Disusun Oleh:
1. Putri Nadila
2. Inur Baya
3. M. Ridlo Prasetyo
4. Clara dia
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN
THAHA SYAIFUDIN JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul 'Tradisi-tradisi Islam di Indonesia
arsitektur dan kelembagaan ulamah’ dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Islam dan peradaban
Melayu. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang perkembangan islam di melayu
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Junitar br. Surbakti, M. Ud.
selaku guru mata kuliah Islam dan peradaban melayu. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
.
B. Kaidah Bentuk Arsitektur Islam
2. Masjid Mantingan
Masjid Mantingan didirikan pada 1559 oleh Kesultanan Demak yang berlokasi
di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Dengan gaya arsitektur China, masjid ini digunakan sebagai salah satu pusat
penyebaran agama Islam di pesisir pulau Jawa.
B. ISTANA
4. Keraton Sumenep
Keraton Sumenep yang terletak di Kota Sumenep, Jawa Timur ini merupakan
warisan raja-raja Sumenep yang dulu pernah berkuasa. Keraton Sumenep
dibangun oleh Lauw Piango yang berkebangsaan Tiongkok. Konsep bangunan
keratonnya pun terbilang unik karena menggunakan perpaduan gaya Jawa,
Arab, Tiongkok, dan Eropa dalam rancangannya. Gerbang masuk menuju
keraton dikenal dengan istilah labhang mesem yang berarti 'gerbang tersenyum'
yang melambangkan keramahan masyarakat Sumenep pada setiap orang yang
datang ke keraton.
5. Kedaton Tidore
Istana Kesultanan Tidore yang juga dikenal dengan istilah Kedaton Kie terletak
di Kota Tidore, Maluku Utara. Kedaton Kie berada di area perbukitan yang
langsung menghadap ke laut. Istana ini didirikan pada masa pemerintahan
Sultan Tidore ke-28 pada tahun 1810. Kedaton Kie merupakan bangunan dua
lantai yang berdiri di atas lahan berukuran 150 meter x 100 meter.
Bagian depan kedaton berbentuk prisma beratap limasan segi enam. Bagian
belakang kedaton berbentuk persegi panjang dengan atap limasan yang
menyerupai trapesium.
E. Akulturasi pada bangunan makam
Makam sebagai hasil kebudayaan zaman Islam mempunyai ciri-ciri perpaduan
antara unsur budaya Islam dan unsur budaya sebelumnya, seperti berikut ini;
Fisik Bangunan. Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau
jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-
kadang disertai bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam ajaran Islam
tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup. Adanya bangunan tersebut
merupakan ciri bangunan candi dalam ajaran Hindu-Budha. Tidak berbeda
dengan candi, makam Islam, terutama makam para raja, biasanya dibuat dengan
megah dan lengkap dengan keluarga dan para pengiringnya. Setiap keluarga
dipisahkan oleh tembok dengan gapura (pintu gerbang) sebagai
penghubungnya. Gapura itu belanggam seni zaman pra-Islam, misalnya ada
yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk
candi.
Penempatan Makam. Dalam penempatan makampun terjadi akulturasi antara
kebudayaan lokal, Hindu-Budha dan Islam. Misalnya, makam terletak di
tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan masjid. Contohnya, makam raja-raja
Mataram yang terletak di bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatan
dengan masjid. Dalam agama Hindu-Budha makam dalam candi.
3.1 KESIMPULAN
Beberapa contoh di atas memberikan satu pelajaran, bahwa perilaku dan akhlak yang
dilandasi nilai-nilai Islam yang mendasari lahirnya karya arsitektur Islam, tidaklah
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita dapat melihat karya-karya arsitektur Islam di
berbagai belahan dunia dengan tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan berserah diri
kepada Allah. Lebih lanjut, terwujudnya beberapa hasil karya arsitektur Islam yang
didasari nilai-nilai Islam dapat pula membentuk satu perilaku dan akhlak yang menuju
kepribadian dan citra diri Islam yang dibentuk dari lingkungan tersebut. Arsitektur Islam
yang dilandasi oleh akhlak dan perilaku Islami tidak mempunyai representasi bentuk
yang satu dan seragam, tetapi arsitektur Islam mempunyai bahasa arsitektur yang
berbeda, tergantung dari konteks dimana dan apa fungsi dari bangunan yang didirikan
tersebut. Karya arsitektur Islam tidak pula dibatasi oleh wilayah benua dan negara, karena
kita akan melihat kekayaan arsitektur Islam dari keragaman tempat yang membawa ciri
khas dari wilayah masing-masing negara tersebut. Dari keberagaman tersebut, akhirnya
dapat dihadirkan satu kekayaan khazanah arsitektur Islam yang melandasi lahirnya
peradaban Islam yang membawa manusia pada rahmatan lil alamin
3.2 SARAN
Adapun saran penulis sehubungan dengan penelitian dan penulisan tesis ini adalah
sebagai berikut:
1.Bersama-sama untuk melindungi serta merawat tempat-tempat yang bernilai sejarah
untuk dapat dijadikan asset budaya dari suatu masyarakat dan pemerintah
2. Mengembangkan sektor dalam bidang budaya dan kepariwisataan untuk
memperkenalkan asset sejarah yang ada kepada masyarakat luar
3. Untuk bidang pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar
yang sangat berarti bagi dunia pendidikan dalam penanaman nilainilai budaya tradisi
masyarakat yang terkandung dalam penelitian ini untuk generasi yang akan datang serta
mengembangkan sejarah kebudayaan lokal dalam pembelajaran.