak, yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan character. Dalam al-
Qur’an, kata khulq yang merujuk pada pengertian perangai disebut dua kali, yaitu :
(QS al-Syu’ara’ (26):137 dan Al-Qalam(68):4). Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq.
Setiap anusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNnya dan menjauhi
laranganNya.
Salah satu contoh ayat Al-Quran mengenai akhlak sebagaimana dalam QS. Ali Imran
ayat 134 dan QS. Asy-Syura ayat 37 tentang santun dan pemaaf.

‫ﺐ ٱْﻟُﻤْﺤِﺴِﻨﯿَﻦ‬
‫ُ ﯾُِﺤ ﱡ‬¹‫ﻋِﻦ ٱﻟﻨﱠﺎِس ۗ َوٱﱠ‬ َ ‫ﻀﱠﺮآِء َوٱْﻟَٰﻜِﻈِﻤﯿَﻦ ٱْﻟﻐَْﯿ‬
َ ‫ﻆ َوٱْﻟﻌَﺎِﻓﯿَﻦ‬ ‫ٱﻟﱠِﺬﯾَﻦ ﯾُﻨِﻔﻘُﻮَن ِﻓﻰ ٱﻟ ﱠ‬
‫ﺴﱠﺮآِء َوٱﻟ ﱠ‬

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang


maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (QS. Asy-
Syura : 137)

4. Hukum.
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk
mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang
terbukti bersalah.
Sebagai sumber hukum yang utama, maka al-Qur’an memuat sisi-sisi hukum yang
mencakup berbagai bidang. Secara garis besar Al-Qur’an memuat tiga sisi pokok
hukum , yaitu:

a) Hukum-hukum I’tiqadiyah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban


orang mukallaf (muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan
agama), seperti beriman keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab,
Rasul-rasul, hari Qiyamat dan ketetapan Allah (qadha dan qadar). Hal tersebut
merupakan rukun iman dan pokok agama.
b) Hukum Khuluqiyah adalah hukum yang berhubungan dengan apa yang diwajibkan
kepada seorang mukallaf, seperti meningkatkan moral, budi pekerti, adab, sopan
santun, dan menjauhkan diri dari sikap dan perbuatan yang tercela.

14
c) Hukum-hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan
segala perbuatan, perjanjian, dan muamalah sesama manusia tentang segala apa yang
berhubungan dengan tata cara dalam beramal, misalnya tata cara mengerjakan shalat,
zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah yang lainnya.

5. Sejarah (Kisah-Kisah al-Qur’an)


Sejarah atau kisah al-Qur’an disebut qashahul qur’an. Ayat yang berbicara
tentang sejarah atau kisah al-Qur’an lebih banyak dari pada ayat yang berbicara
tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatiaan
terhadap masalah kisah yang memang di dalamnya banyak terdapat ibrah.
Kisah atau sejarah al-Qur’an merupakan salah satu metode untuk menyampaikan
pesan moral dan spiritual yang mampu menggugah jiwa manusia agar mau beriman
kepada Allah dan berbuat baik sesuai ajaran al-Qur’an.
Manna al-khalil al-qaththan mendefinisikan kisah al-Qur’an adalah pemberitaan
tentang hal ihwal umat terdahulu dan para nabi serta peristiwa yang terjadi secara
empiris (waqi’i). Tujuan kisah al-Qur’an adalah untuk memberikan pengertian tentang
sesuatu yang sebenarnya terjadi dan dijadikan pelajaran untuk memperkokoh
keimanan.

Kisah dalam Al-Qur’an di kelompokan menjadi tiga:


a) Kisah para nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat yang ada
pada mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat yang diteima
bagi orang yang mendustakan para nabi. Contohnya kisah Nabi Nuh Shalallahu ‘alaihi
wasallam dimana kaumnya yang durhaka, dll.
b) Kisah yang berkaitan dengan kejadiaan umat terdahulu dan tentang orang yang
tidak dapat dipastikan kenabiannya seperti kisah thalut, dua putera adam, ashabul
kahfi, zulkarnain, ashahbul ukhdud dsb.
c) Kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah, seperti
perang badar, uhud, tabuk dsb.
Unsur kisah dalam Al-Qur’an :
a) Pelaku (al-Syaksy). Dalam alqur’an para pelaku dari kisah tersebut tidak hanya
manusia, tetapi juga malaikat, jin dan hewan seperti, semut dan burung hud-hud.
b) Peristiwa (al-Haditsah). Peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu kisah.
c) Percakapan (Hiwar).Percakapan terdapat pada kisah yang banyak pelakunya seperti
kisah nabi yusuf, musa dsb. isi percakapan dalam Al-Qur’an pada umumnya adalah
soal agama

6. Pengetahuan/IPTEK
Al-Qur’an mengandung informasi tentang masalah ilmu pengetahuaan, paling
tidak ada isyarat-isyarat ilmu pengetahuan. Ada sekian kebenaran ilmiah yang
dipaparkan oleh al-Qur’an, bertujuan untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT, serta
mendorong manusia untuk melakukan observasi dan penelitian untuk menguatkan
iman dan kepercayaan kepada-Nya. Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya:
“sesungguhnya Allah tidak menurunkan al-Qur’an untuk menjadi satu kitab yang
menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, problem-problem seni,
serta aneka warna pengetahuan”.
Didalam asbabul nuzul di terangkan bahwa pada suatu hari datang seseorang kepada
Rasul yang bertanya: “mengapa bulan kelihatan kecil bagaikan benang, kemudian
membesar sampai menjadi bulan purnama? Lalu Rasulullah mengembalikan
pertanyaan itu kepada Allah yang berfirman:

15
َ◌َ ‫ي ْﺳﺎ َ ُل ْو َن َك َع ِن ا ْْلَ◌ ِھﻞ ِة ُق ْل ِه َى َم َو ِﻗﻲ ُت ِﻟﻠﻨَﺎ ِس َواْل َﺣﺞِ َوَل ْي َس اْ ْل ِب ﱡر ِﺑﺎ َ ْن ﺗ َﺎ‬
‫ت َق َواْﺗ ُﻮااْ ْﻟﺒُﯿُﻮ َت ِم ْن ا َ ْب َو ِب َھﺎ َواْﺗﻘًﻮ ْ َااْﻟﻞ َل َﻋﻞ ُك ْم‬
َ ْ‫ﺗ ُﻮاْا ْﻟﺒُﯿُﻮ َت ِم ْن ُظ ُھﻮ ِر َھﺎ َوَل ِﻛﻦ اْ ْل ِﺑﺮ َم ِن ا‬
‫ت ُ ْف ِل ُح َن‬

mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan
orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu- pintunya; dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Baqarah:189)
Jawaban al-Qur’an bukanlah jawaban ilmiah tetapi jawabannya sesuai dengan tujuan-
tujuan pokoknya. Tiada pertentangan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuaan.
Memahami hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuaan bukan dengan melihat
adakah teori-teori ilmiah atau penemuaan-penemuaan baru, tetapi dengan melihat
adakah al-Qur’an menghalangi kemajuaan ilmu pengetahuan.

7. Peringatan / Tadzkir

Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada


manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan
berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya
gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
Adapun salah satu contoh ayat tentang peringatan sebagaimana tercantum dalam (QS.
Al-a’raf ; 96) yang Artinya:

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami


akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (QS. Al-a’raf ayat 96).”

E. Persamaan dan Perbedaan isi Al-Qur’an dengan kitab samawi lainnya

Menurut syekh sha’rawi Al Quran berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Diantara


perbedaan-perbedaannya sebagai berikut:
Kitab-kitab sebelumnya telah hilang keutuhan atau keotentikannya. Sementara itu, Al
Quran hingga saat ini dan bahkan yang akan datang sekalipun, masih utuh. Hal ini
ditegaskan sendiri dalam Al Quran, yakni surat Al Hijr ayat 9: (Sungguh, Kamilah
yang telah menurunkan Al Quran dan Kamilah yang menjaganya dari pemalsuan).
Bahwa Al Quran ditujukan untuk seluruh alam/umat manusia. Sementara, kitab
terdahulu hanya diperuntukkan untuk satu golongan tertentu. Inilah letak perbedaan
selanjutnya. Banyak ayat yang menjelaskan tentang hal ini; seperti Al Baqarah ayat
185. Dan juga Ali Imran ayat 183: (… Itulah keterangan yang jelas untuk semua
manusia, sebuah petunjuk dan pelajaran bagi orang yang bertakwa).
Bahwa kitab-kitab terdahulu menggunakan bahasa kaum yang kini telah hilang sejak
beberapa waktu silam. Berbeda dengan halnya Al Quran, Al Quran berbahasa Arab
yang kini digunakan oleh berjuta-juta manusia. Dan Al Quran diturunkan dalam

16
bahasa Arab bukan berarti Al Quran untuk bangsa Arab saja, melainkan untuk semua
manusia.
Al Quran memuat ringkasan ajaran-ajaran ketuhanan dalam kitab-kitab dan
mengukuhkan kebenaran ajaran ajaran yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu;
yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
Tentu masih ada beberapa perbedaan prinsipil lainnya anatara Al Quran dan kitab-kitab
sebelumnya. Namun demikian, kiranya empat point sebagaimana yang telah dijabarkan
di atas oleh Syeh Sha’rowi sudah lebih cukup untuk menggambarkan betapa Al Quran
mempunyai perbedaan-perbedaan penting dengan kitab-kitab terdahulu.

Seperti diungkap dalam al-Qur’an, keberadaan kitab selain al-Qur’an itu tegas dan jelas.
Pertama, Allah SWT berfirman, “Dan telah Kami berikan Zabur kepada Daud” (al-
Nisaa/4: 163). Secara bahasa, menurut pengarang Tafsir Jalalain, “Zabur” itu itu adalah
nama kitab yang diturunkan atau yang tertulis untuk Nabi Daud.
Dalam pandangan Syaikh Nawawi Banten, isi kitab Zabur itu terdiri dari 150 surah.
Namun dari surah-surah itu, tidak ada satupun yang berbicara tentang hukum. Kitab
Zabur hanya berisi hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, tasbih, tahmid, dan segala pujian
kepada Allah SWT. Nabi Daud kerap membacakan kitab Zabur kepada manusia, jin,
dan setan.
Kedua, kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Allah SWT tegaskan, “Dan
(ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa al-Kitab (Taurat) dan keterangan yang
membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk” (QS.
al-Baqarah/2: 53). Dalam ayat ini Taurat disebut al-Kitab.
Secara tegas juga diungkap dalam ayat itu bahwa ada dua fungsi diturunkannya Taurat.
Pertama, pemisah antara yang hak dan yang batil. Kedua, agar umat Nabi Musa
mendapat petunjuk. Ayat ini untuk merespons umat Nabi Musa dari kalangan Bani
Israil yang sifat dan wataknya keras dan kerap ingkar kepada Allah SWT.
Ketiga, Injil diturunkan kepada Nabi Isa. Allah SWT berfirman, “Isa berkata,
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang nabi” (QS. Maryam/19: 30). Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir
Ibnu Katsir, ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT tidak beranak.
Selanjutnya, lanjut Ibnu Katsir, ayat ini juga dimaksudkan untuk membersihkan
kesucian ibunda Nabi Isa, yakni Maryam dari tuduhan yang tidak pantas kepadanya.
Menariknya, kalimat itu dilontarkan Nabi Isa pada saat beliau masih bayi dan sedang
disusui oleh Maryam. Pernyataan Nabi Isa ini sangat menghentak para penuduh
tersebut.

Namun begitu terdapat perbedaan antara al-Qur’an dengan ketiga kitab samawi lainnya
dari sisi sasaran turunnya. Kitab Zabur, Taurat, dan Injil diturunkan berturut-turut
kepada Bani Israil. Nabi Daud mengajari Bani Israil dengan Zabur. Nabi Musa memberi
informasi tentang agama mereka dengan Taurat. Pun Nabi Isa membaca Injil untuk
Bani Israil.

Sementara umat Nabi SAW hanya diturunkan al-Qur’an saja dan oleh seorang nabi
saja. Sesudah turunnya al-Qur’an tidak ada wahyu susulan yang diturunkan selain
kepada Nabi SAW. Sebab memang beliau adalah nabi terakhir. Berbeda dengan Bani
Israil yang membutuhkan tiga kita suci dari tiga orang nabi yang diutus dari kalangan
mereka sendiri.
Selain itu, kitab samawi selain al-Qur’an diturunkan terbatas untuk Bani Israil dalam
kurun waktu yang relatif berdekatan antara Zabur, Taurat, dan Injil. Sementara al-

17
Qur’an diturunkan 600 tahun setelah masa kekosongan wahyu. Tepatnya setelah Allah
SWT menurunkan Injil kepada Nabi Isa. Al-Qur’an dan ketiga kitab samawi lainnya
seperti terpisah.

Kendati al-Qur’an turun dengan menggunakan bahasa Arab, ternyata kitab ini menjadi
pedoman dan tuntunan bagi orang dengan bahasa yang berbeda. Tak hanya terbatas
untuk orang Islam, sejatinya orang Yahudi dan Nasranu harus menggunakan al-Qur’an
sebagai sumber hukum juga. Mereka merger seperti yang dilakukan Pendeta Bukhara.
Al-Qur’an dengan bahasa Arabnya menjadi tuntunan semua umat Islam akhir zaman.
Tidak seperti Zabur yang diturunkan dalam bahasa Qibti yang khusus untuk Bani Isral.
Begitu juga Taurat yang diturunkan dalam bahasa Ibrani yang khusus untuk Bani Isail.
Begitu juga Injil dalam bahasa Suryani yang lagi-lagi diturunkan untuk Bani Israil.
Hingga hari ini setelah lebih dari 14 abad, al-Qur’an tidak ada perbedaan kendati satu
huruf. Berbeda dengan Injil yang dicetak dalam beragam versi yang masing-masing
mengaku paling otentik. Untuk itu, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kamilah
yang menurunkan al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang menjaganya” (QS. al-
Hijr/15:9).

Namun begitu, tidak hanya Nabi Daud, Nabi Musa, dan Nabi Isa yang tertera nama
mereka dalam al-Qur’an, isyarat bahwa ada nabi akhir zaman yang bernama
Muhammad juga ada dalam Taurat dan Injil. Untuk kedamaian manusia di bumi ini,
seharusnya seluruh penganut agama samawi kembali kepada satu tuhan, yakni Allah
SWT

F. Perdebatan Khalqul Qur’an

Pada zaman dahulu, kriminalisasi terhadap para ulama sudah ada, diistilahkan
dengan ‘Mihnah‘ yaitu penguasa menangkap seseorang dengan tuduhan kemudian
menginterogasinya dengan pertanyaan-pertanyaan sampai mereka setuju dengan
pendapat penguasa. Mihnah yang paling dahsyat adalah ketika terjadi
fitnah Khalqul Quran yaitu anggapan bahwa Al-Quran adalah Makhluk. Fitnah antara
ulama dan penguasa yang muncul pada masa dinasti abbasiyah Khalifah al-Ma’mun
kemudian diwariskan kepada al-Mu'tashim lalu dilanjutkan al-Watsiq. Ada dua aliran
yang secara kuat saling berhadapan.

1. Mu’tazilah, berpandangan humanisme liberal bahwa al-Qur’an adalah makhluk


dengan pembelaan dari Khalifah al-Ma’mun.
2. Sunni, berpendapat bahwa al-Qur’an bukan makhluk, dengan advokasi dari
Khalifah al- Mutawakkil.

Ketika itu Khalifah Al-Ma’mun memaksa manusia untuk mengatakan “Al-Qur’an itu
makhluk”, hingga ia menguji para ulama dan membunuh mereka jika tidak menjawab
pertanyaan tentang apakah Al-Qur’an itu makhluk.
Kebebasan berpendapat tentu sesuatu yang diakui. Kaidah yang berlaku adalah ‫ع‬E‫اﻟﺤﺠﺔ ﺗﻘ‬
‫ﺎﻟﺤﺠﺔ‬G "Argumen dilawan dengan argumen". Tapi, kalangan Mu'tazilah bersandar pada
kekuasaan untuk memaksakan pandangan mereka bahwa Alquran adalah makhluk. Inilah
bukti paling nyata rapuhnya sebuah pendapat ketika ia merasa argumentasinya lemah, ia
pun berlindung di balik kekuasaan. Ulama ulama yang ingin aman dan takut dihukum,
menyatakan bahwa Al-Quran itu makhluk, dan orang orang yang tetap berpegang

18
teguh dan enggan membuat umat sesat tetap mengatakan bahwa Al-Quran
bukanlah makhluk. Ulama yang dikenal berada di garda depan dalam fitnah ini ada
empat yaitu :
Imam Ahmad bin Hanbal (selamat dari eksekusi karena khalifah al-ma’mun
wafat saat imam bin hanbal sedang dalam perjalanan menuju tempat eksekusi),
Muhammad bin Nuh bin Maimun (wafat ketika perjalanan dibawa ke
penjara), Nu’aim bin Hammad Al-Khuza’i yang wafat di penjara dan Imam Al
Buwaithi yang wafat saat di penjara selama 4 tahun.

A. Kesimpulan

Al- Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata benda abstrak mashdar
dari kata (qara’a – yaqrau Qur’anan) yang berarti bacaan. Al-Qur’an bukanlah
musytak dari qaraa melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia,
sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Berdasarkan definisi yang dijelaskan
diatas menurut ulama-ulama maka dapat di simpulkan bahwasannya unsur-unsur yang
terpenting dalam al -qur’an ialah Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW engan perantaranya malaikat Jilbril.as, Al-Qur’an
diturunkan dalam Bahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur, Al-ur’an itu disampaikan secara mutawatir. Al-Quran itu
seluruhnya. membaca Al-Qur’an merupakan sebuah ibadah.
Nama-Nama lain Al-Quran terdiri dari adz zikru, al-furqon, al-kitab, al-bayyan,
al-huda,-al-hukmah, ar-rahman, as-syifa, dan an-nur,
Adapun garis besar al-qur’an secara umum yaitu aqidah, ibadah, akhlaq, hukum,
sejarah, pengetahuan, peringatan.
Aspek aqidah adalah ajaran-ajaran yang mengantur system keyakinan seorang
muslim, sedangkan syariah adalah ajaran yang mengatur berbagai berbagai perbuatan
baik ketuanan,kekerabatan dan social manusia. Ada beberapa pokok kandungan Al-
Quran secara umum: 1. Aqidah 2. Ibadah 3. Ahlak 4. Hukum 5. Pengetahuan
Persamaan dan Perbedaan isi Al-Quran dengan kitab samawi lainnya Al-Quarn
dan Kitab. Al-Quran masih Utuh, Al-Quran ditunjukkan untuk seluruh umat
manusia,Al-quran menggunakan Bahasa arab yang kini digunakan seluruh umat
manusia,Al-quran memuat ringkasan ajaran-ajaran keutuhan dalam kitab-kitab
terdahulu yakni: Taurat,Zabur, injil. Kitab-kitab sebelumnya telah hilang
keutuhannya, Kitab diperuntukkan satu golongan tertentu,Kitab-Kitab terdahulu
menggunakan Bahasa kaun dan sekarang sudah hilang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yasir, Ade Jamaruddin, “Studi Al-Qur’an”Tahun 2002 Hal 1-


9https://repository.uin-suska.ac.id/10393/1/Studi%20Al-Qur’an.pdf

https://kumparan.com/berita-hari-ini/nama-lain-alquran-yang-perlu-diketahui-apa-
saja-1vSgRmmO1tc/2

Nazila Hamid, 27 Agu 2018. “Kandungan AL-Qur’an”

Muazzin, S.H.I, Tahun 2015 “Garis besar KAndungan AL-Qur;an”

http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-garis-besar-kandungan-al-
quran.html?m=1

Empat Perbedaan Al Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya Menurut Syeh Sha’rawi al


Masri https://ibadah.co.id/islamika/tafsir/empat-perbedaan-al-quran-dan-kitab-kitab-
sebelumnya-menurut-syeh-sharawi-al-masri/

https://www.summarizethis.com/

20

Anda mungkin juga menyukai