Anda di halaman 1dari 55

BAB IV

STRATEGI PENGEMBANGAN MASJID CHENG HOO BERBASIS


KEMANDIRIAN

A. Profil Masjid Cheng Hoo

1. Sejarah berdirinya Masjid Cheng Hoo

Masjid Cheng Hoo merupakan Masjid pertama di Indonesia yang

menggunakan nama Tionghoa dan memiliki arsitektur unik seperti

Klenteng yang memiliki warna khas kuning dan merah. Masjid yang

berada di Jalan Gading no. 2 Surabaya mulai dibangun pada 15 Oktober

2001, atas gagasan dari HMY. Bambang Sujanto dan teman-teman PITI

(Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Upacara peletakan batu

pertamanya dihadiri oleh sejumlah tokoh Tiong Hoa Surabaya antara lain

: Liem Ou Yen (Ketua Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya),

Bintoro Tanjung (Presiden Komisaris PT. Gudang Garam Tbk), Henry J.

Gunawan (Direktur PT. Surya Inti Permata Tbk) dan Bingky Irawan

(Ketua Makatin jawa Timur), serta puluhan pengusaha dan tokoh-tokoh

masyarakat Tionghoa lainnya. 102

Rancangan awal Masjid Mohammad Cheng Hoo Indonesia ini

diilhami dari bentuk Masjid Niu jie di Beijing yang dibangun pada tahun

996 Masehi atau 1000 tahun yang lalu. Masjid tersebut memiliki arsitektur

102
Sekilas tentang masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, cetakan ke-8 hal. 3

71

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


72

khas Tiongkok dengan atap layaknya klenteng-klenteng umat Khonghuchu

yang biasa ditemui di Indonesia. Keberadaan Masjid Niu Jie tersebut

membuktikan bahwa Islam mampu membaur dengan budaya setempat

dengan baik. Di Indonesia, Islam datang juga dibawa oleh para pendakwah

dari Negeri Tirai Bambu, seperti seorang Laksamana Muslim berama

Muhammad Cheng Hoo.103 Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua

Pelaksana Harian Masjid Cheng Hoo.“Karena berarsitektur tionghoa kalo

dilihat dari atapnya sama dengan yang dibeijing, namanya Masjid niu jian,

yang menjadi motivasi pendiri itu usianya lebih dari 1000 th. Sampai hari

ini Negara Indonesia belum punya . dan kalu punya aja subhanallah saya

kagum.”104

Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia berukuran 21 x 11 meter,

dengan bangunan utama berukuran 11×9 meter pada sisi kiri dan kanan

bangunan utama tersebut terdapat bangunan pendukung yang tempatnya

lebih rendah dari bangunan utama. Setiap bagian bangunan Masjid

Muhammad Cheng Hoo Indonesia ini memiliki arti tersendiri, Misalnya

ukuran bangunan utama. Panjang 11 meter pada bangunan utama Masjid

Muhammad Cheng Hoo Indonesia ini menandakan bahwa Ka’bah saat

pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS memiliki panjang dan lebar

103
http://surabaya.bisnis.com/read/20150718/17/82023/ini-dia-kembaran-masjid-tertua-niu-jie-
tiongkok-di-surabaya diakses pada 2 juni 2017
104
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


73

11 meter sedangkan lebar 9 meter pada banguna utama ini diambil dari

keberadaan Wali Songo dalam melaksanakan syiar Islam di tanah Jawa.

Arsitekturnya yang menyerupai model Klenteng itu adalah gagasan untuk

menunjukkan identitasnya sebagai muslim Tionghoa (Islam Tiongkok) di

Indonesia dan untuk mengenang leluhur warga Tionghoa yang mayoritas

beragama budha.

Atapnya bertingkat tiga melambangkan Iman, Islam dan Ikhsan, yaitu

tingkat keberimanan yang menjadi pijakan umat Muslim di dunia. Atap

tersebut berbentuk segi 8 dengan ujung meruncing di setiap sudutnya,

merupakan elemen penting budaya China khususnya umat Budha yang

melambangkan 8 jalan kebenaran105. 8 (Pat Kwa), angka 8 dalam bahasa

Tionghoa disebut fat yang berarti jaya dan keberuntungan. 106

Pada bagian depan bangunan utama terdapat ruangan yang

dipergunakan imam untuk memimpin sholat dan khotbah sengaja dibentuk

seperti pintu gereja. Ini menunjukkan bahwa Islam mengakui dan

menghormati keberadaan Nabi Isa A.S sebagai utusan Allah yang

menerima kitab Injil bagi umat Nasrani. Juga menunjukkan bahwa Islam

105
http://surabaya.bisnis.com/read/20150718/17/82023/ini-dia-kembaran-masjid-tertua-niu-jie-
tiongkok-di-surabaya diakses pada 2 juni 2017
106
Sekilas tentang masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, cetakan ke-8 hal. 5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


74

mencintai hidup damai, saling menghormati dan tidak mencampuri

kepercayaan orang lain.

Pada sisi kanan Masjid terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama

armada kapal yang digunakan dalam mengarungi Samudra Hindia. Relief

ini memiliki pesan kepada muslim Tionghoa di Indonesia pada khususnya,

agar tidak risih dan sombong sebagai umat Islam.

Salah satu keunikan dari bangunan Masjid Cheng Hoo adalah tidak

memiliki pintu Masjid, sebagaimana Masjid yang sering ditemui pada

umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Masjid Cheng Hoo terbuka bagi

siapa saja, dari ras manapun, agama manapun, dan tidak memihak pada

aliran manapun. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua pelaksana

Harian YHMCHI,“…Karena Cheng Hoo itu lahan untuk ibadah, sebagai

contoh kenapa Masjid Cheng Hoo tdk ada pintunya, karena Masjid Cheng

Hoo bukan dimiliki satu orang atau wargaTionghoa, tapi miliknya umat

Islam”107

2. Visi dan Misi Masjid Cheng Hoo

Masjid Cheng Hoo berdiri dengan keunikan arsitekturnya yang khas

memadukan antara gaya etnis Tionghoa tanpa meninggalkan nilai-nilai

107
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


75

ajaran Islam didalamnya. Nampak bahwa pembangunan Masjid tersebut

memiliki visi untuk mengalkulturasikan antara etnis Tionghoa dengan nilai-

nilai Islam yang banyak dianut masyarakat Jawa sendiri. Bisa dikatakan

etnis Tionghoa yang beragama Islam sangat sedikit, sebagai kaum yang

minoritas, kecenderungan dipandang berbeda dan negative baik bagi

penduduk pribumi dan etnis Tionghoa non muslim sendiri. Tak jarang orang

Tionghoa yang masuk muslim mengalami perlakukan mulai dari dikucilkan

dari komunitas dan diusir dari rumah. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Ketua Pelaksana Harian YHMCHI “Membentuk agar mualaf yg Tionghoa

bisa ada wadah, tempat utk orang-orang tionghoa. Orang Tionghoa ini kan

mayoritas non muslim, yang muslim malah minoritas,. Jadi membentuk

atau mendirikan Masjid untuk mengumpulkan wadah untuk belajar,

pembinaan.”108Beliau juga mempertegas, disaat kaum minoritas muslim

Tionghoa merasa didiskriminasi, Mereka membutuhkan sebuah wadah

perkumpulan yang seiman dengan mereka. Sehingga mereka tidak merasa

sendirian kembali dan tertekan hingga memutuskan kembali pada

pemahaman agama mereka sebelumnya.

Namun, bukan berarti Masjid Cheng Hoo hanya milik kaum minoritas

muslim Tionghoa saja. Melainkan wadah dan milik umat muslim lainnya

terlepas dari suku jawa, Sumatra, medan dan papua. Karena Masjid Cheng

108
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


76

Hoo berdiri di Negara Indonesia yang terkenal dengan berbagai etnis dan

budaya dengan semboyan Kebhinekaannya. Maka, tidak sepatutnya jika

konteks tersebut disamakan dengan konteks di RRC yang mayoritas berasal

dari etnis Tionghoa. Maka, salah satu visi dan misi dari Masjid Cheng Hoo

selain sebagai wadah untuk meningkatkan ketaqwaan pada Allah juga

sebagai wadah penyatu atau media komunikasi antara berbagai etnis,

terutama ketika terjadi perseteruan antara etnis tertentu, maka Masjid

Cheng Hoo berani maju kedepan sebagai sarana mediasi melalui dialog

keIslaman. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian

YHMCHI

“Visinya itu, meningkatkan salah satunya itu, meningkatkan kualitas


ketaqwaan kita kepada Allah, visi misinya itu adalah bisa menjadi
jembatan untuk mendirikan kualitas yayasan ini untuk ketempat
organisasi ketika kita ada antara suku atau budaya yang berbeda
pendapat kita bisa menjembatani agar bisa komunikasi yang lebih
efektif ketika terjadi selisih paham antara suku tionghoa dan bukan
suku tionghoa, salah satu visi misinya yayasan Masjid Cheng Hoo
mampu meningkatkan kualitas ketaqwaan khususnya para mualaf agar
memiliki wadah untuk mengolah / membentuk karakter seorang
muslim yang sejatinya.” 109
Menurut penuturan Ketua YHMCHI Bapak Abd. Nurawi

pembangunan Masjid Cheng Hoo ini selain menjadi media alkulturasi

antara etnis Tionghoa dan pribumi juga mengingatkan masyarakat

109
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


77

khususnya generasi muslim untuk senantiasa meneladani semangat

Laksamana Cheng Hoo untuk melakukan syiar dan berbuat bagi bagi

sesama manusia tanpa memandang ras, kaya atau miskin, bahasa dan

agama.

“Tujuan syiar kita mendirikan Masjid Cheng Hoo di seluruh Indonesia.


Alhamdulillah sekarang Masjid Cheng Hoo ini identiknya tidak hanya
orang Tionghoa, tapi juga orang pribumi. Contohnya Masjid Cheng
Hoo di Banyuwangi itu pemilik tanahnya orang pribumi. Dia kontak
ke kita, arsitekturnya kita kasih. Kita bangun bareng-bareng. Termasuk
wakil presiden Jusuf Kala ini dia membangun 2 Masjid Cheng Hoo di
Palembang dan Makassar. Karena sejarah Masjid Cheng Hoo sendiri,
beliau adalah muslim tiongkok utusan dinasti Ming untuk kepentingan
syiar, bukan perang. Dengan digunakan nama Cheng Hoo ini berharap
generasi muda muslim tionghoa ini tidak menghilangkan sejarah
tersebut dan bisa mengikuti110

Gambar 4.1 foto pembangunan masjid Cheng Hoo di Banyuwangi


dan Makasar
3. Fungsi Masjid Cheng Hoo

Berikut ini merupakan fungsi Masjid Cheng Hoo didirikan yakni :

110
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


78

a. Fungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat muslim. Sebagaimaa

fungsi Masjid pada umumnya.

b. Fungsi mediasi atau wadah silaturahmi bagi berbagai etnis. Jika

terjadi perbedaan pendapat, maka dipertemukan dalam sebuah forum

musyawarah atau diskusi dengan menghadirkan narasumber yang

ahli dalam bidangnya.

c. Fungsi sebagai tempat untuk mempelajari ajaran agama Islam

sehingga menjadi Islam yang kaffah bukan sekedar Islam ikut-ikutan

melainkan Islam yang memahami mengapa saya harus berIslam, dan

apa saja kah yang harus dilakukan sebagai seorang yang berIslam.

d. Ketika peneliti datang ke Masjid Cheng Hoo didepan gang disambut

sebuah tulisan “selamat datang diwisata religi”. Disini peneliti

memiliki gambaran bahwa Masjid Cheng Hoo ini secara

keberadaannya sudah menjadi icon bagi kota Surabaya.

e. Fungsi meningkatkan ekonomi untuk menunjung operasional Masjid

dan karyawannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua

Pelaksana harian YHMCHI “Hari ini salah satunya Masjid Cheng

Hoo fungsinya banyak sekali, disamping selain untuk ritual agama

juga ada gedung serba guna, ada lapangan basketnya, ada lapangan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


79

badmintoonnya, pimpongnya gunanya apa salah satunya menunjang

ekonomi untuk operasional Masjid, karyawannya.”111

4. Progam Masjid Cheng Hoo

a. Pembinaan Mualaf bekerja sama dengan PITI

Menurut penuturan Ust. Hasan, progam muallaf ini bukan

termasuk pada progam yang dimiliki oleh Masjid Cheng Hoo

melainkan progam PITI, namun karena PITI dan YHMCHI berada

dalam 1 atap istilahnya juga satu tempat, maka terkadang beliau juga

ikut membantu pembinaan muallaf tersebut. Berikut kutipan

pernyataan Beliau

“Sebenarnya progam muallaf ini tidak dikelola oleh cheng hoo


tapi dikelola oleh piti tapi rangkaian karena gedung ini dalam 1
atap. Karena gedung ini miliknya yayasan. Tapi kadang 2 ketika
terjadi interaksi seperti itu, saya sendiri sering ketemu dengan
muallaf . terakhir saya membina muallaf itu semenjak tahun
2007- 2006. Ketika saya masih kuliah, setelah itu karena
kesibukan saya disini, di sana juga sudah ada pembimbingnya
yang professional , kebetulan s2nya perbandingan agama” 112

b. Pembinaan moral ( kajian )

Selain progam pembinaan moral, juga terdapat pembinaan

moral berupa kajian rutin yang senantiasa dilaksanakan dengan

tema-tema tertentu dan pada hari tertentu. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid Cheng Hoo

111
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.
112
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


80

“Nanti tanggal 21 Mei ini (pengajian subuhnya), bersama salah


satu pendiri Masjid Cheng Hoo, Bapak Syaukani Ong.
Dilanjutkan minggu jam 7 ada pengajian rutin M7. Kemudian
setelah duhur, dilanjutkan Kajian Ekonomi dan Bisnis. Itu untuk
Ahad ke-3. Narasumbernya dari Unair, pakar ekonomi Islam.
Bapak Suherman Rosyidi sudah pernah di sini. Bapak Nafik
juga sudah. Yang besok ini Bapak Imron Mawardi SP, Msi,
pakar ekonomi Islam dari Unair.”113
c. Kesehatan berupa klinik rumah sehat, pengobatan gratis

Selain kegiatan pengajian, Cheng Hoo juga memiliki progam

kesehatan berupa Rumah Sehat Holistic Cheng hoo. Disana para

jama’ah dapat memeriksakan kesehatan tubuhnya dengan

menggunakan alat canggih berupa laser. Untuk menikmati layanan

tersebut, pengunjung harus melakukan janjian terlebih dahulu. Jam

prakteknya setiap hari mulai jam 09.00-15.00.

Gambar 4.2 Gambar 4.3


Rumah Sehat Cheng Hoo Pengobatan Katarak
Gratis

113
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


81

d. Pendidikan ( sekolah )

Masjid Cheng Hoo memiliki sekolah berupa taman kanak-kanak

dan play grup yang bernama Istana Balita (IsBa). Sekolah ini

berlokasi dibelakang Masjid Cheng Hoo. Menurut Ketua YHMCHI,

Bapak H. Abd. Nurawi, system pendidikan didalam IsBa

menekankan pentingnya memberikan kualitas pendidikan yang

seimbang antara prestasi akademik anak dengan penguatan

karakternya yang mulia114. Sekolah ini menerapkan penggunaan 4

bahasa yakni Bahasa Inggris, Arab, mandarin, dan bahasa

Indonesia. Sekolah ini terbuka untuk umum, bukan dikhususkan

bagi keluarga Tionghoa.

Gambar 4.4
Spanduk SDT Cheng Hoo

114
Majalah dwibulanan Cheng Hoo edisi 87,15 agustus-15 oktober 2016 , 35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


82

Selain Isba, pihak Masjid Cheng Hoo juga baru saja mendirikan

sekolah dasar terpadu (SDT) pada awal januari 2017. Sekolah ini

berlokasi di Jl. Teladih No. 20, berada tepat dibelakang Masjid

Cheng Hoo. Sama halnya Isba, SDT tersebut menerapkan 4 bahasa

yakni Bahasa inggris, Mandarin, Arab dan Bahasa Indonesia.

e. Progam social

Selain progam pendidikan, Masjid Cheng Hoo juga senantiasa

mengadakan progam social berupa pengobatan gratis, progam

beasiswa, penjuangan sembako murah, dan bantuan bagi dhuafa.

Progam ini rutin diadakan paling tidak 2 bulan sekali. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian YHMCHI “Kita

punya dana zis itu keluarkan untuk tiap 2 bulan sekali, seperti

pengobatan gratis, progam beasiswa, dhuafa, kita tidak yang pasti

bukan ke yatim saja karena yatim bukan termasuk 8 asnaf” 115

Gambar 4.5 Pembagian zakat maal dan bazar murah

115
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


83

f. Ekonomi Masjid, bentuknya :

a) Toko / koperasi Cheng Hoo mart

Masjid Cheng Hoo juga memiliki koperasi namun,

sistemnya seperti toko bukan koperasi pada umumnya yang

membuka layanan simpan pinjam. Berdasarkan pada pengamatan

peneliti segala pernak-pernik Masjid Cheng Hoo dan bahan

makanan pokok berupa beras. Semua dijual dengan harga

terjangkau

Gambar 4.6 Koperasi Masjid Cheng Hoo

b) Kafe atau kantin Cheng Hoo.

Disamping koperasi, Masjid Cheng Hoo juga membuka sebuah

kafe atau kantin yang menjual berbagai makanan dan minuman. Kafe

ini berlokasi tepat didepan kantor PITI. Sepengamatan peneliti, untuk

membeli makanan dan minuman, pengunjung harus memesan dan

membayar terlebih dahulu dikasir. Dan pengunjung dilarang

membawa makanan / minuman dari luar.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


84

Gambar 4.7
Kantin Masjid Cheng Hoo

5. Fasilitas Masjid Cheng hoo

Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan para jama’ah

serta kekhusyukan dalam beribadah, Masjid Cheng hoo menyediakan

fasilitas yakni :

a. Tempat ibadah dan sarana ibadah ( mukenah, tikar, kipas angin,

sajadah, al-Qur’an)

b. Lapangan olah raga berupa basket yang bisa disewakan

c. Gedung serba guna yang juga bisa disewakan

d. Café yang menyediakan berbagai makanan dan minuman

e. Area parkiran yang luas dan nyaman karena senantiasa ada satpam

yang siap menjaga didepan pagar

f. Toilet yang memadai yang senantiasa dijaga kebersihannya. Untuk

itu Masjid Cheng Hoo menyewa jasa kebersihan dari luar untuk

membersihkan toilet tersebut. Peneliti mengamati, tiap jam mulai

dari pukul 08.00 hingga sore hari toilet tersebut akan diawasi dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


85

dibersihakan oleh petugas khusus. Hal ini terlihat dari form

checklist kontrol bahwa petugas telah membersihkan kamar mandi/

tidak. Form tersebut bergantung di dinding toilet.

6. Kepengurusan Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia periode

2014-2019116

Ketua Umum : H. Abd. Nurawi

Ketua pelaksana harian : Hasan basri, S. Sos. I

Wakil ketua 1 : Drs. A. Syakanie Ong ( Wang Li Fu)

Wakil Ketua 2 : H. Ma’mun Hasan

Wakil Ketua 3 : Abdul Hakim

Wakil Ketua 4 : H. Alex Ali Syaifudin

Wakil Ketua 5 : H. Moch Ali Supriayanto

Sekretaris Umum : H. Dion Sultan Ciptadimulya BA

Bendahara Umum : Sherly

Humas : H. Trisno Atmodjo

Media : H. Erfandi Putra

Toko/ conter : Singgih Santoso

B. Dasar Kemandirian Masjid Cheng Hoo

Konsep kemandirian Masjid Cheng Hoo pertama kali digagas oleh

ketua Abd. Nurawi selaku Ketua YHMCHI dan juga teman-teman beliau

116
Majalah dwibulanan Cheng hoo Edisi 87 15Agustus – 15 Oktober 2016 , 5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


86

terutama Bapak Sobianto. Ide tersebut muncul karena selama ini biaya

operasional Masjid Cheng Hoo masih banyak ditunjang oleh Donatur.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian Masjid

Cheng Hoo sebagai berikut :

“Jadi, bisa jadi gini, jadi kita ini menggerak Masjid Cheng Hoo pertama
kali didirikan disini di Surabaya khususnya di jalan gading no 2 ini.
Progam pengurus sekarang ini bagaimana menciptakan kemandirian
dalam artian kitakan mungkin kan, selama ini kan masih banyak selalu
ditunjang donatur, nah untuk itu pengurus punya inisiatif, terutama
diprakarsai oleh ketua umum, Bapak H. Abd. Nurawi dan teman-
teman, bagaimana yayasan kedepan ini bisa mandiri..117
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua YHMCHI Bapak H. Abd.

Nurawi. “Saya berkeinginan sudah saatnya kami sebagai pengurus Yayasan

Masjid Cheng Hoo tidak lagi menggantungkan biaya operasional dari

donatur atau tidak hanya menunggu sumbangan donatur meminta saja,

karena bagaimanapun juga orang ada keterbatasan. Maka timbulah satu ide

membentuk tim ekonomi untuk menghasilkan. Hasil ini untuk biaya

operasional Masjid” 118

Disamping itu, Beliau juga menyampaikan bahwa insiatif tersebut juga

muncul untuk meneruskan perjuangan para generasi tua yang tergabung

dalam organisasi PITI ( Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Menurut

Beliau, sebagai generasi muda harus mampu mencetak karya yang lebih

117
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.
118
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


87

baik dibandingkan dengan gologan tua. Dengan cara aktif, kreatif dan

memiliki moral kerja keras. Sehingga dalam pengembangan Masjid Cheng

Hoo, diharapkan mereka tidak hanya sebagai pelaksana progam yang hanya

menunggu dana bantuan dari donatur. Melainkan menciptakan progam

yang mampu menghasilkan dan tidak menggantungkan pada donatur saja.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua YHMCHI

“Pendiri Masjid Cheng Hoo ini didirikan tahun 2002 oleh sesepuh kita
yang namanya PITI(Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Sudah 14
tahun Masjid Cheng Hoo ini didirikan. Hubungan mereka sudah sangat
baik dengan para relasi, donatur, dan teman yang lainnya. Sehingga kita
ini banyak dibantu oleh orang-orang Tionghoa yang non muslim.
Terutama dari sana. Jadi mereka mau membantu meski mereka non
muslim. Tapi seiring berjalan waktu, pada masa saya ini tentunya
berbeda hubungannya dengan saat para orang tua dulu. Ortu sama ortu
baik, belum tentu sama anaknya juga baik. Dengan tidak mengurangi
rasa hormat kepada para donatur dan tidak mengurangi rasa terima
kasih, saya berpikir bahwa generasi yang mudah ini harus lebih giat
bekerja. Maka saya mengajak yang muda ini untuk pembangunan dan
operasional pengembangan Masjid. Alhamdulillah pengembangan
Masjd Cheng Hoo sekarang ada 17 Masjid , besok tanggal 25 ini mau
kita mau ke Balikpapan.” 119

Jika ditinjau dari pendekatan Islam, Islam tidak mengajarkan umatnya

untuk meminta dan menerima saja. Melainkan harus memberi, agar Islam

yang rahmatan Lil alamin benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh umat.

Selama ini Masjid hanya dikenal meminta-minta saja. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Bapak Soebiantoro,“Kita kan tidak bisa, Islam kan tidak

bisa menerima saja, Islam harus memberi, bagaimana caranya kita harus

119
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


88

menawarkan fasilitaskan, Masjid tempat bukan hanya buat beribadahkan,

ukhwah Islami juga dapatkan, dengan pertemuan yang terdiri dari beberapa

agama kita sinergikan maunya apa ini maunya apakan ketemu.” 120

Sehingga dari pemaparan diatas dapat disimpulkan dasar berfikir

lahirnya konsep kemandirian di Masjid Cheng Hoo dipengaruhi oleh

beberapa hal :

1. Munculnya kesadaran dari para pengurus, agar tidak terlalu bergantung

pada sumbangan donatur yang cenderung tidak pasti dalam membiayai

operasional Masjid

2. Keinginan dari para pendiri sebagai generasi muda untuk giat bekerja,

kreatif dan inovatif dalam mengembangkan Masjid melebihi prestasi

para pendiri terdahulu. Untuk itu maka mereka harus senantiasa aktif

dalam menciptakan progam.

3. Membangun citra positif ajaran Islam bahwa Islam merupakan agama

yang memberikan rahmat bagi umat manusia, bukan agama yang

mengajarkan umatnya untuk meminta-minta dan senantiasa menerima

pemberian saja.

120
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


89

C. Strategi pengembangan Masjid Cheng Hoo

1. Membangun komitmen anggota dalam membangun kemandirian Masjid

Hal pertama yang dilakukan oleh pengurus Masjid Cheng Hoo dalam

mewujudkan kemandirian Masjid adalah membangun komitmen anggota

pengurus Cheng Hoo. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua

YHMCHI,“Untuk melaksanakan kemandirian di atas memang harus punya

tim atau SDM ya. Dulu ya tidak bisa langsung seperti itu. Memang ada

prosesnya. Harus berani melakukan sesuatu untuk Masjid dengan segala

keikhlasan kita..”121 Beliau juga menjelaskan kembali,“Program tersebut bisa

berjalan karena ada kebersamaan. Harus dibangun dulu kebersamaan yang

satu visi dan misi...”122

Beliau juga senantiasa menekankan pengurus untuk menjalankan

progam kemandirian Masjid secara ikhlas dan tidak mengharapkan

imbalan.

“Setelah timbul kebersamaan, menimbulkan kepercayaan. Jika sudah


mendapat kepercayaan, kerja apapun gampang. Kuncinya disini karena
dipercaya rekan-rekan di kiri kanan. Saya selalu tekankan, jangan sekali-
kali karena kepentingan pribadi atau kepentingan seseorang akhirnya
berani merugikan orang lain. Itu prinsip. Kalau rugi mending kita yang
tanggung. Kalau untung kasih ke orang lain itu. Harus begitu. Nah, dari
situlah otomatis orang akan timbul suatu kepercayaan ke kita. 123

121
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.
122
Ibid.,
123
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


90

Beliau pun menegaskan, komitmen tersebut akan terbentuk dengan

adanya kebersamaan dan dari kebersamaan itulah akan muncul sebuah

kepercayaan. Dan hal itu perlu diawali dari sebuah forum silaturahmi rutin

yang dihadiri para pengurus Masjid Cheng Hoo, sebagaimana yang

disampaikan oleh Ketua pelaksana harian YHMCHI sebagai berikut

“..Ya kita memiliki sebelumnya biasanya kita ada silaturahmi setiap


jumat antara pengurus dan sesepuh sendiri, dari silaturahmi ini akan
timbulah pembicaraan wawasan, kita setiap mengerjakan sesuatau masih
ada seperti untuk kedonatur itu ada progress juga. Dengan silaturahmi itu
akan terbentuklah rasa ukhwah rasa kasih sayang, kalau kita ngomong
sila itu ikatan rokhim itu kasih sayang, nah biar erat...”124

Pembangunan komitmen anggota bukan merupakan suatu yang mudah,

tentu memiliki banyak hambatan. Salah satunya yakni hambatan

komunikasi antar pengurus, mengingat banyak pengurus Masjid Cheng

Hoo yang memiliki usaha baik pabrik atau kantor sehingga sangat sibuk

untuk dikumpulkan. Namun, dengan adanya forum silaturahmi yang

diadakan hari jumat, mereka mengupayakan untuk datang, jika pun tidak

datang mereka biasanya akan menyempatkan hadir di hari jumat minggu

depan. Tak jarang masalah itupun menjadi salah satu pembahasan di forum

jum’at untuk segera diberikan solusinya. Sebagaimana yang disampaikan

oleh Ketua pelaksana harian YHMCHI sebagai berikut

“Biasanya hambatannya itu karena kesibukan masing-masing pengurus


juga pengaruh, karena pengurus ini selain saya rata-rata memiliki usaha
dibidang punya kantor, pabrik sendiri. Dari kesibukannya ini kadang-

124
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


91

kadang hambatannya. Tapii Alhamdulillah berkat ada jumat itu juga


kadang-kadang kita ndak berpatokan pada hari jumat, kita alokasikan
lagi untuk ketemuan. Ketika ada kendala dilapangan untuk
menyikapinya selalu melalui rapat evaluasi kerja. Forum evaluasi
diadakan setiap 1 bulan sekali, atau 1 minggu sekali. Evaluasi itu setiap
ada masalah mulai dievaluasi, tapi kadang setiap silaturahmi jumat
dibahas.”125
2. Merencanakan usaha kemandirian Masjid

Menurut Ketua pelaksana harian YHMCHI progam-progam tersebut

banyak dipelopori oleh Bapak Bin dan Bapak Nurawi. Ide-ide tersebut

lantas didiskusikan dalam forum jumat yang dihadiri baik dewan Pembina,

pengurus dan sesepuh yang mendirikan Masjid Cheng Hoo. Dari proses

diskusi itulah melahirkan ide baru atau melengkapi ide yang telah ada

sebelumnya. Berikut ini merupakan pernyataan beliau

“Pembuatan progam-progam tadi pemprakarsanya dari Bapak bin atau


Bapak nurawi. Melalui rapat pengurus, memang sempat banyak ide dari
Bapak Nurawi dan Bapak Bin tapi ditambahi juga kesepakatan pengurus
jadi keluar juga tambahan ide.” 126

Lahirnya sebuah ide progam kemandirian Masjid, tidaklah muncul tiba-

tiba melainkan melalui berbagai pertimbangan, sebagaimana yang

disampaikan oleh Bapak Soebiantoro sebagai berikut

“Ya,,, berkembang terhadap pertumbuhan kita melihat disini kan


banyak tamu, tamunya kan hanya sekedar datang, foto-foto pulang knp
tak dibikin lama betah. Nah ini kalo kepingin betah bikin nyaman berati
harus ada kegiatan. Apa kegiatan, salah satunya membatikkan dengan
membatik kan merasa nyaman, Akhirnya org lama menunggu mereka

125
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.
126
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


92

butuh makanan dan minuman maka butuh Cheng Hoo Mart, Mereka
mau pulang butuh oleh-oleh ke Cheng Hoo mart”127

Dari pernyataan tersebut, beliau menjelaskan misalkan dalam

perumusan progam cheng hoo mart, pihak pengurus memperhatikan adanya

peningkatan jumlah pengunjung baik dari local maupun mancanegara.

Tentu hal ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Karena

tentunya ketika mereka berkunjung mereka akan membawa akomodasi

selama mereka berkunjung ke Surabaya.

Pengurus Cheng Hoo juga memperhatikan minat dari pelanggan yang

dibidik untuk menikmati progam tersebut, sebagaimana yang disampaikan

Ketua pelaksana harian Masjid sebagai berikut :

“Memang fasilitas-fasilitas ini salah satunya juga mungkin ya ketika itu


mengingatkan. Dulu bknnya basket tapi tenis. Lapangan tenis karena
sekarang lapangan tenis lapangannya lebih keren-keren akhirnya tidak
laku. Akhirnya diganti ke basket. Dan selain itu karena gampang
mengembalikan perputaran uangnya apalagi lapangan basket trennya
anak muda.”128
Menurut beliau salah satu keputusan untuk merubah fasilitas olahraga

yang awalnya lapangan tenis menjadi lapangan basket didasari oleh

pertimbangan trend yang berkembang di anak muda saat ini.

Peneliti juga menemukan hal yang serupa dari proses perumusan

progam peternakan sapi, sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak

127
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017.
128
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 7 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


93

Soebiantoro,“Sekarang ini kita juga melakukan pemberdayaan dibidang

perternakan sapi. Pada umumnya kita sering liat sapi di Indonesia ini kan

kurang, sampai eksport. Yayasan Cheng Hoo dengan guru ahli prof. Dr

hewan yang dari UNAIR juga termasuk Prof. Tatang heri, dimana sangat

membantu untuk bekerja sama dengan pondok pesantren” 129

Dari pernyataan Beliau dapat diketahui bahwa, pengurus Cheng Hoo

mempertimbangkan aspek kondisi masyarakat Indonesia yang selama ini

cenderung memilih import daging sapi. Sementara daging sapi yang ada

dieksport itupun stoknya juga kurang. Maka, pengurus Cheng Hoo

berinsiatif untuk membuat peternakan sapi.

3. Membangun dan mempertahankan dukungan dari pihak donatur

Pengurus Cheng Hoo menyadari, untuk mewujudkan kemandirian

Masjid bukanlah hal yang mudah, perlu peranan beberapa pihak terutama

donatur. Donatur yang selama ini membantu pengembangan Masjid Cheng

Hoo sangat beragam, ada yang dari pengusaha dan komunitas seperti yang

disampaikan oleh Ketua Pelaksana harian YHMCHI,“Donatur kita

bervariasi ada yang dari pengusaha ada yang dari komunitas yakni kumpulan

alumni sekolah, komuniktas lulusan SMP14.” 130

129
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.
130
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


94

Namun, yang cukup menarik diantara pengusaha yang membantu Cheng

Hoo ternyata yang terlibat bukan hanya pengusaha muslim ada pula yang

berasal dari pengusaha non muslim sebagaimana yang disampaikan oleh

Ketua takmir Masjid Cheng Hoo sebagai berikut

“Melibatkan orang non muslim untuk membantu Masjid Cheng Hoo


menjadi donatur karena banyak pengusaha yang dekat dengan kita. Kalau
kita ada event, misalnya halal bihalal, milad, mereka kita undang. Senang
mereka kita undang. Mereka mau datang. Tambah mendukung dan
memberi sumbangan. Tidak hanya orang muslim aja, yang non muslim
juga kita undang.”131
“Yang membuat mereka tertarik menyumbang di sini karena melihat
Masjidnya. Geregetnya mereka tinggi untuk mendukung kegiatan di sini.
Coba kalau namanya bukan Cheng Hoo, terus arsitekturnya gak kayak
kelenteng, pasti lain jadinya. Dan bukan tionghoa misalnya, lain
kesannya. Karena pengurusnya tionghoa, apalagi ada beberapa yang jadi
pengusaha. Dan Bapak Nurawi kan juga pengusaha, bagus orangnya. Kita
membuka lebar siapapun yang ingin membantu Masjid Cheng Hoo. Tidak
membatasi orang muslim saja.” 132
Beliau juga menyatakan, hal yang membuat para donatur dari pengusaha non

muslim untuk membantu adalah kesamaan etnis Tionghoa yang diwakilkan

dengan bentuk arsitektur Masjid yang menyerupai klenteng dan Masjid

tersebut bernama Cheng Hoo. Disamping mereka juga merupakan relasi dari

Bapak Nurawi yang juga sama-sama dari pengusaha dan banyak dipercaya

oleh mereka sebagai orang yang baik.

131
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017.
132
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


95

Hal yang diharapkan dari para donatur tersebut adalah bantuan berupa

pelatihan dan barang yang dapat digunakan sebagai modal untuk

membangun usaha kemandirian. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua

YHMCHI

“Kita banyak didukung oleh perusahaan itu karena hubungan kita baik
dengan donatur sudah cukup lama. Kami sampaikan kepada para
donatur, bahwa kami tidak ingin terus memberatkan perusahaan
masing-masing donatur. Namun kami ingin ada kerjasama dengan
donatur. Kerjasama ini kalau tidak ada kepercayaan ya tidak akan
dikasih. Ini melibatkan donatur juga. Donatur kita ajak bersama. Kita
tidak minta uang, kita minta kerjasama. Kerjasamanya seperti
pembentukan, pelatihan, dan setelah ini kita bangun. UKM kita ada
beragam. Malah di bakery ini komplit dijamin sama bank nya, ada
mesin juga.”133
Proses yang dilakukan oleh pihak pengurus Masjid Cheng Hoo sehingga

mampu menarik para donatur (pengusaha) untuk terlibat adalah dengan

melakukan silaturahmi rutin. Tujuan silaturahmi ini salah satunya untuk

membangun kepercayaan donatur terhadap pengurus Masjid Cheng Hoo

sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian YHMCHI

“…untuk kemandirian Masjid Cheng Hoo langkah-langkah yg sudah


dilakukan apa ? kita sudah melakukan silaturahmi kedonatur-2 apa yang
bisa kita kerja sama.” “Silaturahmi ketemu lalu kita menginformasikan
perkembangan Masjid, terus juga sekiranya , Bapak punya produk seperti
ini kita bisa kerja sama ndak. Produknya Bapak mungkin bisa kita
bantupasarkan di masyarakat.” 134
“…Jadi silaturahmi ini kita adakan 3 bulan sekali. Karena donatur kita
rata-rata sibuk. Dulu susah ada namun tidak jalan, tapi karena kesibukan

133
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.
134
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


96

donatur dan kita sendiri. tapi yang kedonatur ini kita usahakan semua
pengurus. Karena sebagian pengurus kan niatnya pengabdian 135.”
Beliau menegaskan, silaturahmi rutin diadakan 3 bulan sekali ke

donatur (pengusaha). Diupayakan semua pengurus yang akan berkunjung.

Pada momen tersebut, pihak pengurus Cheng Hoo akan menyampaikan

perkembangan progam Masjid serta tawaran kepada donatur (pengusaha)

untuk dibantu dalam memasarkan produknya. Seperti dengan memasang

spanduk diarea Masjid Cheng Hoo sebagaimana yang disampaikan ketua

takmir YHMCHI

“Kita beri peluang untuk pengusaha-pengusaha untuk menyampaikan


perusahaannya di Masjid Cheng Hoo. Kayak sponsor gitu. ada Kopi
Kapal Api. Sebetulnya sama Kopi Kapal Api itu sini mau dipakai semua
(dipasang sponsornya full di Masjid Cheng Hoo), tapi dari pengurus
jangan, dibagi dengan perusahaan-perusahaan lain. Akhirnya dia hanya
mengambil 3 kalau gak salah.” 136
Disamping dengan melakukan silaturahmi dengan berkunjung ke

donatur, untuk menjaga hubungan baik dengan mereka, pihak pengurus

Masjid Cheng hoo juga memberikan majalah 2 bulanan . Isinya menjelaskan

tentang penggunaan anggaran Masjid Cheng Hoo, kegiatan Masjid Cheng

Hoo yang sudah berjalan dan rencana Masjid Cheng Hoo kedepan, tausiyah

dengan tema tertentu dan beberapa iklan dari donatur (pengusaha). Selain itu

135
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.
136
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


97

pihak pengurus juga senantiasa mengundang donatur untuk datang ditiap

event salah satunya event milad Cheng Hoo.

“Biasanya kita silaturahim ke mereka yang menyumbang. Itu


membuat mereka ingin terus menyumbang Masjid Cheng Hoo. Kita
kirim majalah setiap 2 bulan. Isi dari majalah itu ada kegiatan kita
seperti ini-ini. Dengan pemberian majalah itu kita menjadi dekat.
Silaturahim dalam bentuk lain, setiap ada event kita undang mereka.
Misalnya milad Masjid Cheng Hoo yang ke-15 itu, kita undang
mereka..”137
Pengurus Masjid Cheng Hoo menyadari bahwa donatur yang mereka

libatkan mayoritas adalah pengusaha. Secara karakter umum mereka sangat

menghargai waktu . Hal sederhana yang pihak pengurus Masjid Cheng Hoo

lakukan untuk menjaga kepercayaan mereka adalah senantiasa menepati

janji saat melakukan pertemuan. Seperti yang disampaikan oleh Ketua

Pelaksana Harian YHMCHI,“Kita selalu mengadakan komunikasi yang

baik, wa, pokoknya sebisa mungkin kita menghindari kalo namanya janji ,

kalo kita ada rapat, diusahakan kita jangan sampai mengecewakan orang,

tau-tau harinya sudah kita putusi terus kita cancel begitu saja.” 138

Selain dengan mengajak peran serta donatur, pengurus Cheng Hoo juga

berupaya mengembangkan relasi yang terlibat dalam progam kemandirian

ini, dengan memanfaatkan relasi pengurus atau donatur (pengusaha).

Dengan memanfaatkan teknologi grup Wa ( what’s app) sebagai media

137
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017.
138
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


98

komunikasi.Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana harian

Cheng Hoo

“Pertama kali, dari relasi internal, terus mengajak nah untuk melibatkan
itu kita perlu yang namanya media. Biasanya kita melalui wa. Memang
ada kelompok grup itu untuk pengurus. Pengurus untuk rangakaian
kegiatan kita, saya untuk mempromosikan tinggal di grup Masjid Cheng
Hoo ddan kolega-kolega. Alhamdulillah, sampai tulangan. Forum piti
jatim, kajian Masjid Cheng Hoo ini ukm-ukm, bekam untuk Cheng Hoo,
tiap bidang usahanya ada sendiri grupnya, tv-tv Surabaya, Masjid
Cheng hoo Surabaya, Masjid Cheng Hoo SeIndonesia, baksos Masjid
Cheng Hoo, kita ada semua grupnya. Baksos Masjid Cheng Hoo untuk
kegiatan diluar. Dalam hal jalin kerja sama ini apa yang diberikan
sehingga mereka mau bekerja sama. Kebanyakan mereka mau kerja
sama karena ada ikatan baik, dengan pengurus, teman dekat atau tau kita
ini tidak tau membuat susah org atau membohongi orang.” 139

Gambar 4.8 Majalah dwibulan dan papan sponsor bagi donatur

4. Membangun dan menjaga hubungan silaturahmi dengan pondok pesantren

Disamping melakukan pendekatan kepada para donatur ( pengusaha)

pihak pengurus Masjid Cheng Hoo juga melakukan pendekatan kepada

pondok pesantren, sebagai pihak yang diperdayakan ekonominya melalui

kerja sama dengan Pengurus Masjid Cheng Hoo. Untuk saat ini ada 3

pondok pesantren yang diajak kerja sama, yakni pondok pesantren Ngalah,

139
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


99

Al-Amin dan Nur Jadid. Ketiga pondok pesantren ini memiliki kesamaan

yakni kyainya banyak lulusan dari Al-Ahzar, dan memiliki santri dengan

jumlah diatas 7000an. Untuk saat ini berntuk kerja samanya dibidang

peternakan yakni sapi dan Cheng Hoo mart ditiap pesantren. Hal ini

mengacu pada kutipan pernyataan Bapak Soebiantoro

“Jadi, saya ingin mensinergikan yang ada di Cheng Hoo pengurus sama
koleganya saya mau kerja sama dengan pondok pesantran al-amin,
dimana santrinya sudah lebih dari 10.000 , dan kyai-kyainya
kebanyakan dari Al-Azhar semua. Dan sudah berdiri tahun 1952, jadi
sudah generasi yg ketiga dipegang oleh kyai fauzi rizani, beliau sendiri
sudah lebih go international, didunia international sudah mulai
dikenal. kedua dengan pondok pesntren ngalah yang di Purwosari. Dia
memang kyainya tidak mau istilahnya tidak pernah dipublikasikanlah,
hanya kalo ada sesatu mungkin perlu tapi saat ini memang tidak pernah
dipublikasikan tidak seperti Al-Amin ya yang dikunjungi semua orang
tau, tapi satu yang pondok pesantren Ngalah cukup besar juga
santrinya 7.000, malah disana perputaran ekonominya untuk
kebutuhan pondok banyak terpenuhi dari perputaran perekomonimian
ada grosir ada eceran, garmen, katring, bengkel ada perternakan,
perikanan, pertanian, dari hasil itu bisa menghidupi pondok begitu,
dengan kita kerja sama pondok pesntren dengan Cheng Hoo ini, dia
bisa mengoptimalkan dari produksi misal peternakan di Cheng hoo kan
punya tenaga ahli prof. peternakan Tatang dan Prof. Heriuntuk melatih
di tiga pondok ini pondok Al-Amin, Ngalah sama pondok pesantren
Nur Jadid di probolinggo total santrinya 30.000. jadi saya ingin coba 3
ini dulu ditengah-tengah Masjid Cheng Hoo , yang Ngalah ini sudah
mulai berjalan bagus, yang bisa kemandirian, dari hasil
perekonomiannya untuk pondok. Bagaimana dengan Cheng Hoo nanti
setiap perolehan bisnis perdagangan, produksi sekian % untuk infak ke
Masjid maupun ke pondok pesantren itu. Dan saya menekankan semua
yang berjalan di sdmnya semuanya dari santri, wali santri , pengurus
semua harus dilibatkan untuk mendapatkan penghasilan dari kegiatan
ekonomi, baik individu atau kelompok.” 140

140
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


100

Namun, Bapak Soebiantoro menegaskan, untuk langkah awal di

peternakan pihak pengurus Cheng Hoo fokus pada 1 pesantren yakni pondok

pesantren Ngalah yang ada di Purwosari. Tujuannya untuk membangun

kepercayaan dulu dari masyarakat tentang kualitas pengelolaan sapinya.

Ketika masyarakat sudah mulai terbangun kepercayaannya, baru strategi ini

akan diterapkan di pondok pesantren yang lainnya. Upaya yang Masjid

Cheng Hoo lakukan adalah dengan menerapkan teknologi laser puntur yang

berfungsi seperti USG untuk mengetahui kondisi apakah sapi sudah hamil

atau belum dan bagaimana kondisi janinnya. Berikut ini merupakan kutipan

pernyataan Beliau

“Langkah awalnya, kita kan sudah kerja sama sudah terbentuk, saya
kepingin konsen terhadap 1 pondok pesantren dulu yakni pondok
pesantren Ngalah yang saat ini peternakan, kita tidak punya alat laser
puntur untuk sapi sama usg untuk mengetahui keberadaan janin sapi
ini sudah hamil atau belum seperti usgnya manusia. Sehingga dengan
adanya itu, kita mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa
pengolahan peternakan kita lebih profesional karena di suport dengan
alat-alat. Dengan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat tentunya
nanti apa yang kita perbuat nanti ini akan lebih banyak, kalau dapat
banyak maka hasilnya lebih banyak juga.” 141

Pernyataan Bapak Soebiantoro tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Ust. Ikhwan, bahwa sudah 1 tahun pihak pondok

pesantren Ngalah bekerja sama dengan Masjid Cheng Hoo Surabaya dalam

progam penggemukan sapi. Hanya saja pengelolaannya berada dibawah

141
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


101

biro kewirausahaan yayasan yang dipimpin oleh Bapak Faidi Sukri. Beliau

juga menyatakan bahwa dalam kerja sama tersebut terdapat kesepakatan

bahwa pihak pesantren akan memperoleh keuntungan 5 %. 142

Saat melakukan wawancara dengan Ust. Afandi selaku Ketua

Koperasi pondok pesantren Al-Amin Preduan Sumenep. Beliau

menyatakan bahwa pihak Masjid Cheng Hoo juga melakukan kerja sama

progam penggemukan sapi yang melibatkan alumni dan walisantri. Progam

tersebut baru berjalan setengah tahun. Beliau juga menyampaikan

kedepannya akan melakukan kerja sama usaha pabrik roti dan sepatu yang

melibatkan santri dan alumni santri.143

Pertimbangan pemilihan ketiga pondok pesantren tersebut, bukan

hanya dari sisi jumlah santrinya yang banyak, sudah memiliki usaha untuk

kemandirian pesantrennya saja. Melainkan memiliki kesamaan pandangan

dalam Islam. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak

Soebiantoro,“konkretnya masyarakat ini siapa santri, wali santri,

keluarganya santri yang ada ikatan religiusnya sama kita.” 144

142
Bapak Ikhwan, wawancara, telepon seluler,1 Agustus 2017
143
Bapak Afandi, wawancara, Telepon seluler, 1 Agustus 2017
144
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


102

Gambar 4.9 Usaha peternakan sapi yang dirintis oleh pengurus


YHMCHI dengan pesantren Ngalah

Proses yang dilakukan oleh pengurus Masjid Cheng Hoo untuk

membangun kerjasama dengan pesantren yakni Bapak Abd. Nurawi dengan

Bapak Soebiantoro melakukan silaturahmi ke 3 pondok pesantren ini.

Sebagaimana yang disampaikan Bapak Soebiantoro,“Mungkin awalnya

saya dengan Bapak Awi (ketua yayasan), saling silaturahmi kan 3 pondok

pesantren ini kan saling terkait satu sama lain. Oo ini kenal kyai fauzi kan

alumni dari Kairo Al-Ahzar , ternyata di pondok pesantren ngalah sama

juga. Kita mensinergikan pengusaha sama kyai,santri dan wali santri dari

sisi sdmnya.”145

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua YHMCHI, Beliau

menjelaskan saat itu pengurus menceritakan pula bagaimana bentuk

kerjasama yang akan dibangun dimasa yang akan datang. Beliau

menjelaskan tentang konsep Holding Company dimana usaha yang

145
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


103

dilakukan ketiga pondok pesantren tersebut akan disatukan sehingga

menjadi satu perusahaan besar dibawah naungan Masjid Cheng Hoo. Beliau

juga menegaskan dengan bersatunya ketiga pondok tersebut, akan

memberikan kontribusi sangat besar bagi ekonomi mereka dan

meningkatkan bargainging mereka dimata masyarakat karena dianggap

usaha yang besar dan memiliki banyak anak cabang. Maka tentu kualitas

produknya tidak sembarangan. Dampak positif yang lainnya produk hasil

ketiga pondok pesantren tersebut akan mampu bersaing dengan produk dari

perusahaan swasta lainnya. Dan berikut ini kutipan pernyataan Beliau

“Saya menceritakan ke seluruh pondok, Insya Allah mereka bisa


bersatu. Mudah-mudahan kami dari yayasan ini bisa memberikan
kontribusi kepada pondok-pondok agar mereka bisa bersatu. Saya
jelaskan kepada kyai, andaikata para pondok ini bisa bersatu, maka
kita bisa membantu untuk membuat semacam perusahaan para
pondok yang bersatu (holding company). Sehingga bisa menjadikan
kekuatan ekonomi yang besar. Nah kesatuan itu hanya bisa jika saling
percaya dan jujur. Pemiliknya ya para pondok itu. Salah satunya dari
yayasan Masjid Cheng Hoo. Kita bisa memiliki bargaining position
yang besar. Misalnya, mau pesan barang dari unilever gak hanya 1-2
dus. Bisa ribuan dus. Sehingga harganya bisa mengalahkan
indomaret.”146
5. Membangun kesiapan sumberdaya manusia

Disisi moralitas, adanya anggapan yang salah tentang Zuhud atau

berserah diri kepada Allah sering diartikan manusia harus pasrah dengan

keadaan semua diserahkan kepada Allah. Implikasinya, muncul moral kerja

yang asal-asalan dan lemahnya keinginan untuk berkembang. Sebagaimana

146
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


104

yang disampaikan oleh Bapak Soebiantoro,“Klo Cheng Hoo sendiri sudah

siap, tapi sekarang ini menyangkut pondok yang punya kultur yang terlalu

santai dan berserah diri pada Allah. Padahal maknanya ndak seperti itu kita

harus beriktiar. Yang namanya zuhud kan menyerahkan segala sesuatunya

pada Allah tapi kita harus menjaga. Harta itu kan amanah yang harus dijaga

dan dioptimalnya .”147

Untuk masalah kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan dan

ketrampilan, pengurus Masjid Cheng Hoo memberikan pelatihan kepada

sdm tersebut, jika menyangkut progam kemandirian Masjid yang bekerja

sama dengan pihak pesantren, maka pengurus Cheng Hoo akan melatih

pengurus pesantren, santri dan orang tua santri. Jika kerja samanya dengan

para UKM maka, pengurus Masjid Cheng Hoo akan memberikan pelatihan

kepada para UKM tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua

YHMCHI,“….Memerlukan pelatihan untuk SDM. Dari kita ada, dari orang

lain juga ada. Misalnya tentang bakery ya kita panggil orang bakery, yang

memang ahlinya tahu tentang itu..”148

Beliau juga menegaskan tentu saja untuk melakukan pelatihan, pihak

pengurus Cheng Hoo akan memanggil orang-orang yang ahli dibidangnya.

Misalkan saja dibisnis peternakan Beliau melibatkan Prof. Tatang dan Heri

untuk melatih sekaligus memantau pengolahan peternakan sapi. Sama

147
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017.
148
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


105

halnya saat pengurus Masjid Cheng Hoo melakukan pelatihan bagi UKM

beliau juga memanggil ahli dari Bogasari. Tak jarang pengurus juga

melibatkan progam pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada sdm.

Mengingat pihak daerah kota Surabaya ada agenda khusus berupa

pelatihan. Disaat itulah pengurus Cheng Hoo akan mendaftarkan mereka

untuk ikut dalam pelatihan tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Bapak Soebiantoro, “Kita kadang-kadang mau mengambil vendornyakan


149
dari pemerintah. Kan Pemerintah kan punya progam pelatihan.” “Ya,

Bukan kerja sama, tapi kita punya informasi, departermen mana yang

sedang mengadakan pelatihan nanti akan diikutkan..” 150

Untuk mendapatkan pelatih yang berkualitas atau berpengalaman, pihak

pengurus Masjid Cheng Hoo mengajak para donatur (pengusaha ) untuk

terlibat menjadi pelatih bagi sdm mereka. Sebagaimana yang disampaikan

oleh Ketua YHMCHI

“Kita banyak didukung oleh perusahaan itu karena hubungan kita baik
dengan donatur sudah cukup lama. Kami sampaikan kepada para
donatur, bahwa kami tidak ingin terus memberatkan perusahaan
masing-masing donatur. Namun kami ingin ada kerjasama dengan
donatur. Kerjasama ini kalau tidak ada kepercayaan ya tidak akan
dikasih. Ini melibatkan donatur juga. Donatur kita ajak bersama. Kita
tidak minta uang, kita minta kerjasama. Kerjasamanya seperti
pembentukan, pelatihan, dan setelah ini kita bangun. UKM kita ada
beragam. Malah di bakery ini komplit dijamin sama bank nya, ada
mesin juga.”151

149
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017.
150
Ibid.,
151
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


106

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ketua Pelaksana harian

YHMCHI,“Lihat dlu mba yang diInstrumenya apa, kalau kita ngomong

menggalakan seperti Cheng Hoo mart maka kita harus mendatangkan tenaga

professional ahli yang terkait akan usaha itu sendiri, kalau umpanaya untuk

tenaga professional itu di bidang apa pengembangan apa.” 152

Gambar 4.10 Pelatihan UKM Barkery


hasil kerja sama YHMCHI dengan Bogasari

Selain memberikan pelatihan yang berbentuk skill, pihak pengurus

Cheng Hoo juga memberikan pembekalan dari sisi pengetahuan tentang

bagaimana membangun bisnis secara Islami. Harapannya, mereka menjadi

pebisnis yang bukan hanya mencari keuntungan hingga meninggalkan ajaran

Islam. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid Cheng

Hoo

“Itu sasarannya banyak pebisnisnya. Kaki lima gitu. UKM gitu. kita
hanya memberi saran ke UKM-UKM itu. Mereka dari Jawa Timur.
Diundang lewat wa dari grup-grup UKM nya. Kalau ada kajian ekonomi
Islam, saya undang mereka. Memang saya yang menggagas kajian
tentang ekonomi syariah. Saya menekankan ke fiqh keuangan, karena itu

152
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


107

penting, harus mengetahui bagaimana membangun bisnis, bagaimana


mengolah uang secara syariah. Kajiannya bagus..” 153
Untuk mendapatkan SDM yang memiliki kemampuan dan trampil,

pengurus Masjid Cheng Hoo juga melakukan perekrutan SDM. Salah satu

proses dalam perekrutan tersebut, pengurus Cheng Hoo melakukan seleksi

dan tes psikologis untuk mengetahui apakah dia cocok ditempatkan

dibidang yang sesuai minat dan kemampuannya serta dia bisa dipercaya.

Untuk saat ini tes psikologi yang telah dilakukan di UKM sebagaimana

yang disampaikan oleh Ketua YHMCHI

“Implikasi program kemandirian ekonomi bagi masyarakat diharapkan


bisa memberikan manfaat yang besar. Karena memberikan suatu
pekerjaan itu kan bisa memberikan manfaat yang besar. Kita sesuaikan
dengan tenaga masing-masing. Kalau orang bisanya dia masak ya jangan
ditaruh di marketing. Ini juga mau ada tes psikologi, tes minat bakat.
Untuk semua SDM. Jadi jangan melakukan sesuatu tidak pada
tempatnya. Dan saat ini sudah dimulai ini, yang UKM sudah saya tes.” 154
Salah satu bukti kesungguhan pengurus Masjid Cheng Hoo untuk

mewujudkan kemandirian Masjid, yakni dibangunnya struktur khusus

dinamakan tim ekonomi. Tim ini diketuai langsung oleh Bapak Nurawi

yang sekaligus juga menjadi Ketua YHMCHI. Tim ini memiliki beberapa

bagian yakni tim untuk mencari peluang-peluang bisnis yang ada, tim yang

membangun kemitraan dengan pondok pesantren dan tim yang menangani

kerja sama dengan donatur. Selain Bapak Nurawi, Bapak Soebiantoro juga

153
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017.
154
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


108

sebagai salah satu anggota dalam tim ini. Dan berikut ini merupakan

kutipan pernyataan Ketua YHMCHI mengengai hal tersebut

“Ada strukturnya untuk menangani ekonomi ini. Ini dari kita sendiri.
Tim ini ada yang bagian mencari peluang-peluang yang ada,
kerjasama dengan pondok-pondok ABCD, ada juga yang bagian ke
donatur. Jadi satu mencari yang dibawah dan satu mencari yang di
atas. Tim ini ketuanya sementara saya. Ndak ada ketua kok. Di sini
ndak ada ketua, ndak ada pimpinan, semua pelayan. Tapi memang ada
koordinatornya.”155
6. Memantau perkembangan jalannya kemandirian Masjid di pesantren

Pengurus Masjid Cheng Hoo menggunakan sebuah software sebagai

media untuk memantau. Dari software tersebut bisa diketahui posisi

perekonomian pondok dan mulai saat ini software tersebut sudah

dijalankan. Sebagaimana yang kutipan pernyataan Bapak Soebiantoro,

“Saya menginginkan pondok pesantrennya sebagai perusahaan yang

professional. Dan kita juga punya progam yang online.sehingga kita bisa

mengetahui posisi perekonomian pondok.” 156Hal serupa juga disampaikan

oleh Ketua YHMCHI “Termasuk sekarang kita kerjasama dengan ponpes2

melakukan bisnis sudah pakai software smua, peternakan sapi, beras, mart.

Martnya di pondok pesantren-pondok pesantren itu sudah jalan.” 157

155
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.
156
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017
157
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


109

D. Wujud kemandirian Masjid

Untuk mewujudkan konsep kemandirian Masjid, tentu diperlukan

sebuah gambaran riel bagaimana konsep tersebut berjalan. Hal ini penting

karena akan mempengaruhi bagaimana strategi yang harus dibuat oleh

pihak pengurus YHMCHI. Untuk memberikan gambaran konkret tentang

konsep kemandirian Masjid Cheng Hoo, peneliti mengutip pernyataan

Bapak Sobianto,“kita mau mengadakan kemandirian, kemandirian yayasan

dari segi kemandirian ekonomi, dari pemberdayaan ekonomi didalam

keluarga Cheng Hoo secara kepengurusan. Kalau diluar mungkin ada

pemberdayaan pondok pesantren, Pmberdayaan ekonomi pondok

pesantren, kalau dinisi pemberdayaan ekonomi YHMCHI.” 158

Pada wawancara selajutnya Beliau memberikan gambaran seperti apa

wujud kemandirian Masjid Cheng Hoo yang hendak dibangun yakni :

“..konsepnya gini ya, saat ini kan di Cheng Hoo ini kan terdiri dari
berbagai macam dari agama, ras , suku semuanya sehingga di Cheng
Hoo disini tempat ajang untuk silaturahhmi yang sangat cepat. Ya,
sementara Rasulallah sendiri pada saat dia hijrah dari Mekah ke
Madiah Dia pertama kali membangun Masjid kuba. Yang ditekankan
sama Rasulallah kan silaturahmi. Dan silaturahmi itu sendiri dia tidak
mengenal siapa, kecuali mengenal Allah. Saya kepingin di Cheng hoo
akan meniru bahwa untuk ukhwah ini kan tidak melihat dari sisi
agama. Kan, ukhwah ada 3 ukhwah Islamiyah, wabasaroh ,
muamalah. Berdaganag pada siapapun kan boleh, berniaga tanpa ada
batasan agamakan. Nah, itu yang saya sekarang lagi diawali, dengan
konsep begitu. karena disini, di Cheng Hoo inikan berbagai macam
kolega, dimana kolega itu sendirikan kebanyakan pengusahan, dengan

158
Bapak Soebiantoro, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 17 november 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


110

penguasaha itukan ada yang sebagai produsen juga, sementara


saudara-saudara kita di pondok pesantren, santri-2nya kan diakan
hanya bisa nya memproduksi alakadarnya, mungkin bentuknya dalam
sisi konvensional. Sementara, sekarang ini kemajuan teknologi kan
sangat luar biasa, contoh ni mesin tahu, mesin tahu disini tradisional,
orangnya keringatan orangnya ini.. ini pakai kayu, dan pakai tungku
dan macm-macam, sekarang saja dengan ukuran 1x 2 m kedelai dicuci
masuk sudah keluar tahu, ndak terlalu lama-lama. Jadi, saya ingin
mensinergikan yang ada di Cheng Hoo pengurus sama koleganya saya
mau kerja sama dengan pondok pesantran al-amin,..”159

Menurut Beliau, wujud kemandirian Masjid Cheng Hoo diilhami dari

semangat Nabi Muhamad S.A.W yakni pengurus ingin membangun

kerjasama ekonomi antara donatur yang mayoritas seorang pengusaha tentu

memiliki modal bukan hanya dana, melainkan juga teknologi dengan pihak

pondok pesantren yang memiliki sumber daya manusia cukup banyak. Baik

pengusaha (donatur) dan pihak pesantren sama-sama memiliki kepentingan

bagaimana menegakan ajaran Islam. Namun, terkendala media untuk

mewujudkannya. Pihak pesantren untuk membiayai aktivitas pendidikan

pesantren, salah satunya dengan membangun usaha peternakan atau

membuat tempe, namun sayang usaha tersebut hanya memberikan

pendapatan sedikit. Tentu ini akan berimplikasi pada perkembangan progam

pesantren. Penyebabnya karena terkendala modal dan teknologi. Sementara

pihak pengusaha (donatur) memiliki modal dan teknologi yang bisa

membantu pengembangan usaha pesantren.

159
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


111

Disinilah peran Masjid cheng Hoo mempertemukan mereka dan

mensinergikan kedua kepentingan tersebut, sehingga pihak pesantren

mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu meningkatkan

pendapatan bagi pengembangan progam pesantren. Dilain pihak keuntungan

tersebut juga akan menjadi pemasukan bagi Cheng Hoo untuk melakukan

syiar Islam. Secara tak langsung bantuan tersebut merupakan wujud amal

dari pihak donatur dan kolega. Sehingga baik antara donatur, pesantren dan

Masjid Cheng Hoo sama-sama diuntungkan. Hal serupa juga disampaikan

oleh Ketua YHMCHI sebagai berikut :

“Maka timbulah satu ide membentuk tim ekonomi untuk


menghasilkan. Hasil ini untuk biaya operasional Masjid. Yang sudah
kita lakukan adalah salah satunya klinik/rumah sehat, orientasi
mencari tambahan dan menolong sesama manusia. Tidak hanya
orientasi keuntungan tapi pasien yang tidak mampu, kita kasih gratis.
Karena bagaimanapun juga hidup di lingkungan Masjid, harus bisa
saling membantu. Apalagi jika di depan mata kita melihat seseorang
yang tidak mampu, eh malah kita bebani biaya..” 160
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Sobianto, beliau juga

memaparkan wujud konsep kemandirian Masjid Cheng Hoo yakni dengan

menciptakan sebuah tim ekonomi. Melalui tim inilah akan lahir berbagai

usaha salah satu wujudnya berupa klinik atau rumah sehat holistic

Kedua konsep kemandirian Masjid Cheng Hoo yang disampaikan baik

oleh Bapak Soebiantoro dan Ketua YHMCHI ternyata memiliki kesamaan

160
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI , 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


112

dengan yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian Cheng Hoo, Beliau

menyampaikan konsep kemandirian Masjid Cheng Hoo seperti system

ekonomi madani. Dimana umat Islam diharapkan dalam melakukan usaha

juga mencari amal. Dan berikut ini merupakan kutipan pernyataan Beliau

“Ini seperti ekonomi madani yang berbasis syar’I Islam yang dimana
didalamnya itu konsep-konsep yang kita harapkan yaitu kita
ngomong dagang tapi ada sosialnya, kita ada usaha itu juga ada
amalnya. Jadi kalo konsep-konsep Islam yang ditanamkan di Islam itu
sendiri, tidak cuman cari untung aja kalo bahasanya tidak cari cuan161,
tapi bagaimana cuan itu bisa bermanfaat, dimana dalam konsep Islam
tersebut yayasan kita sudah menerapkan.” 162

Peneliti menemukan berbagai progam usaha Masjid Cheng Hoo sebagai

wujud penerapan kemandirian Masjid Cheng Hoo baik yang sudah berjalan

semenjak lama atau yang baru saja dirintis saat ini yakni sebagai berikut :

1. fasilitas olah raga seperti basket 2 lapangan bulutangkis, 2 lapangan tenis

meja dan 2 lapangan basket yang bisa disewa oleh jama’ah merupakan

salah satu sumber income Masjid. fasilitas tersebut memanfaatkan area

depan Masjid Cheng Hoo yang juga biasanya digunakan untuk sholat

Jumat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian

Cheng Hoo

“Memang fasilitas-fasilitas ini salah satunya juga mungkin ya ketika

itu mengingatkan. Dulu bukannya basket tapi tenis. Lapangan tenis

161
Makna cuan ini sama dengan untung
162
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


113

karena sekarang lapangan tenis lapangannya lebih keren-keren

akhirnya tidak laku. Akhirnya diganti ke basket. Dan selain itu

karena gampang mengembalikan perputaran uangnya apalagi

lapangan basket trennya anak muda.” 163

Pernyataan tersebut dipertegas oleh Ust. Haryono sebagai berikut

“Masjid Cheng Hoo punya buanyak sekali kegiatan seperti itu


karena dibutuhkan oleh masyarakat. Ada lapangan olga, basket 2
lapangan, bulutangkis 2 lapangan, kemudian tenis meja ada 5 meja.
Semuanya itu adalah untuk tambahan income Masjid. Sekolah juga
salah 1 income. Mencari dana dari situ. Parkir itu juga. Kalau
yayasan punya infak Masjid.”.164

2. Selain fasilitas olah raga juga ada fasilitas berupa Cheng Hoo mart, gerai

batik, sewa ruangan, termasuk ruangan untuk akad nikah serta klinik

kesehatan. Seperti kutipan pernyataan Bapak Soebiantoro,“Nanti ada ch

mart, ada membatik, sewa-sewa,ruangan akad nikah itu kan menimbulkan

ada Pendapatan kan”165Ketua pelaksana Harian juga menyampaikan hal

yang sama, “Oo disini sudah ada, kita akan memiliki galeri batik cheng

hoo yang akan kita ekspore ke London, kita punya acupressor, kita punya

bekam, kita akan mengembangkan chenghoo mart.”166

3. Membentuk usaha hasil kerja sama dengan pihak donatur dan pesantren,

Masjid Cheng Hoo memiliki usaha menjual beras, peternakan sapi dan

163
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 7 november 2016.
164
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 15 Mei 2017.
165
Bapak Soebiantoro, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 17 november 2016.
166
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


114

Cheng Hoo Barkery. Sebagaimana kutipan pernyataan Ketua YHMCHI,

“…Alhamdulillah kita banyak support, banyak dukungan ke kita. Salah

satunya dengan Bogasari kita ada kerjasama mengenai bakery. Nantinya

ke depan akan melahirkan ChengHoo bakery. Pemiliknya boleh siapa saja.

Para jamaah juga boleh. Kita tawari para jamaah...” 167Hal serupa juga

disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian.

“salah satu konsepnya itu pemberdayaan dibidang ekonomi yang


dimana seperti rencana kita ada bagaimana kerja sama kita dengan
donatur juga terbentuklah Cheng Hoo mart, terus juga kita disini
sudah berjalan koperasi, dimana koperasi ini masih sifatnya bukan
memutarkan uang tapi toko, nah didalam toko itu juga ada beras.
Alhamdulillah, dalam waktu beberapa bulan ini, kita sudah
menjalankan jual beli beras. Dimana untuk beras ini sendiri kita
datangkan dari salah satu pengurus PITI Jember dan juga termasuk
donatur dan juga termasuk dewan Pembina Yayasan Haji Muhammad
Cheng Hoo. dimana salah satu progam kemandirian juga, kita juga
akan menciptakan kemitraan bersama donatur, selama ini kita
disumbang tapi kontribusi apa yang kita berikan pada mereka, belum
lama ini salah satu perusahaan dia menjual produk-produk yang
berkaitan dengan ukm. Contoh hari jumat kemarin kita adakan
kumpulin UKM-UKM yg dibidang kue, kue ini bisa dari tepungnya ,
itu dari kerja sma kita dari Bogasari. Cheng Hoo dan Bogasari,
memberdayakan UKM-UKM dan juga bagi yang mau merintis usaha
bisa diberdayakan. Bagaimana menghitung cara menghitung
modalnya, terus ada pelatihannya bagaimana menyikapi membuat kue
secara professional, dg bekerja sama dengan Bogasari. Alhamdulillah
kita tidak menyangka awalnya saya kira hanya 80 orang. Ternyata
yang datang sampai 100 lebih sampai ruang rapatnya tidak cukup.
Ternyata perlu untuk sekarang ini pemberdayaan ini selain dibidang
itu. Sekarang ini kita juga melakukan pemberdayaan dibidang
perternakan sapi. Pada umumnya kita sering liat sapi di Indonesia ini
kan kurang, sampai eksport. Yayasan Cheng Hoo dengan guru ahli
prof. Dr hewan yang dari UNAIR juga termasuk Prof. Tatang heri,

167
H. Abd. Nurawi, wawancara, Ruang Rapat PITI, 10 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


115

dimana sangat membantu untuk bekerja sama dengan pondok


pesantren. Alhamdulillah, kemitraan dibidang ekonomi disalah
satunya di pondok pasuruan pondok Ngalah yang dipimpin oleh Kyai
Haji Sholeh. Terus di pondok Madura kita ada kerja sama juga dalam
pemberdayaan ekonomi dengan pondok Al-Amin, dimana pondok-
pondok ini dalam artian kerja samanya seperti apa kita majukan
bersama ekonomi kesejahteraan umat. Jadi uangnya nanti bukan ke
individu tapi ke yayasan, jadi kita adakan kerja sama dibidang
ekonomi social, dibidang bagaimana meningkatkan kualitas untuk
kesejahteraan umat”168
Namun, jika mengacu pada kutipan pernyataan Beliau selain bentuk

kerja sama dengan donatur dan pesantren berupa usaha, juga terlaksana

sebuah pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan yang diberikan baik

kepada pihak pesantren atau pihak UKM yang terlibat dalam kegiatan

usaha tersebut. Dengan Harapan dari pelatihan tersebut akan menghasilkan

sdm yang unggul yang mampu menghasilkan produk berkualitas sehingga

mampu membangun kepercayaan masyarakat untuk menikmati usaha

mereka.

Pada sisi lain, Bapak Subianto juga lebih menjelaskan bahwa peran

Cheng Hoo dalam membangun kerja sama antara pesantren dengan pihak

donatur sebagai pensinergi. Sebagaimana pernyataan Bapak

Soebiantoro“Oo tidak nanti kita bersinergikan, siapa yang bersedia

membantu progam dari sisi modal ke pondok pesantren monggo. Tapi

168
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


116

pihak Cheng Hoo hanya mengelola menjadi fasilitator manajemen

keuangannya.”169

E. Implikasi Strategi Kemandirian Masjid bagi pihak Stakeholder

Sebelum memaparkan implikasi strategi kemandirian Masjid bagi stakeholder.

Perlu dipahami terlebih dahulu siapa pihak stakeholder yang dipuaskan oleh

pihak pengurus Masjid Cheng Hoo. Yang dimaksus stakeholder disini, adalah

pihak yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan strategi kemandirian Masjid

Cheng Hoo. Mereka ialah, Pengurus Masjid Cheng Hoo, Donatur, pihak UKM

dan pondok pesantren yang dilibatkan dalam kerja sama mewujudkan

kemandirian Masjid. Dan berikut ini merupakan implikasi atau dampak startegi

kemandirian Masjid Cheng Hoo bagi para stakeholder tersebut :

1. Bagi pihak pondok pesantren,santri dan keluarga santri

Progam kemandirian Masjid Cheng Hoo berdampak positif bagi

perkembangan ekonomi pondok pesantren. Karena melalui progam tersebut,

yang awalnya usaha masih dikelola secara konvensional, dengan dukungan dari

donatur dan pengurus Cheng Hoo usaha tersebut dapat berjalan professional

dan menghasilkan produk yang berkualitas. Contohnya saja penerapan laser

untuk mengetahui kondisi kehamilan sapi. Dengan meningkatnya penjualan

produk usaha pesantren, maka secara tak langsung meningkatkan pendapatan

bagi pondok pesantren.

169
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI, 7April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


117

Pihak yang akan merasakan pendapatan dari usaha tersebut, bukan hanya

sekedar pengurus pondok pesantren, melainkan juga para santri dan orang

tuanya. Karena sasaran progam kemandirian Masjid ini melibatkan bukan

hanya bagi pengurus pesantren, santri dan juga keluarga santri. Sehingga secara

tak langsung progam tersebut juga meningkatkan kesejahteraan individu

disana. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Soebiantoro

“jadi saya ingin coba 3 ini dulu ditengah-tengah Masjid Cheng Hoo ,
yang Ngalah ini sudah mulai berjalan bagus, yang bisa kemandirian,
dari hasil perekonomiannya untuk pondok. Bagaimana dengan Cheng
Hoo nanti setiap perolehan bisnis perdagangan, produksi sekian %
untuk infak ke Masjid maupun ke pondok pesantren itu. Dan saya
menekankan semua yang berjalan di sdmnya semuanya dari santri,
wali santri , pengurus semua harus dilibatkan untuk mendapatkan
penghasilan dari kegiatan ekonomi, baik individu atau kelompok.” 170

Hal serupa juga disampaikan oleh pihak pondok pesantren Ngalah, Berikut

kutipan pernyataan Bapak Ikhwan “Implikasinya ya sama-sama diuntungkan.

Menurut kesepakatan kerja sama pihak pesantren memperoleh 5%, selain itu

terjalin kerja silaturahmi antar lembaga dan sebagaimana tujuan kerja sama

tersebut yakni penguatan sdm dan ekonomi pesantren.” Beliau menyatakan

bahwa bentuk kerja sama yang berlangsung antara pesnatren dan masjid Cheng

Hoo sama- sama menguntungkan baik dari sisi penguatan sdm dan ekonomi

pesantren. Hal ini nampak dari adanya kesepakatan bagi hasil, dimana 5% hasil

penjualan akan diberikan pada pihak pesantren.

170
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI, 7April 2017

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


118

Peneliti juga melakukan wawancara dengan ketua Koperasi pondok

pesantren Al-Amin Presuan Sumenep, yakni Ust. Afandi. Beliau

mengungkapkan, “pengaruhnya ya, saling menguntungkan antara pihak

pesantren dan masjid Cheng Hoo, selain pendapatan, juga terjalin silaturahmi

antara pengurus terutama diaspek pelatihan SDM dan ekonomi. Pihak

pesantren selain memperoleh pelatihan skill juga mendapatkan pembinaan

emosional (spiritual maksdnya). Pihak Masjid Cheng Hoo pun juga membantu

beberapa warga Tionghoa muslim untuk diberi beasiswa belajar di pondok

pesantren Al-Amin.”

Dari pernyataan kedua narasumber, memiliki kesamaan yakni sama-sama

merasakan keuntungan dari kerja sama tersebut dari sisi peningkatan kualitas

sdm pesantren dan ekonominya. Pihak yang merasakan manfaat ekonomi dari

pesantren bukan hanya bagi pengurus dan santri saja. Melainkan Jam’ah

pesantren, wali murid dan alumni pondok pesantren.

2. Bagi pihak UKM

Progam kemandirian Masjid Cheng Hoo juga melibatkan UKM usaha kue

untuk terlibat. Melalui progam pelatihan cara membuat kue, merintis usaha

kue, menghitung modal dan mengelola usaha kue secara professional. Dengan

melibatkan perusahaan Bogasari. Alhasil yang mengikuti progam tersebut

sebanyak 100 UKM melebihi prediksi awal sebanyak 80 UKM yang hadir.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


119

Untuk mendukung usaha UKM tersebut, pengurus Cheng Hoo berencana

membuka usaha Cheng Hoo barkery yang khusus menjual roti hasil UKM.

Implikasi dari progam tersebut tentu banyak sekali, terutama bagi UKM yang

selama ini memiliki kendala dalam membangun usaha dan pemasarannya.

Dengan dukungan dari progam kemandirian Cheng Hoo, UKM tidak

perlu takut kalah bersaing dengan perusahaan roti yang telah besar. Karena

mereka dibekali kemampuan dari pelatihan dan dukungan pemasaran baik dari

Cheng Hoo maupun donatur pengusaha yang juga memiliki banyak relasi.

Impikasinya progam tersebut secara tak langsung memberdayakan UKM

untuk meningkatkan pendapatannya. Dengan pendapatan yang meningkat

tentu akan membuat usaha mereka lebih eksis dan berkembang.

3. Bagi pihak donatur

Selama ini pembiayaan operasional Masjid Cheng Hoo banyak

mengharapkan bantuan dari donatur. Implikasinya, ada pihak donatur yang

memiliki pandangan mengapa Masjid Cheng Hoo sering meminta-minta

bantuan untuk kegiatan kembali. Ini menandakan dimata donatur Masjid Cheng

Hoo belum bisa mandiri dan hanya bisa meminta-minta saja. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid Cheng Hoo

“Sejak awal berdiri sampai sekarang, ada donatur yang tetap membantu
Masjid Cheng Hoo. Ada juga yang ketika dikasih proposal, bilang “Ini
Masjid Cheng hoo kok sering banyak kegiatan ? Tahun kemarin sudah,
sekarang minta lagi.” Mungkin itu memberi pengertian (ke kita), agar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


120

jangan selalu menunggu diberi. Kita hanya memberi pengertian, kalau


memang tidak ingin menyumbang ya gak apa-apa.”171

Dengan adanya progam kemandirian Masjid Cheng Hoo tentu hal ini

menjawab keluhan para donatur. Sehingga terbangun kesan bahwa Masjid

Cheng Hoo berupaya untuk mandiri tidak meminta-minta lagi. Disamping itu,

muncul rasa kepercayaan dan kebanggaan dari para donatur, ternyata bantuan

yang diberikan mampu dikelola dengan baik tidak hanya habis konsumsi

namun mampu dikembangkan untuk progam yang lebih produktif. Hal ini

akan semakin meningkatkan kepercayaan mereka untuk memberi lebih kepada

pengurus Masjid Cheng Hoo.

Menurut Ketua takmir Masjid masyarakat mengetahui bahwa Masjid

Cheng hoo memiliki kegiatan bisnis. Mereka merespon positif mengenai hal

itu, karena selain dianggap pengurus Cheng Hoo kreatif, juga terlihat

komitmen Masjid Cheng hoo untuk tidak hanya mengharapkan bantuan dari

orang lain saja. Berikut pernyataan Beliau

“Respon jamaah dengan kegiatan-kegiatan bisnis Masjid Cheng Hoo itu


sangat mendukung, cukup bagus. Ndak ada jamaah yang
mempermasalahkan kegiatan itu atau kawatir dananya digunakan.
Karena kita sendiri-sendirikan. Ini dari infaq Masjid, ini dari TK, ini
dari sewa lapangan, ini dari parkir. Semua sudah kita pilah-pilah.”172
“Donatur juga tambah seneng ketika tahu Masjid Cheng Hoo punya
kegiatan bisnis. Wah..Masjid Cheng Hoo punya bisnis kayak gini ini
kreatif. Jadi kekreatifannya itu. Dalam cita-cita untuk tidak
mengharapkan bantuan orang lain kita ada. Ini kita sudah mulai bisnis
mendatangkan beras berapa ton, kemudian kita salurkan. Berasnya itu

171
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI, 15 Mei 2017
172
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


121

murni dari uang yayasan sendiri. Di sini kan juga ada yang pengusaha
beras. Nyetok, naruh berasnya di sini.”173

Progam kemandirian Masjid Cheng Hoo banyak melibatkan para

donatur terutama donatur yang bekerja sebagai pengusaha. Dalam proses

membangun keterlibatan tersebut, pengurus senantiasa membangun

silaturahmi dengan donatur. Hal ini diwujudkan dengan pengurus

mengunjungi donatur setiap 3 bulan sekali. Sebagaimana yang disampaikan

Ketua Pelaksana Harian YHMCHI, “Karena kalau kita gini, target kita salah

satunya agar silaturahmi kita tidak putus, jangan sampai kita ini cuman waktu

ada butuh kita datang tapi kita ndak ndak butuh ndak datang. Jadi silaturahmi

ini kita adakan 3 bulan sekali. Karena donatur kita rata-rata sibuk. Dulu susah

ada namun tidak jalan, tapi karena kesibukan donatur dan kita

snediri.174Implikasinya, melalui progam ini akan terbentuk tali silatuhrami

yang erat antara donatur dan pihak pengurus Masjid Cheng Hoo. Dengan

begitu akan memunculkan rasa saling memiliki untuk bersama-sama

mengembangkan Masjid Cheng Hoo.

4. Bagi pihak pengurus Masjid Cheng Hoo

Adanya progam kemandirian Masjid Cheng Hoo baik melalui infak

donatur maupun infak dari usaha bisnis, selain memberikan citra positif bagi

Masjid Cheng Hoo, juga akan meningkatkan jumlah pendapatan Masjid Cheng

173
Ust. Hariono Ong, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 15 Mei 2017
174
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


122

Hoo untuk pengembangan Masjid. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Bapak Soebiantoro, “Dari perputaran ekonomi inikan dapat hasil. Hasil tadi

bisa untuk subsidi untuk biaya operasionalnya Masjid Cheng Hoo salah

satunya biaya untuk syiar Islam. Sehingga benar-benar ini Islam itu rahmatan

lil alamin bukan hanya bentuk barang tapi saya ingin memberikan sesuatu pada

masyarakat dari sisi ilmu juga.” 175

Namun, menurut Ketua Pelaksana harian YHMCHI kemandirian Masjid

yang dibangun saat ini masih tahap awal, belum terlalu banyak diekpose keluar

hanya untuk internal Cheng Hoo saja. Sehingga secara implikasi bagi

pemasukan Masjid belum terlalu besar dan hingga kini masih menggantungkan

pada sumbangan dari donatur. Berikut kutipan pernyataan Beliau mengenai hal

tersebut

“Sekarang ini kebanyakan masih banyak dari donatur. Keinginan jangka


panjangnya dengan infak donaturnya ini. Tidak seperti itu, tetap saja
juga ada infak donatur juga, tapi kita tidak sampai menggantungkan.
Dengan adanya progam kemandirian ini tentu akan dilihat oleh donatur-
donatur. Untuk saat ini kan belum terekspose hanya secara internal
maka belum ada pengaruh, karena kita juga secara ekonominya
kemandirian belum terasa.” 176

Untuk detil berapa jumlah pendapatan yang berhasil disumbangkan dari

usaha kemandirian tersebut diluar infak donatur, pengurus tidak banyak

memberikan penjelasan. Namun Ketua pelaksana harian YHMCHI hanya

menyampaikan jika pendapatan dari usaha progam kemandirian Masjid

175
Bapak Soebiantoro, wawancara, kafe YHMCHI , 7April 2017
176
Ust. Hasan Basri, wawancara, kantor kesekretariatan YHMCHI , 4 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


123

tersebut juga masuk sebagai infak Masjid dari infak tersebut akan digunakan

untuk mengembangan usaha progam kemandirian Masjid dan pengembangan

Masjid sendiri. Pengurus Masjid Cheng Hoo senantiasa memantau jangan

sampai usaha tersebut merugi minimal harus kembali modal. Beliau

menjelaskan salah satu pendapatan dari sewa lapangan badminton,

Alhamdulillah mengalami surplus bisa 5 jt, 10 jt atau 20 jt pertahun. Berikut

kutipan pernyataan Beliau “jadi kita kembalikan lagi hasil yang untuk

pemberdayaan lapangan dari infak lapangan dari badminton itu jumlahnya dari

perusahaan itu balance, tapi pertahun itu kalau tau perusahaan itu ya ketar-

ketir karena keuntungannya biar surplus, surplusnya 5jt, 10 jt, 20 jt.” 177

177
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


124

Tabel 4.11 Analisis Strategi Pengembangan Masjid Cheng Hoo Berbasis Kemandirian
Dasar Kemandirian Wujud kemandirian Strategi Pengembangan Implikasi
masjid berbasis
kemandirian
1. Kesadaran pengurus 1. Konsep kemandirian 1. Membangun komitmen 1. Bagi donatur
karena terlalu islam madani yakni anggota a. Terbangun citra prositif
bergantung pada mencari keuntungan 2. Merencanakan usaha sebagai masjid yang
pemberian donatur dan tetap kemandirian masjid mandiri
2. Gerakan gologan muda memberdayakan 3. Membangun dan b. Meningkatkan
untuk berkarya lebih masyarakat. mempertahankan kepercayaan donatur
baik 2. Wujud kegiatan : dukungan pihak donatur c. Meningkatkan pemberian
3. Mengembalikan citra a. Persewaan lapangan 4. Membangun dan donatur
Islam Rahmatan Lil Olahraga menjaga hubungan d. Terjalin silaturahmi
Alamin b. Rumah sehat Holistic silaturahmi dengan dengan donatur
Cheng Hoo pondok pesantren e. Muncul rasa memiliki
c. Kafe 5. Membangun kesiapan masjid Cheng Hoo pada
d. Koperasi SDM donatur
e. ISBA dan SDT 6. Memantau 2. Bagi pesantren (pengurus,
f. Parkir perkembangan jalannya santri dan orang tua santri )
g. Sewa tempat untuk progam kemandirian di a. Ekonomi pondok
akad pesantren pesantren meningkat
h. Cheng Hoo mart b. Meningkatkan kualitas
i. Gerai batik sdm pesantren
j. Peternakan sapi c. Meningkatkan
kesejahteraan pengurus,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


125

santri dan keluarga


santri
3. Bagi UKM
a. Meningkatkan ekonomi
UKM
b. UKM mampu bersaing
dengan usaha kue
lainnya
c. Membantu
mengembangkan usaha
UKM sehingga bisa
eksis
4. Bagi pengurus masjid
Cheng Hoo
a. Citra positif masjid
Cheng Hoo dimata
masyarakat
b. Meningkatnya
pendapatan masjid
Cheng Hoo meskipun
belum optimal karena
masih awal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai